Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Phytochemicals and Antioxidant of Seaweed Tea Padina Australis Rachmawati, Nandya Fitri; Nuryanti, Ika Faiz; Adharani, Nadya
International Journal of Marine Engineering Innovation and Research Vol 6, No 4 (2021)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.345 KB) | DOI: 10.12962/j25481479.v6i4.11636

Abstract

seaweed contains bioactive compounds that can be used to support human health. One of the seaweeds that are widely found in Indonesia is seaweed / brown algae. An example of brown algae, one of which is Padina australis. Padina australis is a seaweed that contains many bioactive compounds, such as alkaloids, flavonoids, saponins, tannins, and antioxidants. However, Padina australis is not widely applied and used in processed food products. So in seaweed research, Padina australis is used as seaweed tea. In this study, Padina australis seaweed tea was carried out the difference in length of immersion with hot water and the treatment of immersion time is 0 minutes, 5 minutes, 10 minutes, and 15 minutes. The bioactive compounds studied are alkaloids, flavonoids, saponins, tannins, and antioxidant activity. The results showed that the difference in immersion time there are bioactive components in the form of phytomias contained in Padina australis tea, among others: alkaloids, flavonoids, tannins, and saponins in each treatment (0 minutes, 5 minutes, 10 minutes, and 15 minutes). In the test the highest antioxidant activity on P4 treatment (15 minutes) was 47.7% and for the lowest on treatment P2 (5 minutes) by 44.8%.
Characterization of Fermented Product from Shrimp Waste and Anchovy (Stolephorus sp.) Siti Tsaniyatul Miratis Sulthoniyah; Nandya Fitri Rachmawati; Cici Agustin; Susi Santi; Yoga Aditya
Berkala Perikanan Terubuk Vol 50, No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/terubuk.50.1.1377-1383

Abstract

The abundance of shrimp waste is a problem that has not yet been completely resolved and research is still ongoing. One effort that can overcome this problem is to use it as a raw material for making shrimp paste. The purpose of this research was to utilize shrimp shell waste as a food additive.  The research method used was experimental with five treatments, namely A1B1 (0:100), A2B2 (25:75), A3B3 (50:50), A4B4 (75:25) and A5B5 (100:0). Meanwhile, storage time was P1 (1 day), P2 (4 day), P3 (7 day) and P4 (30 day). The tested parameters were moisture content, pH and organoleptic (descriptive).  The results showed that the best formulation was the ratio of shrimp shell waste and anchovy of 25:75 (A2B2) with P3 storage time. The value of moisture content was 8.1% and pH was 7,3.  The smell of shrimp paste was not too strong with a reddish yellow color and a slightly rough texture.
Effect of Differences in Temperature and Storage Time on The Number of Microbes in Fresh Lemuru Fish (Sardinella lemuru) Nandya Fitri Rachmawati; Siti Tsaniyatul Miratis S.
International Journal of Marine Engineering Innovation and Research Vol 7, No 1 (2022)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (111.631 KB) | DOI: 10.12962/j25481479.v7i1.12458

Abstract

lemuru fish is a pelagic fish that is widely found in Indonesian waters that have an economical selling price. Fish is a food that is easily damaged so it requires good and correct handling. The purpose of this study was to determine the effect of temperature and storage time on the number of microbes in fresh lemuru fish. This study uses a quantitative research design. The treatment in this study was carried out with 2 treatments of differences in temperature and time. The number of microbes obtained at 00C at storage time for 0 hours (10,1 x 104 colonies / ml), 24 hours (8,8 x 104 colonies / ml), and 48 hours (6,3 x 104 colonies/ml). At 50C at storage time for 0 hours (10,2 x 104 colonies/ml), 24 hours (9,8 x 104 colonies/ml), and 48 hours (9,0 x 104 colonies/ml). At 270C at storage time for 0 hours (10,4 x 104 colonies/ml), 24 hours (23,3 x 104 colonies/ml), and 48 hours (29,8 x 104 colonies/ml). In conclusion, the longer the storage time of lemuru fish with low temperatures, the number of microbes that grow is small.
Preservation of Lemuru (Sardinella lemuru) by Salting and Drying Methods at Istana Muncar Ikan SMEs of Banyuwangi District Nandya Fitri Rachmawati
Journal of Aquaculture Development and Environment Vol 4, No 2 (2021): Journal Of Aquaculture Development And Environment
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jade.v4i2.4840

Abstract

Lemuru (Sardinella lemuru)is the most catches in Banyuwangi. This fish called pelagic fish that swim on the surface of the sea. The abundance of lemuru catch makes this fish have a role and benefit for the society. However, fish is also quickly to spoil after harvesting. Without the preservation process, the fish is only suitable for consumption within a day after being caught. Various preservation methods have been carried out, one of which is salting and drying aimed to reduce the moisture content in the fish body, so that didn’t give chance for microorganism to breed and didn’t affect the fish quality. This study was used descriptive method with data collection techniques through primary data and secondary data. Data collection carried out with observation, interview, active participation and literature study. Research result in Istana Muncar Ikan Banyuwangi SMEs included raw material used in food processing in SMEs was lemuru (Sardinella lemuru) obtained from Muncar Port. The fish was treated with brining method by soaking fish of dilute salt solution of 30-35% from total weight of fish. After brining, drying process was carried out under the sun for 1 day and dried salted fish produced, has distinctive smell, salty taste, normal colour, also good shape. Salt content of 13-17% by weight of salted dried fish.
IDENTIFIKASI KANDUNGAN FORMALIN DAN BORAKS PADA IKAN ASIN DI PASAR TRADISIONAL KARANGREJO KECAMATAN BANYUWANGI Siti Tsaniyatul Miratis Sulthoniyah; Nandya Fitri Rachmawati
JURNAL LEMURU Vol 4 No 2 (2022): Jurnal LEMURU: Jurnal Ilmu Perikanan dan Kelautan Indonesia
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Perikanan|Fakultas Pertanian|Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/lemuru.v4i2.2088

Abstract

Ikan asin merupakan salah satu produk olahan hasil perikanan yang mudah ditemukan pada hampir seluruh Indonesia. Kemudahan dalam pembuatan dan penyimpanan membuat banyak nelayan memilih cara tersebut guna mengawetkan ikan. Namun, karena ikan merupakan salah satu pangan yang mudah rusak membuatnya menjadi tidak memiliki daya tahan yang lama sehingga membuat produsen mencari cara untuk mengawetkan dengan harga yang murah. Salah satunya dengan menggunakan bahan tambahan pangan yang dilarang penggunaannya, yaitu formalin dan boraks. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada dan tidaknya kandungan formalin dan boraks di ikan asin yang dijual di Pasar Karangrejo Kecamatan Banyuwangi. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode simple random sampling dengan mengambil ikan asin berbagai jenis di Pasar Tradisional Karangrejo. Sampel kemudian dilakukan uji formalin dengan Kit Formalin dan larutan Kalium Permanganat (KMnO4), sedangkan uji boraks dilakukan dengan menggunakan Kertas Turmerik. Hasil uji Formalin menunjukkan bahwa masih ditemukan adanya penggunaan formalin dan boraks pada ikan asin yang dijual di pasar tradisional Karangrejo, Kecamatan Banyuwangi.
PENERAPAN PROSES PEMBEKUAN SEAFOOD DENGAN KONSEP HACCP PT ISTANA CIPTA SEMBADA (ICS) Susi Santi; Megandhi Gusti Wadhana; Nandya Fitri Rachmawati
JURNAL LEMURU Vol 4 No 1 (2022): Jurnal LEMURU: Jurnal Ilmu Perikanan dan Kelautan Indonesia
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Perikanan|Fakultas Pertanian|Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/lemuru.v4i1.2354

Abstract

Bahan baku yang masuk pabrik, melalui proses produksi, sampai pendistribusian dan konsep HACCP pada umumnya di terapkan dalam proses pengolahan produk pada industri skala besar. Salah satu perusahaan yang menjaga konsistensi mutu produk dan menerapkan konsep HACCP dalam seluruh proses pengolahan makanan yaitu PT. Istana Cipta Sembada (ICS). Data dapatkan dengan cara wawancara dan menganalisis secara langsung di lapangan berdasarkan bimbingan ibu Fahmi selaku koordinator CCP. Hasil Praktik Kerja Lapang (PKL) yaitu berdasarkan pengamatan dan bimbingan ibu Fahmi ada 6 penerapan HACCP serta yang menjadi CCP yaitu kandungan antibiotik berupa Furazolidone (AOZ) dan kandungan sulfit pada udang jadi monitoring yang dilakukan adanya uji kadar antibiotic pada udang, untuk bagian pengemasan yaitu bahaya alergi oleh pihak instansi saat pengemasan ada pengecekan label pada kemasan, sedangkan di bagian pendeteksian logam yaitu adanya serpihan logam monitoring yang dilakukan penggunaan alat metal detector untuk pengecekan logam berat.
ANALISIS KEAMANAN PANGAN PADA PRODUK TERASI DI KABUPATEN BANYUWANGI Susi Santi; Sulistiono Sulistiono; Nandya Fitri Rachmawati
JURNAL LEMURU Vol 4 No 3 (2022): Jurnal LEMURU: Jurnal Ilmu Perikanan dan Kelautan Indonesia
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Perikanan|Fakultas Pertanian|Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/lemuru.v4i3.2371

Abstract

Food aditif atau bahan tambahan pangan merupakan bahan tambahan yang biasa digunakan untuk pengolahan makanan dan minuman serta berfungsi sebagai pemanis, pewarna, pengawet dan penyedap. Penggunaan bahan tambahan pangan sekarang ini sering memakai bahan-bahan kimia berbahayayang diaplikasikan pada pangan contohnya adalah rhodamin b, boraks, dan formalin. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keamanan pangan pada produk terasi di Kabupaten Banyuwangi. Sampel didapatkan dari 6 pasar yang ada di Kabupaten Banyuwangi dimana setiap pasarnya diambil 5 sampel terasi. Sampel yang sudah didapatkan akan di bawa ke Laboratorium Fakultas Pertanian untuk diuji analisis kualitatif rhodamin b, boraks dan formalin dengan penambahan test kit. Hasil yang didapatkan Karakteristik terasi yang ada di Kabupaten Banyuwangi yaitu berwarna coklat agak keputihan, coklat agak kehitaman, hitam kecoklatan, kemerahan dan merah agak pekat. Kemasan saat penjualan yaitu didominasi pengemasan menggunakan plastik dan ada beberapa terasi yang diberi label tetapi tidak memiliki kode produksi atau no. PIRT. Keamanan pangan terasi yang ada di Kabupaten Banyuwangi dengan pengujian kualitatif rhodamin b, formalin dan boraks dinyatakan negatif dengan tidak adanya perubahan warna.
Penanganan Pasca Panen Ikan di UD. Karunia dan UD. Berkat Food Ika Faiz Nuryanti; Arfiati Ulfa Utami; Nandya Fitri Rachmawati
JURNAL LEMURU Vol 2 No 1 (2020): Jurnal LEMURU: Jurnal Ilmu Perikanan dan Kelautan Indonesia
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Perikanan|Fakultas Pertanian|Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/lemuru.v2i1.1229

Abstract

Penanganan ikan harus dilakukan secepat mungkin untuk menghindari kemunduran mutu ikan sehingga dibutuhkan bahan dan media pendinginan yang sangat cepat dalam menurunkan suhu ikan pada pusat thermal ikan. Tujuan dilakukannya kegiatan ini yaitu untuk mengetahui bagaimana proses pasca panen yang dilakukan oleh UD. Karunia dan UD. Berkat Food sebagai penerima bahan baku hasil perikanan dari UPT. PPP Muncar. Penanganan pascapanen ikan di UD. Karunia dimulai dari penerimaan bahan baku, pencucian, penyusunan, pembekuan, penyimpanan dan pendistribusian. Sedangkan penanganan ikan di UD. Berkat Food dimulai dari penerimaan bahan baku, pencucian, penyusunan, pembekuan, dan penyimpanan. Pada kedua perusahaan tersebut yang membedakan adalah suhu pembekuan yang digunakan yaitu UD. Karunia suhunya sekitar -18oC sampai -24oC yang bertujuan menghambat pertumbuhan mikrooganisme dan aktivitas enzim di dalam produk sehingga produk menjadi lebih awet dan tidak mudah rusak dan hasilnya sangat memuaskan dan dapat bertahan selama 1 tahun. Pada UD. Berkat food suhunya sekitar -34oC sampai -40oC yang bertujuan menghambat pertumbuhan mikroganisme yang berada didalam tubuh ikan dan dapat bertahan selama 8 bulan.
Pengaruh Variasi Lama Perendaman terhadap Uji Kadar Air dan Uji Hedonik Teh Rumput Laut Padina australis Ika Faiz Nuryanti; Nadya Adharani; Nandya Fitri Rachmawati
JURNAL LEMURU Vol 2 No 2 (2020): Jurnal LEMURU: Jurnal Ilmu Perikanan dan Kelautan Indonesia
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Perikanan|Fakultas Pertanian|Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/lemuru.v2i2.1269

Abstract

Rumput laut merupakan salah satu komoditas unggulan yang tersebar hampir di seluruh perairan Indonesia khususnya di Banyuwangi. Rumput laut yang sering ditemukan adalah Ulva lactuca, Sargassum sp., dan Padina australis. Rumput laut Padina australis banyak ditemukan di bibir pantai dan mengandung polisakarida, yaitu jenis alginat yang digunakan sebagai bahan baku industri makanan, dapat dijadikan minuman seduhan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis perlakukan terbaik teh rumput laut Padina australis dengan lama perendaman (0 menit, 5 menit, 10 menit 15 menit) pada teh rumput laut Padina australis dengan uji kadar air dan uji hedonik. Analisis yang digunakan menggunakan RAL dengan 4 perlakuan 4 ulangan, yang dijelaskan menggunakan diagram batang. Hasil menunjukkan bahwa perlakuan P4 (15 menit) adalah perlakuan terbaik dibandingkan perlakuan lainnya dengan jumlah kadar air sebesar 5,67%. Begitupula dengan hasil uji hedonik bahwa. Parameter aroma sebesar 6,56. Parameter rasa sebesar 6,56; parameter warna 6,64; parameter kenampakan 7,16; parameter tekstur (serbuk) 6,72.
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT MELALUI BUDIKDAMBER UPAYA PEMENUHAN GIZI IKAN DIMASA PANDEMI COVID-19 DI KELURAHAN TAMAN BARU KECAMATAN BANYUWANGI Nadya Adharani; Sulistiono; Nandya Fitri Rachmawati
JURNAL LEMURU Vol 3 No 1 (2021): Jurnal LEMURU: Jurnal Ilmu Perikanan dan Kelautan Indonesia
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Perikanan|Fakultas Pertanian|Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/lemuru.v3i1.1272

Abstract

Bulan Maret 2020 Indonesia dilanda wabah penyakit membahayakan yakni adanya virus corona disease atau yang sering disebut pandemic covid-19. Meningkatnya masyarakat Indonesia yang terkonfirmasi positif corona menyebabkan pemberlakukan social distancing sangat ketat di seluruh wilayah atau yang dikenal dengan peraturan PSBB. Tentu pandemic Covid-19 berdampak buruk disemua sektor, terutama pada sektor ekonomi dan pangan. Salah satu daerah yang berdampak dari pandemic Covid-19 adalah Desa Tamanbaru Kecamatan Banyuwangi, sebagai langkah awal untuk penguatan ekonomi dan pangan di Desa Tamanbaru Banyuwangi maka dilakukan pelatihan dan penyuluhan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat Program Studi Teknologi Hasil Perikanan UNIBA melalui program Budikdamber (Budidaya Ikan dan Tanaman Dalam Ember), budikdamber merupakan perpaduan teknik pertanian dan perikanan yang membutuhkan modal cukup murah dan mudah. Komoditas ikan yang di budidaya adalah ikan lele dan menggunakan tanaman kangkung. Kelompok masyarakat di Desa Tamanbaru Kabupaten Banyuwangi telah berhasil dengan program budikdamber sehingga mampu menciptakan peluang usaha dan mempertahankan gizi pangan ditengah masa pandemic Covid-19.