Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

PENGARUH JENIS INOKULUM TERHADAP KANDUNGAN ASAM FOLAT PADA FERMENTASI TEMPE KEDELAI HITAM VARIETAS MALLIKA Wely Asmoro, Novian
Jurnal Ilmiah Teknosains Vol 2, No 1/Mei (2016): Jitek
Publisher : Jurnal Ilmiah Teknosains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Asam folat merupakan salah satu vitamin yang sangat penting bagi tubuh. Asam folat dapat diperoleh dari biji-bijian,  telur,  hati,  sayuran hijau dan produk makanan fermentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inokulum tempe terhadap kandungan asam folat pada fermentasi tempe kedelai hitam var. Mallika.  Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu: 1). Pembuatan inokulum tempe yang berasal dari biakan murni Rhizopusoligosphorus NRRL 2710, Rhizopusoryzae TKAA dan Rhizopusstolonifer L-153; 2). Analisis viabilitas spora pada inokulum yang telah dibuat; 3). Pembuatan tempe dari kedelai hitam varietas Mallika masing-masing menggunakan inokulum murni kemudian dilakukan analisis kandungan asam folatnya menggunakan metode Trienzyme-Microbiological Assay (AOAC 2004.05).  Hasil penelitian menunjukkan kedelai hitam varietas Mallika memiliki kandungan asam folat: 3,1 mg/kg kedelai. Perlakukan perendaman, perebusan dan pengukusan pada proses pembuatan tempe menurunkan kandungan asam folat menjadi 0,1 mg/kg kedelai, kemudian fermentasi tempe kedelai hitam selama 48 jam dengan menggunakan inokulum R. oryzae TKAA, R. stolonifer L-153 dan R. oligosporus NRRL 2710 masing-masing meningkatkan kandungan asam folat sebesar 0,9 mg/kg tempe; 1,7 mg/kg tempe dan 2,0 mg/kg tempe. Kandungan asam folat pada tempe kedelai hitam tertinggi diperoleh dari fermentasi menggunakan inokulum R. oligosporus NRRL 2710 yaitu sebesar 2,0 mg/kg tempe.
Kualitas Fisik Antimicrobial Edible Film (AmEF) dengan Ekstrak Daun Teh (Camellia sinensis) dari Gelatin Limbah Tulang Ayam Windyasmara , Ludfia; Pertiwiningrum, Ambar; Erwanto, Yuny; Asmoro, Novian Wely; Afriyanti, Afriyanti
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol 9 No 1 (2019): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veter
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.126 KB) | DOI: 10.30862/jipvet.v9i1.3

Abstract

This study intends to find out the impact of green tea leaves’ concentration and heating temperature on the physical quality of the antimicrobial edible film (AmEF) made from chicken bone gelatin. This study also utilizes chicken bone waste, in oder to increase both monetary value and the usefulness of that waste. The bone gelatin will then be utilized as AMeF and combined with green tea leaves’ extract (Camellia sinensis) that used as sausage wrapper. Several stages have been taken placed as follow: chicken bone gelatin production; green tea leaves extraction; and tea leaves’ extract-AMeF production. cCompletely randomized design with the factorial pattern was used in this study. Data was statistically analyzed using uni-variate analysis with 5% significance rate. Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) will later be used to further test if there is a difference between each treatment. The physical qualities of AmEF that tested in this study include clarity, color, and thickness. The result of this study shows that a clarity value of AmEF was ranged between 0.62-2.12 abs, color was 0.87-2.60 abs, and 0.015-0.023 mm of thickness. The addition of tea extract and heating temperature have significant (P<0.05) effect on the clarity and color while have no effect on the thickness.
EKSTRAKSI SELULOSA BATANG TANAMAN JAGUNG (ZEA MAYS) METODE BASA Asmoro, Novian Wely; -, Afriyanti; -, Ismawati
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2017: Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (711.694 KB)

Abstract

Batang tanaman jagung merupakan salah satu limbah hasil pertanian yang mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konsentrasi  NaOH pada proses ekstraksi selulosa dari batang tanaman jagung terhadap rendemen dan sifat fisik selulosa.Tahap dan metode penelitian meliputi: ekstraksi selulosa batang tanaman jagung melalui proses delignifikasi, pencucian, blanching, pengeringan dan pembuatan serbuk selulosa. Percobaan menggunakan waktu ekstraksi selama 60 menit dengan konsentrasi NaOH (K) dengan 5 tarafperlakuan yaitu K1= 10%, K2= 15%, K3= 20%, K4= 25% dan K5= 30%. Masing-masing perlakuan diulang tiga kali dan masing-masing dianalisis dengan dua ulangan. Sehingga diperoleh unit percobaan  3x5x2 = 30 unit percobaan. Analisis produk selulosa secara fisik meliputi pengukuranrendemen, pH, Water Holding Capacity (WHC) dan Oil Holding Capacity (OHC). Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan NaOH konsentrasi 25% pada proses ekstraksi selulosa batang jagung menghasilkan rendemen tertinggi sebesar 35,61%; nilai pH rata-rata sebesar 8,66. Kemampuan mengikat air (WHC) tertinggi sebesar 8,21 g/g dan kemampuan mengikat minyak (OHC) sebesar 9,76g/g. Keywords: Selulosa, batang tanaman jagung, Ekstraksi, Natrium Hidroksida
PERSEPSI DAN MINAT SISWA SMA/SMK TERHADAP PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN Hartati, Sri; Tari, A. Intan Niken; Asmoro, Novian Wely
Edudikara: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol 3 No 1 (2018)
Publisher : IPTPI Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/edudikara.v3i1.84

Abstract

Penelitianinibertujuanuntukmengetahuipersepsi dan minat siswaSMA/SMK terhadapprodi THP.Penelitianinimerupakanpenelitiandeskriptifkuantitatif.Metode yang digunakandalampenelitianiniadalahmetodesurvei.Instrumen yang digunakanadalahangket atau kuesioner.selanjutnyadiujireliabilitasnyasebagai instrumen. PopulasidalampenelitianiniadalahseluruhsiswakelasXI dan XIIdenganjumlah sekitar 100siswa yang diambil dengan sampling dari beberapa sekolah yang berada di wilayah Sukoharja dan sekitarnya. Teknikanalisis data dilakukandengan analisis diskriptif statistik dan korelasi sederhana dengan bantuan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi siswa SMA/SMK tentang Prodi Teknologi Hasil Pertanian (THP) didominasi kategori sedang (71,13 %), positif (15,47%) dan negatif (13,40% ), demikian pula minat siswa SMA/SMK terhadap THP adalah 17,53% tinggi, 69,07% sedang dan 13,04% rendah.Tidak terdapat korelasi antara persepsi dan minat siswa SMA/SMK terhadap Prodi Teknologi Hasil Pertanian (THP).
PREVALENSI STATUS GIZI PADA SISWA-SISWI SMK N PRINGKUKU KABUPATEN PACITAN Novian Wely Asmoro; A.I. Niken Tari; Afriyanti .
Pro Food Vol. 3 No. 2 (2017): Pro Food
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (599.185 KB) | DOI: 10.29303/profood.v3i2.54

Abstract

School-aged teenagers, in particular, have a habit and the pattern of food consumption is often irregular and does not pay attention to the pattern of good and balanced consumption. The condition of unbalanced consumption patterns can affect individual nutritional status. Body mass index measurement (BMI) is related to the prevalence of nutritional status in students of SMK N Pringkuku Kab. Pacitan is used as a general description of nutritional conditions within the school environment. Nutrition status data obtained from the calculation of height and weight and then calculated body mass index (BMI), and data related to healthy habits and lifestyle obtained from the filling of questionnaires by respondents. The results showed that there were students with less nutritional status, normal nutritional status, more nutritional status, and obesity were 25.44%, 58.18% 10.91% and 5.45% respectively with the condition related to sex and general breakfast habits and the frequency of eating a day showed 72.09% of students behaved well, while 27.91% of students behaved eating is not good. Keywords: body mass index, consumption patterns, nutrition, students ABSTRAK Remaja usia sekolah khususnya memilikikebiasaan dan pola konsumsi makanan sering tidak teratur serta tidak memperhatikan pola konsumsi yang baik dan seimbang. Kondisi pola konsumsi yang tidak seimbang dapat berpengaruh pada status gizi individu. Pengukuran body mass index (BMI) terkait dengan prevalensi status gizi pada siswa SMK N Pringkuku Kab. Pacitan digunakan sebagai gambaran umum kondisi gizi dilingkungan sekolah. Data status gizi diperoleh dari perhitungan tinggi badan dan berat badan kemudian dilakukan perhitungan body mass index (BMI), dan data terkait kebiasaan-kebiasaan dan pola hidup sehat diperoleh dari pengisian kuisoner oleh responden. Hasil penelitian menunjukan terdapat siswa dengan status gizi kurang, status gizi normal, status gizi lebih dan obesitas berturut-turut sebanyak 25,44%, 58,18% 10,91% dan 5,45% dengan kondisi tersebut berhubungan dengan jenis kelamin serta secara umum kebiasaan sarapan pagi dan frekuensi makan dalam sehari menujukan 72,09% siswa berperilaku makan baik, sedangkan 27,91% siswa berperilaku makan tidak baik. Kata kunci : body mass index, gizi, pola konsumsi,siswa
RENDEMEN SELULOSA HASIL EKSTRAKSI BATANG TANAMAN JAGUNG (Zea mays) MENGGUNAKAN VARIASI LAMA BLANCHING DAN KONSENTRASI NaOH Novian Wely Asmoro; Afriyanti .; Ismawati .
Pro Food Vol. 4 No. 1 (2018): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.14 KB) | DOI: 10.29303/profood.v4i1.76

Abstract

The aim of this study to determine the effect of NaOH concentration on cellulose extraction process from corn stalks to its yield and physical properties of cellulose. Method of study included: extraction of corn plant cellulose through processed of delignification, washed, blanched, dried and grinded of cellulose powder. The experiment used the extraction time for 60 minutes with the concentration of NaOH with 5 treatment level that was 10%, 15%, 20%, 25% and 30%. Each treatment was repeated three times and each was analyzed with two replications. The experimental unit obtained 3x5x2 = 30 units of experiment. Physical cellulose product analysis included measurement of yield, pH, Water Holding Capacity (WHC) and Oil Holding Capacity (OHC). The results showed that the use 10% NaOH concentration obtained yield of 32.41%; pH value of 8.33; water holding capacity (WHC) was 7.8 g/g; the oil holding capacity (OHC) was 8.33 g/g and water content was 7.96%Keywords: Blanching, cellulose, stalks of corn plants, extraction, Sodium HydroxideABSTRAKSelulosa merupakan salah satu senyawa polimer yang dapat disintesis dari bahan-bahan tanaman, termasuk limbah kegiatan pertanian antara lain batang singkong, jerami, tandan kosong kelapa sawit, tongkol jagung dan batang tanaman jagung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi NaOH dan lama waktu delignifikasi pada proses ekstraksi selulosa dari batang tanaman jagung. Metode ekstraksi selulosa diawali dengan proses penyiapan bahan batang tanaman jagung, proses delignifikasi, pencucian, blanching, pengeringan dan pembuatan serbuk selulosa. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap dengan dua faktor perlakuan dan dua ulangan. Lama waktu (T) dengan 3 taraf perlakuan, yaitu: T1= 60 menit, T2= 90 menit dan T3= 120 menit serta konsentrasi NaOH (K) dengan 5 taraf perlakuan yaitu K1= 10%, K1= 15%, K2= 20%, K3= 25% dan K4= 30%. Masing-masing perlakuan diulang dua kali. Sehingga diperoleh unit percobaan 3x5x2 = 30 unit percobaan. Analisis produk selulosa secara fisik dan kimia meliputi analisis pengukuran rendemen, kadar air, pH, analisis Water Holding Capacity (WHC) dan Oil Holding Capacity (OHC). Penggunaan NaOH konsentrasi 10% dengan waktu blanching 60 menit dapat digunakan pada proses ekstraksi selulosa batang jagung yang menghasilkan rendemen tertinggi sebesar 32,41% nilai pH 8,33; WHC rata-rata 7,8 g/g; OHC rata-rata 8,33 g/g dan kadar air rata-rata 7,96%Kata kunci: Batang tanaman jagung, Blanching, Ekstraksi, NaOH, Selulosa.PENDAHULUANLimbah organik dari kegiatan pertanian memiliki kandungan
STUDI PENGARUH FAKTOR BUMBU, JENIS MINYAK DAN FREKUENSI PENGGORENGAN TERHADAP IMPURITIS MINYAK GORENG PASCA PENGGORENGAN TEMPE KEDELAI: The Effect of Speed Factors, Oil Type and Fried Frequency of Imported Fried Oil Post Fishing of Soybean Tempe Cindhe Putri Larasati; novian wely asmoro; Sri Hartati; Catur Budi Handayani
Pro Food Vol. 6 No. 1 (2020): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.308 KB) | DOI: 10.29303/profood.v6i1.124

Abstract

ABSTRACT The purpose of this study was to determine the effect of seasoning and type of oil on the weight of impurities and water content of oil after soybean tempeh frying, and to know the effect of frying frequency on quality of cooking oil after soybean tempeh frying with chemical and physical parameters. The experimental design used in this study was a factorial completely randomized design with two treatments No Seasoning and Seasoning. The second treatment is the frying frequency. The first factor had 18 treatments and the second factor was 12 treatments, each treatment was repeated 2x so that the first factor was obtained 18x2 = 36 units of the experiment, the second factor 12x2 = 24 units of the experiment. Data were analyzed statistically using F. If the test shows significantly different results, followed by HSD test. Stage I to measure water content (gravimetric method) and the weight of impurities cooking oil after frying soybean tempeh. The influence of seasoning / no seasoning and the type of oil which gives the water content and weight of impurities in the highest post-frying soybean frying oil used for stage II research. Phase II tests the water content, weight of impurities (gravimetry), specific gravity (pycnometer), free fatty acids (titration), color (chromameter). The results showed that cooking oil with no seasoning tempeh frying and no oil had a significant effect on water content, while the weight of impurities had a significant effect on tempeh results without Bulk oil seasoning (TC) 28.25% and Bulk oil-seasoned tempeh BC) 31.23%. The frying frequency does not significantly affect the water content and specific gravity, but it has a significant effect on the weight of impurities with results, the frequency of 1 time frying (P1X) 30.1%, free fatty acids with a frequency of 3 times frying (P3X) 0.40% and at a frequency of 4 times frying (P4X) 0.35% and color L * at a frequency of 1 frying time (P1X) 60.54, a * with a frequency of 1 time frying (P1X) -0.51 and a frequency of 2 times the frying (P2X) 2.54, b * 1 time frying frequency (P1X) 29.26. Keywords: Frying frequency, Impurities, Oil, Oil quality ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh bumbu dan jenis minyak terhadap berat impuritis dan kadar air minyak pasca penggorengan tempe kedelai, serta mengetahui pengaruh frekuensi penggorengan terhadap mutu minyak goreng pasca penggorengan tempe kedelai dengan parameter fisik dan kimia. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Faktor pertama menggunakan tempe berbumbu/ tidak berbumbu serta jenis minyak dan faktor kedua frekuensi penggorengan. Faktor pertama mempunyai 18 perlakuan dan faktor kedua 12 perlakuan, masing-masing perlakuan diulang 2x sehingga diperoleh faktor pertama 18x2 = 36 unit percobaan, faktor kedua 12x2 = 24 unit percobaan. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan uji F. Apabila memperlihatkan hasil berbeda nyata, dilanjutkan dengan uji BNJ. Analisis pada tahap I yaitu kadar air (metode gravimetri) dan berat impuritis minyak goreng pasca penggorengan tempe kedelai. Tahap II menguji kadar air, berat impuritis (gravimetri), berat jenis (piknometer), asam lemak bebas (titrasi), warna (chromameter). Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak goreng pasca penggorengan tempe yang berbumbu/ tidak berbumbu dan jenis minyak tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air, sedangkan terhadap berat impuritis berpengaruh nyata dengan hasil tempe tanpa bumbu minyak Curah (TC) 28,25% dan tempe berbumbu minyak Curah (BC) 31,23%. Pada frekuensi penggorengan tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air dan berat jenis, namun berpengaruh nyata terhadap berat impuritis dengan hasil, frekuensi 1 kali penggorengan (P1X) 30,1%, asam lemak bebas dengan frekuensi 3 kali penggorengan (P3X) 0,40% dan pada frekuensi 4 kali penggorengan (P4X) 0,35% dan warna L* pada frekuensi 1 kali penggorengan (P1X) 60,54, a* dengan frekuensi 1 kali penggorengan (P1X) -0,51 dan frekuensi 2 kali penggorengan (P2X) 2,54, b* frekuensi 1 kali penggorengan (P1X) 29,26. Kata kunci: Frekuensi penggorengan, Impuritis, Minyak, Mutu minyak
KARAKTERISTI SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK FRUIT LEATHER DENGAN VARIASI PERBANDINGAN PEPAYA DAN DAUN KELOR: Physical and Organoleptic Characteristics of Fruit Leather with Comparative Variations of Papaya and Moringa Leaf Eghik Ardiyan; Agustina Intan Niken Tari; Novian Wely Asmoro
Pro Food Vol. 7 No. 1 (2021): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/profood.v7i1.160

Abstract

ABSTRACT Fruit leather is a snack made from puree that is dried in an oven or dehydrator. This study aims to determine the effect of an appropriate ratio of papaya and moringa leaves on the physical and sensory characters of papaya and moringa leaves. Completely Randomized Design (CRD) consisting of 1 control, 4 treatments and 2 replications to obtain 10 experimental units. Papaya fruit leather is made with 4 treatments of the composition of papaya and moringa leaves (100 g papaya, 99 g papaya: 1 g Moringa leaves, 98 g papaya: 2 g moringa leaves, 97 g papaya: 3 g moringa leaves, and 96 g papaya: 4 g moringa leaves). The results showed that the comparison of papaya and moringa leaves had a significant effect on yield, L * color, a * color, b * color, air content and organoleptic values (texture and color), and had no effect on the texture of the fruit skin. F3 treatment is the most recommended fruit leather for consumers. In the F3 treatment, with a yield value of 31.65%, with a service level (L *) of 26.06, color a *= 0.61, color b*= 5.99, and a texture of 0.75 and a moisture content of 22, 5% ABSTRAK Fruit leather merupakan salah satu makanan ringan dari bubur buah (puree) yang dikeringkan dalam oven atau dehidrator. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbandingan pepaya dan daun kelor yang tepat terhadap karakter fisik dan sensori fruit leather pepaya dan daun kelor. Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 1 kontrol, 4 perlakuan dan 2 kali ulangan sehingga diperoleh 10 unit percobaan. Fruit leather pepaya dibuat dengan 4 perlakuan komposisi pepaya dan daun kelor (100 g pepaya, 99 g pepaya: 1 g daun kelor, 98 g pepaya: 2 g daun kelor, 97 g pepaya: 3 g daun kelor, 96 g pepaya: 4 g daun kelor). Parameter analisis meliputi rendemen, karakter fisik, kdar air dan sensori. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan perbandingan pepaya dan daun kelor berpengaruh nyata terhadap rendemen, warna L*, warna a*, warna b*, kadar air dan nilai organoleptik (tekstur dan warna), dan tidak berpengaruh nyata terhadap tekstur fruit leather. perlakuan F3 merupakan fruit leather yang paling diekomendasikan untuk konsumen. Pada perlakuan F3, dengan nilai rendemen sebesar 31,65%, dengan tinggat kecerahan (L*) sebesar 26,06, warna a* 0,61 warna b* 5,99, dan memiliki tekstur 0,75 serta kadar air sebesar 22,5%.
Pengaruh Lama Fermentasi terhadap Rendemen dan Sifat Fisikokimia VCO (Virgin Coconut Oil).: Effect of Fermentation Time on Yield and Physicochemical Properties of VCO (Virgin Coconut Oil) agustina intan Niken tari; Agustina Cahyani; Novian Wely Asmoro
Pro Food Vol. 7 No. 1 (2021): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/profood.v7i1.188

Abstract

ABSTRACT Virgin Coconut Oil (VCO) is coconut oil that is processed by controlled heating or can be produced without heating (fermentation) so that it does not change the composition or aracteristics of the oil. The purpose of this study was to determine the effect of fermentation time on the physical and chemical properties of VCO. This research includes two stages. The first stage is producing VCO based on fermentation time with raw materials such as coconut and tempeh yeast. The second stage performs physical and chemical analysis which includes yield, water content, free fatty acid content and density. This study used a Simple Completely Randomized Design with 1 fermentation time factor (L). There are 4 fermentation times used, namely L1 = 24 hours, L2 = 36 hours, L3 = 48 hours, L4 = 60 hours with 4 replications to obtain 16 experimental units. Further test using DMRT. The results showed that all yields were above 16%. Fermentation time significantly affected the yield, water content, free fatty acid content but had no effect on density. The best results were shown in VCO with 48 hours of fermentation time, namely yield of 21,843%, water content of 0,238%, free fatty acid content of 0,149% and density of 0,892 g/ml. ABSTRAK Virgin Coconut Oil (VCO) adalah minyak kelapa yang diproses dengan pemanasan yang terkontrol atau dapat dihasilkan tanpa pemanasan (fermentasi) sehingga tidak mengubah komposisi atau karakteristik minyak. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh waktu fermentasi terhadap sifat fisik dan kimia pada pembuatan VCO. Penelitian ini meliputi dua tahapan. Tahap pertama memproduksi VCO berdasarkan waktu fermentasi dengan bahan baku berupa kelapa dan ragi tempe. Tahap kedua melakukan analisis fisik dan kimiawi yang meliputi rendemen, kadar air, kadar asam lemak bebas dan densitas. Penelitian ini menggunakan Rancangan penelitian Acak Lengkap sederhana dengan 1 faktor waktu fermentasi (L). Waktu fermentasi yang digunakan ada 4 yaitu L1 = 24 jam, L2 = 36 jam, L3 = 48 jam, L4 = 60 jam dengan 4 ulangan sehingga diperoleh 16 unit percobaan. Uji lanjut menggunakan DMRT. Hasil penelitian menunjukkan semua rendemen diatas 16%. Waktu fermentasi berpengaruh nyata terhadap rendemen, kadar air, kadar asam lemak bebas namun tidak berpengaruh terhadap densitas. Hasil terbaik ditunjukkan pada VCO dengan perlakuan waktu fermentasi 48 jam, yaitu rendemen 21,843%, kadar air 0,238%, kadar asam lemak bebas 0,149% dan densitas 0,892 g/ml.
Kualitas Fisik Antimicrobial Edible Film (AmEF) dari Gelatin Limbah Tulang Ayam dengan Ekstrak Daun Teh (Camellia sinensis) Ludfia Windyasmara; Novian Wely Asmoro; Muhammad Husein
AGRISAINTIFIKA: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol 3, No 1 (2019): Agrisaintifika
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/ags.v3i1.558

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak daun teh hijau dan suhu pemanasan terhadap sifat fisik antimicrobial edible film (AmEF) dari gelatin tulang ayam. Selain itu memanfaatkan limbah tulang ayam, yang akan digunakan dalam pembuatan produksi gelatin, sehingga  akan menambah nilai jual dan nilai guna pada limbah tersebut. Produksi gelatin dari limbah tulang ayam tersebut, diharapkan mampu memanfaatkan gelatin sebagai AmEF dengan diberikan penambahan ekstrak daun teh hijau (Camellia sinensis) yang nantinya sebagai pengemas sosis. Penelitian ini dirancang dalam beberapa tahap meliputi : Pertama, pembuatan gelatin tulang ayam; Kedua, ekstrak daun teh hijau; Ketiga, pembuatan AmEF ekstrak daun teh. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola faktorial. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan analisis unvariate dengan tingkat signifikasi 5%. Apabila terdapat perbedaan diantara perlakuan maka dilakuakan uji lanjut menggunakan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). AmEF diuji karakteristik fisiknya meliputi rendemen, viskositas, dan pH. Hasilnya menunjukan AmEF memiliki nilai rendemen berkisar 4,03-6,99%, viskositas 8,15-19,08 cP, dan pH 3,9-4. Perlakuan penambahan konsentrasi ekstrak teh dan suhu pemanasan berbeda nyata (P<0.05) terhadap nilai viskositas dan pH serta tidak berpengaruh nyata terhadap rendemen. Kata kunci : Antimicrobial edible film, Ekstrak daun teh (Camellia sinensis), Gelatin, Tulang ayam