Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENILAIAN KERUSAKAN PADA GEDUNG KANTOR JASA RAHARJA LHOKSEUMAWE Yulius Rief Alkhaly
TERAS JURNAL Vol 3, No 1 (2013): Teras Jurnal, Vol 3, No.1, Maret 2013
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2281.408 KB) | DOI: 10.29103/tj.v3i1.42

Abstract

Gedung kantor PT. Jasa Raharja (persero) Perwakilan Lhokseumawe berada di Jalan Malikussaleh No. 1, Kecamatan Banda Sakti, Lancang Garam, Kota Lhokseumawe. Gedung berlantai satu ini diperkirakan berumur 15 tahun (dibangun sekitar tahun 1997) dan diresmikan pemakaiannya pada 12 Agustus 1998. Kondisi eksisting elemen beton pada bangunan telah mengalami kerusakan berupa korosi tulangan dan retak, serta penurunan kualitas material dengan tingkat kerusakan yang bervariasi. Perbaikan diperlukan untuk mengembalikan masa layan bangunan agar dapat berfungsi secara aman dan nyaman. Pertimbangan utama perbaikan pada sistem struktur adalah kemudahan pengerjaan dan efisiensi biaya. Tahapan yang ditempuh dalam metode penelitian ini berupa: investigasi visual lapangan, penilaian tingkat kerusakan bangunan, evaluasi dan penentuan solusi. Evaluasi mutu beton dilakukan dengan alat Schmids Hammer dan Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) pada elemen eksisting bangunan. Perbaikan bangunan dilakukan dengan mengunakan dua metode, pertama: seluruh elemen beton yang berkriteria rusak berat digantikan dengan elemen beton baru, kedua: elemen beton yang berkriteria rusak ringan/sedang dibobok lokal dan diganti beton baru. Dari hasil pengujian non-destruktif diketahui bahwa sisa kekuatan elemen beton diperkirakan sebesar 11 MPa, sehingga perlu tindakan penggantian struktur atap dengan konstruksi yang lebih ringan agar beban yang diterima oleh kolom menjadi lebih kecil.Kata kunci: evaluasi mutu beton, tingkat kerusakan, perbaikan.
PERBANDINGAN RANCANGAN CAMPURAN BETON BERDASARKAN SNI 03-2834-2000 DAN SNI 7656:2012 PADA MUTU BETON 20 MPa Yulius Rief Alkhaly
TERAS JURNAL Vol 6, No 1 (2016): Volume 6 Nomor 1 (2016), Teras Jurnal, Vol 6 No 1, Maret 2016
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.296 KB) | DOI: 10.29103/tj.v6i1.67

Abstract

Sebelum keluarnya SNI 7656:2012, perancangan campuran beton normal dilakukan menurut SNI 03-2834-2000. Pada penelitian ini telah dilakukan suatu perbandingan rancangan terhadap kedua SNI tersebut pada mutu beton 20 MPa. Benda uji digunakan berbentuk silinder dengan ukuran 150 mm x 300 mm, sebanyak 5 benda uji untuk masing-masing SNI. Hasil penelitian menunjukkan kuat tekan yang dihasilkan oleh SNI 2000 dan SNI 2012 berturut-turut: 21,95 MPa dan 23,01 MPa. Selanjutnya, nilai slump untuk kedua rancangan beton tersebut bertut-turut: 60 mm dan 70 mm. Hasil ini memperlihatkan bahwa nilai kuat tekan yang diperoleh dari rancangan campuran berdasarkan SNI 2012 lebih tinggi dibanding nilai kuat tekan SNI 2000 dan keduanya memberikan nilai slump yang baik. Kedua SNI memberikan hubungan empiris dan relatif dari terhadap bahan beton dalam campuran, sehingga rancangan kadar bahan yang dihasilkan oleh masing-masing metode akan berbeda satu sama lain, yang pada akhirnya akan memberikan hasil kuat tekan yang berbeda pula.Kata kunci: Campuran beton, kuat tekan, beton normal.
BETON NON-PASIR DENGAN AGREGAT CANGKANG KELAPA SAWIT Yulius Rief Alkhaly
TERAS JURNAL Vol 3, No 1 (2013): Teras Jurnal, Vol 3, No.1, Maret 2013
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.671 KB) | DOI: 10.29103/tj.v3i1.49

Abstract

Penelitian ini dimaksudkan untuk memanfaatkan cangkang kelapa sawit sebagai alternatif agregat kasar pada beton non-pasir. Cangkang kelapa sawit mempunyai bobot yang ringan dan kulit yang keras sehingga berpotensi sebagai agregat beton ringan. Beton non-pasir adalah beton ringan yang didapat dengan menghilangkan agregat halus campuran beton normal. Cangkang kelapa sawit yang digunakan berasal dari pabrik kelapa sawit Lhoksukon, Aceh Utara. Cangkang kelapa sawit diayak menggunakan saringan 19 – 9,5 mm. Benda uji dipersiapkan sebanyak 30 buah berbentuk silender (15 x 30) cm. Faktor air semen yang digunakan adalah 0,45 dengan perbandingan volume untuk 5 variasi benda uji masing-masing 1 : 3; 1 : 6; 1 : 8; 1 : 10 dan 1t: 12. Dari hasil pengujian pada umur 28 hari untuk beton nonpasir dengan perbandingan volume semen dan kerikil 1 : 3 didapat kuat tekan sebesar 8,71 MPa, sedangkan untuk beton non-pasir dengan perbandingan volume semen dan cangkang sawit masing-masing 1 : 3; 1 : 6; dan 1 : 8 didapat kuat tekan 4,64 MPa, 3,62 MPa, dan 3,06 MPa. Selanjutnya, untuk perbandingan volume semen dan cangkang sawit masing-masing 1 : 10 dan 1 : 12 didapat kuat tekan di bawah 3 MPa. Hasil tersebut memperlihatkan bahwa beton non-pasir dengan agregat cangkang sawit pada perbandingan 1 : 3, 1 : 6; dan 1 : 8; memenuhi kriteria kuat tekan beton non-pasir yaitu antara 2,8 MPa sampai 10 MPa. Dengan demikian, beton non-pasir dari agregat cangkang kelapa sawit dapat diaplikasikan sebagai beton ringan non struktural yang ramah lingkungan karena sifatnya yang tembus airKata kunci: cangkang kelapa sawit, beton non-pasir, kuat tekan
KUAT TEKAN BETON POLIMER BERBAHAN ABU VULKANIK GUNUNG SINABUNG DAN RESIN EPOKSI Yulius Rief Alkhaly; Cok Nando Panondang; Zulfahmi Zulfahmi
TERAS JURNAL Vol 5, No 2 (2015): TERAS JURNAL Vol.5, No.2, September 2015
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.847 KB) | DOI: 10.29103/tj.v5i2.14

Abstract

Beton polimer merupakan suatu jenis beton yang terbuat dari bahan polimer sebagai binder penggati semenportland. Dibanding dengan semen portland, beton yang terbuat dari polimer relatif lebih baik dalam hal: kuat tekan, stabilitas volume, dan durabilitas.Pada penelitian ini, semen Portland tipe I merk Andalas sebagai binderdisubstitusi dengan kombinasi abu vulkanik Gunung Sinabung (AV) dan resin epoksi (RE) sebagai material polimer.Agregat kasar dan agregat halus dipakai berupa kerikil dan pasir sungai. Benda uji beton dicetak menggunakan silinder berukuran 150 mm x 300 mm untuk masing-masing variasi polimer sebanyak 5 sampel dan untuk beton normal 5 sampel. Adapun kombinasi variasi polimer yang digunakan adalah: (5% AV + 5% RE), (12% AV + 7% RE), dan(25% AV + 10% RE) dengan mutu beton normal rencana sebesar 17,50 MPa. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa besarnya kuat tekan yang dihasilkan untuk masing-masing variasi di atas secara berutan adalah: 14,83 MPa, 22,53 MPa dan 25,36 MPa, sedangkan beton normal memiliki kuat tekan sebasar 18,74 MPa. Kombinasi variasi (12% AV + 7% RE) dan(25% AV + 10% RE) memberi hasil kuat tekan lebih baik dibanding beton normal, masing-masing meningkat sebesar 20,22% dan 35,32%. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kuat tekan dapat dicapai dengan menggunakan kombinasi polimer lebih besar dari 5%.Kata kunci: kuat tekan,beton polimer, abu vulkanik, resin epoksi.
PENGARUH SUBSTITUSI AGREGAT KASAR DENGAN PECAHAN BATU BATA KLINKER TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL Yulius Rief Alkhaly
TERAS JURNAL Vol 5, No 2 (2015): TERAS JURNAL Vol.5, No.2, September 2015
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.728 KB) | DOI: 10.29103/tj.v5i2.10

Abstract

Batu-bata klinker merupakan hasil dari produksi bata merah, namun mengalami kelebihan suhu saat proses pembakaran yang membuat bentuk dan ukurannya menjadi tidak beraturan. Batu bata ini tidak dapat digunakan sebagai bahan bangunan dan menjadi limbah yang dibuang. Selain berbobot ringan dan berwarna lebih gelapdari bata normal, kondisi fisik bata klinker lebih keras sehingga berpotensi dijadikan sebagai agregat pada pembuatan beton. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui besarnya kuat tekan beton normal pada substitusi agregat kasar dengan batu bata klinker. Sampel beton untuk pengujian kuat tekan berbentuk silinder dengan ukuran 150mm x 300mm, berjumlah sebanyak 20 benda uji. Adukan beton dibuat berdasarkan faktor air semen 0,48, dan variasi substitusi bata klinker yaitu sebanyak 0%, 25%, 50% dan 100% terhadap volume absolut adukan. Hasil penelitian menunjukkan kuat tekan beton normal (BN) pada nilai slump 6,5 cm didapat sebesar 22,54 MPa, untuk beton klinker 25% (BK1) dengan slump 5 cm didapat kuat tekan 22,30 MPa, untuk beton klinker 50% (BK2) dengan slump 6 cm didapat kuat tekan 21,86 MPa, dan untuk beton klinker 100% (BK3) dengan slump 5,5 cm didapat kuat tekan 21,74 MPa. Dari segi berat volume beton, BN memiliki bobot sebesar 2329,09 kg/m3, sedangkan untuk BK1, BK2 dan BK3 berturut-turut berbobot 2262,34 kg/m3, 2210 kg/m3, 2122,50 kg/m3. Penurunan bobot ini berkisar 2,87% - 8,87% dari bobot BN. Hasil penelitian memberi gambaran bahwa kuat tekan beton beragregat bata klinker masih dalam katagori kuat tekan yang disyaratkan, dan bobotnya lebih ringan dibanding beton normal. Berdasarkan hasil ini diketahui bata klinker berpotensi sebagai agregat kasar untuk pembuatan beton normal untuk aplikasi struktural.Kata kunci: Agregat kasar, batu bata klinker, kuat tekan, beton normal.
BETON STRUKTURAL MENGGUNAKAN AGREGAT PASIR - BATU ALAM Yulius Rief Alkhaly; Fahrurrazi Fahrurrazi
TERAS JURNAL Vol 2, No 4 (2012): Teras Jurnal, Vol 2, No 4, Desember 2012
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.314 KB) | DOI: 10.29103/tj.v2i4.50

Abstract

Kuat tekan beton, selain dipengaruhi oleh mutu perekat (semen), juga ditentukan oleh mutu agregat yang digunakan sebagai bahan pengisinya. Hal ini terlihat dari komposisi agregat dalam campuran beton mencapai 60% – 75% dari total volume beton. Penggunaan agregat pasir-batu alam (sirtu) tidaklah lazim dalam pembuatan beton struktural. Namun demikian, pada pembangunan beberapa ruko/toko berlantai 2 dan 3 di kota Lhokseumawe ditemukan penggunaan sirtu sebagai agregat untuk beton.Sirtu adalah jenis batuan sedimen yang merupakan campuran kerikil dan pasir yang terjadi secara alami. Penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan faktor air semen (FAS) pada campuran beton agregat sirtu agar dicapai mutu beton struktural minimal 17 MPa dan memiliki kemudahan pengerjaan yang baik (workability). Sirtu yan g digunakan berasal dari desa Paya Rabo, kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara, dengan ukuran maksimum 19 mm. Sirtu ini terdiri dari 73% - 86% pasir dan 14% - 27% kerikil. Semen yang digunakan merek Andalas tipe I. Jumlah sampel beton agregat sirtu yang di uji pada umur 28 hari adalah sebayak 15 buah sampel silinder(150x 300)mm, yang terdiri dari 5 sampel untuk masing-masing FAS 0,58; 0,54; dan 0,47. Sebagai pembanding digunakan 5 buah sampel yang dibuat untuk beton normal dengan FAS 0,58. Rancangan campuran digunakan metode absolute volume dari Portland Cement Association (PCA). Dari hasil pengujian diperoleh kuat tekan beton normal pada umur 28 hari mencapai 24,57 MPa. Pada umur pengujian yang sama, untuk beton sirtu, kuat tekan yang diperoleh untuk masing-masing FAS 0,58; 0,54; dan 0,47 adalah sebesar 17,09 MPa, 23,37 MPa, dan 27,61 MPa. Pada FAS 0,58 dan 0,54 beton agregrat sirtu mengalami penurunan kuat tekan masing-masing sebesar 33,4% dan 4,90% dibanding beton normal. Untuk memperoleh beton agregat sirtu dengan kekuatan 17 MPa, dilakukan interpolasi linier dari hasil pengujian tersebut dan didapat FAS sebesar 0,55. Dari hasil pengujian menggunakan FAS 0,55 didapat kuat tekan rata-rata beton agregat sirtu sebesar 21,60 MPa, dengan slump sebesar 79mmKata kunci: sirtu (pasir-batu), faktor air semen, slump, kuat tekan, beton struktural
REACTIVE POWDER CONCRETE DENGAN SUMBER SILIKA DARI LIMBAH BAHAN ORGANIK Yulius Rief Alkhaly
TERAS JURNAL Vol 3, No 2 (2013): Teras Jurnal, Vol 3, No 2, September 2013
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.971 KB) | DOI: 10.29103/tj.v3i2.41

Abstract

Reactive powder concrete (RPC) merupakan varian baru dari beton mutu ultra tingggi (ultra high strength concrete) yang diperkenalkan kepada umum pertama kali pada tahun 1994. Beton modern ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan beton konvensional (normal concrete) atau beton kinerja tinggi (high performance concretes). Penelitian tentang RPC di Indonesi masih sangat terbatas, RPC pertama bermaterial lokal Indonesia dikembangkan tahun 2009, dengan sumber silika berasal dari silica fume. Sebagai bagian dari berbagai penelitian lanjutan tentang RPC, hasil akhir dari riset ini diharapkan dapat menghasilkan RPC yang benar-benar sesuai dengan karakteristik material di Indonesia. Sumber silika yang digunakan berasal dari limbah bahan organik sehingga dapat menekan biaya produksi dan menghasilan green concrete yang dapat mengurangi dampak negatif limbah terhadap lingkungan.Kata kunci: Reactive Powder Concrete, Silika, Limbah Bahan Organik
PENGARUH VARIASI JENIS MATERIAL FILLER PADA CAMPURAN ASPAL BETON TERHADAP PARAMETER MARSHALL Yulius Rief Alkhaly; Fadhliani Fadhliani; Rahmad Faisal
TECHSI - Jurnal Teknik Informatika Vol 12, No 3 (2020)
Publisher : Teknik Informatika Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/techsi.v12i3.9193

Abstract

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil yangbertempat di Bukit Indah, maka Kadar Aspal Optimum (KAO) yang digunakan adalah 6,5%untuk campuran aspal beton AC-WC dengan menggunakan abu sekam padi, serbuk kaca danbatu apung sebagai bahan filler modifikasi pengganti filler standar menurut spesifikasiDepkimpraswil (2002). Dari hasil pengujian parameter Marshall menunjukkan bahwapenggunaan batu apung dapat menghasilkan nilai stabilitas tertinggi yaitu 855 kg dari padapenggunaan abu sekam padi dengan hasil 845 dan serbuk kaca yang menghasilkan 830, untuknilai flow tertinggi pada penggunaan serbuk kaca yaitu 3,65 mm. Sedangkan nilai MQ tertinggidihasilkan pada penggunaan abu sekam padi yang mampu menghasilkan nilai MQ 270kg/mm. Penggunaan abu sekam padi, serbuk kaca dan batu apung dapat digunakan untukmenggantikan filler standar dalam campuran aspal beton AC-WC menurut SpesifikasiDepartemen Permukiman Prasarana Wilayah 2002.
HUBUNGAN NILAI KUAT PANTUL ALAT SCHMIDT HAMMER TERHADAP KUAT TEKAN BETON AGREGAT BOLA PLASTIK Yulius Rief Alkhaly; Mukhlis Mukhlis; Putri Kusuma Wardani
TECHSI - Jurnal Teknik Informatika Vol 12, No 3 (2020)
Publisher : Teknik Informatika Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/techsi.v12i3.9195

Abstract

Beton ringan adalah beton yang memiliki densitas lebih kecil dari beton pada umumnya. Padapenelitian ini, telah dihasilkan suatu beton ringan yang menggunakan bola plastik sebagaiagregat kasar. Pengujian terhadap beton agregat bola plastik (BP) dilakukan melalui uji kuatpantul dan uji kuat tekan. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil UniversitasMalikussaleh. Benda uji dibuat sebanyak 12 buah berbentuk silender 15 cm x 30 cm, bolaplastik digunakan berdiameter 6 mm. Pada perencanaan campuran beton, agregat kasardigantikan dengan bola plastik sebesar 25%, 50%, dan 100% pada perbandingan volume. Fasyang digunakan 0.48, dengan bahan pengikat: semen Andalas type I. Dari hasil pengujiandiperoleh: untuk kuat pantul beton normal (BN) didapat 32,43 Mpa, untuk kuat pantul betonringan 25% (BP1) didapat 24,39 Mpa, untuk kuat pantul beton ringan 50% (BP2) didapat 22,61Mpa, dan untuk kuat pantul beton ringan 100% (BP3) didapat 20,56 Mpa. Sedangkan hasilpengujian kuat tekan untuk sampel BN didapat 24,72 Mpa, dan untuk sampel BP1, BP2, BP3,didapat hasil kuat tekan masing-masing 17,17 Mpa, 14,91 Mpa, 12,08 Mpa. Hasil nilai kuatpantul dan kuat tekan beton BP menunjukkan penurunanan yang signifikan dari pada nilai kuatpantul dan tekan beton normal. Sedangkan densitas kuat tekan beton BP juga menunjukkanpenurunan yang signifikan dari pada densitas kuat tekan beton normal. Hubungan nilai kuatpantul dan kuat tekan beton dapat dinyatakan dengan persamaan: untuk sampel BN, y =1.4402x – 3.1672, ( R2= 0.9595), untuk sampel BP1, y = 4.677x – 55.926, ( R2= 0.9874), untuksampel BP2, y = 0.2182x + 19.36, ( R2= 0.9839), dan untuk sampel BP3, y = 0.7412x + 11.509, (R2= 0.592). Selanjutnya beton dengan sampel BP1 dan BP2 tidak dapat dikategori sebagaibeton ringan, karena densitasnya masing-masing sebesar 2380 kg/m3 dan 2144 kg/m3.Sedangkan beton dengan BP3 dapat di kategorikan sebagai beton ringan, BP3 mempunyaidensitasnya 1724 kg/m3. Dengan demikian agregat bola plastik berpotensi sebagai agregatuntuk pembuatan beton ringan dengan mutu 12 Mpa. Kelas mutu tersebut tergolong kedalambeton ringan non struktural.
HUBUNGAN KUAT PANTUL ALAT SCHMIDT HAMMER TERHADAP KUAT TEKAN BETON YANG MENGANDUNG TEPUNG KACA Yulius Rief Alkhaly; Lis Ayu Widari; Fitriani Fitriani
TECHSI - Jurnal Teknik Informatika Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : Teknik Informatika Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/techsi.v12i2.9182

Abstract

Salah satu sumber masalah lingkungan yaitu limbah kaca baik itu dari industri maupun rumah tangga. Kaca merupakan salah satu sampah inorganik yang sangat berbahaya karena kaca tidak dapat membusuk. Pada penelitian ini akan difokuskan pada pemanfaatan limbah kaca yang berbentuk botol sirup berwarna putih yang dihaluskan menjadi tepung kaca sebagai material substitusi semen dalam pembuatan beton normal. Penilitian ini dilakukan dilaboratorium Universitas Malikussaleh. Botol kaca yang digunakan berasal dari Krueng Mane Aceh Utara, kemudian dihaluskan sehingga lolos saringan no.200. Kuat pantul dan kuat tekan dilakukan terhadap sampel benda uji berbentuk silinder dengan ukuran 15cm x 30cm sebanyak 12 benda uji, dengan faktor air semen yang digunakan 0.435. Semen yang digunakan adalah produksi Andalas Tipe I. Substitusi tepung kaca dengan semen dilakukan sebesar 0%, 10%, 15%, 20% yang masing-masing sampel tersebut diuji pada umur 28 hari. Dari hasil pengujian kuat pantul beton normal (BN) didapat 34.58 Mpa, untuk beton BK1 (10%), BK2 (15%), BK3 (20%) didapat hasil kuat pantul masing-masing 29,44 Mpa, 30,24 Mpa, 31,08 Mpa. Sedangkan dari hasil pengujian kuat tekan untuk sampel BN didapat 26,23 Mpa, dan untuk sampel  BK1, BK2, BK3 didapat hasil kuat tekan masing-masing 25,85 Mpa, 25,48 Mpa, 24,53 Mpa. Hubungan kuat pantul dengan kuat tekan dapat dinyatakan dengan persamaan: untuk sampel BN, y = 2.1088x – 46.885 (R2= 0.8414), untuk sampel BK1, y = 1.1645x – 8.4059 (R2= 0.9635), untuk sampel BK2,  y = 1.1917x – 10.385 (R2  = 0.9994), untuk sampel BK3, y = 0.924x - 4.1922  (R2 = 0.9293). Hasil pengujian kuat pantul dan kuat tekan beton menunjukkan penurunan yang tidak signifikan. Kuat pantul mengalami penuruannya sebesar 11% - 15%, sedangkan untuk kuat tekan penurunannya sebesar 2% - 7%.