Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Penggunaan Low Molecular Weight Heparin untuk Pasien COVID-19 dengan Kehamilan: Studi Literatur Rr Asih Juanita; Herleeyana Meriyani; Dwi Arymbhi Sanjaya; Nyoman Budiartha Siada; Putu Sukma Purnamasari
JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research Vol 6, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jpscr.v6i3.51887

Abstract

COVID-19 atau Coronavirus Disease 2019 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. COVID-19 dengan kehamilan sangat meningkatkan risiko Tromboemboli Vena (TEV), sehingga diperlukan terapi antikoagulan. Heparin jenis low molecular weight heparin atau LMWH dipilih untuk kehamilan dan menyusui. Tujuan dari penelitian ini yaitu memuat informasi mengenai pemberian profilaksis TEV berupa LMWH pada ibu hamil dengan COVID-19. Metode yang digunakan adalah studi kajian pustaka yang mengumpulkan dan menelaah informasi dari beberapa jurnal atau pedoman terkait dosis pemberian, efek samping, dan rekomendasi pemberian LMWH pada pasien COVID-19 dengan kehamilan oleh badan kesehatan dunia. Hasil kajian yang telah dilakukan, dosis LMWH sebagai profilaksis TEV adalah 4000 IU (40 mg) melalui subkutan sekali sehari. Efek samping penggunaan LMWH memiliki efek yang tidak diinginkan, diantaranya trombositopenia, hipersensitivitas pada kulit, nekrosis pada kulit, pendarahan, osteoporosis dan fraktur. Dalam penggunaannya untuk ibu hamil dengan resiko TEV akibat COVID-19, LMWH memberikan manfaat yang lebih besar. LMWH berperan penting dalam terapi antikoagulan yang dibutuhkan dalam pengobatan modern. Penggunaan LMWH pada pasien COVID-19 dengan kehamilan, harus mempertimbangkan rasio manfaat dan efek samping agar tidak membahayakan kondisi ibu dan janin.
Kajian Literatur: Profil Resistensi Salmonella typhi dan Pemilihan Antibiotik Pada Demam Tifoid Dwi Arymbhi Sanjaya; Herleeyana Meriyani; RR. Asih Juanita; Nyoman Budiartha Siada
JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research Vol 7, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jpscr.v7i2.56656

Abstract

Demam tifoid merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Gram-negatif yaitu Salmonella typhi. Munculnya multidrug-resistant Salmonella typhi (MDRST) dan extensively drug-resistant (XDR) Salmonella typhi menjadi ancaman baru dalam keberhasilan terapi demam tifoid. Efektivitas terapi pada demam tifoid memerlukan kajian tentang profil resistensi Salmonella typhi terhadap antibiotik yang diamati dari minimum inhibitory concentration (MIC) dan mutasi genetika, sehingga dapat dilakukan pemilihan antibiotik yang tepat pada demam tifoid dengan MDR dan XDR Salmonella typhi. Kajian literatur ini mengumpulkan dan menelaah informasi yang diperoleh dari hasil-hasil penelitian dari berbagai artikel internasional tentang resistensi Salmonella typhi terhadap antibiotik pada deman tifoid. Pencarian artikel menggunakan database PubMed, PlosOne, dan ScienceDirect sejak tahun 2011 hingga September 2021. Artikel yang diperoleh dari 192 artikel, terdapat delapan (8) artikel yang relevan, yang mana diketahui bahwa isolat Salmonella thypi resisten terhadap Ampisilin, Amoksisilin, kombinasi Amoksisilin-Asam Klavulanat, Kloramfenikol, Siprofloksasin, Ofloksasin, Levofloksasin, Asam Nalidiksat, Trimetoprim, dan kombinasi Trimetoprim-Sulfametoksazol yang diamati pada MIC90. Nilai MIC akan berdampak pada penentuan dosis yang efektif untuk mencapai konsentrasi terapetik sehingga dapat mempengaruhi indeks farmakokinetik dan farmakodinamik. Gen yang bertanggung jawab terhadap MDRST dan XDR Salmonella typhi yaitu: blaTEM-1, catA, dhfr1b, sul1, sul2, class 1 integron, gyrA dan gyrB, serta parC. Azitromisin dan Seftriakson menjadi pilihan terapi utama untuk terapi empiris pada demam tifoid. Adanya nilai MIC dan parameter farmakokinetik/farmakodinamik dapat digunakan untuk menginterpretasikan sensitivitas bakteri terhadap antibiotik, yang dapat digunakan sebagai salah satu rujukan dalam menyusun kebijakan penggunaan antibiotik. 
Penggunaan Antivirus Remdesivir untuk Pasien COVID-19 dengan Kehamilan: Studi Literatur Nyoman Budiartha Siada; Rr Asih Juanita; Dwi Arymbhi Sanjaya; Herleeyana Meriyani; Triska Ananda Rahayu
JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research Vol 7, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jpscr.v7i2.56753

Abstract

COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh coronavirus jenis baru yang selanjutnya disebut SARS-CoV 2 (severe acute respiratory syndrome coronavirus-2). Terapi farmakologi yang diharapkan mampu mengatasi COVID-19 adalah pemberian antivirus. Remdesivir antivirus yang disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk mengobati COVID-19. Namun, Remdesivir belum memiliki cukup data tentang keefektifan dan keamanannya untuk terapi pasien COVID-19 dengan kehamilan. Tujuan dari penelitian ini yaitu memuat informasi kajian literatur mengenai dosis pemberian, efek samping, dan rekomendasi pemberiannya dari berbagai artikel. Metode yang digunakan adalah studi literatur dengan menelaah artikel-artikel dan pedoman terapi yang relevan. Hasil kajian yang telah dilakukan, dosis Remdesivir sebagai antivirus adalah 200 mg melalui intravena pada hari pertama, diikuti dengan 100 mg melalui intravena pada hari berikutnya. Remdesivir memberikan efek samping seperti toksik pada hati hingga menyebabkan disfungsi hati, mual, gangguan gastrointestinal, diare, ruam kulit, disfungsi ginjal, sakit kepala, dan hipersensivitas. Penggunaan Remdesivir untuk pengobatan COVID-19 pada ibu hamil harus mempertimbangkan manfaat dan kemungkinan efek sampingnya, dikarenakan hingga saat ini belum dilakukan uji klinis terkait penggunaan pengobatan Remdesivir untuk COVID-19 pada kehamilan.
OPTIMASI FORMULA BODY BUTTER EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn) DENGAN BASIS COCOA BUTTER DAN MILK BUTTER I Gede Made Suradnyana; I Komang Gede Mahardika; Nyoman Budiartha Siada
Jurnal Riset Kefarmasian Indonesia Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Riset Kefarmasian Indonesia
Publisher : APDFI (Asosiasi Pendidikan Diploma Farmasi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33759/jrki.v4i2.242

Abstract

Guava leaf extract is known to contain flavonoids, a class of flavone compounds that have very strong antioxidant activity. The antioxidant activity of guava leaf ethanol extract as measured by the DPPH method showed an IC50 value of 72 µg/ml. Body butter preparations have a better ability to nourish and maintain skin moisture because they contain high oil components. Cocoa butter and milk butter are the bases that are widely used in body butter formulas and are able to maintain skin health. This study aims to determine the area of optimum composition of the combination of cocoa butter and milk butter in body butter preparations of guava leaf ethanol extract (Psidium guajava L.). This study used a factorial design with two factors, namely cocoa butter and milk butter and two levels, namely 2% and 4% for cocoa butter and 2% and 15% for milk butter. The observed responses were pH and spreadibility with data analysis using Design Expert and SPSS software. Based on the results of the research, the optimum area for the combination of cocoa butter and milk butter with the pH equation is Y = 6.00000 – 1.77504(X1) – 4.73345 (X2) + 1.8336(X1X2) and the dispersion equation is Y = 3 ,77692+0,366667(X1) – 0,005128(X2) + 0.033333(X1X2). The optimal composition area of cocoa butter and milk butter has been validated on the combination of 3% cocoa butter and 8,5% milk butter.
SOSIALISASI CEK KLIK (KEMASAN, LABEL, IZIN EDAR, KADALUARSA) UNTUK MENDUKUNG PENGGUNAAN OBAT DENGAN AMAN DAN CERMAT DI ERA NEW NORMAL PANDEMI COVID-19 Ni Made Dharma Shantini Suena; Debby Juliadi; I Gede Made Suradnyana; Rr. Asih Juanita; Nyoman Budiartha Siada; Ni Putu Udayana Antari
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 1 No. 11: April 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masyarakat dapat mengetahui keamanan dan mutu obat, serta kesesuaiannya dengan keluhan yang diderita, dengan cara mencermati dengan baik informasi obat sebelum digunakan. Cek KLIK merupakan Slogan yang dicetuskan oleh BPOM yang merupakan singkatan dari Cek Kemasan, Label, Izin Edar, Kadaluarsa, dari obat maupun olahan pangan yang akan dikonsumsi. Namun sebagian masyarakat belum mengetahui dengan baik langkah-langkah Cek KLIK maupun pentingnya melakukan hal ini demi menjamin penggunaan obat dengan tepat dan aman. Pandemi COVID-19 menyebabkan terjadinya peningkatan konsumsi sediaan farmasi khususnya suplemen kesehatan demi menjaga imunitas dalam menghadapi pandemi. New Normal adalah kebijakan membuka kembali aktifitas ekonomi sosial dan kegiatan publik secara terbatas dengan menggunakan standar kesehatan yang sebelumnya tidak ada sebelum pandemi. New normal diberlakukan di Indonesia sejak awal Juni 2020. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penggunaan obat yang aman, cermat, dan bermutu di masa new normal pandemi COVID-19, dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat berupa sosialisasi Cek KLIK sediaan obat.
Antibiotic consumption and resistance: a 3-years ecological study for four critical groups of bacteria in a general regional hospital Dwi Arymbhi Sanjaya; Nyoman Budiartha Siada; Rr Asih Juanita; I Putu Yudistira Mahaputra; Made Gek Adisti Kamalia; Herleeyana Meriyani
Pharmaciana Vol 14, No 1 (2024): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/pharmaciana.v14i1.27321

Abstract

Pseudomonas aeruginosa, Acinetobacter baumannii, Escherichia coli, and Klebsiella pneumoniae are the most critical groups of multi-drug resistant (MDR) bacteria that cause a threat in hospitals. This study identified the trend of antibiotic consumption, antibiotic resistance pattern, and the relationship between antibiotic consumption and antibiotic resistance in a critical group of bacteria in a general regional hospital. This ecological study was based on retrospective data from inpatient databases in a general regional hospital over three years (2017-2019). The trend for annual antibiotic consumption over 2017-2019 was defined as defined daily doses/100 bed-days. The relationship between total antibiotic consumption and the percentage of antibiotic resistance among four isolated critical bacteria was explored in time series analysis and linear regression. The most frequently used antibiotic was ampicillin (220.33 DDD/100 bed-days), ciprofloxacin (126.86 DDD/100 bed-days), and ampicillin-sulbactam (126.34 DDD/100 bed-days). There was a significant relationship between antibiotic consumption (ampicillin, ampicillin-sulbactam, ceftazidime, gentamicin, amikacin, and ciprofloxacin) in DDD/100 bed-days and antibiotic resistance in E. coli, K. pneumoniae, and P. aeruginosa (p<0.05) but not statically significant in A. baumannii (p=0.062). The annual usage fluctuated or remained stable, with no statistically significant trends change. The relationship between antibiotic consumption and antibiotic resistance was significant in three out of four critical groups of bacteria.
Cultivation and Analysis of Citronella Essential Oil Compounds for Traditional Medicine Development Dewa Ayu Ika Pramitha; Agung Ari Chandra Wibawa; Nyoman Budiartha Siada; Gde Nyoman Astika; Ni Made Sukma Sanjiwani
Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4 No 2 (2023): Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Institut Teknologi dan Bisnis Asia Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32815/jpm.v4i2.1234

Abstract

Purpose: This study addresses challenges faced by Mahapraja, a Bali tourist cottage. It explores issues related to citronella cultivation, trust-building, limited land, equipment underutilization, and marketing hurdles. It is relevant for regional traditional medicine and agriculture. Method: This research uses a mixed-method approach, combining qualitative data collection (interviews, surveys, observations) with quantitative analysis (Gas Chromatography-Mass Spectrophotometer). Pre- and post-tests gauge knowledge enhancement during socialization activities. Practical Applications: The findings improve citronella cultivation in Mahapraja, boosting essential oil production and benefiting the cottage and traditional medicine industry. It informs marketing strategies, instilling confidence in producing and selling derivative products. Conclusion: This study highlights Mahapraja's citronella challenges, setting the stage for agricultural improvements and effective marketing. It underscores research's role in advancing regional traditional medicine and agriculture, positioning Mahapraja for success in citronella essential oil production and sales.
POLA PERESEPAN OBAT ANTIHIPERTENSI DI POLI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT “X” DI BALI PERIODE TAHUN 2022 Ni Nyoman Yudianti Mendra; I Gusti Ayu Puspasari; Nyoman Budiartha Siada
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 3 No. 2 (2024): Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v3i2.311

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis dengan tingkat kejadian yang tinggi dan beresiko menyebabkan komplikasi. Pengobatan dan peresepan obat yang rasional diperlukan untuk mengontrol tekanan darah pasien serta mencegah terjadinya komplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola peresepan dan rasionalitas terapi antihipertensi pada pasien rawat jalan di salah satu rumah sakit umum di Bali tahun 2022 dengan BPJS sebagai jaminan asuransi kesehatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif dimana teknik pengambilan sampelnya menggunakan purposive sampling. Kriteria inklusi dalam penelitian ini meliputi pasien hipertensi dengan dan tanpa komorbid, telah menjalani pengobatan minimal 3 bulan terapi pada periode Januari - Desember 2022. Rasionalitas terapi meliputi tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, dan tepat interval waktu pemberian yang dinilai berdasarkan pedoman JNC 8 dan Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi Tahun 2021. Berdasarkan data dari 368 pasien rawat jalan, antihipertensi yang diresepkan meliputi Angiotensin receptor blocker (ARB) dengan persentase 64,13%; Calsium Channel Blocker (CCB) 59,51%; Angiotensin Converting Enzim Inhibitor (ACEI) 16,85%; Beta Blocker 15,22% dan diuretik sebesar 0,81%. Pada hasil evaluasi peresepan obat antihipertensi diperoleh tepat obat sebanyak 98,64%, tepat pasien sebanyak 96,74%, tepat dosis sebanyak 100%, dan tepat interval waktu pemberian sebanyak 100%.