Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search
Journal : Jurnal Kesehatan Olahraga

PERBANDINGAN HASIL KAPASITAS AEROBIK (VO2MAX) PADA ATLET KARATE PUTRA UNDER-SENIOR NOMOR KUMITE ANTARA DOJO SMANEKA KABUPATEN KEDIRI DAN PUSLATDA JATIM AULYA NOVIARY, NADYA; AZIZ HAKIM, ABDUL
Jurnal Kesehatan Olahraga Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Jurnal Kesehatan Olahraga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPertandingan karate PADA kategori kumite (Pertarungan) MEMBUAT Pertandingan gerak atlet Membutuhkan KECEPATAN Saat Pukulan, Membutuhkan kekuatan PADA Saat Tendangan, Membutuhkan Daya tahan Tubuh Yang Tinggi Shalat Satu persyaratan Fisik Yang Penting hearts Olahraga Adalah Kapasitas aerobik ATAU VO2max . VO2Max sangat berperan penting dalam olahraga karena dapat membantu dalam pemilihan program pelatihan yang tepat bagi para atlet sehingga bermanfaat dalam menunjang prestasi atlet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perbedaan VO2Max antara PUSLATDA JATIM dan Dojo SMANEKA Kab. Kediri. Pada penelitian deskriptif kuantitatif ini menggunakan jenis penelitian non eksperimen. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Kandat Kab. Kediri dengan melibatkan data PUSLATDA JATIM, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat perbedaan VO2Max antara PUSLATDA JATIM dan Dojo SMANEKA Kab. Kediri. Subjek dari penelitian ini adalah 5 atlit kumite putra di bawah - senior PUSLATDA JATIM dan 5 atlit kumite putra di bawah - senior Dojo SMANEKA. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan tes MFT ( uji coba multistage) dengan panjang lintasan 20 meter dan dilakukan selama satu hari. Teknik analisis data menggunakan Uji t - Beda. Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data independent sample t-test menunjukkan itu hasil dari Sig. (2-tailed) PUSLATDA JATIM sebesar 0,000 lebih kecil dari ? = 0,05, dan untuk Dojo SMANEKA dapat dimiliki Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 lebih kecil ? = 0,05, jadi berarti H0 ditolak dan diterima H1, dapat disingkirkan yang sesuai dengan kapasitas aerobik VO2Max antara PUSLATDA JATIM dan Dojo SMANEKA. Nilai tersebut juga dapat dilihat dari nilai rata-rata yaitu sebesar 48.100 untuk PUSLATDA JATIM dan 43.880 untuk Dojo SMANEKA. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa VO2Max PUSLATDA JATIM lebih baik dari VO2Max Dojo SMANEKA. Kata kunci : Karate, Kumite, VO2Max AbstrakKarate competition in the category of kumite (fight) when doing athletic motion activities required speed at the blow, strength at the kick and high endurance when playing for a long time. One of the important physical conditions in sports was aerobic capacity or VO2Max. VO2Max was an important role in sports because it could help in choosing the right training program for athletes so that it was useful in supporting athlete achievement. This study aimed to determine whether there were differences in VO2Max level between PUSLATDA East Java and SMANEKA Dojo District Kediri. In this quantitative descriptive research using non-experimental type. This research was conducted at SMAN 1 Kandat District Kediri with a comparison of data from East Java PUSLATDA, with the aim to find out the difference in VO2Max levels between PUSLATDA JATIM and SMANEKA Dojo District Kediri. The subjects of this study were 5 male kumite athletes under-senior PUSLATDA JATIM and 5 male kumite athletes under-senior Dojo of SMANEKA. The instrument in this study used the MFT (multistage fitness test) with a track length of 20 meters and was carried out for a day. Data analysis techniques using the t-different test. Based on the results of this research and data processing independent sample t-test showed that the results of Sig. (2-tailed) PUSLATDA JATIM was 0,000 smaller than ? = 0.05, and for SMANEKA Dojo, Sig. (2-tailed) of 0,000 smaller than ? = 0.05, it means H0 was rejected and H1 was accepted, so it concluded that there was a difference in VO2Max aerobic capacity between East Java PUSLATDA and Dojo SMANEKA. The difference also could be seen from the average of 48,100 for East Java PUSLATDA and 43,880 for Dojo SMANEKA. Based on these results it could be seen that the level of VO2Max PUSLATDA JATIM is better than Dojo SMANEKA.Kata kunci : Karate, Kumite, VO2Max .
ANALISIS TINGKAT KONDISI FISIK DALAM MEMPEROLEH MEDALI EMAS CABANG OLAHRAGA KARATE -60 KG KUMITE PUTRA PADA ASIAN GAMES 2018 DI INDONESIA SEPTYANI, WINDY; AZIZ HAKIM, ABDUL
Jurnal Kesehatan Olahraga Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Jurnal Kesehatan Olahraga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakKondisi fisik merupakan aspek penting dan menjadi dasar atau pondasi dalam penguasaan teknik, taktik, strategi dan mental. Melalui latihan kondisi fisik kebugaran jasmani siswa dapat dipertahankan atau ditingkatkan, baik berhubungan dengan ketrampilan maupun dengan kesehatan secara umum. Kondisi fisik merupakan unsur yang sangat penting didalam seluruh cabang olahraga. Oleh karena itu latihan kondisi fisik perlu mendapatkan perhatian yang serius direncanakan dengan matang dan sistematis, sehingga tingkat kesegaran jasmani dan kemampuan alat-alat tubuh lebih baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kondisi fisik yang menentukan tingkat keberhasilan dalam memperoleh medali emas cabang olahraga karate nomor kumite putra -60 kg pada Asian games 2018 di Indonesia. penelitian ini mengunakan jenis penelitian non-eksperimen dengan metode penelitian analisis deskriptif kuantitatif. Dalam penelitian ini peneliti tidak menggunakan populasi maupun sampel, tetapi peneliti menggunakan subjek dan objek penelitian. Subjek dalam penelitian ini merupakan karateka pada nomor kumite putra. Adapun objek yang akan diteliti adalah hasil tes fisik cabang olahraga karate nomor kumite putra pada babak final Asian Games tahun 2018 di Indonesia. Penelitian ini menggunakan instrument non tes yaitu dengan hasil observasi. Dilihat dari deskripsi hasil penelitian di atas yang menunjukkan hasil dari masing-masing instrument tes yang dilaksanakan di KONI Jawa Timur menunjukkan bahwa terdapat beberapa tes yang menunjang penampilan Rifky dalam ajang Asian Games sehingga memperoleh medali emas pada kelas -60 kg Senior putra, diantaranya adalah tes sprint 20 meter yang mencapai target tes dengan nilai 3 detik. Kemudian tes single leg squat dengan hasil (kanan) 30 kg dan (kiri) 30 kg. Tes Hamstring juga sangat menunjang penampilan Rifky, yaitu dengan hasil 6 kali melakukan tes hamsvvtring. Kemudian tes square Jump juga sangat berpengaruh pada penampilan Rifky. Pada tes tersebut Rifky memperoleh nilai tes Square Jump, yaitu dalam waktu 30 detik Rifky memperoleh nilai sebanyak 30 kali.Kata kunci : Kondisi fisik, karate, kumite -60 kgAbstractPhysical condition was an important aspect and the basis or foundation of mastery of techniques, tactics, strategy and mentality. Through exercise physical condition physical fitness students could be maintained or improved, both related to the skills and with general health. Physical condition was a very important element in all sports. Therefore physical condition training needs to get serious attention planned carefully and systematically, so that the level of physical fitness and the ability of body tools were better. The purpose of this study was to analyze the physical conditions that determine the level of success in obtaining a gold medal in the karate sport mens kumite number -60 kg at the 2018 Asian games in Indonesia. This research uses non-experimental research with quantitative descriptive analysis research methods. In this study researchers did not use populations or samples, but researchers used research subjects and objects. The subjects in this study were karateka in mens kumite numbers. The objects to be examined were the results of the physical test for male kumite karate sport at the 2018 Asian Games final round in Indonesia. This study used a non-test instrument which the result of observation. Judging from the description of the results of the research above which appeared the results of each test instrument carried out at KONI East Java appearanced that there were several tests that support the appearance of Rifky in the Asian Games event so as to obtain a gold medal in the ens senior -60 kg class, including the sprint test 20 meters that reached the test target with a value of 3 seconds. Then a single leg squat test with results (right) 30 kg and (left) 30 kg. Hamstring test was also very supportive of the appearanced of Rifky, namely the results of 6 times the hamstring test. Then the Square Jump test was also very influential on the appearance of Rifky. In the test, Rifky got a Square Jump test score, which was, within 30 seconds, Rifky scored 30 times.Keywords: Physical condition, karate, kumite -60 kg
PROFIL KONDISI FISIK ATLET SEPAK TAKRAW PUTRA ASIAN GAMES 2018 DAN UKM UNESA SYAIFUDDIN, MUHAMMAAD; AZIZ HAKIM, ABDUL
Jurnal Kesehatan Olahraga Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Jurnal Kesehatan Olahraga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kondisi fisik merupakan salah satu persyaratan yang sangat diperlukan dalam setiap usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan dasar landasar titik tolak suatu awalan olahraga prestasi. Kondisi fisik adalah satu kesatuan yang utuh dari komponen-komponen kondisi fisik yang tidak dapat dipisahkan baik peningkatan maupun pemeliharaanya, beberapa komponen kondisi fisik yaitu daya tahan, kekuatan, kecepatan dan kelincahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kondisi fisik atlet sepaktakraw putra Asian Games 2018 dan Unit Kegiatan Mahasiswa UNESA. Subjek penelitian ini adalah atlet sepaktakraw putra Asian Games 2018 dan atlet sepaktakraw putra Unit Kegiatan Mahasiswa UNESA dengan jumlah keseluruhan sampel yaitu 20 atlet dari dua kelompok yang berbeda. Pendekatan dalam analisa ini yaitu menggunakan pendekatan analisis data sekunder untuk atlet Asian Games 2018 dan jenis penelitian non eksperimen yang menggunakan pendekatan kuantitatif untuk atlet Unit Kegiatan Mahasiswa UNESA. Sedangkan proses pengambilan data dilakukan dengan menggunakan item tes push-up, sit,up, speed, shuttle run dan VO2Max. Hasil analisa yang didapat bahwa atlet sepaktakraw putra Asian Games 2018 pada kategori kekuatan (push-up) rata-rata sebesar 38 masuk dalam ketegori baik, rata-rata kekuatan (sit-up) sebesar 45 masuk dalam kategori baik sekali, rata-rata kecepatan (speed) sebesar 2,97 detik masuk dalam kategori sedang, rata-rata kelincahan (shuttle run) sebesar 10,54 detik masuk dalam kategori baik sekali, rata-rata daya tahan (bleep test) sebesar 51,3 masuk dalam kategori baik. Sehingga dapat dilihat kondisi fisik atlet sepaktakraw putra Asian Games 2018 rata-rata masuk dalam kategori baik sekali. Sedangkan Hasil analisa yang didapat untuk atlet sepaktakraw putra unit kegiatan mahasiswa UNESA pada kategori kekuatan (push-up) rata-rata sebesar 36 masuk dalam ketegori baik, rata-rata kekuatan (sit-up) sebesar 42 masuk dalam kategori baik sekali, rata-rata kecepatan (speed) sebesar 3,71 detik masuk dalam kategori kurang, rata-rata kelincahan (shuttle run) sebesar 11.48 detik masuk dalam kategori baik sekali, rata-rata daya tahan (bleep test) sebesar 42,22 masuk dalam kategori baik. Sehingga dapat dilihat kondisi fisik atlet sepaktakraw putra unit kegiatan mahasiswa UNESA rata-rata masuk dalam kategori baik.
PROFIL INDEKS MASSA TUBUH PADA ATLET TIM NASIONAL ASIAN GAMES 2018 TRISNO WIBOWO, EKO; AZIZ HAKIM, ABDUL
Jurnal Kesehatan Olahraga Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Jurnal Kesehatan Olahraga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKIndeks Massa Tubuh (IMT) adalah nilai yang di ambil dari perhitungan antara berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) seseorang. IMT dapat menjadi indikator atau menggambarkan kadar adiposit dalam tubuh seseorang. IMT juga berkaitan dengan status gizi seseorang, dimana status gizi dapat menentukan peforma atlet dalam pertandingan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil analisis IMT pada atlet Asian Games 2018 sebagai salah satu cara pemetaan atlet nasional dengan mengetahui komposisi tubuh sesuai cabor masing masing. Sampel: Subjek pada penelitian ini adalah seluruh atlet kontingen tim Indonesia pada Asian Games 2018 yang berjumlah 938 atlet. Metode: Penelitian ini menggunakan metode ex post facto. Instrumen penelitian ini menggunakan tes antropometri meliputi berat badan dan tinggi badan yang merupakan syarat untuk menentukan Klasifikasi Indeks Massa Tubuh, setelah itu hasil dari data tersebut akan di analisa menggunakan analisis deskriptif. Hasil: Pada Cabang olahraga beladiri memiliki indeks massa tubuh dengan rata-rata 23,42. Pada cabang olahraga permaianan memiliki rata-rata Indeks massa tubuh 22,65. Pada olahraga keterampilan memiliki rata-rata indeks massa tubuh 24,36. Kesimpulan: IMT merupakan salah satu indikator untuk menentukan peforma dan prestasi atlet, dengan setiap cabang olahraga yang memiliki kebutuhan Indeks massa tubuh yang berbeda-beda. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih mendalam untuk mengetahui korelasi Indeks massa tubuh dengan prestasi atlet Kata kunci: Asian Games 2018 Indeks Massa Tubuh, Tinggi Badan, Berat Badan.ABSTRACTBody massa index(BMI) is the value taken from the calculation between a persons body weight and height. BMI can be an indicator or describe adipocyte levels in a persons body. BMI is also related to a persons nutritional status, where nutritional status can determine the performance of an athlete in a match. Objective: This study aims to determine the results of BMI analysis inathletes Asian Games 2018as one way of mapping national athletes by knowing body composition according to their respective sports. Sample: The subjects in this study were all Indonesian team contingent athletes at theAsian Games 2018 which numbered 938 athletes. Method: This study uses the method ex post facto. The instrument of this study uses anthropometric tests covering body weight and height which is a requirement to determine BMI, after which the results of the data will be analyzed using descriptive analysis. Results: Martial arts has a body mass index with an average of 23.42. In the game of sports has an average body mass index of 22.65. In sports skills have an average body mass index of 24.36. Conclusion: BMI is one indicator to determine the performance and achievements of athletes, with each sport having different BMI needs. For this reason, it is necessary to do more in-depth research to determine the correlation between BMI and athletes performance. Keywords: Asian Games 2018, Body Mass Index, Height, Weight.
ANALISIS PEROLEHAN ANGKA NOMOR DOUBLE EVENT PADA CABANG OLAHRAGA SEPAKTAKRAW (STUDI KASUS FINAL ASEAN SCHOOL GAMES 2019 INDONESIA VS THAILAND) WIDYA KARTIKA, CORRY; AZIZ HAKIM, ABDUL
Jurnal Kesehatan Olahraga Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Jurnal Kesehatan Olahraga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sepak takraw adalah jenis permainan yang telah berkembang banyak dikenal dimasyarakat Indonesia. Sepaktakraw mempunyai beberapa nomor kompetisi salah satunya adalah nomor double event. Pada tahun 2019 Indonesia memperoleh medali emas pada ajang Asean School Games yang diadakan disemarang setelah 11 tahun tidak pernah mendapatkan medali emas di nomor double event. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana perolehan angka pada nomor double event ini. Penelitian menggunakan metode survey yang bersifat eksploratif. Penelitian ini menggunakan subjek 6 pemain yang masuk final 2 pemain inti 1 pemain cadangan. Instrument data menggunakan chek list observation. Teknik analisis data menggunakan perhitungan presentase. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hasil presentase terbesar diperoleh dari smash rolling 88%, kemudian presentase kedua dari kesalahan lawan sebesar 23% dan untuk smash kedeng sebesar 44%, presentase perolehan angka terkecil didapatkan dari blok dan sepakmula. Service 25% serta blok 9%. Kata Kunci: Smash, Service, Blok
PENGARUH PEMULIHAN AKTIF JOGGING TERHADAP TINGKAT DENYUT NADI SETELAH AKTIVITAS SUBMAKSIMAL PADA SISWA SMKN 1 DRIYOREJO KABUPATEN GRESIK SUBRATA, ENES; AZIZ HAKIM, ABDUL
Jurnal Kesehatan Olahraga Vol 7, No 2 (2019): Edisi Juli 2019
Publisher : Jurnal Kesehatan Olahraga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jogging salah satu bentuk variasi dari pemulihan aktif setelah melakukan aktivitas fisik. Banyak kejadian yang terjadi, setelah melakukan aktivitas fisik selalu identik terjadi pemulihan pasif dengan langsung duduk dan tidur terlentang. Hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman tentang pemulihan aktif setelah beraktivitas fisik. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemulihan aktif jogging terhadap tingkat denyut nadi setelah aktivitas submaksimal. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Pengambilan data dengan melakukan pengukuran denyut nadi data pretest dan posttest. Hasil penelitian ini adalah berdasarkan dari rata-rata pretest mencapai 156,67, posttest mencapai 125. Selisih rata-rata mencapai 31,67 bpm, sehingga kenaikan persentase sebesar 20,14 %. Hasil ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan terhadap tingkat denyut nadi setelah aktivitas submaksimal pada siswa SMKN 1 Driyorejo Kabupaten Gresik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemulihan aktif jogging dapat menurunkan denyut nadi setelah aktivitas submaksimal. Kata Kunci : pemulihan, jogging, denyut nadi
ANALISIS TINGKAT KECEMASAN, KEPERCAYAAN DIRI DAN MOTIVASI ATLET FUTSAL CHILDROOM DI BANGKALAN SAAT MENJELANG PERTANDINGAN SOLEH, BADRUS; AZIZ HAKIM, ABDUL
Jurnal Kesehatan Olahraga Vol 7, No 2 (2019): Edisi Juli 2019
Publisher : Jurnal Kesehatan Olahraga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setiap atlet futsal pasti mengalami gejolak mental pada saat menjelang pertandingan. Mental yang biasanya muncul pada diri atlet adalah kecemasan, kepercayaan diri dan motivasi yang biasanya muncul pada saat menjelang pertandingan. Penelitian ini bertujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kecemasan, kepercayaan diri dan motivasi pada atlet futsal saat menjelang pertandingan. Sasaran penelitian adalah 14 atlet laki-laki futsal Childroom. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Instrument yang digunakan berupa angket. Data yang dikumpulkan melalui angket dan dianalisis dengan menggunakan persentase secara manual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa tingkat kecemasan atlet futsal Childroom saat menjelang pertandingan sebesar 54,09% dengan kategori sedang, tingkat kepercayaan diri sebesar 66,75 dengan kategori tinggi dan motivasi sebesar 85,16 dengan kategori sangat tinggi. Kata Kunci: Kecemasan, kepercayaan diri, motivasi, menjelang pertandingan
PERBANDINGAN HASIL KONDISI FISIK KECEPATAN DAN TINGGI LOMPATAN PERGURUAN KARATE INKANAS DAN PERGURUAN KARATE INKAI ATLET PUTRA KOTA PASURUAN USIA 16-19 TAHUN FIRMANYAN SYAH, MUHAMMAD; AZIZ HAKIM, ABDUL
Jurnal Kesehatan Olahraga Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Jurnal Kesehatan Olahraga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Karate merupakan salah satu cabang olahraga prestasi yang ada di Indonesia. Karate merupakan sebuah metode khusus untuk mempertahankan diri melalui penggunaan anggota tubuh yang terlatih secara baik dan alami yang didasari dan bertujuan sesuai nilai filsafat timur. Karate terbagi menjadi 2 yaitu: kata dan kumite. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Perbandingan Hasil Kondisi Kecepatan dan Tinggi Lompatan Karate Perguruan INKAI Dan Perguruan INKANAS Kota Pasuruan Putra Usia 16-19 Tahun setelah menjalankan sekali perlakuan. Penelitian ini didasari belum diketahuinya Perbandingan Hasil Kondisi Fisik Kecepatan Dan Tinggi Lompatan Atlet Karate Perguruan INKAI Dan Perguruan INKANAS Kota Pasuruan. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan desain penelitian post test. Sampel penelitian ini adalah 10 Atlet Karate Perguruan INKAI dan 10 Atlet Karate Perguruan Karate INKANAS Kota Pasuruan Putra Usia 16-19 Tahun. Hasil penelitian menunjukan adanya perkembangan persiapan kondisi fisik: (1) Hasil dari Sig. (2-tailed) pada perguruan INKAI sebesar 0,604 atau 0,604 < 0,05,dan untuk perguruan INKANAS dapat diketahui Sig. (2-tailed) sebesar 0,604 atau 0,604 < 0,05, data tersebut dapat diambil kesimpulan terjadinya signifikan dan rata-rata hasil post test kecepatan untuk perguruan INKAI 5,3680 detik masuk dalam kategori (kurang), dan rata-rata hasil post test untuk perguruan INKANAS 5,2500 detik masuk dalam kategori (kurang).(2) Hasil dari Sig. (2-tailed) pada perguruan INKAI sebesar 0,003 atau 0,003<0,05 dan untuk perguruan INKANAS dapat diketahui Sig. (2-tailed) sebesar 0,004 atau 0,004 < 0,05, data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa terjadinya signifikan dan rata-rata hasil post test untuk perguruan INKAI 46,90 cm masuk dalam kategori (cukup baik) dan rata-rata hasil post test untuk perguruan INKANAS 57,00 cm masuk dalam kategori (baik) Kesimpulan dari keseluruhan tes menunjukan adanya perbedaan yang signifikan dari tes kecepatan dan Tinggi Lompatan untuk perguruan karate INKAI dan perguruan karate INKANAS. Dari dua variabel penelitian dengan jumlah data 20 dan taraf signifikasi 5% atau 0,05 (dua sisi 0,25) di dapatkan nilai t tabelnya adalah sebesar 2.10092. Kata kunci: Karate, Kecepatan, Tinggi Lompatan Abstract Karate is a branch of achievement sports in Indonesia. Karate is a special method of self-defense through the use of well-trained and natural limbs that are based and aimed at the values ??of eastern philosophy. Karate is divided into 2 namely: word and kumite. The purpose of this study was to determine the Comparison of Speed ??and High Speed ??Conditions in the Karate Leap of INKAI and INKANAS College Pasuruan Putra Age 16-19 Years after undergoing one treatment. This research is based on the unknown of the Comparison of Physical and Speed ??Speed ??Physical Condition Result of INKAI College and INKANAS College of Pasuruan City. This research method uses quantitative descriptive research post test design. The sample of this study was 10 INKAI College Karate Athletes and 10 INKANAS Karate College Karate Athletes in the City of Pasuruan Men Ages 16-19 Years. The results showed the development of physical condition preparation: (1) Results from Sig. (2-tailed) at INKAI colleges by 0.604 or 0.604 <0.05, and for INKANAS colleges, Sig. (2-tailed) of 0.604 or 0.604 <0.05, the data can be concluded that a significant occurrence and average speed post test results for INKAI 5.3680 seconds are included in the (less) category, and the average post test results for INKANAS universities, 5,2500 seconds are included in the (less) category. (2) Results from Sig. (2-tailed) at INKAI colleges with 0.003 or 0.003 <0.05 and for INKANAS colleges, Sig. (2-tailed) of 0.004 or 0.004 <0.05, these data can be concluded that the occurrence of significant and average post-test results for INKAI colleges 46.90 cm included in the category (quite good) and the average post-test results for INKANAS colleges 57.00 cm included in the category (good) The conclusions of the whole test showed a significant difference from the speed and High Jump tests for INKAI karate colleges and INKANAS karate colleges. Of the two research variables with the amount of data 20 and the significance level of 5% or 0.05 (two sides 0.25) the t value of the table is 2.10092. Keywords: Karate, Speed, Leap height
SURVEI PERKEMBANGAN OLAHRAGA TRADISIONAL DI KABUPATEN TUBAN , KASYANTO; AZIZ HAKIM, ABDUL
Jurnal Kesehatan Olahraga Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Jurnal Kesehatan Olahraga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Olahraga tradisional merupakan permainan rakyat yang berkembang dirakyat. Olahraga tradisional adalah suatu kultur budaya yang menjadi ciri khas suatu Negara. Pada masa sekarang ini dimana generasi sekarang lebih menyukai media sosial atau dunia IT dibandingkan dengan bermain olahraga tradisional. kejadian ini sungguh mengkhawatirkan untuk generasi selanjutnya karena jika anak muda sekarang kurang berpartisipasi bahkan bersikap acuh terhadap olahraga tradisional maka kemungkinan terburuk yaitu hilangnya permainan khas Negara ini. Di Kabupaten Tuban olahraga tradisional berkembang ketika masyarakat pesisir utara mengadakan lomba siapa yang menang akan mendapatkan ikan yang di kenal dengan sebutan gulat pathol, dari hal itu Kabupaten Tuban mulai mengembangkan olahraga tradisional. Ada beberapa cabang olahraga tradisional yang berkembang di Tuban yaitu, gobak sodor, sumpitan, dagongan, terompah panjang, egrang, tarik tambang, nyunggi tampah, dan balap karun dan ada juga pencak dor serta gulat pathol yang menjadi ikon di Kabupaten Tuban. Perkembangan olahraga tradisional bisa dikatakan baik karena di lihat dari prestasi yang diperoleh, Kabupaten Tuban di Tahun 2016 sumpitan menjadi juara harapan I, tapi di tahun 2018 olahraga sumpitan mendapat juara III tingkat Nasional. Dan olahraga gulat pathol meraih juara I tingkat nasional selanjutnya mewakili Indonesia di vestifal olahraga tradisional di Malaysia. Kata Kunci : Olahraga tradisional, perkembangan, Kabupaten Tuban,
ANALISIS STATUS DEHIDRASI SISWA EKSTRA FUTSAL SMP DI BOJONEGORO DITINJAU DARI IMT DAN KEBIASAAN PERILAKU MINUM IMAM TAUCHID, MUHAMMAD; AZIZ HAKIM, ABDUL
Jurnal Kesehatan Olahraga Vol 8, No 3 (2020)
Publisher : Jurnal Kesehatan Olahraga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Mengkonsumsi air mineral diatur oleh kementerian kesehatan, namun jumlah air yang dikonsumsi masyarakat masih kurang dari kebutuhan harian mereka. Hal ini dibuktikan oleh Herdiansyah (2010: 4) mengungkap bahwa 46,1% subjek yang diteliti mengalami kekurangan air. Kejadian ini lebih tinggi terjadi pada remaja usia 15-18 tahun yaitu 49,5% dibandingkan dengan orang dewasa usia 25-55 tahun yaitu 42,5%. Pada olahragawan/ atlet tentu mengkonsumsi air secara teratur dapat meningkatkan performa mereka. Kehilangan cairan saat berolahraga terjadi dengan berbagai mekanisme, salah satu melalui keringat pada individu yang aktif, kecepatan produksi keringat mencapai 3-4 liter per jam (Rismayanti, 2012: 6). Untuk mengatasi kehilangan cairan yang berdampak dehidrasi maka atlet harus selalu menjaga dirinya untuk tetap tercukupi cairan dalam tubuhnya. Berdasarkan hasil observasi pada atlet ekstra futsal tingkat SMP di Bojonegoro, banyak atlet meremehkan kebiasaan mengkonsumsi air ketika berlatih. Maka perlu dilakukan penelitian tentang status dehidrasi siswa ekstra futsal SMP di Bojonegoro ditinjau dari IMT dan kebiasaan perilaku minum. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah status dehidrasi siswa ekstra futsal SMP di Bojonegoro ditinjau dari IMT dan kebiasaan perilaku minum mereka . Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status dehidrasi siswa ekstra futsal SMP di Bojonegoro ditinjau dari IMT dan kebiasaan perilaku minum. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif atau describe, menggunakan pendekatan cross-sectional serta metode survey. Menggunakan instrument penelitian berupa angket kebiasaan perilaku minum dan PURI (Periksa Urin Sendiri). Pada hari pertama hanya diberikan pengarahan untuk mengkonsumsi air tanpa memberi tahukan ukuran yang sesuai dengan mereka, dan pada hari kedua diberikan pengarahan. Hasilnya terdapat kenaikan, terdapat 4 orang yang memiliki status dehidrasi baik menjadi 25 orang yang memiliki status dehidrasi baik dengan persentase 13,6% menjadi 83,4%. Pada IMT dan kebiasaan perilaku minum tidak memiliki pengaruh pada status dehidrasi. Kata Kunci : Status Dehidrasi, IMT (Indeks Massa Tubuh), Kebiasaan Perilaku Minum