Hikmawati, Elok
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

EDUKASI DAN KONSULTASI TERKAIT PEMBERDAYAAN ASET BAGI UMKM DI ERA INDUSTRI 4.0 DI KECAMATAN CIATER KABUPATEN SUBANG JAWA BARAT Zulfikar, Zulfikar; Suprayogi, Agus; Nurhayani, Nurhayani; Widiatno, Men Wih; Hikmawati, Elok; Indirarini, Indirarini
Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas Vol 8, No 03 (2022): Jurnal Pengabdian Masyarakat Abdimas
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/abd.v8i03.5208

Abstract

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu unit usaha yang berperan penting dalam pertumbuhan dan perekonomian di Indonesia, tidak terkecuali di Kecamatan Ciater, Subang, Jawa Barat.  Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2008 UMKM merupakan perusahaan kecil yang dimiliki oleh seseorang atau dimiliki oleh sekelompok kecil orang dengan jumlah kekayaan dan pendapatan tertentu.  Kriteria UMKM didasarkan pada kekayaan (aset) dan pendapatan (omzet) usaha.  Untuk usaha dengan kekayaan (aset) maksimal Rp. 50.000.000,- dan pendapatan (omzet)  Rp. 300.000.000,- per tahun atau sekitar Rp. 1.000.000,- per hari usaha ini masuk kategori usaha mikro, sementara batas atas omzet untuk usaha kecil adalah sekitar Rp. 8.300.000,- per hari dan batas atas omzet usaha menengah adalah sekitar Rp. 167.000.000,- perhari.  UMKM memiliki peran strategis dalam upaya mengatasi kemiskinan dan pengangguran, karena UMKM dapat menyerap tenaga kerja sehingga pengangguran akibat tidak terserapnya angkatan kerja menjadi berkurang.  Kondisi UMKM binaan Kecamatan Ciater saat ini tidak hanya mengalami kesulitan pemasaran tetapi juga permodalan.  Melalui era digital 4.0 pelaku UMKM binaan Kecamatan Ciater seharusnya dapat memaksimalkan potensi aset yang ada secara tepat atau menggunakan alternatif lain untuk mengembangkan usahanya sehingga mampu tumbuh inklusif dan berkelanjutan  Kata kunci : UMKM, aset, era 4.0
PENGATURAN HUKUM DALAM KEADAAN DARURAT DIMASA PANDEMI COVID-19 Susetio, Wasis; Azis, Rizka Amelia; Nurhayani, Nurhayani; Hikmawati, Elok
Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas Vol 8, No 01 (2021): Jurnal Pengabdian Masyarakat Abdimas
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/abd.v8i01.4791

Abstract

It has been almost 2 years since the world, and especially Indonesia, has experienced a corona virus pandemic (Covid19). At the beginning of the pandemic, President Jokowi issued Presidential Decree Number 11 of 2020 concerning the Determination of the Public Health Emergency of Corona Virus Disease 2019 (COVID !()). Thus, the emergency status was based on Law Number 6 of 2018 concerning Health Quarantine on March 31 2O2O which simultaneously the President issued Government Regulation in Lieu of Law (PERPU) number 1 of 2020 on the same date. These two legal products were followed by other laws and regulations such as Government Regulation Number 21 of 2020 concerning Large-Scale Social Restrictions (PSBB) in the Context of Accelerating the Handling of Corona Virus Disease 2019. In its implementation, PSBB which is a nomenclature or normative term in Article 1 number 11 of the Health Quarantine Law becomes a reference and legal basis for implementing pandemic regulations in the regions. January 6th i 2021, a provision is issued regarding the Enforcement of Restrictions on Community Activities (PPKM) based on the Instruction of the Minister of Home Affairs Number 1 of 2021. This is of course a question, considering then, this Inmendagri became a kind of basis for the implementation of various PPKM rules, both those with a Micro nomenclature, as well as the issuance Emergency PPKM based on Inmendagri number 15 of 2021 concerning emergency PPKM. The problem is, how can a regulation such as a Ministerial Instruction be used as a legal basis with sanctions.What is the legal basis for the issuance of the Ministerial Instruction based on Law Number 12 of 2011 concerning the Establishment of Legislation Keywords : Emergency, PSBB, PPKM 
PENGEMBANGAN MODEL PELATIHAN STRATEGI PEMASARAN ONLINE PADA KELOMPOK USAHA BERSAMA DINAS SOSIAL PROVINSI DKI JAKARTA Amalia, Lia; Rojuaniah, Rojuaniah; Nurlinda, R.A.; Hikmawati, Elok; Elistia, Elistia
Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas Vol 7, No 04 (2021): Jurnal Pengabdian Masyarakat Abdimas
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/abd.v7i04.4509

Abstract

Tujuan dalam penelitian ini salah satunya adalah untuk permasalahan yang ditemukan dan solusi yang ditawarkan. Kondisi pandemic Covid-19 berdampak pada turun drastisnya usaha kecil karena penjualan secara offline tidak bisa dilakukan, maka pemasaran online merupakan salah satu strategi penjualan yang tepat dalam situasi ini sebagai solusi yang diberikan oleh para dosen dalam permasalahan ini. Populasi dan sampel dalam pelatihan pemasaran online ini adalah 45 (empat puluh lima) orang pelaku usaha mikro diharapkan mampu me-recovery penjualan pada kondisi sulit ini. Metode pengambilan  sampel yang diambil didasarkan atas  sampel jenuh  hal ini disebabkan adanya alasan-alasan yang menjadi dasar dalam penentuan sampel sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian melalui variable independent motivasi kewirausahaan, desain kemasan produk dan laporan keuangan,  variable dependen strategi pemasaran online. Analisis metode penelitian dengan menggunakan regresi linear berganda. Luaran penelitian luaran berupa jasa, model, sistem, produk/barang, paten, dan luaran lainnya yaitu, peningkatan pemahaman strategi pemasaran online, mampu bertahan usaha dalam kondisi pandemi Covid-19. Kata Kunci: Motivasi Kewirausahaan, Strategi Pemasaran Online, Desain Kemasan Produk,Laporan Keuangan
PENYULUHAN HUKUM TERHADAP SIKAP SISWA ANTAR SUKU TERKAIT PENGAMALAN SILA KE-3 PANCASILA DI PESANTREN RUMAH QURAN UMAR BIN KHATTAB BOGOR Azis, Rizka Amelia; Susetio, Wasis; Nurhayani, Nurhayani; Hikmawati, Elok
Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas Vol 7, No 02 (2021): Jurnal Pengabdian Masyarakat Abdimas
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/abd.v7i2.3971

Abstract

Mitra dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah santri di Pesantren Rumah Quran Umar bin Khattab yang beralamat di Jl. Kp. Bojong Hilir No.12, Bojong, Kec. Kemamng, Bogor, Jawa Barat. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dimulai dari bulan April 2020 sampai dengan bulan Agustus 2020 yang diawali dengan audiensi, rapat pembahasan tema, penandatangan kerjasama dan pelaksanaan edukasi/penyuluhan. Pancasila dapat difungsikan dalam setiap elemen kelembagaan, pendidikan, kebudayaan, dan organisasiorganisasi di Indonesia, misalnya di pesantren. Pesantren sebagai pendidikan tertua di Indonesia sangat berkembang pesat dan besar. Perkembangannya pun tidak hanya pada tekstual, namun lebih mengikuti perkembangan zaman, dengan tujuan mempersiapkan siswa atau santri lebih maju, bukan hanya ahli di bidang agama, namun tentang kepemerintahan juga digalakkan dengan diadakan Pendidikan-pendidikan di Pesantren. Kurangnya kesadaran para santri terkait rasa persatuan dan kesatuan bangsa, menimbulkan terjadinya kelompok-kelompok antarsuku disana. Untuk itu, edukasi dan penyuluhan hukum ini menjadi penting dilaksanakan agar perbedaan suku antar santri tetap dapat memupuk rasa gotong royong antar santri dan rasa persatuan bangsa. Penyuluhan dan edukasi ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan yang berguna dan menambah khasanah ilmu pengetahuan dan wawasan kepada para santri mengenai penanaman karakter khususnya terkait dengan penanaman nilai persatuan dan tanggung jawab di dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan bermasyarakat. Tujuannya adalah agar para santri dapat mengetahui mengenai faktor penyebab dari hal-hal yang merusak persatuan dan langkah apa yang harus ditempuh jika terjadi hal-hal yang dapat mengilangkan rasa persatuan dan kesatuan. Luaran yang akan dihasilkan dalam kegiatan ini adalah berupa laporan hasil pengabdian masyarakat disertai artikel P2M yang akan diterbitkan dalam jurnal Pengabdian Masyarakat Abdimas. Dalam artikel tersebut akan dicarikan langkah-langkah dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, sehingga metode tersebut dapat diterapkan di tempat yang lain dengan kondisi permasalahan yang sama. Kata kunci: Persatuan Indonesia
EDUKASI DAN KONSULTASI TERHADAP ASPEK HUKUM KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK (KSTA) PADA MASYARAKAT KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN SERIBU Hikmawati, Elok
Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas Vol 5, No 4 (2019): Jurnal Pengabdian Masyarakat Abdimas
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/abd.v5i4.2794

Abstract

AbstractSexual violence is an act of violence experienced by children directed at the reproductive organs of children's health which results in disruption of the child's physical and psychological development and development. The forms of sexual violence include: forced / improper sexual relations (rape / attempted rape, incest, sodomy), sale of children for prostitution / pornography, coercion to become prostitutes, or sexual abuse / harassment and forcing children to get married, in accordance with those listed in the Appendix to the Regulation of the Minister of State for the Empowerment of Women and Child Protection of Republic of Indonesia Number 02 of 2011 concerning Guidelines for Handling Child Victims of Violence. The victims can be boys and girls, but generally are girls under 18 years. Actors KSTA is actually not only done by adults but also by children of children, because as advances in information technology and telecommunications a lot of sexual nuance content is spread through electronic media. So a lot of children who do things as they have seen or heard, considering that children have been introduced and facilitated with electronic devices such as smart phones and computers that have been equipped with internet connections so that they are easy to get information that sometimes parents also neglect to provide protection to children and information technology. Legal education regarding rules related to KSTA is important, considering that the community needs to know and need to be educated that children have legal protection so as not to become victims of sexual violence. For this reason, with this counseling activity, it is hoped that the community will be able to understand and respect human rights, including child rights. Based on the results of community service activities, it can be concluded that KSTA cases in the Thousand Islands Administrative District are not too many, and through this counseling the community increasingly understands the importance of legal protection for children. Keywords: Legal protection, sexual violence against children AbstrakKekerasan seksual merupakan tindakan kekerasan yang dialami oleh anak yang diarahkan pada alat reproduksi kesehatan anak yang mengakibatkan terganggunya tumbuh kembang anak baik secara fisik, psikis dan social anak. Adapun  bentuk  kekerasan  seksual  tersebut  antara lain: hubungan seksual secara paksa/tidak wajar (pemerkosaan/percobaan pemerkosaan, incest, sodomi), penjualan anak untuk pelacuran/pornografi,  pemaksaan untuk menjadi pelacur, atau pencabulan/pelecehan seksual serta memaksa anak untuk menikah, sesuai dengan yang tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI Nomor 02 Tahun 2011 tentang Pedoman Penanganan Anak Korban Kekerasan. Korbannya bisa anak laki-laki maupun perempuan, akan tetapi umumnya adalah anak perempuan dibawah 18 tahun. Pelaku KSTA sebenarnya tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa melainkan juga dilakukan oleh anak-anak terhadap anak-anak, sebab seiring kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi banyak sekali konten-konten bernuansa seksual yang tersebar melalui media elektronik. Sehingga banyak sekali anak yang melakukan perbuatan seperti yang telah mereka lihat ataupun dengar, mengingat anak-anak sudah dikenalkan dan difasilitasi dengan perangkat-perangkat elektronik seperti smart phone dan komputer yang sudah dilengkapi dengan koneksi internet sehingga mereka mudah sekali mendapatkan informasi yang kadang orang tua juga lalai untuk memberikan proteksi pada anak dan teknologi informasi. Penyuluhan hukum mengenai aturan terkait KSTA penting dilaksanakan, mengingat masyarakat perlu tahu dan perlu diedukasi bahwa anak-anak memiliki perlindungan hukum agar tidak menjadi korban kekerasan seksual. Untuk itu, dengan kegiatan penyuluhan ini, diharapkan masyarakat dapat memahami dan menghormati Hak Asasi Manusia (HAM), yang termasuk di dalamnya adalah hak asasi anak. Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian pada masyarakat dapat disimpulkan bahwa kasus KSTA di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu tidak terlalu banyak, dan melalui penyuluhan ini masyarakat semakin memahami pentingnya perlindungan hukum terhadap anak. Kata kunci : perlindungan hukum, kekerasan seksual terhadap anak