Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KARAKTERISTI SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK FRUIT LEATHER DENGAN VARIASI PERBANDINGAN PEPAYA DAN DAUN KELOR: Physical and Organoleptic Characteristics of Fruit Leather with Comparative Variations of Papaya and Moringa Leaf Eghik Ardiyan; Agustina Intan Niken Tari; Novian Wely Asmoro
Pro Food Vol. 7 No. 1 (2021): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/profood.v7i1.160

Abstract

ABSTRACT Fruit leather is a snack made from puree that is dried in an oven or dehydrator. This study aims to determine the effect of an appropriate ratio of papaya and moringa leaves on the physical and sensory characters of papaya and moringa leaves. Completely Randomized Design (CRD) consisting of 1 control, 4 treatments and 2 replications to obtain 10 experimental units. Papaya fruit leather is made with 4 treatments of the composition of papaya and moringa leaves (100 g papaya, 99 g papaya: 1 g Moringa leaves, 98 g papaya: 2 g moringa leaves, 97 g papaya: 3 g moringa leaves, and 96 g papaya: 4 g moringa leaves). The results showed that the comparison of papaya and moringa leaves had a significant effect on yield, L * color, a * color, b * color, air content and organoleptic values (texture and color), and had no effect on the texture of the fruit skin. F3 treatment is the most recommended fruit leather for consumers. In the F3 treatment, with a yield value of 31.65%, with a service level (L *) of 26.06, color a *= 0.61, color b*= 5.99, and a texture of 0.75 and a moisture content of 22, 5% ABSTRAK Fruit leather merupakan salah satu makanan ringan dari bubur buah (puree) yang dikeringkan dalam oven atau dehidrator. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbandingan pepaya dan daun kelor yang tepat terhadap karakter fisik dan sensori fruit leather pepaya dan daun kelor. Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 1 kontrol, 4 perlakuan dan 2 kali ulangan sehingga diperoleh 10 unit percobaan. Fruit leather pepaya dibuat dengan 4 perlakuan komposisi pepaya dan daun kelor (100 g pepaya, 99 g pepaya: 1 g daun kelor, 98 g pepaya: 2 g daun kelor, 97 g pepaya: 3 g daun kelor, 96 g pepaya: 4 g daun kelor). Parameter analisis meliputi rendemen, karakter fisik, kdar air dan sensori. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan perbandingan pepaya dan daun kelor berpengaruh nyata terhadap rendemen, warna L*, warna a*, warna b*, kadar air dan nilai organoleptik (tekstur dan warna), dan tidak berpengaruh nyata terhadap tekstur fruit leather. perlakuan F3 merupakan fruit leather yang paling diekomendasikan untuk konsumen. Pada perlakuan F3, dengan nilai rendemen sebesar 31,65%, dengan tinggat kecerahan (L*) sebesar 26,06, warna a* 0,61 warna b* 5,99, dan memiliki tekstur 0,75 serta kadar air sebesar 22,5%.
PERFORMA KESEHATAN TIKUS Sprague dawley AKIBAT PEMBERIAN YOGHURT PREBIOTIK SEBAGAI ANTIDIARE lia saputri; Agustina Intan Niken Tari; Sri Hartati
Jurnal Ilmiah Teknosains Vol 4, No 2 (2018): JiTek
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.414 KB) | DOI: 10.26877/jitek.v4i2.2704

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian yoghurt berpotensi prebiotik dengan penambahan ekstrak ubi jalar ungu sebagai antidiare dan mengetahui performa kesehatan tikus sebagai hewan coba. Tikus yang digunakan adalah tikus putih galur Sparague dawley umur 1,5 bulan. Parameter performa kesehatan tikus meliputi kenaikan berat badan, konsumsi pakan dan efisiensi pakan sedangkan parameter antidiare adalah kadar air feses.  Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 4 faktor perlakuan yaitu Y- = tikus tanpa perlakuan yoghurt prebiotik dan (Enthero pathogenic Escherichia coli) EPEC, Y1 = tikus dengan perlakuan yoghurt prebiotik, Y2 = tikus dengan perlakuan yoghurt prebiotik dan EPEC, Y+ = tikus dengan perlakuan EPEC, setiap perlakuan diulang 5 kali. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan Anova. Apabila terdapat beda nyata antar perlakuan dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf signifikansi 5%.  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian yoghurt berpotensi prebiotik memberikan pengaruh yang nyata terhadap konsumsi pakan, berat badan, efisiensi pakan dan kadar air feses pada tikus percobaan.  Kenaikan berat badan dan efisiensi pakan menunjukkan hasil yang tinggi pada tikus yang tidak terinfeksi EPEC dan menunjukkan hasil yang rendah pada tikus yang terinfeksi EPEC. Kadar air feses dan konsumsi pakan menunjukkan hasil yang tinggi pada tikus yang terinfeksi EPEC dan menunjukkan hasil yang rendah pada tikus yang tidak terinfeksi EPEC. Kata kunci : yoghurt, yoghurt prebiotik dan antidiare.
PENGARUH KONSENTRASI SUKROSA SEBAGAI CRYOPROTECTANT TERHADAP KARAKTERISTIK SIFAT KIMIA YOGHURT SINBIOTIK KERING BEKU Yunita Yunita; Agustina Intan Niken Tari; Afriyanti Afriyanti
Jurnal Ilmiah Teknosains Vol 5, No 2 (2019): JiTek
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.587 KB) | DOI: 10.26877/jitek.v5i2.4533

Abstract

ABSTRAKYoghurt sinbiotik merupakan susu fermentasi oleh Bakteri Asam Lakat (BAL) spesies Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus, dan Lactobacillus plantarum Dad 13 sebagai probiotik dengan penambahan ubi jalar ungu sebagai prebotik. Yoghurt sinbiotik diproses dengan pengeringan beku. Pada proses pengeringan beku ditambahkan Cryoprotectant untuk mencegah kerusakan membran sel bakteri pada yoghurt.  Cryoprotectant berfungsi sebagai pelindung sel bakteri asam laktat selama pembekuan. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh konsentrasi Cryoprotectant sukrosa terhadap sifat kimia yoghurt sinbiotik kering beku. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan satu variasi yaitu konsentrasi Croprotectant (0%, 2,5%, 5%, 7,5%). Data yang diperoleh dianalisis statistic menggunakan Analysis Of Variance (ANOVA) dengan tingkat signifikan 5% dan jika terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Parameter pengamatan yang digunakan untuk menganalisis yoghurt sinbiotik kering beku meliputi kadar air, kadar abu, total asam titrasi, dan pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi Cryoprotectant tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air, dan pH yoghurt sinbiotik kering beku, namun berpengaruh nyata terhadap kadar abu dan total asam titrasi. Pengaruh konsentrasi sukrosa sebagai Cryoprotectant diperoleh hasil terbaik pada konsentrasi 5% mempunyai kadar air 5,633%, kadar abu 4,900%, total asam titrasi 8,8167%, dan pH 3.867.ABSTRACTSynbiotic yogurt is fermented milk by Lactic Acid Bacteria (LAB) species Lactobacillus bulgaricus and Streptococcus thermophillus, and Lactobacillus plantarum Dad 13 as probiotics with the addition of purple sweet potatoes as prebotics. Synbiotic yogurt is processed by freeze drying. In the freeze drying process Cryoprotectant is added to prevent damage to bacterial cell membranes in yogurt. Cryoprotectant functions as a protective cell for lactic acid bacteria during freezing. The purpose of this study was to determine the effect of sucrose cryoprotectant concentrations on the chemical properties of freeze dried sinbiotic yogurt. This study uses a Completely Randomized Design with one variation, namely the concentration of Croprotectant (0%, 2.5%, 5%, 7.5%). The data obtained were statistically analyzed using Analysis Of Variance (ANOVA) with a significant level of 5% and if there were significant differences between treatments then continued with the Duncan's Multiple Range Test (DMRT). Observation parameters used to analyze freeze dried synbiotic yogurt include water content, total titration acid, ash content, and pH. The results showed that the concentration of Cryoprotectant had no significant effect on water content, and the pH of freeze dried synbiotic yogurt, but had a significant effect on ash content and total acid titration. Effect of sucrose concentration as Cryoprotectant obtained the best results at a concentration of 5% having a moisture content of 5.633%, ash content of 4.900%, total acid titration of 8.8167%, and pH of 3,867.Keywords: Synbiotic Yogurt, Purple Sweet Potato, Cryoprotectant
PENGEMBANGAN USAHA TEMPE DAN KERIPIK TEMPE UNTUK UKM JATISRONO WONOGIRI Agustina Intan Niken Tari; Tri Wiharti; Sri Sri Hartati
SEMAR (Jurnal Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni bagi Masyarakat) Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : LPPM UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/semar.v4i1.846

Abstract

The IbM aims at improving the ability of management SME I (Saikem SMEs ) and SME II (Satino SMEs) in making tempe and tempe chips in Jatisrono Wonogiri. The improvement of management capabilities are: ability to produce products with sanitation and food safety, packaging and labeling as well as bookkeeping. Evaluation and indicator for both SMEs in this program include (1) increasing participant's knowledge of the theories that have been given about the product tempe and tempe chips (2) increasing the participant’s skills towards the introduction of tools and assistance on the application of sanitary and food safety  packaging and labeling as well as  capability of bookkeeping. Pretest result is globally as follows : Saikem SMEs = 66.67 , Satino SMEs = 70 and average = 68.34. Post test results for  both SMEs has average = 100. The improvement of knowledge for Saikem SMEs is 49,93 % and for Satino SMEs is 42.86% or the is average= 46.40 %.. The Performance of IbM”s tool assistance for Saikem SMEs is 5 Kg / min (form of soy husk peeler), while that of Satino SMEs is 15 slices of tempe with an average of thickness of 0.2 cm for the tempe chopper. Average production of tempe on SaikemSMEs after soy husk peeler has been given is 27.5 % , while the production of tempe chips SatinoSMEs after tempe chopper has been given is 25 % . Both SMEs (Saikem SMEs and Satino SMEs) are able to perform the bookkeeping.. 
Strategi Pemasaran melalui Pengembangan Teknik Pengemasan dan Pelabelan Merek Dagang terhadap Produk Nugget Jamur Tiram pada UMKM Jamur Tiram Safa Group Desa Ngunut Kelurahan Sonorejo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo Retno Widyastuti; Catur Budi Handayani; Agustina Intan Niken Tari; Yoesti Silvana Arianti; Rosita Dewati; Muharomah Nur Aini
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 5 (2022): Inovasi Riset dan Pengabdian Masyarakat Guna Menunjang Pencapaian Sustainable Developm
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Budidaya jamur tiram yang berlimpah menginisiasi pemilik mengolah hasil panen menjadi produknugget (siap masak/ ready to cook). Nugget jamur tiram diproduksi setiap hari dengan jumlah ±100packs. Distribusi produk dikirimkan ke pedagang pasar dan warung penjual bahan mentah.Peminatan terhadap nugget jamur tiram cukup baik dilihat dari peningkatan jumlah produksi setiapharinya dan adanya tambahan pemesanan khusus (pre-order). Nugget memiliki sifat mudah rusakkarena mengandung zat gizi yang dapat dimanfaatkan mikrobia patogen sebagai tempat tumbuh.Nugget dikemas menggunakan plastik mika yang memiliki potensi tercemarnya produk akibatkurang kedapnya kemasan. Hal ini dikarenakan mitra belum memiliki pengetahuan cara mengemasproduk dengan tepat. Perlu adanya perbaikan teknik mengemas untuk melindungi produk sertapelabelan untuk meningkatkan daya tarik konsumen serta perluasan distribusi. Kegiatan pengabdiandimulai dengan sosialisasi cara pengolahan nugget dengan benar sesuai dengan prinsip caraproduksi pangan olahan yang baik (CPPOB), pendampingan pengemasan vakum dan pembuatandesign label kemasan yang menarik. Hasil kegiatan sosialisasi telah dilakukan, antusiasme pesertacukup baik dengan adanya tambahan pengetahuan cara penanganan bahan baku dan bahantambahan pada produk dengan tepat. Peserta menyadari untuk menjaga kualitas produk perludilakukan takaran yang sesuai untuk menjaga rasa nugget, selain itu kebersihan pekerja dan sanitasilingkungan juga perlu dijaga. Selanjutnya setelah produk jadi harus dikemas secara tepat, pesertamelakukan pengemasan vakum untuk meminimalisir kontaminasi udara. Produk juga diberi labelsebagai informasi ke konsumen dan bertujuan memperluas pemasaran. Kegiatan diakhiri dengansosialisasi mengenai pentingnya strategi pemasaran sebagai upaya perluasan pasar. Kata kunci : jamur tiram, keamanan pangan, kemasan vakum, konsumen, label, sanitasi