Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Formulasi dan evaluasi gel Lidah buaya (Aloe vera Linn) sebagai pelembab kulit dengan penggunaan carbopol sebagai gelling agent Benni Iskandar; Zyzy Permata Dian; Fitri Renovita; Leny Leny
Health Sciences and Pharmacy Journal Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : STIKes Surya Global Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (538.347 KB) | DOI: 10.32504/hspj.v5i1.381

Abstract

Indonesia is a rich country in natural resources. Aloe vera (Aloe vera Linn) is a natural resource that has the potential to be developed. Aloe vera (Aloe vera Linn) has been shown to have a function as a skin moisturizer. The purpose of this study was to determine whether the aloe vera gel formulation has fulfilled the evaluation requirements in accordance with existing standards. This research was conducted by making aloe vera gel preparations in two formulas with carbopol variance, namely each with a concentration of 0,5% (F1), 1% (F2). Evaluation of gel preparations includes organoleptic, pH measurement, stability check at room temperature and cold temperature, spread-ability test, adhesion test, homogeneity test, and irritation test. The study was conducted for 2 months for stability, every week for pH measurement and at week 1 and week 8 on the dispersion and gel-ability, while the homogeneity and irritation tests were carried out after completing the formulation. The results showed that the evaluations that have fulfilled the requirements were organoleptic evaluation, stability at room temperature and cold temperature, homogeneity, and irritation. The evaluations that did not meet the requirements were the pH measurements at F1 and the spread-ability in both formulas.
Formulasi Sabun Antibakteri Fraksi N-Heksan Daun Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa) Terhadap Staphylococcus aureus Leny Leny; Tetty Noverita; Adelina Simatupang; Benni Iskandar
Majalah Farmasetika Vol 7, No 3 (2022): Vol. 7, No. 3, Tahun 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v7i3.38544

Abstract

Bakteri merupakan uniseluler, pada umumnya tidak berklorofil, dan mempunyai ukuran yang sangat kecil dimana hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Tujuan penelitian untuk mengetahui ekstrak fraksi n-heksan daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa) dengan konsentrasi 2% dapat diformulasikan menjadi sediaan sabun mandi padat yang stabil menurut SNI 06-3532-2016 dan sebagai antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dimulai dengan pembuatan ekstrak fraksi n-heksan dari daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa), dilanjutkan dengan memformulasikan ekstrak menjadi bentuk sabun padat yang terbagi atas 3 konsentrasi yaitu 2%, 4%, dan 6%. Sediaan sabun padat kemudian diuji karakteristik fisik sediaan dan aktivitas antibakterinya terhadap Staphylococcus aureus.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak fraksi n-heksan daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa) dapat diformulasikan  ke dalam bentuk sabun padat yang stabil menurut SNI 06-3532-2016 dan ekstrak fraksi n-heksan daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa) dengan konsentrasi 2% mempunyai aktivitas sebagai antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan hambat sebesar 9,91 mm, konsentrasi 4% sebesar 9,95 mm, dan konsentrasi 6% sebesar 10,6 mm, dimana pada penelitian ini digunakan pembanding dengan kontrol negatif dan pada kontrol positif menggunakan sabun asepso yang mempunyai daya hambat sebesar 18,51 mm.Kesimpulan dalam penelitian ini adalah formula sabun mandi padat dengan penambahan ekstrak fraksi n-heksan sebanyak 2% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dalam kategori sedang, konsentrasi 6% mampu menghambat dalam kategori kuat namun tidak menunjukkan daya hambat yang signifikan antar kelompok F1, F2, dan F3.
Formulasi sediaan blush on bentuk stick menggunakan ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana L) sebagai pewarna alami Benni Iskandar; Rona Syafira; Septi Muharni; Leny Leny; Meircurius Dwi Condro Surboyo; Safri Safri
Majalah Farmasetika Vol 7, No 3 (2022): Vol. 7, No. 3, Tahun 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v7i3.38357

Abstract

Blush on atau perona pipi merupakan salah satu sediaan kosmetika yang digunakan untuk memberikan warna atau menambah estetika pada rias wajah. Perona pipi mengandung pigmen yang rendah hingga tinggi sehingga warna yang dihasilkan cenderung bervariasi. Namun penggunan zat warna sintetik selalu dipergunakan dalam sediaan dan sering menimbulkan terjadinya kerusakan pada kulit. Zat warna alami atau pigmen yang diperoleh dari tumbuhan lebih aman daripada zat warna sintetis. Perona pipi dalam bentuk stick mempunyai keunggulan, tidak seperti perona pipi powder yang mudah hancur, perona pipi stick mudah diaplikasikan karena dikemas seperti tabung putar layaknya lipstik. Tujuan dari penelitian ini adalah memformulasikan ekstrak kulit manggis ke dalam bentuk sediaan blush on/ perona pipi stick dengan variasi konsentrasi 14,18, dan 22%. Kulit manggis yang telah diekstraksi dengan etanol 96% diformulasikan ke dalam bentuk sediaan blush on yang berbentuk stick. Sediaan kemudian diuji homogenitas, organoleptis, penentuan nilai pH, uji oles, uji keretakan dan uji stabilitas sediaan terhadap penyinaran sinar UV yang diukur dengan spektrofotometer. Pada konsentrasi 14% warna yang dihasilkan yaitu warna merah muda, pada konsentrasi 18% memberikan warna merah peach, pada konsentrasi 22% memberikan warna merah kecoklatan. Semua sediaan homogen dan mempunyai pH yang berada dalam pH yang diizinkan untuk sediaan perona pipi. Pada uji stabilitas suhu kamar, sediaan cenderung stabil hingga dilakukan penyinaran selama 24 jam dengan sinar UV, sediaan mengalami perubahan warna yang ditunjukkan dengan adanya perubahan pada absorbansi ketika diukur dengan spektrofotometer. Ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana L.) dapat digunakan sebagai pewarna alami dalam formulasi sediaan perona pipi dan perbedaan konsentrasi menghasilkan perbedaan intensitas warna pada sediaan pewarna pipi. Hasil dari pengujian stabilitas menunjukkan bahwa sediaan perona pipi yang diformulasi menunjukkan adanya perubahan terhadap pengaruh cahaya.
Uji Aktivitas Anti-aging Mikroemulsi Minyak Nilam (Pogostemon cablin Benth.) Benni Iskandar; Raesa Tartilla; Anita Lukman; Leny Leny; Meircurius Dwi Condro Surboyo
Majalah Farmasetika Vol 7, No 1 (2022): Vol. 7, No. 1, Tahun 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v7i1.36464

Abstract

Penuaan merupakan proses penurunan fungsi fisiologis dan terjadi pada semua organ tubuh manusia, termasuk kulit. Paparan sinar matahari langsung pada kulit mengakibatkan kelebihan radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas dalam tubuh dapat memicu terjadinya penuaan dini. Gejala yang jelas terlihat diantaranya munculnya keriput, kulit kering dan kasar serta timbulnya noda-noda gelap pada kulit. Salah satu upaya mengatasi penuaan adalah dengan antioksidan. Minyak nilam (Pogostemon cablin Benth.) telah terbukti memiliki efek antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah menguji aktivitas anti-aging dari sediaan mikroemulsi minyak nilam. Penelitian ini dilakukan dengan membuat sediaan mikroemulsi minyak milam pada konsentrasi 0% (F0), 5% (F1), 10% (F2), dan 15% (F3). Sediaan kemudian diujikan pada kulit punggung tangan sukarelawan dengan menggunakan alat skin analyzer dengan parameter yang diukur meliputi kadar air, kehalusan, besar pori, banyak noda, dan keriput. Pengaplikasian sediaan mikroemulsi pada kulit punggung tangan sebanyak dua kali sehari selama 30 hari. Pengujian dilakukan setiap hari ke-10, ke-20, dan ke-30. Hasil uji aktivitas anti-aging menunjukkan bahwa sediaan mikroemulsi minyak nilam 5% (F1) lebih cepat terjadi pemulihan dalam meningkatkan kadar air, kehalusan kulit, mengecilkan ukuran pori, mengurangi noda dan keriput.
Formulasi dan Uji Efektivitas Sediaan Body scrub Labu Kuning (Curcubita moschata) Leny Leny; Indra Ginting; Tiary N Sitohang; Siti Fatimah Hanum; Ihsanul Hafiz; Benni Iskandar
Majalah Farmasetika Vol 6, No 4 (2021): Vol. 6, No. 4, Tahun 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v6i4.35776

Abstract

Penggunaan body scrub merupakan salah satu perawatan kulit untuk mengangkat sel- sel kulit mati akibat radikal bebas, labu kuning merupakan salah satu tanaman yang banyak mengandung beta karoten serta vitamin C dan E yang berfungsi sebagai antioksidan alami untuk menangkal radikal bebas pada kulit. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi sediaan krim body scrub yang mengandung sari labu kuning (Cucurbita moschata). Sari labu kuning diformulasikan dalam variasi konsentrasi 10%, 15% dan 20%. Evaluasi formula krim body scrub yang dilakukan meliputi uji homogenitas, organoleptis, pH, stabilitas menggunakan metode cycling test, uji iritasi pada kulit, dan efektivitas pada kulit dengan mengamati kemampuan menghaluskan kulit dan meningkatkan kadar air pada kulit dengan menggunakan perangkat skin analyzer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan krim body scrub sari labu kuning (Cucurbita moschata) homogen saat difomulasikan, memiliki bentuk, warna, tidak berubah setelah pengujian stabilitas dengan metode cycling test, dan mempunyai nilai pH yang memenuhi persyaratan pH kulit, serta tidak menimbulkan iritasi pada kulit sukarelawan. Sediaan yang dengan konsentrasi sari labu kuning 20% (F3) memiliki efektivitas paling mendekati kontrol positif yaitu mampu memperbaiki kehalusan kulit (evenness) hingga 50,00% dan meningkatkan kadar air (moisture) hingga 46,33%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sari labu kuning (Cucurbita moschata) dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan krim body scrub yang stabil dan mampu memperbaiki kondisi kulit yang kasar menjadi lebih baik. 
FORMULASI BLUSH ON STICK DENGAN ZAT PEWARNA ALAMI EKSTRAK KERING BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS L.) Benni Iskandar; Meri Ernilawati; Ferdy Firmansyah; Neni Frimayanti
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 5, No 1 (2021): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v5i1.117

Abstract

Blush On is a cosmetic preparation that applies color to the cheek with an artistic touch so that it it can enhance the aesthetics of Make up. One of the natural ingridients that can used as a dye is Red Dragon fruit (Hylocereus polyrhizus L.) because they contain the pigments betasianin that function as a color pigment. The Purpose of this study was to determine wheter the dry extract of red dragon fruit can be use as dye in blush on stick form and to evaluate the blush on form.The Blush on formula made using dyes from the dry extract of red dragon fruit with different concentration of 0%, 10%, 15% and 20% with additional ingridients of glycerin, zinc oxide, lanolin, isopropyl myristate, sodium metabisulfite, carnauba wax, talc and oleum rosae. The evaluation of product included organoleptic test, homogeneity test, pigment stability test, sotarge stability test, pH test, polish test, crack test, hedonic test and irritation test. All formulas have met the requirements of the homogeneity test, pH test, polish test and crack test. Organoleptic test showed the blush preparation has the specific odor of oleum rosae and the the blush has a solid stick. The blush with a concentration of 0% is white, the blush with a concentration of 10% is pink, the blush with a concentration of 15% is light purplish red, the blush with a concentration of 20% is dark purplish red. For F1 (10%), F2 (15%) and F3 (20%) preparations were only stable until week 5 and were unstable to light. The result of the irritation test showed that the blush preparation did not show any irritation reactions. The result of the hedonic test showed that F3 (20%) was the most preferred by the panelists
FORMULASI DAN EVALUASI KRIM LIDAH BUAYA (ALOE VERA Linn) SEBAGAI PELEMBAB KULIT Benni Iskandar; Mira Janita; Leny Leny
Pharmasipha: Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 5, No 2 (2021): September
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v5i2.5774

Abstract

Lidah Buaya (Aloe vera Linn) mengandung polisakarida yang berperan dalam meningkatkan kadar air pada kulit, merangsang fibroblas untuk meningkatkan produksi kolagen serta elastin unutk menjadikan kulit lebih elastis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah lendir lidah buaya dapat dibuat menjadi bentuk sediaan krim yang memenuhi persyaratan evaluasi seperti pada Farmakope Indonesia (FI) ataupun buku standar lainnya. Merupakan penelitian eksperimental, dibuat dengan 2 jenis formula, FI (20%,80%) dan FII (30%, 70%). Pengujian fisik sediaan meliputi organoleptis, penentuan nilai pH, daya sebar, homogenitas, pengamatan stabilitas penyimpanan berdasarkan suhu, tipe emulsi krim serta pengujian iritasi. Hasil penelitian disimpulkan bahwa kedua variasi konsentrasi dapat memenuhi kriteria krim sesuai dengan persyaratan Farmakope Indonesia (FI) dan buku standar lainnya.
Evaluasi Sifat Fisik dan Uji Kelembaban Sediaan Losion Yang Dijual Secara Online-Shop Benni Iskandar; Neni Frimayanti; Ferdy Firmansya; Tiara Tri Agustini; Dea Dwi Putri
Jurnal Dunia Farmasi Vol 4, No 1 (2019): Edisi Desember
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v4i1.4561

Abstract

Pendahuluan: Perkembangan industri kosmetika menyebabkan banyaknya produk losion racikan beredar di online-shop dengan jenis, fungsi, harga ataupun variasi komposisi. Tetapi, banyak produk online-shop belum memiliki izin edar yang dikeluarkan oleh BPOM, sehingga dikhawatirkan memiliki tingkat keamanan yang rendah dikalangan masyarakat. Tujuan: Untuk menguji sifat fisik dan kelembaban sediaan losion racikan yang dijual di online shop. Metode: Penelitian ini melakukan pemeriksaan organoleptis, homogenitas, uji pH, stabilitas fisik, tipe losion, daya sebar, daya tercuci, uji iritasi, dan uji kelembaban. Hasil:  Semua uji sifat fisik memenuhi syarat kecuali uji pH yaitu hanya losion C yang sesuai dengan pH kulit dan peningkatan persentase kelembaban kulit setelah pemakaian losion pada panelis wanita lebih besar dibandingkan pria. Kesimpulan: Sediaan losion racikan memiliki sifat fisik yang baik selama penyimpanan suhu kamar dan suhu dingin dalam waktu 8 minggu, pH losion berkisar antara (6,2-7,4) dan dapat meningkatkan kelembaban kulit dengan hasil persentase 30%-60% . 
Formulasi dan Evaluasi Krim Lidah Buaya (Aloe vera Linn) sebagai Pelembab Kulit Benni Iskandar; Mira Janita; Leny Leny
Pharmasipha : Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 5, No 2 (2021): September
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v5i2.5774

Abstract

Lidah Buaya (Aloe vera Linn) mengandung polisakarida yang berperan dalam meningkatkan kadar air pada kulit, merangsang fibroblas untuk meningkatkan produksi kolagen serta elastin unutk menjadikan kulit lebih elastis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah lendir lidah buaya dapat dibuat menjadi bentuk sediaan krim yang memenuhi persyaratan evaluasi seperti pada Farmakope Indonesia (FI) ataupun buku standar lainnya. Merupakan penelitian eksperimental, dibuat dengan 2 jenis formula, FI (20%,80%) dan FII (30%, 70%). Pengujian fisik sediaan meliputi organoleptis, penentuan nilai pH, daya sebar, homogenitas, pengamatan stabilitas penyimpanan berdasarkan suhu, tipe emulsi krim serta pengujian iritasi. Hasil penelitian disimpulkan bahwa kedua variasi konsentrasi dapat memenuhi kriteria krim sesuai dengan persyaratan Farmakope Indonesia (FI) dan buku standar lainnya.