Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

PKM Kelompok Pengrajin Pengolahan Tepung Bete Desa Landonan Kabupaten Banggai Kepulauan Haruni Ode; Ramadhani Chaniago; Yusuf Ayuba
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2019: 3. Pengembangan Usaha Mikro, kecildan Menengah (UMKM), Serta Ekonomi Kreatif
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.976 KB) | DOI: 10.18196/ppm.23.378

Abstract

Tujuan dari kegiatan Program kemitraan Masyarakat ini adalah, tindak lanjut lanjutan dariPengabdian tahun 2017, kajian ini selain mengangkat potensi ekonomi kelompok usaha bersama yangada di desa Landonan sekaligus memperkenalkan keaneragaman hayati yang ada di Desa Landonan.Tepung bete adalah hasil olahan dari umbi beta yang diproduksi oleh pengrajin yang dikemas dan dijualpada masyarakat luas melalui media internet yaitu website, adapun tujuan program kemitraan ini selainmempertahankan potensi lokal desa Landonan, tidak menghilangkan budaya kearifan lokal, denganmenggunakana nama bête sebagai bahasa daerah setempat, hal ini senada dengan program pemerintahdalam penguatan ketahanan pangan dengan pendekatan kearifan lokal, tepung bete ini hasil olahanmakanan utama masyarakat desa Landonan yang terbuat dari umbi dan sebagai subtitusi beras.Persoalan yang dihadapi mitra yaitu pembuatan tepung bete pada tahun sebelumnya, bete yang sudahmenjadi tepung tidak mudah diperkenalkan pada masyarakat, sehingga perlunya penguatan pengetahuanlanjutan seperti bidang manajemen dan konsep pemasaran, berangkat dari persoalan ini mitra diberikanpengetahuan tentang ilmu manajemen pemasaran berupa proses packing (kemasan), nama brand/labelyang menarik serta penjualan, hasil dari tepung bête ini diolah menjadi berbagai kreatifitas makananolahan siap konsumsi, tujuan lain adalah selain mendukung sumber pendapatan juga peningkatanekonomi masyarakat desa Landonan bebeau Buko selatan. Metode yang digunakan adalah tepung bêtedikemas dalam kemasan dan diberi nama (brand) diberi brand/label selanjutkan disediakan mediapenjualan, promosi dan pengenalan melalui media elektronik yaitu website, website dibuat sebagai wadahuntuk memudahkan jangkauan masyarakat luar desa Landonan Kecamatan Buko Selatan BanggaiKepulauan untuk dapat megonsumsi tepung bete.Hasil yang didapat dalam pengabdian ini adalah bete yang sudah menjadi tepung dengan mudahdiperkenalkan kepada masyarakat, sehingga penguatan pengetahuan dibidang manajemen pemasaran,packing (kemasan), pemberian nama label /brand dan website desa menjadi unsur prioritas bagi mitradan masyarakat desa Landonan, Kecamatan Buko Selatan Banggai Kepulauan.Unsur yang dijelaskan diatas pada dasarnya ingin mengembangkan penjualan tepung bete keranah yang lebih luas sekaligus memperkenalkan desa Landonan melalui website desa sebagai icon atasproduk lokal yang telah diciptakan.
Pendiversifikasian Sayur Lilin Dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan Kelompok Usaha Di Desa Lauwon Kecamatan Luwuk Timur Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah Ramadhani Chaniago
LOYALITAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 1 (2019): Mei 2019
Publisher : IAI Darussalam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1238.573 KB) | DOI: 10.30739/loyal.v2i1.354

Abstract

The majority of the residents of Lauwon Village are farmers, who areengaged in agriculture and plantations. It can be seen that the geographical situationis in the form of a plateau with a height of ± 157 m above sea level. Rainfall in LauwonVillage averages ± 221 mm / year which is suitable for vegetable candles. Many of thepotential natural resources owned by Lauwon Village are vegetable candles which arequite abundant so that they can be processed into a number of products such as sticks,abon and vegetable candle crackers. The solution that gets priority to be carried out inthis activity is the Development of Counseling and Training Development, namelytechnical training covering; processing wax vegetable sticks, wax crackers andvegetable shredded candles along with packaging and labeling. Non-technical trainingwhich includes; institutional strengthening of partner groups through groupmanagement functions and group financial bookkeeping training. By conductingtraining in making crackers, sticks and shredded vegetables, candles will providebenefits to the community, especially for the wax women group in Lauwon Village, EastLuwuk Subdistrict, Banggai Regency, Central Sulawesi, especially in diversifying theirlocal commodities to be economically valuable and competitive with other foodproducts. In addition, this activity also provides information, knowledge and skills tothe community so that they can innovate in producing agricultural products that canincrease family value added so that the community becomes prosperous.
PEMANFAATAN TEKNOLOGI DALAM PEMASARAN GULA MERAH PADA KELOMPOK USAHA PENGOLAH “GULMER” Winarto Ramlan; Ramadhani Chaniago; Yusuf Ayuba
MONSU'ANI TANO Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Luwuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32529/tano.v4i2.1069

Abstract

Desa Saluan adalah desa yang sebagian masyarakatnya mengolah air nira menjadi gula merah. Pembuatan gula merah ini sangat potensial untuk dikembangkan. Hal ini dikarenakan pengolahannya cukup sederhana serta bahan baku untuk pembuatan gula merah cukup banyak tersedia disekitar lingkungan masyarakat. Tujuan dari kegiatan ini agar kelompok mitra dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan penguasaan Teknologi Tepat Guna serta dapat memanfaatkan Teknologi dalam pemasaran produk. Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini dengan pendekatan Metode Participatory Rural Appraisal (PRA), Metode Participatory Tecnology Development Metode Community development. Produk olahan masih dalam bentuk gula cetak menggunakan tempurung kelapa setengah lingkaran, belum ada olahan bentuk lain seperti bentuk gula semut. Pengemasan produk gula merah hanya dibungkus plastik gula tipis. Penjualan produk dilakukan dengan menawarkan langsung ke pasar, belum memanfaatkan aplikasi media sosial. Hasil kegiatan berhasil memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang budidaya pohon aren, diversifikasi produk olahan dan penggunaan handpone sebagai sarana dalam mempromosikan produk gula merah.
PELATIHAN PEMASARAN ONLINE BAGI KELOMPOK USAHA HERBAL Nurhidayah Layoo; Yusuf Ayuba; Ramadhani Chaniago
MONSU'ANI TANO Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Luwuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32529/tano.v4i2.1121

Abstract

Permasalahan yang dihadapi kelompok usaha herbal di Batui Selatan pada masa pandemi covid 19 adalah penurunan penjualan hampir semua jenis produk, tidak memiliki dan menguasai teknologi digital yang dapat menjangkau konsumen yang lebih banyak dan melayaninya dengan minim kontak fisik, kurangnya pengetahuan mitra dalam menentukan masa simpan produk, merek yang belum terdaftar di direktorat hak atas kekayaan intelektual, tidak ada kontrak kerjasama antar kelompok sehingga tidak dapat saling menguatkan dikala kondisi lingkungan eksternal dan internal usaha kurang kondusif. Solusi yang ditawarkan kepada mitra adalah pelatihan strategi pemasaran yang meliputi strategi produk, harga, promosi dan distribusi; mengembangkan aplikasi pemasaran online; memberikan pelatihan dan pendampingan cara pemasaran melalui media sosial; mengembangkan kemitraan antar kelompok dalam aspek produksi dan pemasaran secara berkelanjutan. Luaran yang dihasilkan berupa satu artikel yang dipublikasikan melalui Jurnal terakreditasi Sinta, meningkatnya pengetahuan strategi pemasaran yang meliputi strategi harga, promosi dan distribusi, meningkatnya keterampilan pemasaran melalui media sosial IG, FB, dan WA, serta video kegiatan yang diunggah di kanal Youtube https://youtu.be/2uWx0fH0ugY
ANALISIS USAHATANI INTEGRASI ANTARA TANAMAN TERUBUK (SACCHARUM EDULE HASSKARL) DENGAN TERNAK SAPI Ramadhani Chaniago
JURNAL GALUNG TROPIKA Vol 4 No 1 (2015)
Publisher : Fapetrik-UMPAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (57.223 KB) | DOI: 10.31850/jgt.v4i1.24

Abstract

POTENSI BIOMASSA TERUBUK (SACCHARUM EDULE HASSKARL) SEBAGAI PAKAN UNTUK PERTAMBAHAN BOBOT BADAN SAPI Ramadhani Chaniago

Publisher : Fapetrik-UMPAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (64.856 KB) | DOI: 10.31850/jgt.v4i2.97

Abstract

ANALISIS KELAYAKAN BISNIS DAN SENSITIFITAS USAHA BUDIDAYA BUAH NAGA (Hylocereus sp.) DI DESA LENYEK KECAMATAN LUWUK UTARA KABUPATEN BANGGAI SULAWESI TENGAH Wahyudi Hasan; Bakri Maula; Ramadhani Chaniago
Journal TABARO Agriculture Science Vol 2, No 2: DESEMBER 2018
Publisher : Universitas Andi Djemma Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (825.715 KB) | DOI: 10.35914/tabaro.v2i2.132

Abstract

Pengembangan komoditas buah naga khususnya buah naga yang ada di Kabupaten Banggai umunya masih menggunakan teknik dan peralatan usahatani yang sederhana serta sistem pemasarannya masih terbatas, sehingga berpengaruh terhadap pendapatan petani. Adapun tujuan penelitian ini adalah : Mengetahui analisis kelayakan bisnis dan analisis sensitifitas usahatani buah naga di Desa Lenyek Kabupaten Banggai. Data yang bersifat kualitatif dianalisis untuk mengkaji aspek non finansial, yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum dan aspek lingkungan. Sedangkan analisis data secara kuantitatif dilakukan untuk menganalisis kelayakan finansial usaha budidaya buah naga. Metode analisis kuantitatif yang digunakan adalah analisis kelayakan finansial berdasarkan kriteria kelayakan investasi, yaitu NPV, IRR, Net B/C dan PP. Selain itu, dilakukan pula analisis sensitivitas untuk melihat sampai berapa besar penurunan jumlah produksi buah naga, serta kenaikan salah satu komponen input yang masih dapat ditoleransi. Berdasarkan analisis kelayakan bisnis pada usaha budidaya buah naga di Desa Lenyek dengan (NPV) sebesar Rp. 213.879.418; (IRR) sebesar 30,6; Net (B/C) yaitu 1,86, dan PP yaitu 36,5 bulan, maka usaha ini layak untuk dijalankan dan dikembangkan. Penurunan Produksi sebesar 40 % dan Peningakatan Biaya Produksi 30 % analisis sensifitasnya layak namun nilai IRR sangat kecil sedangkan Penurunan Harga Jual sebesar 60 % analisis senfitasnya tidak layak.
KOMBINASI PISANG LOWE (MUSA SSP) DENGAN DAGING SAPI DALAM PEMBUATAN NUGGET SEBAGAI UPAYA DIVERSIFIKASI PANGAN LOKAL Ratmi Rosilawati; Ramadhani Chaniago; Iwan Sudarmaji
Journal TABARO Agriculture Science Vol 1, No 2: DESEMBER 2017
Publisher : Universitas Andi Djemma Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.272 KB) | DOI: 10.35914/tabaro.v1i2.28

Abstract

Penelitian bertujuan mengetahui uji organoleptik dari kombinasi pisang lowe dengan daging sapi dan pengaruh lama pengukusan dalam pembuatan nugget. Analisis data penelitian dirancang dengan Rancangan Acak Lengkap yang disusun dengan 2 faktor, faktor pertama yaitu kombinasi bahan terdiri dari 75 gr pisang lowe + 25 gr daging sapi (N1); 50 gr pisang lowe + 50 gr daging sapi (N2); 25 gr pisang lowe + 75 gr daging sapi (N3), dan faktor kedua yaitu lama pengukusan, terdiri dari 15 menit (P1); 20 menit (P2); dan 25 menit (P3). Perlakuan terbaik berdasarkan penilaian panelis adalah perlakuan 50 gr pisang lowe dikombinasikan dengan 50 gr daging sapi dan lama pengukusan selama 25 menit. Dimana nugget ini memiliki nilai aroma 3,65 dibulatkan menjadi 4 (cukup suka) dan nilai tekstur  3,40 (kurang halus).
APLIKASI KOMPOS LIMBAH KULIT BUAH KAKAO DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUBUK (Saccarum edule Hasskarl) Ramadhani Chaniago; Darni Lamusu
Jurnal Agrista Vol 23, No 1 (2019): Volume 23 Nomor 1 April 2019
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (728.611 KB)

Abstract

Abstrak, Kulit buah kakao merupakan limbah yang apabila tidak dimanfaatkan dapat menimbulkan masalah lingkungan disekitar perkebunan. Salah satu cara untuk memanfaatkan kulit buah kakao adalah dijadikan kompos yang dapat digunakan sebagai pupuk organik. Penggunaan jarak tanam yang berbeda-beda akan berpengaruh terhadap banyaknya populasi tanaman per satuan luas dan secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap penyerapan unsur hara, air dan faktor tumbuh lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian kompos dari limbah kulit buah kakao pada pertumbuhan dan hasil tanaman terubuk (Saccarum edule Hasskarl) dengan jarak tanam yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli - November tahun 2016 dengan lokasi penelitian di Kecamatan Luwuk Kabupaten Banggai. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dua faktor dengan 2 kali ulangan, maka ada 18 kombinasi perlakuan. Dalam penelitian ini faktor pertama perbandingan kompos kulit buah kakao dengan kotoran sapi yang terdiri dari 3 taraf yaitu : P1 = 50 kg : 10 kg; P2 =50 kg: 30 kg; P3 = 50 kg: 50. Sedangkan  faktor kedua menggunakan jarak tanam yang terdiri dari 3 taraf, yaitu: J1= 100 cm X 150 cm; J2= 100 cm X 100 cm; J3= 100 cm X  50 cm. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kompos kulit buah kakao dengan kotoran sapi memberikan pengaruh terhadap jumlah tunas yang terbaik yaitu perlakuan P3 pada 5 MST, terhadap tinggi tanaman yang terbaik yaitu perlakuan P2 pada 3 MST, serta terhadap panjang daun yang terbaik yaitu perlakuan P2 pada 2 sampai 4 MST. Application of Skin Fruit Cocoa Waste Composting and Planting Distance of Different Plant Growth and Results Terubuk (Saccarum edule Hasskarl)Abstrak, Cocoa fruit skin is a waste if not used can cause environmental problems around the estate. One way to take advantage of cacao fruit skin is turned into compost that can be used as organic fertilizer. The use of spacing varying population will affect the number of plants per unit area and will indirectly affect the absorption of nutrients, water and other growth factors. The purpose of this study was to determine the effect of compost from waste pod husks on the growth and yield Terubuk (Saccarum edule Hasskarl) with a spacing different. This research was conducted in July-November 2016 with research sites in the District Luwuk Banggai district. The design used is a two-factor randomized block design with 2 replications, then there are 18 combinations of treatments. In this study the first factor pod husks compost comparison with cow dung which consists of three levels ie: P1 = 50 kg: 10 kg; P2 = 50 kg: 30 kg; P3 = 50 kg: 50. The second factor using a spacing which consists of three levels, namely: J1 = 100 cm x 150 cm; J2 = 100 cm X 100 cm; J3 = 100 cm X 50 cm. Based on the results of the study indicate that treatment compost pod husks with cow dung to give effect to the number of shoots are best used in the treatment P3 at 5 MST, the plant height are best used in treatment of P2 on 3 MST, as well as to the length of the leaves are best used in treatment of P2 at 2 to 4 MST.  
APLIKASI KOMPOS LIMBAH KULIT BUAH KAKAO DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN TERUBUK (Saccharum edule Hasskarl) Ramadhani Chaniago; Darni Lamusu
Jurnal Solum Vol 15, No 1 (2018): JURNAL SOLUM
Publisher : Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.364 KB) | DOI: 10.25077/jsolum.15.1.1-7.2018

Abstract

Cocoa fruit skin is a waste that can cause environmental problems around the plantation. One way to utilize the waste of cocoa fruit skin is made organic fertilizer. The use of different spacing will affect the large number of plant unity area and will indirectly affect the absorption of nutrients, water and other growth factors. The purpose of this study was to determine the effect of composting of cocoa fruit skin waste on the growth of cropped plants (Saccharum edule Hasskarl) with different plant spacing. This field experiment was conducted from July to November 2016 with research location in Kecamatan Luwuk Banggai Regency. The experimental design used was factorial in randomized block design with 2 replications, then there were 18 treatment combinations. In this research the first factor of composition of cocoa fruit skin with cow dung consisting of 3 levels namely: P1 = 50 kg of compost: 10 kg of cow dung; P2 = 50 kg: 30 kg; P3 = 50 kg: 50. While the second factor are plant spacing consisting of 3 levels, namely: J1 = 100 cm X 150 cm; J2 = 100 cm X 100 cm; J3 = 100 cm X 50 cm. Based on the result obtained, It showed that the treatment of 50 kg of cocoa fruit skin compost with 50 kg of cow dung (P3) gave the best shoot effect on 5 weeks after planting (WAP) , to the best plant height that is P2 treatment on 3 (WAP), and the best leaf length is P2 treatment on 2 up to 4(WAP).Key words : Compost, Plant Spacing, Terubuk