Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KAJIAN MUTU ORGANOLEPTIK DAN DAYA SIMPAN PINDANG TONGKOL DENGAN PERLAKUAN JENIS AIR DAN LAMA PENGUKUSAN Baiq Rien Handayani; Bambang Dipo Kusumo; Wiharyani Werdiningsih; Tri Isti Rahayu; Hariani Hariani
Pro Food Vol. 3 No. 1 (2017): Pro Food
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.603 KB) | DOI: 10.29303/profood.v3i1.42

Abstract

The objective of this study was to determine the influence of water type and the length of steam on sensory quality and shelf life of steamed tuna, so it is expected that the resulting output can be useful for the processing of coastal fish with limited fresh water. This research uses Randomized Block Design with 2 (two) factors ie water type (freshwater and seawater of Tanjung Luar) and steam duration (15, 30, 45, 60 and 75 minutes). Each treatment was replicated 3 times to obtain 30 experimental units. The parameters observed were sensory quality which included hedonic and scoring test with consisted of color, flavor, texture and aroma as well as shelf life of steamed tuna. The results of sensory observation were analyzed by diversity analysis at 5% real level by using Friedman Two Anova and the real difference was tested further with Wilcoxon Match Pairs Test. The steamed tuna sustainability was observed visually by looking at the growth of the fungus. The results showed that the use of water type (seawater and fresh water) and the duration of steaming influence the sensory quality and shelf life of steamed tuna. The use of seawater with steaming for 45 minutes produces steamed tuna with the best sensory reception with favored color characteristics (brownish white), favored scent (a rather strong pindang aroma) with a preferred flavor (a slightly stronger and slightly salty flavored pindang) It has a preferred texture (padded) with 72 hours of storage at room temperature. Key words: sensory, shelf life, steaming, tuna, water ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis air dan lama pengukusan terhadap mutu organoleptik dan daya simpan pindang ikan tongkol, sehingga diharapkan keluaran yang dihasilkan dapat bermanfaat bagi pengolahan ikan daerah pesisir dengan keterbatasan air tawar. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 2 (dua) faktor yaitu jenis air (air tawar dan air laut Tanjung Luar) dan lama pengukusan (15, 30, 45, 60 dan 75 menit). Masing-masing perlakuan diulang 3 kali sehingga diperoleh 30 unit percobaan. Parameter yang diamati adalah mutu organoleptik yang meliputi uji hedonik dan uji skoring warna, rasa, tekstur dan aroma serta daya simpan pindang tongkol. Data hasil pengamatan organoleptik dianalisa dengan analisis keragaman pada taraf nyata 5% dengan menggunakan Friedman Two Anova dan perbedaan nyata diuji lanjut dengan Wilcoxon Match Pairs Test. Daya simpan tongkol diamati secara visual dengan melihat pertumbuhan jamur. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa penggunaan jenis air (air laut dan air tawar) dan lama pengukusan berpengaruh terhadap mutu organoleptik dan daya simpan pindang ikan tongkol. Penggunaan air laut dari Tanjung Luar dengan pengukusan selama 45 menit menghasilkan tongkol dengan penerimaan organoleptik terbaik dengan karakteristik warna disukai (putih kecoklatan), aroma disukai (aroma pindang agak kuat) dengan rasa disukai (rasa khas pindang agak kuat dan terasa agak asin), selain itu memiliki tektur yang disukai (empuk) dengan lama penyimpanan 72 jam pada suhu ruang. Kata kunci: air, daya simpan, organoleptik pengukusan, tongkol
EVALUASI SENSORIS YOGURT NANAS MADU DENGAN PERLAKUAN KOMBINASI STARTER KULTUR BAKTERI ASAM LAKTAT : SENSORY EVALUATION OF HONEY PINEAPPLE YOGURT WITH COMBINATION TREATMENT OF LACTIC ACID BACTERIA STARTER CULTURE Tri Isti Rahayu; Mutia Devi Ariyana; Moegiratol Amaro; Baiq Rien Handayani; Nazaruddin Nazaruddin; Sri Widyastuti
Pro Food Vol. 8 No. 1 (2022): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan )
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/profood.v8i1.238

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerimaan sensoris yoghurt nanas madu dengan kombinasi penggunaan kultur starter. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengakap yang terdiri dari 1 faktor yaitu kombinasi kultur bakteri asam laktat L. bulgaricus: S. thermophilus: L. acidophilus (1:1:0 [K1], 1:1:1 [K2], 2:2:1 [K3], 1:1:2 [K4]). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi kultur K1 mampu menghasilkan penilain organoleptik aroma, rasa, homogenitas, mouthfeel dan warna yang paling sesuai terhadap penerimaan panelis yoghurt nanas madu dibandingkan penggunaan kombinasi penambahan kultur bakteri probiotik L. acidophilus. Penggunaan dua kultur konvensional L. bulgaricus dan S. thermophilus lebih unggul berdasarkan karakter organoleptik yaitu aroma, rasa, dan homogenitas yang lebih disukai oleh panelis
DEVELOPMENT OF YOGHURT BASED ON SWEET CORN (Zea mays Saccharata) WITH THE ADDITION OF Eucheuma spinosum: Development of Yoghurt Based on Sweet Corn (Zea mays Saccharata) with Addition of Eucheuma spinosum Mutia Devi Ariyana; Baiq Rien Handayani; Moegiratul Amaro; Tri Isti Rahayu; Novia Rizki Warismayati
Pro Food Vol. 8 No. 1 (2022): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan )
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/profood.v8i1.243

Abstract

Yoghurt jagung manis memiliki konsistensi yang tidak homogen akibat terjadinya sineresis. Penambahan E. Spinosum sebagai sumber hidrokoloid alami berpotensi memperbaiki kualitas yoghurt jagung manis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi rumput laut E. spinosum terhadap kualitas yoghurt jagung manis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental yang dilaksanakan di Laboratorium dan dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor dengan perlakuan konsentrasi rumput laut E. spinosum (0%, 2,5%, 5%, 7,5%, 10% dan 12,5%). Data hasil pengamatan dianalisis dengan analisis keragaman (Analysis of Variance) dengan taraf nyata 5% dengan menggunakan software Co-stat. Data yang berbeda nyata diuji lanjut dengan Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi rumput laut E. spinosum memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap nilai total BAL, total asam laktat, pH, viskositas dan organoleptik homogenitas serta mouthfeel yoghurt jagung manis secara skoring maupun hedonik, tetapi tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap organoleptik aroma dan rasa yoghurt jagung manis secara skoring maupun hedonik. Perlakuan konsentrasi rumput laut E. spinosum 7,5% menghasilkan mutu yoghurt jagung manis terbaik dengan nilai total BAL 9,00 log CFU/ml, total asam laktat 0,96%, pH 4,94, viskositas 1.022,67 cP, dan aroma, rasa, homogenitas serta mouthfeel yang dapat diterima oleh panelis.
JURNAL REVIEW: KONDISI VBNC (viable but nonculturable) PADA BAKTERI PATOGEN PANGAN GRAM NEGATIF Yesica Marcelina Romauli Sinaga; Ratih Dewanti-Hariyadi; Firman Fajar Perdhana; Tri Isti Rahayu
The Journal of Teknologi Pangan Vol 4 No 1 (2023): Bioprocessing and Sustainable Agricultural Technology
Publisher : Faculty of Agricultural Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36761/fagi.v4i1.2857

Abstract

Bakteri patogen pangan bukan pembentuk spora dapat memasuki kondisi nongrowing ketika berada dalam kondisi yang tidak mendukung pertumbuhannya, seperti kondisi nutrisi rendah, pH rendah, dan suhu rendah. Salah satu bentuk nongrowing bakteri adalah kondisi VBNC (viable but nonculturable). Bakteri dalam kondisi VBNC tidak dapat membentuk koloni pada media agar yang rutin digunakan untuk enumerasi bakteri, meskipun demikian bakteri ini masih memiliki viabilitas (integritas seluler), dan mampu melakukan aktivitas metabolik yang ditandai dengan kemampuan mengekspresikan protein, respirasi, dan adanya aktivitas enzimatik intraseluler. Dalam kondisi VBNC tersebut, bakteri khususnya patogen, yang terdapat di dalam pangan akan menimbulkan bahaya kesehatan. Hal ini mengkhawatirkan, karena metode pengkulturan yang digunakan mengendalikan keamanan pangan diduga tidak mampu mendeteksi bakteri patogen pangan yang berada dalam kondisi VBNC. Estimasi jumlah bakteri patogen pada pangan yang lebih rendah dari sebenarnya, dan kegagalan mengidentifikasi bakteri patogen pada sampel pangan saat dikulturkan pada media agar cawan, menimbulkan bahaya bagi kesehatan, apabila pangan tersebut dikonsumsi. Oleh karena itu, keberadaan kondisi VBNC bakteri patogen pangan perlu dipelajari lebih lanjut.