Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Skrining Fitokimia dan Uji Kualitatif Aktivitas Antioksidan Tumbuhan Asal Daerah Rantau Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan Sutomo, Sutomo; Arnida, Arnida; Rizki, Muhammad Ikhwan; Triyasmono, Liling; Nugroho, Agung; Mintowati, Evi; Salamiah, Salamiah
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 3, No 1 (2016): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kalimantan selatan merupakan salah satu kawasan tropis dengan sumber keanekaragaman hayati yang melimpah. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan ekstraksi dan skrining fitokimia terhadap beberapa tumbuhan yang secara etnis digunakan sebagai pengobatan. Metode ini sangat penting untuk mendapatkan gambaran terhadap golongan senyawa yang terkandung dalam tumbuhan obat. Tumbuhan yang diteliti  adalah rimpang patiti, kulit batang ambaratan, batang carikang habang, daun puspa, kulit batang balik anngin, daun bilaran tapah, dan daun karamunting. Hasil ekstraksi menggunakan etanol 70% rendemen terbanyak adalah daun puspa (30,76%) diikuti secara berturut-turut kulit batang balik angin (27,05%), daun bilaran tapah (23,53%), daun karamunting (10,88%), rimpang patiti (8,48%), batang carikang habang (3,56%), dan kulit batang ambaratan (2,04%). Skrining fitokimia menunjukkan bahwa rimpang patiti mengandung senyawa golongan flavonoid, fenol, tanin, saponin, dan terpenoid. Kulit batang ambaratan mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, fenol, tanin dan antrakinon. Batang carikang habang mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, fenol, tanin, saponin, steroid, dan antrakuion. Daun puspa mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, fenol, saponin, dan terpenoid. Kulit batang balik anngin mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, fenol, tanin, terpenoid, dan antrakuinon. Daun bilaran tapah mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonois, fenol, tanin, saponin, terpenoid, dan antrakuinon. Daun karamunting mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonois, fenol, tanin, saponin, dan terpenoid. Hasil uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode DPPH melalui kromatpgrafi lapis tipis menunjukkan bahwa ketujuh tumbuhan yang diuji mengandung senyawa yang bersifat antioksidan. Kata kunci : eksplorasi, ekstraksi, skrining fitokimia, antioksidan.
AKTIVITAS ANTIPLASMODIUM In vitro DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA DARI EKSTRAK ETANOL BATANG MANURAN (Coptosapelta tomentosa Valeton ex K.Heyne) ASAL KALIMANTAN SELATAN Arnida, Arnida; Sahi, Eka Rahmawaty; Sutomo, Sutomo
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.262 KB)

Abstract

Resistensi Plasmodium terhadap obat malaria mengakibatkan kegagalan pengobatan. Hal ini merupakan ancaman terlebih belum ditemukannya obat alternatif yang efektif untuk melawan resistensi.  Oleh karena itu ketersediaan antimalaria baru sangat diperlukan untuk melawan resistensi. Pencarian obat baru terus dilakukan melalui berbagai cara termasuk eksplorasi dan pengembangan bahan alam. Pemilihan bahan alam biasanya berdasarkan penggunaan secara empiris oleh masyarakat. Tanaman Manuran (Coptosapelta tomentosa Valeton ex K.Heyne) digunakan oleh masyarakat di Kotabaru Kalimantan Selatan untuk mengobati malaria. Penelitian yang dilaksanakan adalah melakukan uji aktivitas antiplasmodium in vitro dengan menentukan nilai konsentrasi penghambatan (IC50­­) dan melakukan identifikasi golongan senyawa dari ekstrak etanol batang C. tomentosa Valeton ex K.Heyne. Berdasarkan identifikasi golongan senyawa kimia dengan skrining fitokimia dan Kromatografi Lapis Tipis menunjukkan adanya senyawa flavonoid, terpenoid, saponin, tanin dan antrakuinon pada batang C. tomentosa Valeton ex K.Heyne. Ekstrak etanol batang C. tomentosa Valeton ex K.Heyne mempunyai aktivitas antiplasmodium in vitro tergolong aktif dengan IC50 45,864 ± 0,76 µg/mL.
Standardisasi Simplisia dan Ekstrak Daun Matoa (Pometia pinnata J.R Forst & G. Forst) Asal Kalimantan Selatan Sutomo Sutomo; Norijatil Hasanah; Arnida Arnida; Agung Sriyono
Jurnal Pharmascience Vol 8, No 1 (2021): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v8i1.10275

Abstract

Matoa (Pometia pinnata) merupakan salah satu  tumbuhan yang dapat tumbuh dengan baik di Kalimatan dan diketahui mengandung metabolit sekunder yang berpotensi sebagai obat. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan standardisasi berdasarkan parameter spesifik dan nonspesifik dari simplisia dan ekstrak. Pengambilan sampel daun P. pinnata dilakukan pada tiga tempat tumbuh yaitu Desa Pemuda, Kebun Raya Banua, dan Tahura Sultan Adam. Metode standardisasi yang digunakan mengacu pada Farmakope Herbal Indonesia dan Parameter Standar Umum Ekstrak. Pengamatan organoleptik simplisia yaitu berwarna hijau muda, rasa pahit, berbau khas. Pengamatan mikroskopik menunjukkan adanya dinding sel, floem, xilem, stomata, dan inti sel. Kadar sari larut etanol (19,07-19,27)%; kadar sari larut air (20,93-21,17)%; susut pengeringan (6,17-6,23)%; kadar abu total (4,63-4,73)%; kadar Pb (0,014-0,022) ppm; kadar Cd (0,014-0,015)ppm; dan kadar Hg <0,00004ppm. Pemerian ekstrak yaitu berwarna hijau kehitaman, berbau khas, rasa pahit. Ekstrak etanol daun P. pinnata mengandung alkaloid, flavonoid, steroid, tanin, glikosida, saponin, antrakuinon yang ditegaskan pada profil KLT menunjukkan kesamaan kandungan senyawa kimia pada tiap tempat tumbuh. Rendemen yang didapat (11,19-14,68)%; kadar air (5,57-5,97)%; kadar abu total (1,19-1,24)%; dan kadar abu tidak larut asam (0,41-0,44)%. Hasil uji parameter spesifik dan nonspesifik simplisia dan ekstrak daun P. pinnata dari tiga tempat tumbuh telah memenuhi syarat yang ditetapkan oleh MMI dan BPOM RI. Kata Kunci :  Standardisasi; Matoa; Pometia pinnata, Simplisia; Ekstrak   Matoa (Pometia pinnata) is one of the plants that can grow well in Kalimantan and known to contain efficacious secondary metabolites. This study is aimed to determine the value of specific parameters and nonspecific parameters of simplicia and extract. The leaves of P. pinnata was carried out in three growing places, which are the Pemuda Village, Banua Botanical Garden, and Tahura Sultan Adam. The method of determining the standardization parameters refers to Indonesian Herbal Pharmacopoeia and the General Standard Parameters of Medicinal Plant Extracts. The result from organoleptic observations of simplicia showed that P. pinnata had a light green color, a bitter taste, and a distinctive smell. Microscopic observations showed phloem, xylem, stomata, cell nuclei, cell walls. The content of ethanol soluble extract was 19.07%-19.27%, water soluble extract content was 20.93%-21.17%, drying losses was 6.17%-6.23%, total ash content was 4.63%-4.73%, Pb levels was 0.014-0.022ppm, Cd levels was 0.014-0.015ppm, and Hg levels was <0.00004 ppm. The description of extracts was that P. pinnata had a blackish green color, a bitter taste, and a distinctive smell. Ethanol extracts of P. pinnata leaves contained alkaloids, flavonoids, steroids, tannins, glycosides, saponins, anthraquinones which were confirmed in the TLC profile  showing the similarity of chemical compounds in each growing place. The yield extract was 11.19%-14.68%, water content was 5.57%-5.97%, total ash content was 1.19%-1.24%, and acid insoluble ash content was 0.41%-0.44%. The results of specific and nonspecific parameters of simplicia and P. pinnata leaf extract from three growing sites have met the requirements set by MMI and BPOM RI.
PENGARUH PEMBERIAN FRAKSI ETIL ASETAT BUAH KASTURI (Mangifera casturi Kosterm) TERHADAP TOKSISITAS AKUT, GAMBARAN MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS JANTUNG TIKUS PUTIH JANTAN Sutomo Sutomo; Gita Meliawati; Arnida Arnida
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 4 No 2 (2019): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.704 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v4i2.345

Abstract

The kasturi plant (Mangifera casturi Kosterm) derived from the genus Mangifera, has a compound that can be utilized in the treatment. The fraction of ethyl acetate from methanol extract of M. casturi fruit contains phenolic compounds such as flavonoids and tannins with very strong of antioxidant activity. The purpose of this study was to determine the effect of ethyl acetate fraction of M. casturi on acute toxicity, macroscopic and microscopic organ picture of male rat heart. This study used a complete randomized experimental design method in the laboratory. Research on the effect of fractionation of ethyl acetate of M. casturi fruit in 4 test groups and 1 control group on acute toxicity and histology of the heart of male white rat using qualitative laboratory examination by observing the number of mouse deaths, macroscopic picture and microscopic picture of cardiac organ after giving fraction the ethyl acetate of M. casturi and the quantitative examination of LD50. Each group consisted of 5 animals given treatment once for 14 days, after which the mouse was dissected and the heart organ was taken to be observed. LD50 obtained for 2290.867 mg / kgBB. The result of analysis using Kruskal Wallis test showed that the fraction of ethyl acetate of kasturi fruit did not differ significantly between control group and treatment (p> 0.05) at mouse heart volume. All treatment groups did not show signs or inflammatory conditions, so it can be concluded that the fraction of ethyl acetate of M. casturi did not give the effect of inflammation in mouse heart organ.
KAJIAN FARMAKOGNOSTIK SIMPLISIA DAUN KARAMUNTING (Rhodomyrtus tomentosa) ASAL PELAIHARI KALIMANTAN SELATAN sutomo sutomo; Arnida Arnida; Febri Hernawati; Muhammad Yuwono
Jurnal Sains dan Terapan Kimia Vol 4, No 1 (2010)
Publisher : Program Studi Kimia, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1141.383 KB) | DOI: 10.20527/jstk.v4i1.2048

Abstract

Karamunting telah lama digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional. Dilihat dari prospek yang sangat potensial sebagai bahan obat maka perlu dilakukan kajian farmakognostik sampel untuk pengendalian mutu dan keaslian simplisia. Penelitian ini bertujuan memberikan dasar ilmiah mengenai gambaran farmakognostik secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian secara kualitatif dan kuantitatif telah dideskripsikan. Identifikasi kimia menunjukkan hasil positif terhadap aleuron, tanin, katekol, alkaloid dan saponin. Karakteristik farmakognostik secara kuantitatif yaitu kadar abu sebesar 3,1%, kadar abu tidak larut asam 2,89%, kadar abu larut air 1,69%, susut pengeringan 14%, kadar sari larut air 0,48%, kadar sari larut etanol sebesar 0,36% dan bahan organik asing 0%. Hasil kromatogram diperoleh senyawa spesifik pada fase gerak kloroform : metanol : butanol (15: 2: 1) dengan nilai Rf 0,72 pada pengamatan dibawah lampu UV254 dan UV366. Pada fase gerak n-heksana : etil asetat (8 : 2) diperoleh dua senyawa yang spesifik dengan nilai Rf masing-masing 0,65 dan 0,78 dengan pengamatan dibawah lampu UV254 dan UV366. Kata kunci : Rhodomyrtus tomentosa, farmakognostik, identifikasi
IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA KIMIA DARI FRAKSI KAYU SANREGO (Lunasia amara Blanco) SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS Arnida Arnida; Sutomo Sutomo
Jurnal Sains dan Terapan Kimia Vol 2, No 1 (2008)
Publisher : Program Studi Kimia, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1568.372 KB) | DOI: 10.20527/jstk.v2i1.2015

Abstract

Sanrego (Lunasia amara Blanco) merupakan tumbuhan yang banyak dijumpai di wilayah Timur Indonesia. Masyarakat memanfaatkan tumbuhan ini sebagai afrodisiaka atau obat penggugah syahwat. Penelitian diawali dengan ekstraksi kayu sanrego dengan metanol, selanjutnya difraksinasi dengan etil asetat sehingga diperoleh ekstrak metanol, fraksi larut etil asetat dan fraksi tidak larut etil asetat. Masing-masing fraksi diidentifikasi secara kromatografi lapis tipis dengan fase diam silica gel GF 254 dan fase gerak n-heksan- etilasetat (6:2) v/v. Hasil Kromatografi Lapis Tipis menunjukkan pemisahan yang baik antara ekstrak metanol, fraksi larut etil asetat, dan fraksi tidak larut etil asetat. Pada fraksi larut etil asetat diperoleh bercak yang berfluorosensi dengan nilai Rf 0,64 pada penampak bercak lampu UV 365 nm. Kemudian dilakukan uji spesifik dengan dragendorff menghasilkan warna jingga. Hal ini menunjukkan adanya alkaloid dalam fraksi larut etil asetat. Kata kunci: Kayu Sanrego, Lunasia amara Blanco, Kromatografi lapis Tipis. 
PENGARUH FRAKSI BULBUS BAWANG DAYAK (Eleutherine palmifolia (L) Merr) TERHADAP AKTIVITAS DIURETIKA DAN PELURUH BATU GINJAL TIKUS PUTIH JANTAN Arnida Arnida; Sutomo Sutomo
Jurnal Sains dan Terapan Kimia Vol 3, No 2 (2009)
Publisher : Program Studi Kimia, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.483 KB) | DOI: 10.20527/jstk.v3i2.2036

Abstract

Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh fraksi bulbus bawang dayak (Eleutherine palmifolia (L) Merr) terhadap aktivitas diuretika dan peluruh batu ginjal tikus putih jantan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas diuretika dan antikalkuli bulbus bawang dayak terhadap tikus putih jantan yang telah diinduksi dengan hidroksiprolin dengan dosis 2,5 g/kg BB. Parameter yang diujikan meliputi analisis karakteristik ginjal yang meliputi warna, bentuk, ukuran ginjal serta ratio bobot ginjal/200 g bobot badan dan analisis urin 24 jam yang meliputi pH, volume urin 24 jam dan kadar kalsium urin pada hari ke-1 dan ke-3. Uji dilakukan dengan lima replikasi. Data dianalisis dengan menggunakan metode statistik tukey dan Scheffe. Dari data yang diperoleh didapatkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol, dimana fraksi ekstrak methanol, fraksi petroleum eter, fraksi etil asetat, dan fraksi n-butanol dosis 400 mg/kg BB dapat menurunkan kadar kalsium urin, meningkatkan volume air seni 24 jam, menurunkan pH air seni dan menurunkan ratio bobot ginjal per 200 gram berat badan (p<0,05) Kata kunci : bawang dayak, antikalkuli, hidroksiprolin