Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

VOLATILITAS HARGA DAN RESPON PRODUKSI CABE DI PULAU LOMBOK Anas Zaini
JURNAL AGRIMANSION Vol 15 No 1 (2014): JURNAL ILMIAH AGRIIMANSION APRIL 2014
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v15i1.3

Abstract

ABSTRAK Seperti halnya produk pertanian lain, harga cabe rawit semakin berfluktuasi dalam sepuluh tahun terakhir. Berdasarkan alasan tersebut maka penelitian ini bertujuan mengukur derajat volatilitas harga dan menentukan pengaruhnya terhadap produksi cabe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama periode 2002-2012 volatilitas harga cabe telah melewati ± 2 deviasi standar, mengindikasikan volatilitas harga cabe sudah menjadi persoalan serius bagi masyarakat di Pulau Lombok. Selain itu petani cabe berreaksi negatif terhadap harga yang volatil tersebut dengan mengurangi produksi sebesar 0,13% manakala volatilitas mencapai ± 2 deviasi standar. Oleh karena volatilitas meningkat pada periode Januari-Februari dan mencapai puncak pada bulan Maret maka pembuat kebijakan diharapkan dapat mengatur pola tanam untuk mengantisipasi kondisi tersebut. Melalui perencanaan ilmiah tersebut maka luas panen dan produksi cabe akan mencukupi bagi konsumen dengan harga yang wajar, terutama pada bulan-bulan tersebut. ABSTRACT Like many other agricultural commodities, the price of small chilli (cabe rawit) tends to fluctuate more frequently during the last decade. For that reason, this paper aims at measuring the the magnitude of chilli price volatility and determining the extent to which the volatility of small chilli price correspond to its production. Results show that during the period of 2002-2012 price volatility of small chilli in Lombok has exceeded more than ±2 standard deviation, indicating volatility is becoming serious problem for the people in this island. In addition, chilli farmers react negatively to the price volatility by reducing production as much as 0.13% each time volatility reaches ± 2 standard deviation. As volatility increases during January-February and peaks in March, the policy makers are expected to manage the planting pattern. This scientific planning will guarantee adequate amount of harvesting areas to produce enough chilli for consumers at reasonable price.
1. STRATEGI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN AGROMARIN DI PULAU LOMBOK Anas Zaini
JURNAL AGRIMANSION Vol 4 No 2 (2004): JURNAL AGRIMANSION MEI 2004
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v4i2.113

Abstract

ABSTRAK Pasal 10 UU No.22 Tahun 1999 mengenai otonomi daerah menyatakan bahwa daerah berwenang mengelola sumberdaya alam di wilayah yurisdiksinya. Pengaturan yang lebih spesifik terdapat pada pasal 5 UU No. 25 Tahun 1999 mengenai perimbangan keuangan daerah menyatakan penerimaan yang berasal dari sektor perikanan dibagi dengan proporsi 20 persen pemerintah pusat dan 80 persen untuk pemerintah daerah. Pemberlakuan undang-undang ini berarti menyediakan kesempatan bagi pemerintah daerah untuk mengelola sumberdaya kelautan dan perikanan dalam rangka pembangunan agromarin. Oleh karena itu identifikasi berbagai pilihan strategi untuk mengembangkan sektor ini sangat diperlukan. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif, sedangkan analisis data dengan mengkombinasikan teknik SWOT (strength, weakness, opportunity, and threat) dan AHP (analytic hierarchy process). Kesimpulan penelitian mengenai strategi kebijakan dikelompokan kedalam dua level pengambilan keputusan. Pertama strategi pada tingkat perusahaan (industri) yaitu: (1) mengusahakan pasar baru, (2) menjaga pasar yang ada, (3) memperkuat organisasi, (4) mengadakan penelitian dan pengembangan secara kolaboratif, (5) memberi prioritas kepada tenaga kerja lokal. Kedua strategi pada tingkat pemerintah, baik daerah maupun pusat, yaitu: (1) memperbaiki infrastruktur, (2) menghasilkan Perda yang konsisten dan kondusif, (3) mengundang investor baru, (4) memperluas akses informasi pasar, (5) menghasilkan tenaga kerja terampil, dan (6) meningkatkan alokasi kredit bagi industri agromarin. ABSTRACT As stated in article 10 of Act No.22/1999 on regional autonomy, regency governments have authorities in managing their natural resources available in their jurisdiction. Specifically article 5 of Act No. 25/1999 on financial balance argues that revenu generated from fishery sector are allocated as 20 percent for central government and 80 percent for provincial and regency governments. The enactment of these acts has provided opportunities for regency governments to optimally utilize marine and fishery resources in the context of agromarine development. Therefore identification of policy strategies to develop the sector is urgently needed. Research was undertaken by utilizing descriptive method, while data analysis was accomplished by combining SWOT technique (strength, weakness, opportunity, and threat) and AHP (analytic hierarchy process). The research concludes that policy strategies that should be implemented are categorized into two broad levels. First, strategies at industry level, namely: (1) market penetration, (2) maintain existing market, (3) strengthening organization, (4) collaboration in research and development, and (5) provide more priority to local labors. Second, strategies at government level that are: (1) improving infrastructures, (2) producing conducive and consistent regulations, (3) inviting new investors, (4) enhancing access on market information, (5) providing skilled labors, (6) increasing credit allocation to agromarine activities.
3. Apakah perubahan Excise Subsidy menjadi Cash Grant membantu petani kecil? Anas Zaini
JURNAL AGRIMANSION Vol 7 No 1 (2006): JURNAL AGRIMANSION APRIL 2006
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v7i1.132

Abstract

Abstrak Pemberian subsidi BBM selama ini dianggap salah sasaran karena lebih banyak dinikmati kelompok masyarakat menengah ke atas. Oleh karena itu pemerintah menggantinya dengan memberikan bantuan langsung tunai (BLT) kepada rumahtangga miskin termasuk rumahtangga petani kecil dan melepaskan harga minyak dalam negeri mengikuti harga dunia. Dengan menggunakan indikator nilai tukar petani diperoleh hasil bahwa kebijakan tersebut bukan saja gagal mempertahankan status kemakmuran petani tetapi justru berakibat kontra produktif bagi upaya pemerintah mengurangi tingkat kemiskinan. Program pembangunan ekonomi yang sebelumnya menyebabkan nilai tukar petani menurun 2,23 % per tahun mengalami percepatan penurunan menjadi 13.5 % untuk rumahtangga petani dan 21,4 % untuk rumahtangga buruh tani setelah pemerintah mengganti kebijakan excise subsidy dengan BLT. Abstract Subsidy on oils is assumed to reach wrong target since it is received mainly by middle and upper class of society. The government therefore replaced it with cash grant given to poor households including small farmers and freed the domestic price of oils to follow its counterpart world price. By utilizing farmer terms of trade as an indicator of welfare change it can be concluded that the replacement policy was not only fail to maintain the welfare of farmer but more than that it was also unproductive to the government’s efforts in reducing poverty. Economic development program that caused farmer terms of trade to be down 2.23 % per year has experienced progressive decline to reach 13.5 % per year for farmer households and 21.4 % per year for farm labor households since the government replaced excise subsidy with cash grant.
PENGEMBANGAN RANTAI NILAI KOMODITAS KEMIRI SEBAGAI UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN DAN PELESTARIAN SUMBERDAYA HUTAN DI KAWASAN HUTAN GUNUNG RINJANI LOMBOK UTARA Muhamad Siddik; Anas Zaini; . I Ketut Budastra; Muhammad Zubair
JURNAL AGRIMANSION Vol 19 No 2 (2018): JURNAL AGRIMANSION AGUSTUS 2018
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v19i2.238

Abstract

ABSTRACT ‌This research aims at developing value chain of the candlenut (Aleurites muccanus) and formulating a program action to make the candlenut as an economic engine for conserving forest resources within the area of Rinjani Mountain, Northern Lombok. ‌Research utilized snow ball method, while data were collected through observation, in-depth interview, virtual survey, and Focus Group Discussion (FGD). Data was then analyzed using combination of quantitative and qualitative methods. Results indicate that candlenut commodity faces many problems along its marketing channels. Candlenut trees have relatively low productivity, so that they need to be replanted using local varity. Moreover, farmers mostly sold candlenut in form of raw commodity, therefore, farmers need to be trained proper de-shelling process in order to gain more added value.
PENGARUH PENURUNAN TARIF IMPOR DAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI TERHADAP DAYA SAING DAN EFISIENSI AGRIBISNIS KOPI ROBUSTA DENGAN PENGOLAHAN KERING DAN BASAH DI PULAU LOMBOK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Abdus Sihab Patoni; IGL Parta Tanaya; Anas Zaini; I Ketut Budastra
JURNAL AGRIMANSION Vol 20 No 1 (2019): Jurnal Agrimansion April 2019
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v20i1.261

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh penurunan tarif impor dan pajak pertambahan nilai terhadap daya saing, dan efisiensi usahatani kopi robusta dengan pengolahan kering dan pengolahan basah di Pulau Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat. Metode analisis data yang digunakan adalah Matrik Analisis Kebijakan (PAM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani kopi robusta dengan pengolahan kering dan basah di Lombok memiliki daya saing, dan efisien pada empat skenario kebijakan. Daya saing dan efisiensi ditunjukkan dengan nilai keuntungan privat (D) dan keuntungaan sosial (H) lebih besar dari nol, serta Privat Cost Ratio (PCR) dan Domestic Resources Cost Ratio (DRCR) lebih kecil dari satu. ABSTRACT The aim of this research is to analyze the impacts of decreasing of import tariff and value added tax on competitiveness and efficiency of farming of coffee robusta for both dry and wet processing in Lombok Island, West Nusa Tenggara Province. Policy analysis matrix (PAM) had been used as analysis method. The results of analysis indicated that coffee robusta farming has competitiveness and efficient in four scenario of trade. Competitiveness and efficiency reflected by Privat Profit (D), and Social Profit (H) were more than zero, while Privat Cost Ratio (PCR) and Domestic Reources Cost Ratio (DRCR) were less than one.
KESEMPATAN KERJA DAN PENDAPATAN PELAKU PEMASARAN AGRIBISNIS ONLINE DI KOTA MATARAM Silvia Dinan Sari; Anas Zaini; Ibrahim Ibrahim
JURNAL AGRIMANSION Vol 21 No 2 (2020): Jurnal Agrimansion Agustus 2020
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v21i2.384

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) menganalisis kesempatan kerja dari pelaku pemasaran agribisnis online (driver Go-Food dan driver Grab Food) di Kota Mataram; dan (2) menganalisis pendapatan dari pelaku pemasaran agribisnis online (driver Go-Food dan driver Grab Food) di Kota Mataram. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Data di analisis dengan menggunakan perhitungan HKO (Hari Kerja Orang) dan dengan menggunakan analisis biaya dan pendapatan. Penelitian ini dilakukan di Kota Mataram, karena saat ini di Kota Mataram sedang gencar-gencarnya penggunaan fitur layanan Go-Food dan Grab Food. Pengambilan responden dalam penelitian ini dengan cara accidental sampling. Sedangkan penentuan jumlah responden dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak 40 responden dengan menggunakan quota samplin. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif, sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Kesempatan kerja/peluang kerja dari pelaku pemasaran agribisnis online di Kota Mataram berdasarkan perhitungan sebesar 5.920 HKO dengan hasil perhitungan HKO untuk per individu sebesar 1,6 HKO/orang dengan rata-rata jam kerja sehari selama 11.45 jam/hari; dan (2) Rata-rata pendapatan yang diterima oleh pelaku pemasaran agribisnis online di Kota Mataram per bulan sebesar Rp 2.131.449
PENGATURAN LUAS TANAM SEBAGAI INSTRUMEN KEBIJAKAN STABILISASI HARGA DAN PENDAPATAN PETANI: STUDI KASUS KOMODITI CABE DI PULAU LOMBOK, INDONESIA Anas Zaini; I Ketut Budastra; Muhammad Zubair; Suparmin Suparmin
JURNAL AGRIMANSION Vol 21 No 3 (2020): Jurnal Agrimansion Desember 2020
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v21i3.428

Abstract

Berbeda dengan strategi stabilisasi untuk komoditi biji-bijian yang dapat disimpan lama, kebijakan stabilisasi untuk cabe rawit dilakukan melalui pengaturan waktu dan luas tanam karena komoditi ini umumnya dikonsumsi dalam kondisi segar. Dengan menggunakan data harga di tingkat konsumen bulanan (2012-2016) dan dianalisis menggunakan model program linear untuk memaksimumkan penerimaan maka luas optimal penanaman cabe di musim kemarau adalah 1.418 hektar per bulan sementara di musim hujan adalah 1.786 hektar per bulan dengan nilai penerimaan 846.299.124.300 rupiah. Selain itu hasil penelitian mengindikasikan harga cabe pada musim kemarau sekitar Rp. 64.638 per kg di musim kemarau sementara di musim hujan Rp. 36.644 per kilogram. Menstabilkan harga pada nilai rata-ratanya dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat.
PERILAKU DAN STRATEGI RUMAHTANGGA PETANI DALAM MENGHADAPI RISIKO USAHATANI CABAI RAWIT DI PULAU LOMBOK Muhammad Siddik; Anas Zaini; Bambang Dipokusumo; Anwar Anwar
JURNAL AGRIMANSION Vol 22 No 1 (2021): Jurnal Agrimansion April 2021
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v22i1.503

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: mengidentifikasi risiko dan keberanian petani dalam menghadapi risiko usahatani, serta menganalisis perilaku dan strategi rumah tangga petani dalam menghadapi risiko usahatani cabai kecil. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksplanatif berbasis data primer, yaitu data dari rumah tangga petani cabai kecil. Lokasi penelitian ditentukan secara bertingkat (multistage purposive sampling), dan petani sampel dipilih secara acak (random sampling) sebanyak 50 orang. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara terstruktur. Pengukuran risiko menggunakan variance, standar deviasi dan koefisien variasi. Perilaku petani dalam menghadapi risiko dianalisis dengan regresi linear berganda; dan strategi pengendalian risiko dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil peneltian menunjukkan bahwa usahatani cabai kecil di Pulau Lombok termasuk berisiko produksi rendah (koefisien variasi < 0,5), karena didukung oleh pengalaman petani berusaha tani cabai kecil yang cukup lama (13 tahun); sedangkan risiko harga termasuk tinggi (koefisien variasi > 0,5), karena harga ditentukan oleh pasar dan berfluktuasi. Petani berperilaku berani dalam menghadapi risiko produksi (risk taker); tapi cenderung berperilaku netral dalam menghadapi risiko harga (risk neutral). Strategi pengendalian risiko dilakukan sebelum, selama dan setelah proses produksi berlangsung, sebagian besar dilakukan melalui penerapan SOP teknologi budidaya; tapi belum ada yang melakukan melalui kerjasama kemitraan dan asuransi usahatani; termasuk kurang memperhatikan pengendalian risiko setelah berakhirnya proses produksi sebagai antisipasi terhadap risiko usahatani pada musim tanam berikutnya.
APLIKASI MODEL PRINCIPAL AGENT PADA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN WAJIB TANAM BAWANG PUTIH DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR Anas Zaini; Anwar Anwar; Muhammad Zubair; ‪Dwi Praptomo Sudjatmiko; Suparmin Suparmin; Ni Made Wirastika Sari
JURNAL AGRIMANSION Vol 22 No 3 (2021): Jurnal Agrimansion Desember 2021
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v22i3.707

Abstract

Sebagai salah satu negara importir bawang putih terbesar di dunia, dimana lebih dari 95 persen kebutuhan domestik saat ini dipenuhi dari impor, pemerintah Indonesia berupaya meningkatkan produksi bawang putih dalam negeri. Artikel ini membahas salah satu upaya peningkatan produksi bawang putih tersebut yaitu kebijakan wajib tanam bawang putih oleh importir yang bermitra dengan petani. Hubungan kemitraan tersebut kemudian dianalisis menggunakan Model Principal Agent, dimana hubungan kerja masing-masing komponen pendukung kebijakan didiskusikans dan dievaluasi secara kritis. Hak dan kewajiban para pihak (principal dan agent) dianalisis dan dievaluasi implementasinya berdasarkan kontrak Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang telah ditandatangani, serta peran dan fungsi koordinasi pemerintah melalui dinas terkait dievaluasi berdasarkan petunjuk teknis pelaksanaan kebijakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan wajib tanam oleh importir yang bermitra dengan petani bawang putih telah sesuai dengan PKS dan menguntungkan para pihak tanpa adanya moral hazard. Namun demikian peran koordinatif pemerintah sangat minimal terutama pada tahap monitoring dan pelaporan hasil.
PERAMALAN PRODUKSI DAN HARGA BAWANG PUTIH DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR Bq. Lisa Indrawati Putri; Anas Zaini; Anwar Anwar
JURNAL AGRIMANSION Vol 23 No 1 (2022): Jurnal Agrimansion April 2022
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v23i1.814

Abstract

This study aims to: (1) analyze the pattern of development of garlic production and prices in East Lombok Regency. (2) Analyzing the most suitable quantitative forecasting method to predict the production and price of garlic in the next 5 years in East Lombok Regency. The data used in this research is secondary data. Then to process the data used time series forecasting method. The pattern of production and price data shows that there is an element of trend and after viewing the ACF and PACF, it shows that the data is stationary. The best forecasting for production uses the Single Exponential Smoothing method because it has the smallest error value. The results of the production calculation show that the MAD value is 13,414, the MSE value is 477,560,765, and the MAPE value is 17% and has an average production value of 6.088.9 ton. While the results of the price calculation, the MAD value is 4,090, the MSE value is 31,075,403, and the MAPE value is 8%, but the results of price forecasting are relatively constant at Rp. 40,000.