Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

HUBUNGAN KAUSAL ANTARA VARIABEL SOSIAL-EKONOMI, PERILAKU PERJALANAN TERHADAP LATEN DETERMINAN AKSEPTASI PUBLIK: STUDI KASUS PADA KORIDOR I TRANS KOETARADJA Sugiarto Sugiarto; Sofyan M. Saleh; Renni Anggraini; Cut Mutiawati; Khalida Surya
TERAS JURNAL Vol 9, No 1 (2019): Volume 9, Nomor 1, Maret 2019
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.842 KB) | DOI: 10.29103/tj.v9i1.166

Abstract

Abstrak Transportasi merupakan salah satu sektor yang mengalami kemerosotan seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi masyarakat. Kemampuan masyarakat membeli kendaraan pribadi menjadi penyebab ketergantungan pada moda transportasi pribadi di Banda Aceh. Keterbatasan prasarana jalan dan tingginya permintaan perjalanan menyebabkan kemacetan dan naiknya angka kecelakaan. Strategi handal yang telah berhasil meminimalkan dampak negatif kemacetan adalah perpindahan dari moda transportasi pribadi ke moda umum. Langkah ini telah ditempuh di Jakarta dan dipromosikan/diterapkan di kota-kota lain di Indonesia, termasuk Banda Aceh yaitu Trans Koetaradja (TK). Untuk memastikan kebijakan ini tepat sasaran bagi pengguna/masyarakat maka kajian dari bawah (harapan masyarakat) perlu dilakukan guna menangkap dan merumuskan informasi-informasi penting dari para pengguna Trans Koetaradja. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persepsi masyarakat terhadap kebijakan TKdengan studi kasus pada koridor 1 (Pusat Kota – Darussalam). Metode pengambilan data yang digunakan adalah Stated Preference (SP) dengan jumlah 150 responden secara acak bertingkat (stratified random sampling). Kuesioner SP berisikan informasi tentang sosial-ekonomi, perilaku perjalanan, dan persepsi responden. Pemodelan yang digunakan adalah Multiple Indicators Multiple Causes (MIMIC) yang parameter regresinya dikalibrasi menggunakan software Lisrel 9.2.Hasil model empiris menunjukkan bahwa terdapat hubungan kausal yang signifikan antara variabel sosial-ekonomi, perilaku perjalanan terhadap laten determinan akseptasi publik kebijakan TK. Hasil menyimpulkan bahwa variabel laten sangat signifikan menentukan penerimaan kebijakan TK. Kata kunci: Trans Koetaradja, Persepsi, Indikator, Laten Variabel, MIMIC, Akseptasi  Abstract Transportation is one of the deteriorating sectors along with the economic growth in the society. The ability of people to purchase private vehicles is a major caused of private mode-dependency in Banda Aceh. The limitations of road infrastructure and the increasing demand to travel caused traffic congestion and increasing in the number of accidents. A well recognized policy that has succeeded in mitigating the negative impact of traffic congestion is shifting their means of transport from the private mode to the public transportation. This step has been taken in Jakarta and promoted and implemented in other cities in Indonesia, including Banda Aceh, namely Trans Koetaradja (TK). To ensure that this policy is effective for the public, a bottom up study is needed in order to capture and formulate important information from TK users. Therefore, this study aims to examine public perceptions in terms of public acceptance toward TK policy, and taken corridor 1 (City Center - Darussalam) as a case study. The data collection method used is the Stated Preference (SP) with a number of 150 respondents collected by using stratified random sampling. The SPquestionnaire contains information about socio-economics, travel behavior, and perceptions of respondents. The modeling used is the Multiple Indicators Multiple Causes (MIMIC) whose regression parameters are calibrated using Lisrel 9.2 software. The results of the empirical model show that there is a significant causal relationship among socio-economic variables, travel behavior and the latent determinants of public acceptability towards TK policy. The results conclude that latent determinants are crucially significant in determining the acceptance of TK policy. Keywords: Trans Koetaradja, Perception, Indicators, Latent Variables, MIMIC, Acceptability
EVALUASI UMUR LAYAN JALAN DENGAN MEMPERHITUNGKAN BEBAN BERLEBIH DI RUAS JALAN LINTAS TIMUR PROVINSI ACEH Syafriana .; Sofyan M. Saleh; Renni Anggraini
Jurnal Transportasi Vol. 15 No. 2 (2015)
Publisher : Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.934 KB) | DOI: 10.26593/jtrans.v15i2.1729.%p

Abstract

Abstract Road deterioration which occurs faster than the road design life often occurs lately. The objective of this study is to assess the vehicle damage factor caused by excessive load and the effect of excessive load on the pavement design life. This research was conducted with Weigh in Motion and traffic volume surveys. The study was conducted on the station of KM 226 + 075, in the Bireuen - Bts Kota Lhokseumawe road section. Data analysis was performed using the Pedoman Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur dengan Metode Lendutan. The results showed that the value of Vehicle Damage Factor for excess load condition is 696 % greater the one of normal load conditions. Based on the Cumulative Equivalent Standard Axle analysis, it is known that the road service life is reduced by 4.3 years compared to the design life, which is 10 years. Keywords: excessive load, Weigh in Motion, Vehicle Damage Factor, design life  Abstrak Kerusakan jalan yang terjadi lebih cepat daripada umur desain sering terjadi akhir-akhir ini. Tujuan penelitian adalah mengkaji faktor daya rusak kendaraan yang diakibatkan oleh beban berlebih dan pengaruh beban berlebih terhadap umur desain perkerasan jalan. Penelitian ini dilakukan dengan survey Weigh in Motion dan survei volume lalulintas. Lokasi penelitian adalah pada titik KM 226 + 075 di Ruas Jalan Bireuen - Bts Kota Lhokseumawe. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Pedoman Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur dengan Metode Lendutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Vehicle Damage Factor untuk kondisi beban berlebih lebih besar 696 % dibandingkan dengan nilai Vehicle Damage Factor untuk kondisi beban normal. Berdasarkan analisis Cummulative Equivalent Standard Axle diketahui bahwa terjadi penurunan umur layan sebesar 4,3 tahun dibandingkan umur desain, yaitu 10 tahun. Kata-kata kunci: beban berlebih, Weigh in Motion, Vehicle Damage Factor, umur desain
DURABILITAS CAMPURAN BETON ASPAL MEMAKAI AGREGAT KARANG GUNUNG DARI SABANG DENGAN BAHAN PENGIKAT ASPAL PEN 60/70 DAN RETONA BLEND 55 Sofyan M. Saleh; Hermansyah .; Renni Anggraini; Alfi Salmannur
Jurnal Transportasi Vol. 18 No. 2 (2018)
Publisher : Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.467 KB) | DOI: 10.26593/jtrans.v18i2.3042.127-134

Abstract

Abstract Durability of asphalt concrete wearing course mixtures affects road pavement construction performance, because it functions as a road surface cover. The high value of stability and durability indicates that the surface layer of the road is strong and resistant to the influence of weather and water. This study was conducted to determine the durability of asphalt concrete mixtures using mountain coral for wearing course asphalt concrete mixtures, using Retona Blend 55 asphalt and Asphalt Pen 60/70 as binders. The results indicate that the physical properties of aggregates are not significantly different when compared with the Bina Marga specification standards. The mixture combination that gives the best value for Marshall Stability, which is 1,373.93 kg, is a combination of 50% Asphalt Pen 60/70 and 50% Retona Blend 55. While the best durability value, which is 90.60%, is obtained by the mixture with Asphalt Pen 60/70 without Retona. Keywords: asphalt concrete, mountain coral, aspal, stability, durability  Abstrak Durabilitas campuran beton aspal lapis aus mempengaruhi kinerja kontruksi perkerasan jalan, karena berfungsi sebagai lapisan penutup permukaan jalan. Nilai stabilitas dan durabilitas yang tinggi memberikan indikasi bahwa lapis permukaan jalan tersebut kuat dan tahan terhadap pengaruh cuaca dan air. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ketahanan campuran beton aspal yang menggunakan batu karang gunung untuk campuran beton aspal lapis aus, dengan menggunakan bahan pengikat aspal Retona Blend 55 dan Aspal Pen 60/70. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sifat-sifat fisis agregat tidak berbeda secara signifikan dengan bila dibandingkan dengan standar spesifikasi Bina Marga. Kombinasi campuran yang memberi nilai terbaik untuk Stabilitas Marshall, yaitu 1.373,93 kg, adalah kombinasi 50% Aspal Pen 60/70 dan 50% Retona Blend 55. Sementara nilai durabilitas terbaik, yaitu 90,60%, diperoleh untuk campuran dengan Aspal Pen 60/70 tanpa Retona. Kata-kata kunci: beton aspal, batu karang gunung, aspal, stabilitas, durabilitas
The performance of asphalt-concrete wearing-course (AC-WC) mixture by using rice husk ash as filler with the addition of asbuton in asphalt pen 60/70 as binder Maizal Kamil; Renni Anggraini; Fitrika Mita Suryani
Proceedings of The Annual International Conference, Syiah Kuala University - Life Sciences & Engineering Chapter Vol 1, No 2 (2011): Engineering
Publisher : Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.398 KB)

Abstract

The supply of stone dust as filler and asphalt as binder is limited, therefore it is necessary to use an alternative to filler and asphalt import. The problem is expected to be overcome by the presence of rice husk ash as a filler and natural asphalt of Buton Island (Asbuton) as a binder. This study aims to evaluate the performance of Asphalt Concrete-Wearing Course (AC-WC) mixture by using rice husk ash as a filler and asphalt penetration 60/70 as binder with the addition of Asbuton. The specimens were made into two major groups: (i) the specimens using stone dust and asphalt pen 60/70 (ABA), and (ii) the specimens using rice husk ash and asphalt pen 60/70 with the addition of asbuton (ASA). The last group was performed with four variations: 0% (ASA 0), 5% (ASA 5), 10% (ASA 10), and 15% (ASA 15) over the total weight of the mixture. Total specimens were 75, each has 15 specimens. Asphalt contents used were 4.5% to 6.5%. Specifications used the standards of the Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah (2005) by using Marshall method Optimum asphalt contents (OAC) for each mixture were 5.6% (ABA), 6.0% (ASA 0), 6.3% (ASA 5), 5.9% (ASA 10), and 5.8% (ASA 15). In sum, the asphalt concrete mixture using rice husk ash as filler was able to compete with the one using stone dust as filler, and therefore can be used as alternative materials to road pavement construction.
Evaluasi Lokasi Rawan Kecelakaan Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Nasional Kabupaten Aceh Timur Provinsi Aceh Muksalmina Muksalmina; Renni Anggraini; Cut Mutiawati
JURNAL TEKNIK SIPIL Vol 11, No 1 (2022): Volume 11 Nomor 1 Mei 2022
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jts.v11i1.25186

Abstract

Abstract: Traffic accidents are the third leading cause of death in Indonesia, after heart disease and tuberculosis, according to the World Health Organization (2013). According to the East Aceh Police Traffic Unit, the number of traffic accident cases in the East Aceh region in 2020 was 446, the highest in the previous five years. As a result, the purpose of this study is to investigate the severity of traffic accidents on the black spot locations in National Road, East Aceh Regency. The Safety Index approach was used to determine the severity of the traffic accident. The top three highest safety indexes were reviewed after ranking the six locations of those highest accident cases. Field observations were conducted to determine the current infrastructure conditions at the three black spot locations. The findings showed that in the three accident-prone segment locations, a standard of signs, markings, and road geometric proportions is feasible. Jalan Desa Paya Demam Dua (Sta. 328+550), SI 0.80, Jalan Desa Blang Nie (Sta. 335+000), SI 0.78, and Jalan Desa Gampong Jalan (Sta. 366+420), SI 0.69 are the highways with the highest safety index. Since the SI value is approaching 1, the three roads are classified as risky. The three locations' signage capabilities are still lack, particularly on Jalan Desa Paya Demam Dua. Meanwhile, several road markings remain unfinished, particularly on Jalan Desa Gampong Jalan, which has no road markings. Based on the recommendations from this study, the local government needs to take action immediately so that the number of traffic accidents can be reduced.Keyword: Deficiency, Road Safety, Infrastructure, Safety Index, Volume, Accident Abstrak: Menurut World Health Organization (2013), kecelakaan lalu lintas di Indonesia dinilai menjadi pembunuh terbesar ketiga setelah penyakit jantung koroner dan Tuberculosis. Satlantas Aceh Timur mengungkapkan bahwa jumlah kasus kecelakaan lalu lintas di wilayah Aceh Timur tahun 2020 sebanyak 446 kasus. Kasus tersebut merupakan yang tertinggi selama lima tahun terakhir (2016-2020). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka safety index kecelakaan di lokasi black spot Jalan Nasional Kabupaten Aceh Timur. Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi tingkat keparahan kecelakaan menggunakan metode Safety Indeks. Setelah dilakukan perangkingan pada enam lokasi dengan kasus kecelakaan tertinggi, didapat tiga segmen dengan angka indeks keselamatan tertinggi. Selanjutnya dilakukan observasi lapangan untuk mengidentifikasi kondisi eksisting infrastruktur pada ketiga lokasi black spot tersebut. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini merupakan hasil analisis deskriptif yang menunjukkan standar perambuan, marka serta ukuran geometrik jalan pada ketiga lokasi segmen rawan kecelakaan. Urutan jalan yang memiliki safety index tertinggi adalah sebagai berikut: Jalan Desa Paya Demam Dua (Sta. 328+550), SI  0,80, Jalan Desa Blang Nie (Sta. 335+000), SI 0,78, dan Jalan Desa Gampong Jalan (Sta. 366+420), SI 0,69. Ketiga jalan tersebut dikategorikan berbahaya karena nilai SI mendekati angka 1 (Satu). Fasilitas perambuan pada ketiga lokasi belum sepenuhnya lengkap sehingga perlu adanya penambahan terutama pada Jalan Desa paya Demam Dua. Sementara marka jalan juga masih banyak yang belum terpenuhi terutama pada Jalan Desa Gampong Jalan yang sama sekali tidak memiliki marka pembatas jalan. Berdasarkan rekomendasi yang diberikan pemerintah setempat perlu melakukan perbaikan sehingga angka kecelakaan lalu lintas dapat berkurang.Kata kunci : Defisiensi, Keselamatan Jalan, Infrastruktur, Indeks keselamatan, Volume, Kecelakaan
Kajian Tarif Angkutan Umum Minibus Berdasarkan Ability To Pay dan Willingness To Pay Rute Banda Aceh – Lhokseumawe Rajul Azmi; Renni Anggraini; Alfi Salmannur
Journal of The Civil Engineering Student Vol 5, No 4 (2023): Volume 5 Nomor 4 Desember 2023
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/journalces.v5i4.27063

Abstract

HiAce merupakan sebuah merk minibus dari Perusahaan Toyota, menyediakan perjalanan antara Kota Banda Aceh dan Kota Lhokseumawe. Sejak September 2022, pemerintah telah menetapkan kebijakan kenaikan biaya bahan bakar bersubsidi. Akibatnya biaya transportasi umum, termasuk tarif HiAce meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pengguna HiAce rute Banda Aceh – Lhokseumawe , serta untuk mengevaluasi tarif HiAce berdasarkan Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP). Penelitian ini terdiri dari pengumpulan data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner kepada pengguna angkutan HiAce rute Banda Aceh – Lhokseumawe. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner menggunakan teknik Simple Random Sampling dengan metode Household Budget untuk mendapatkan ATP dan teknik Stated Preference untuk mendapatkan WTP dengan langsung memberikan alternatif jawaban pada setiap pertanyaan. Sampel pada penelitian ini adalah 150 responden. Berdasarkan hasil penelitian, tarif HiAce berdasarkan ATP adalah Rp175.000 dan tarif WTP yaitu Rp135.000. Sementara itu, tarif HiAce saat ini adalah Rp140.000. Ini berarti bahwa tarif berdasarkan ATP lebih tinggi dari tarif yang ditetapkan oleh operator, akan tetapi tarif berdasarkan WTP lebih rendah. Ini menunjukkan bahwa pengguna HiAce memiliki kemampuan membayar yang lebih tinggi dari tarif saat ini, tetapi hanya bersedia membayar lebih rendah. Dalam hal ini, operator minibus HiAce harus meningkatkan kualitas pelayanan mereka agar penumpang bersedia untuk membayar lebih.
EVALUASI DEFISIENSI KESELAMATAN JALAN PADA LOKASI RAWAN KECELAKAAN LALU LINTAS DI KABUPATEN ACEH TIMUR Faisal Rais; Renni Anggraini; Fadhlullah Apriandy
Journal of The Civil Engineering Student Vol 5, No 3 (2023): Volume 5 Nomor 3 September 2023
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/journalces.v5i3.21057

Abstract

Kecelakaan lalu lintas cenderung mengalami peningkatan di beberapa kota di Indonesia, termasuk di Provinsi Aceh. Data angka kecelakaan yang tercatat di Satlantas Polres Kabupaten Aceh Timur dari tahun 2016 sampai tahun 2020, mengalami peningkatan, pada 3 (tiga) lokasi blackspot di Jalan Nasional Lintas Timur, Kabupaten Aceh Timur. Lokasi tersebut merupakan lokasi rawan kecelakaan yaitu Jalan Desa Paya Demam II Kecamatan Pante Bidari STA 328+550 (segmen I), Jalan Gampong Jalan Kecamatan Idi Rayeuk STA 366+420 (segmen II), dan Jalan Desa Seuneubok Peusangan Kecamatan Peureulak STA 395+200 (segmen III). Oleh karena itu Penelitian ini bertujuan untuk fasilitas defisiensi dimensi geometrik jalan ( keselamatan bahu dan lebar lajur ) dan kondisiting lalu lintas (marka dan rambu) pada 3 (tiga) lokasi black spot. Penelitian ini juga menganalisis risiko kecelakaan pada ruas jalan dan memberikan rekomendasi penanganannya. Metode yang digunakan mengacu pada Dirjen Bina Marga 2007 dan Mulyono dkk (2009) dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan. Hasil yang diperoleh menunjukkan kondisi dimensi geometrik jalan terkait dengan lajur jalan pada ketiga lokasi, dikategorikan tidak berbahaya (TB). Untuk lebar jalan pada segmen I dikategorikan cukup berbahaya (CB), segmen II tidak berbahaya (TB) serta segmen III dikategorikan sangat berbahaya (SB). Selain itu untuk kondisi fasilitas keselamatan jalan terkait rambu kecepatan pada ketiga lokasi black spot yang dikategorikan sangat berbahaya. Kondisi rambut petunjuk arah pada segmen I dikategorikan sangat berbahya (SB), serta segmen II dan III dikategorikan tidak berbahaya (TB). Adapun kondisi marka jalan yang diperoleh untuk segmen I dikategorikan tidak berbahaya (TB), segmen II dikategorikan sangat berbahaya (SB), serta segmen III dikategorikan berbahaya (B). Berdasarkan rekomendasi yang diberikan dari penelitian ini, pemerintah setempat perlu segera mengantisipasinya agar angka kecelakaan dapat berkurang.