Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Iklan Susu Formula dengan Pemberian ASI Ekslusif di Wilayah Puskesmas Rawat Inap Cempaka Kota Banjarbaru Netty Netty; Nurul Indah Qariati; Siti Rabiathul
Jurnal Kesehatan Indonesia Vol 9 No 2 (2019): Maret
Publisher : HB PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.257 KB) | DOI: 10.33657/jurkessia.v9i2.177

Abstract

Exclusive breastfeeding rate in South Kalimantan is only 51.18% of what should be 70%. Factors that inhibit exclusive breastfeeding are the lack of mother's knowledge of exclusive breastfeeding excellence, mother's attitude towards exclusive breastfeeding, and incessant milk formula advertising. The aim of this research is to know the relationship of knowledge, attitude and advertising of formula milk with Exclusive Breast Feeding in Cempaka Rawat Inap Puskesmas of 2018. Method of research of analytic survey with cross sectional approach. The population is all mothers who have babies aged 6-24 months which amounted to 435 people. Sample of 81 people. Sampling using technique Purposive sampling. The statistical test is Chi square test. The results showed that the most breastfeeding was not exclusive breastfeeding as much as 42 people (51.9%). Knowledge of respondents at most is quite as much as 43 people (53.1%). The most positive attitude is 46 people (56.8%). Infant formula advertising in mothers showed that most respondents were interested in formula milk ads as much as 48 people (59.3%). There is knowledge relation (p-value = 0,012 <α 0,05), there is relationship of attitude (p-value = 0,000 <α 0,05). There is a formula milk advertising relationship (p-value = 0,000 <α 0.05). It is hoped that mothers can increase their knowledge, awareness about the importance of exclusive breastfeeding, and are not interested in formula milk advertising despite offering attractive promotions and prizes
HIGIENE SANITASI PEDAGANG DAN KANDUNGAN BORAK SERTA CEMARAN MIKROBA PADA PENTOL CELUP DI KOTA BANJARBARU Zulfiana Dewi; Meilla Dwi Andrestian; Netty Netty
Jurnal Skala Kesehatan Vol 6 No 1 (2015): JURNAL SKALA KESEHATAN
Publisher : Politeknik Kementerian Kesehatan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.945 KB) | DOI: 10.31964/jsk.v6i1.33

Abstract

Prevalensi diare juga masih menjadi persoalan serius di Provinsi Kalimantan Selatan.Berdasarkan Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011 kasus diare yang ditangani di provinsi Kalimantan Selatan sebesar 146.139 kasus.  Hasil Riset Kesehatan Dasar 2007 di Kota Banjarbaru prevalensi diare 3,2%.  Perilaku tidak sehat merupakan penyebab utama dari tingginya kasus diare di Provinsi Kalimantan Selatan, khususnya di Kota Banjarbaru.Penelitian ini akan dilaksanakan di Kota Banjarbaru dan Laboratorium Kimia dan Mikrobiologi Pangan Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin. Penelitian ini adalah penelitian survey dengan desain penelitian studi eksplorasi.Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penjual pentol celup di Kota Banjarbaru.Pengambilan sampel menggunakan metode purposive (sengaja) sejumlah minimal 27 pedagang pentol yang mewakili lima kecamatan di Kota Banjarbaru.  Pengambilan data dilakukan selama bulan Juli dan Agustus 2014.Pengambilan data perilaku dilakukan dengan teknik wawancara dengan bantuan kuesioner, kandungan boraks ditentukan perubahan warna pada standar kit, kandungan mikroba ditunjukkan oleh angka lempeng total pada saus pentol celup. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan uji statistik Chi Square.Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah perilaku higiene dan sanitasi pedagang dengan katagori baik 18,5%, cukup 81,5% dan kurang 0%. Cemaran mikroba pada saos celup 37% sesuai dengan standar SNI dan 63% melebihi standar SNI, sedangkan kandungan boraks tidak ditemukan pada semua pentol yang diperiksa. Perilaku higiene dan sanitasi pedagang dengan cemaran mikroba dan kandungan boraks tidak menunjukan hubungan yang signifikan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Higiene dan sanitasi pedagang bukan faktor yang berhubungan dengan cemaran mikroba dan kandungan boraks. Kata Kunci : Higiene dan sanitasi, cemaran mikroba, kandungan boraks
PERBEDAAN STATUS GENDER DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN MENIKAH DINI PADA REMAJA PUTERI DI KOTA BANJARMASIN Nurul Indah Qariati; Netty Netty; Yeni Riza; Achmad Rizal; Norsita Agustina
An-Nadaa: Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) Vol 7, No 2 (2020): AN-NADAA JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (DESEMBER)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/ann.v7i2.3401

Abstract

Prevalensi tinggi kasus pernikahan pada usia dini tercatat di Nigeria (79%), Kongo (74%), Afganistan (54%), dan Bangladesh (51%), sedangkan negara Amerika Latin dan Karabia, 29% perempuan muda menikah saat mereka berusia 18 tahun. Secara umum pernikahan dini lebih sering terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-laki, sekitar 5% anak laki-laki menikah sebelum mereka berusia 19 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar risiko status gender dan social ekonomi terhadap menikah dini di kota Banjarmasin.. Jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain case control. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 responden. 30 responden kasus dan 30 responden kontrol. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji chi-square (α=0,05). Hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan antara status gender dengan menikah dini (p-value=0,0005, Nilai OR= 15,167, status ekonomi dengan menikah dini (p-value= 0,000) OR= 10,000. Saran untuk KUA memberikan informasi kepada pasangan baru terkait dampak pernikahan usia dini, selain itu untuk masyarakat yaitu pemberian informasi pendidikan kesehatan bagi remaja.