Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan

Problematika Kegemukan Kelas Bawah: Tinjauan Antropologi Kesehatan Triratnawati, Atik
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 3, No 2 (2003)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v3i2.1699

Abstract

Body shapes especially obesity related to cultural value concern with beauty, aestethica, health and efforts to prevent of the condition. The aims of the research are: to find out the Javanese lower class concept of obesity, problems, prevention and health seeking behavior. The qualitative research was carried out by in-depth interview toward 22 (15 women, 7 men) Javanese lower class who live in DIY. Data analysis was done by Medical Anthropology theory. Among the Javanese, body reflected the condition of a person. The over¬weight measurement usually based on general formula such as high minus 100/ll0cm. But some informants used the cloth, which began tight and fat protruding in certain part of body. The awareness of lower class about value of beauty, aesthetics and health including the preventing of obesity was less, but they tried to prevent by diet- reducing carbohydrate and fat, fasting ev¬ery Monday and Thursday, and jamu (herbal medicine). Problems related to health (diseases) and socio-cultural (inconvenient for Muslim when they prayed 5 times a day, awkward when sitting on the floor) is the main problem among obese people. Obesity means gift from Good, so the prevention to reduce the weight is strongless.Bentuk tubuh khususnya kegemukan berkait erat dengan nilai budaya mengenai kecantikan/estetika, kesehatan dan upaya pencegahannya. Tujuan penelitian ini adalah: mengetahui konsep orang Jawa kelas bawah mengenai bentuk tubuh, problem, pencegahan serta upaya penanggulangannya. Penelitian kualitatif dengan wawancara terhadap 22 (15 wanita, 7 pria) orang lawa dari kelas bawah yang bertempat tinggal di DIY. Analisis data dilakukan dengan pendekatan teori Antropologi Kesehatan. Tubuh bagi orang Jawa merupakan pencerminan keadaan bagi pemiliknya. Ukuran kelebihan badan bisa berdasarkan rumus umum antara tinggi badan dikurangi 100/110 cm, namun banyak pula yang mendasarkan pada ukuran baju yang mulai sempit serta tonjolan lemak di bagian tubuh yang terlihat jelas. Kesadaran akan nilai estetika, kecantikan dan kesehatan mengenai kegemukan kurang kuat, sehingga kegemukan cenderung dibiarkan saja walaupun ada dari mereka yang mencoba mengatasi dengan cara: olahraga, mengurangi konsumsi makanan lemak dan karbohidrat atau dengan jamu dan puasa Senin-Kamis. Problem utama kegemukan bagi mereka adalah menyangkut aspek kesehatan (munculnya penyakit) serta sosial budaya (kesulitan melaksanakan sholat bagi orang Islam atau kesulitan duduk di mkar). Pada kelas bawah kegemukan diterima sebagai anugerah Tuhan sehingga 2paya pencegahannya kurang maksimal.