Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

KANDUNGAN MATERIAL ORGANIK DAN SIFAT GEOKIMIA BATULEMPUNG PALEOGEN DAN NEOGEN DI CEKUNGAN SERAYU: Suatu Analisis Potensi Batuan Induk Hidrokarbon Slameto, Edi; Panggabean, Hermes; Bachri, Syaiful
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 20, No 4 (2010): Jurnal Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.414 KB)

Abstract

Geochemistry analysis (Rock-Eval pyrolisis, GC and GC-MS) on 2 (two) samples of Paleogene claystone, 3 (three) samples Neogene claystone, and 1 (one) oil seepage sample in Serayu Basin. The result of analysis shows that TOC of the Neogene claystone is higher than the Paleogene claystone. One sample of the Neogene claystone is able to be classified as source rock for oil and gas, whilst the others including the Paleogene claystone show as gas source rock. The geochemistry composition of Neogene claystone at Gintung River indicates that the oil seepage can be correlated with the rocks. The kerogen type of all claystone in the area ranges from Type III (terrestrial) to Type II (mixing terrestrial and marine).Keywords: hydrocarbon source rock, Rock-Eval pyrolisis, gas chromatography, gas chromatography-mass spectrometry, Serayu Basin
SEDIMENTOLOGI FORMASI WORAWARI PALEOGEN DI PEGUNUNGAN SERAYU UTARA Bachri, Syaiful; Panggabean, Hermes
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 20, No 1 (2010): Jurnal Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.918 KB)

Abstract

The Worawari Formation is a new name proposed in this paper, comprising Paleogene deep marine sediments and cropped out in the Banjarnegara and the surrounding area. The formation comprises turbidite deposits in the lower part, and upwards it develops into olistostrome deposits consisting of claystone matrix and boulders having tens meters in size, and comprising polimictic conglomerate, sandstone, and numulitic limestone. In the Gebyugan River, a small tributary of the Worawari River, the lower part of the Worawari Formation consists of siltstone and very fine to fine sandstone and claystone. These rocks contain abundantly fossils of radiolaria, bathysiphon, fish teeth and bentonic fossils suggesting a deep marine environmrent. Meanwhile, an exposure of alternating claystone and sandstone was found in Kali Tengah River, containing trace fossils of paleodicton type indicating a deep marine environment. Boulders of sandstone and polimictic conglomerate are found in Kali Tengah River and Kali Tulis River, while numulitic boulders are exposed in the upstream area of the Worawari River. The claystone containing boulders of various types of rock is interpreted to be olistostrome deposits.Keywords: Worawari Formation, Paleogene sediments, turbidites, olistostrome, deep marine, North Serayu Mountain
PENGARUH KEGIATAN TEKTONIK DAN GUNUNG API TERHADAP KARAKTERISTIK SEDIMENTOLOGI SEDIMEN NEOGEN AWAL DAERAH BAGIAN TENGAH CEKUNGAN SERAYU Bachri, Syaiful
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 20, No 4 (2010): Jurnal Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.301 KB)

Abstract

The Early Neogene sediments in the central part of the Serayu Basin have different sedimentological characteristics of one unit from the others. They comprise the mean value of four variables, i.e. (1) sand/shale ratio, (2) bed frequency, (3) smectite / kaolinite ratio or Sm/(Sm+Ko), and (4) quartz/feldspar ratio or K/(K+F). The difference of the mean value of those four variables represents implication of different intensities of tectonic and volcanism activities. The variable values suggest that there was increasing tectonic activity followed by increasing volcanic activity from older rock unit to younger unit.Keywords: sedimentological characteristics, tectonic activity, volcanic activity, Serayu Basin
PENGARUH TEKTONIK REGIONAL TERHADAP POLA STRUKTUR DAN TEKTONIK PULAU JAWA Bachri, Syaiful
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 15, No 4 (2014): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.364 KB)

Abstract

Sebagai akibat dari perubahan posisi tunjaman di Indonesia bagian barat berimplikasi pada perubahan pola struktur dan tektonik di Pulau Jawa. Pada akhir Paleogen, Jawa bagian tengah, barat dan Laut Jawa kegiatan tektonik dan magmatik tidak aktif lagi alias stabil. Pada waktu itu daerah tersebut menyatu dengan subkontinen yang meliputi sebagian besar Sumatera dan seluruh Semenanjung Malaya. Fisiografi Laut Jawa dicirikan oleh pola kelurusan morfologi dan struktur berarah timurlaut-baratdaya, dan terdapat struktur berarah utara-selatan yang ditunjukkan oleh adanya sesar mendatar menganan di Selat Sunda, antara Jawa dan Sumatera. Arah ini diduga berasal dari fenomena pada kerak benua, dan pembentukannya mungkin berkaitan dengan penekukan arah tektonik utama di Sumatera ke sumbu Pulau Jawa, sehingga umurnya diduga lebih tua dari arah struktur yang pertama. Mulai Eosen Awal hingga Miosen Awal terjadi pemekaran Selat Makassar sebagai akibat mendekatnya kerak benua Australia. Peristiwa ini menyebabkan berkurangnya laju gerakan lempeng Indo-Australia sehingga terjadi perubahan arah pola struktur / tektonik di Jawa dari baratdaya-timurlaut pada Paleogen, menjadi berarah barat-timur pada Neogen.Kata kunci: struktur, tektonik, Jawa, Paleogen, Neogen
FORMASI MAUBISSE DAN AILEU DI BAGIAN BARAT TIMOR LESTE DALAM KERANGKA TEKTONOSTRATIGRAFI PULAU TIMOR Bachri, Syaiful
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 18, No 5 (2008): Jurnal Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.434 KB)

Abstract

The stratigraphic position of the Maubisse and Aileu Formations in Timor remains controversial despite the latest studies, which tend to place them within the para-autochthonous sequence. Field evidence indicates that the two formations have  transitional relationships with the overlying para-autochthonous Wailuli Formation. Paleontological evidence also indicates that the Maubisse Formation was derived from the Australian continent, and the stratigraphically related Aileu Formation was located on the northwest flank of Australia until the Neogene arc- continent collision event. Keywords: Maubisse Formation, Aileu Formation,Wailuli Formation, tectonostratigraphy, para-autochthonous sequence. 
PROSPEK CARBON CAPTURE AND STORAGE (CCS) CEKUNGAN LUWUK-BANGGAI DARI SUDUT PANDANG GEOLOGI Bachri, Syaiful
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 16, No 1 (2015): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.239 KB)

Abstract

Berdasarkan data kegempaan, daerah Cekungan Luwuk-Banggai kurang prospek terhadap pembangunan konstruksi carbon capture and storage (CCS). Namun keberadaan lapangan-lapangan migas di daerah ini memungkinkan diaplikasikan metode CCS dengan tujuan meningkatkan produksi migas, yaitu dengan sistem EOR (enhanced oil recovery) dengan menggunakan batuan waduk migas sebagai geological storage. Disamping itu, program CCS dengan menginjeksikan CO2 ke dalam akifer dalam berair asin dianggap aman karena CO2 yang bereaksi dengan air asin akan membentuk zat padat bersusunan karbonat sehingga sulit mengalami kebocoran.Kata kunci : CCS, EOR, akifer air asin, Cekungan Luwuk-Banggai.
ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG PUTIH GORENG CV. SOFIE LOCALFOOD DI KOTA PALU Malinda, Malinda; Haeruddin, Haeruddin; Bachri, Syaiful
Jurnal Kolaboratif Sains Vol 1, No 1 (2018): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.996 KB) | DOI: 10.31934/jom.v1i1.473

Abstract

Sektor pertanian dan industri merupakan sektor yang saling terkait dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Pertanian sebagai penyedia bahan baku, sedangkan industri mengolah  hasil  pertanian  untuk  meningkatkan  nilai  tambah.  Industri  kecil  mempunyai peranan sangat besar terhadap roda perekonomian suatu negara. Industri kecil yang mengolah hasil-hasil  pertanian  (agroindustri)  tahan  terhadap dampak  krisis  ekonomi,  bersifat  padat karya  dan  merupakan  salah  satu  alternatif  dalam  membangun  kembali  perekonomian Indonesia saat ini. Industri kecil juga dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar perusahaan, serta dapat menciptakan nilai tambah bagi produk pertanian khususnya pangan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pendapatan dan kelayakan usaha bawang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode survei. Penelitian ini dilaksanakan pada  CV. Sofie Localfood di Kota Palu. Penelitian dilaksanakan bulan Oktober sampai dengan Desember 2017. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui wawancara dan melalui angket/kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan Secara ekonomis usaha bawang putih goreng yang dilakukan oleh CV. Sofie Localfood Palu menguntungkan atau layak untuk diusahakan, melihat dari nilai R/Cratio  adalah 1,32. Artinya setiap Rp 1000 biaya yang dikeluarkan akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1.32,  apabila  biaya  yang dikeluarkan Rp.1.000.000  maka  akan  memperoleh  penerimaan sebesar RP. 1.320.000.
Stratigraphical and Sedimentological Review of the Merawu Formation, Serayu Basin, Central Jawa, Indonesia Martosuwito, Surono; Bachri, Syaiful; Kamal, Zakiyah Ainul
Indonesian Journal on Geoscience Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : Geological Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7346.669 KB) | DOI: 10.17014/ijog.5.2.117-128

Abstract

DOI: 10.17014/ijog.5.2.117-128Merawu Formation is widely distributed in the Serayu Basin, Central Jawa, Indonesia. The formation is dominated by fine-grained clastic sediments comprising interbedded mudstone, siltstone, and sandstone. In the field, these outcrops are well exposed and well bedded. Stratigraphically, the Merawu Formation is underlain by the Paleocene Worawari Formation and overlain by the Late Miocene Penyatan Formation. Contacts between the Merawu Formation and the Worawari Formation are always found as fault types. Twelve sections have been done during the field work. Two members were identified within the Merawu Formation (Sandstone and Mudstone Members) in the field, where they interfinger each other. Previously, researchers interpreted the Merawu Formation as a turbidite sequence of deep marine deposits and depicted Early - Middle Miocene in age. However, the interpretation from the present research shows that the Merawu Formation was deposited on a tidal flat environment and has Early Miocene - Pliocene age, based on foraminifers found in some sections.
ANALISIS PERENCANAAN BISNIS (BUSINESS PLAN) USAHA PENGOLAHAN MINYAK KEMIRI (Studi Kasus di UPT KPH Kulawi Provinsi Sulawesi Tengah) Heryadi, Heryadi; Jumiati, Sri; Bachri, Syaiful
Jurnal Kolaboratif Sains Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.355 KB) | DOI: 10.31934/jom.v1i1.682

Abstract

Kendala dan permasalahan dalam optimalisasi aneka pemanfaatan sumberdaya hutan lestari adalah perencanaan bisnis untuk tiap komoditi hasil hutan belum tersusun. Tujuan dari perencanaan bisnis dalam KPH Kulawi menunjang isu kemandirian KPH. Ada dua kemandirian yang harus dimiliki oleh  KPH  Kulawi  dalam  mewujudkan hutan lestari yakni : 1)  kemandirian bisnis dan 2) kemandirian dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen hutan. Rumusan masalah adalah bagaimanakah rencana operasional, rencana usaha dan rencana pemasaran dalam perencanaan bisnis (business plan) usaha pengolahan minyak kemiri yang dimiliki oleh UPT KPH Kulawi. Tujuan penelitian adalah mengetahui rencana operasional,  rencana usaha  dan rencana pemasaran dalam perencanaan bisnis (business plan) usaha pengolahan minyak kemiri. , mengetahui dalam perencanaan bisnis (business plan) usaha pengolahan minyak kemiri, mengetahui rencana pemasaran dalam perencanaan bisnis (business plan) usaha pengolahan minyak kemiri. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) dan dilaksanakan bulan April sampai dengan Mei 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Rencana oprasional pengolahan minyak kemiri berdasarkan pemanfaatan komoditas kemiri dari Desa Uwemanje dan peluang pengembangan agroindustri minyak kemiri di wilayah kerja KPH Kulawi sebagai bentuk kegiatan optimalisasi pemanfaatan  Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dan penjabaran Rencana Startegik Dinas Kehutanan Tahun 2016-2020, (2) Rencana Usaha pengolahan minyak kemiri memberikan keuntungan Rp 3.845.227/bulan (3) Rencana pemasaran minyak kemiri sebanyak 320 botol (100 ml) dengan harga jual Rp. 30.000/botol melalui sistem pemasaran langsung, media sosial dan pameran. Kata kunci : Minyak Kemiri, Perencanaan Bisnis
KONTRIBUSI USAHATANI PISANG TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI DESA SARUDE KECAMATAN SARJO KABUPATEN MAMUJU UTARA Alfarishy, Salman; Muis, Abdul; Bachri, Syaiful
Jurnal Kolaboratif Sains Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.267 KB) | DOI: 10.31934/jom.v1i1.969

Abstract

Tanaman pisang merupakan bagian dari tanaman hortikultura yang kaya akan manfaat untuk kesehatan, memenuhi kebutuhan gizi, dapat dikonsumsi secara langsung ataupun diolah menjadi berbagai macam bentuk olahansehingga memiliki nilai ekonomi yang dapat dijadikan salah satu pendapatan keluarga petani. Dahulu kala tanaman pisang dibudidayakan di pekarangan karena hanya untuk konsumsi keluarga, namun seiring dengan perkembangan zaman, saat ini pisang sudah menjadi tanaman yang dibudidayakan secara luas karena pisang sudah memiliki peluang untuk bersaing di pasar domestik maupun ekspor. Oleh karena itu pisang sangat memiliki permintaan pasar yang makin meningkat, dengan demikian pisang sudah memberikan kontribusi bagi usahatani di Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2017 di Desa Sarude Kecamatan Sarjo Kabupaten Mamuju Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan metode sampel acak sederhana (Sample Randm Sampling), dengan pertimbangan jumlah petani yang mengusahakan tanaman pisang sebanyak 185 KK, dan disajikan sebagai responden sebanyak 30 KK dari rumah tangga petani.Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder.Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis pendapatan usahatani dengan rumus : TR – TC. Dan selanjutnya untuk mengetahui kontribusi pendapatan usahatani tanaman pisang terhadap pendapatan usahatani berdasarkan persentase, dengan rumus : KPUP =    X   100% Dari hasil penelitian yang dilakukan di Desa Sarude keseluruhan dari 30 petani responden diperoleh nilai total pendapatan usahatani pisang (TPUP) sebesar Rp.23.637.750,- sedangkan total pendapatan usahatani (TPU) sebesar Rp. 129.507.750,-. Maka besarnya kontribusi pendapatan usahatani pisang (KPUP) adalah 18.25%. Kata Kunci : Usahatani, Pendapatan