Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Nature: National Academic Journal of Architecture

OPTIMALISASI PENCAHAYAAN ALAMI DENGAN USEFUL DAYLIGHT ILLUMINANCE PADA DESAIN RUMAH TOKO (RUKO) DI KOTA LHOKSEUMAWE Atthaillah, Atthaillah; Bakhtiar, Amril; Badriana, Badriana
Nature : National Academic Journal of Architecture Vol 6 No 1 (2019): Nature
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/nature.v6i1a2

Abstract

Abstrak_Penelitian ini menawarkan proposal Rumah Toko (Ruko) di Kota Lhokseumawe yang ramah terhadap cahaya alami, sehingga berkonsekuensi langsung untuk pengurangan energi.  Metode yang digunakan adalah melakukan simulasi komputer dengan menggunakan antar muka Rhinoceros, Grasshopper, Ladybug dan Honeybee.  Climate based daylight modeling (CBDM) dengan metrik Useful Daylight Illuminance (UDI) digunakan untuk membuktikan pengoptimalan cahaya alami yang sesuai dengan Kota Lhokseumawe.  Metrik UDI digunakan pada studi ini karena beberapa alasan, pertama, metrik ini menggunakan data meteorologi lokasi spesifik untuk simulasi pengukuran sehingga hasil yang diharapkan lebih akurat sesuai dengan lokasi geografis objek penelitian.  Kedua, metrik ini membuat kategori batas tidak memenuhi karena kurang cahaya yaitu kurang dari 100 Lux, range optimal antara 100-2000 Lux serta batas kelebihan cahaya diatas 2000 Lux.  Hal ini tentunya mendukung analisa hasil yang lebih baik dibandingkan dengan metrik Daylight Autonomy (DA) yang hanya menentukan batas bawah saja.  Diantara strategi-strategi yang kami implementasikan untuk memperbaiki kondisi pencahayaan alami adalah substraksi bangunan, efisiensi organisasi ruang, memberbesar window wall ratio (WWR), kulit ganda dan shading devices.  Hasil menunjukkan pencahayaan alami yang optimal dapat ditingkatkan dari 22 persen, pada Ruko eksisting, menjadi 73 persen per tahun pada desain proposal penelitian ini.Kata Kunci: Pencahayaan Alami; Useful Daylight Illuminance (UDI); Ruko; Rhinoceros & Grasshopper; Ladybug & Honeybee Abstract_ This study offered a daylight-friendly design of shophouse for Lhokseumawe, which it contributed to the immediate save of energy.  Method used was a computer simulation utilizing Rhinoceros, Grasshopper, Ladybug and Honeybee.  Climate based daylight modeling(CBDM) with Useful Daylight Illuminance (UDI) metric was adopted as a proving ground for a daylight optimization specifically for Lhokseumawe.  The UDI metric utilized were for several reasons, firstly, the metric used meteorogical data for a certain location for the daylight simulation, thus, it represented a more accurate result for a specific geographical location of the study.  Secondly, the metric made categorization for dissatisfactory of low daylight availability which was less than 100 Lux, the optimum range from 100 to 2000 Lux and excessive daylighting availability which falled above 2000 Lux.  Obviously, this supported a better analysis result compare to a Daylight Autonomy (DA) which utilized the minimum limit of the daylight for evaluation.  Among design strategies that implemented for a daylight-friendly design were building mass substraction, efficient space organization, enlarged window wall ratio (WWR), double skin and shading devices.  Result showed daylight optimization was improved from 22 percents, in an existing shophouse, to 73 percents annually with the proposal from this study. Keywords: Daylighting; Useful Daylight Illuminance (UDI); Shophouse, Rhinoceros & Grasshoppe;, Ladybug & Honeybee.
SIMULASI PENCAHAYAAN ALAMI SIANG HARI TERHADAP DESAIN FASAD (STUDI KASUS: GEDUNG LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS MALIKUSSALEH) Pinem, Leo Sani Muslim; Atthaillah, Atthaillah; Fahrizal, Effan; Saputra, Eri; Badriana, Badriana
Nature : National Academic Journal of Architecture Vol 9 No 1 (2022): June
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/nature.v9i1a6

Abstract

Abstrak_ Pencahayaan Alami Siang Hari (PASH) perlu diterapkan pada bangunan sebagai langkah awal penghematan energi pada bangunan dan peningkatan kinerja pengguna. Untuk mencapai PASH yang baik perlu dihadirkan desain fasad yang dapat mengoptimasi PASH. Penelitian ini dilakukan pada Gedung Laboratorium Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Indonesia. . Selanjutnya, studi ini mengadopsi Climate Based Daylight Modeling (CBDM) dengan metrik Useful Daylight Illuminance (UDI) sebagai kriteria PASH. Metrik PASH tersebut hanya efisien dan akurat dilakukan dengan metode simulasi komputasional. Studi ini menggunakan Daysim yang merupakan mesin simulasi PASH tahunan yang dikembangkan dari mesin simulasi Radiance. Mesin simulasi tersebut diakses melalui piranti Grasshopper dan Ladybug Tools. Hasil simulasi pada lantai 1 didapat nilai rata-rata UDI <100 Lux = 27,55%, UDI 100-2000 Lux = 62,89% dan terakhir UDI >2000 = 9,51%. Sedangkan Hasil simulasi pada lantai 2 didapat nilai rata-rata UDI <100 Lux = 26,01%, UDI 100-2000 Lux = 65,56% dan terakhir UDI >2000 = 8,38%. Hasil menunjukkan bahwa ada beberapa ruangan yang sama tidak mendapatkan PASH yaitu ruangan yang terletak di bagian dalam dan terhalangi oleh ruangan terluar. Sehingga hal ini perlu dilakukan optimasi kondisi PASH dengan cara memodifikasi desain fasad pada gedung laboratorium tersebut dengan tujuan kinerja PASH pada gedung menjadi lebih baik. Kesimpulan kategori yang didapat untuk PASH dari Gedung Laboratorium Teknik Elektro adalah 64,23% dan termasuk dalam Kategori Baik Kata kunci : Pencahayaan Alami Siang Hari; Simulasi Komputasi, Pemodelan PASH Berbasis Iklim; Desain Fasad; Iluminasi Cahaya Matahari Bermanfaat. Abstract_ Daylighting is required for a building as an initial step for energy saving and improvement of its users’ performance. To achieve good daylighting, it requires a proper façade design. This research investigated the Laboratory of Electrical Engineering building of Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Indonesia. Next, this study adopted Climate Based Daylight Modeling (CBDM) utilizing Useful Daylight Illuminance (UDI) metric as the criteria for the daylight performance. The metric calculation is only efficient and accurate using computational simulation. Also, this study utilized Daysim, the Radiance derivative, as the annual daylight simulation engine. The engine was accessible through the interface of Grasshopper and Ladybug Tools. The simulation results on the 1st floor obtained an average value of UDI <100 Lux = 27.55%, UDI 100-2000 Lux = 62.89% and UDI> 2000 = 9.51%. While the simulation results on the 2nd floor obtained an average value of UDI <100 Lux = 26.01%, UDI 100-2000 Lux = 65.56% and UDI> 2000 = 8.38%. Results showed several internal spaces had not obtained the daylight at all caused by its adjacent perimeter spaces that blocked the daylight. Therefore, it is required to optimize the façade design of the building by altering the façade of the laboratorium building for better daylight performance inside the spaces. The conclusion of the category obtained for PASH from investigated the Laboratory of Electrical Engineering building is 64,23% and is included in the good category Keywords: Daylighting; Computational Simulation; Climate Based Daylight Modeling; Facade Design; Useful Daylight Illuminance.
Tahap Identifikasi Awal Keaslian Artefak Budaya pada Elemen Struktur Rumoh Aceh Suhartina, Wijayanti; Atthaillah, Atthaillah; Mirsa, Rinaldi; Iqbal, Muhammad; Badriana, Badriana
Nature : National Academic Journal of Architecture Vol 11 No 1 (2024): June
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/nature.v11i1a3

Abstract

Abstrak_ Keberadaan rumoh Aceh ditemukan semakin langka, terutama rumoh Aceh yang masih digunakan sebagai hunian masyarakat. Saat ini rumoh Aceh yang bisa kita temukan adalah rumoh Aceh yang masih di huni, rumoh Aceh yang tidak di huni lagi, dan rumoh Aceh replika. Replika-replika rumoh Aceh dapat ditemui sebagai tempat kegiatan kebudayaan untuk waktu-waktu tertentu saja atau dipergunakan untuk museum. Penelitian ini melakukan investigasi terhadap rumoh Aceh yang masih digunakan sebagai hunian, yang tidak di huni lagi dan replika yang digunakan sebagai museum. Di prediksikan dimasa depan rumoh Aceh hanya ditemukan sebagai replikasi saja sehingga perlu usaha untuk memastikan orisinalitas yang pada penelitian ini melalui pengamatan elemen-elemen struktur penyusun rumoh Aceh. Tujuannya adalah untuk mengamati kualitas objek hasil replika dibanding dengan objek rumoh Aceh yang bukan replika. Adapun, metode survei, dan dokumentasi visual dengan foto dilakukan untuk mengamati kelengkapan elemen struktur berdasarkan pengamatan visual, pengukuran, observasi dan studi literatur. Hasil yang di dapat adalah membandingkan antara rumah yang bukan replika dengan rumah replika terhadap elemen-elemen penyusun struktur bangunan. Hasil ditemukan bahwa rumoh Aceh replika dalam hal ini rumoh Cut Nyak Meutia ditemukan tidak memiliki beberapa elemen struktur secara lengkap. Temuan ini diharapkan dapat dijadikan perhatian terutama dalam rangka usaha membuat replikasi-replikasi artefak budaya dengan tetap menjaga nilai-nilai dan kelengkapan penyusun bangunannya. Kata kunci: Rumoh Aceh; Elemen Struktur; Artefak Budaya; Rumah Adat Replika; Rumah Adat. Abstract_ Abstract_ The presence of traditional Acehnese houses, known as rumoh Aceh, is becoming increasingly scarce, particularly those that are still used as community residences. Currently, rumoh Aceh can be classified into three categories: those that are still inhabited, those that are abandoned, and replicas. Replicas of rumoh Aceh can be found as venues for cultural activities during certain times or used as museums. This research examines the use of rumoh Aceh as residences, as well as those that are no longer inhabited and replicas that are used as museums. The study aims to ensure the originality of rumoh Aceh by observing its structural elements. It is important to note that in the future, rumoh Aceh may only be found as replicas. The aim is to observe the quality of the replicated object compared to the non-replicated Aceh rumoh object. The survey method and visual documentation were used to observe these elements based on the literature. The study compared the structural elements of non-replica houses with those of replica houses. It was discovered that the replica of rumoh Aceh, specifically rumoh Cut Nyak Meutia, lacked some essential structural elements. This finding is significant, particularly in the context of preserving the values and completeness of cultural artifacts for replication efforts. Keywords: Rumoh Aceh; Structural Elements; Cultural Artefacts; Replica House; Traditional House.