Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KAJIAN PEMANFAATAN MIKROORGANISME DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA KERITING (Lactuca sativa, L.) Wahyu Sajiwo; Ririen Prihandarini; Toto Suharjanto
Agrika Vol 10, No 2: November 2016
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.929 KB) | DOI: 10.31328/ja.v10i2.859

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui macam mikroorganisme (EM4 dan R1M) dan macam pupuk organik (pupuk kandang sapi dan pupuk kompos) yang baik untuk pertumbuhan dan produksi tanaman selada keriting. Metode penelitian di lapang menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan sembilan perlakuan dan empat ulangan, tanah + pasir tanpa pemberian mikroorganisme (A0U0), pupuk kandang sapi tanpa pemberian mikroorganisme, tanah (A0U1), pupuk kompos daun tanpa pemberian mikroorganisme (A0U2), tanah + pasir + mikroorganisme EM4 (A1U0), pupuk kandang sapi + mikroorganisme EM4 (A1UI), pupuk kompos daun + mikroorganisme R1M (A1U2), mikroorganisme R1M tanpa pupuk organik (A2U0), pupuk kandang sapi + mikroorganisme R1M (A2U1), pupuk kompos daun + mikroorganisme R1M (A2U2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi yang nyata pada perlakuan macam  mikroorganisme (EM4 dan R1M) dan macam pupuk organik (pupuk kandang sapi dan pupuk kompos daun) terhadap variabel jumlah daun umur 28 hst, luas daun, berat basah dan berat kering brangkasan. Secara umum, perlakuan pupuk kandang sapi baik secara tunggal maupun yang dikombinasikan memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan perlakuan kompos daun.
PENGARUH JENIS KOMODITI KEDELAI (ORGANIK DAN ANORGANIK) DAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP UMUR SIMPAN SUSU KEDELAI Frida Dwi Anggraeni; Ririen Prihandarini
Agrika Vol 7, No 2 (2013): November 2013
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.482 KB) | DOI: 10.31328/ja.v7i2.874

Abstract

Susu kedelai diproduksi dari ekstraksi kedelai. Permasalahan utama yang sering dihadapi selama produksi susu kedelai adalah susu kedelai yang mudah rusak jika disimpan pada suhu dingin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komoditas kedelai (organik dan anorganik) terhadap umur simpan susu kedelai “La Soya” yang disimpan pada suhu 5oC, 10oC, dan 25oC dengan pengujian fisikokimia (viskositas dan pH), mikrobiologi, dan organoleptik (uji skoring). Hasil penelitian menunjukkan bahwa viskositas susu kedelai pada suhu refrigerasi meningkat selama 28 hari penyimpanan. Produk ini juga masih memiliki pH konstan sekitar 6,5 sampai 7 yang sesuai dengan standar SNI. Dari hasil TPC menunjukkan bahwa tidak ada pertumbuhan mikrobia selama penyimpanan sampai 28 hari untuk susu kedelai organik dan anorganik pada suhu 5oC dan 10oC. Akan tetapi susu kedelai yang disimpan pada suhu 25oC (suhu ruang) sudah terdapat pertumbuhan mikrobia sejak penyimpanan 12 jam. Dari pengujian organoleptik dengan parameter warna, aroma dan rasa, pada susu kedelai anorganik memiliki estimasi umur simpan yang lebih lama dibanding susu kedelai organik yaitu 22 hari pada suhu 5oC.
PEMANFAATAN ANGKAK DAN MIKROORGANISME UNTUK PEMBUATAN PERMEN JELLY ORGANIK UTILIZATION OF ANGKAK AND MICROORGANISMS FOR MAKING ORGANIC JELLY CANDY Ririen Prihandarini
Agrika Vol 13, No 2 (2019)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.179 KB) | DOI: 10.31328/ja.v13i2.1047

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh stabilitas pewarna alami angkak  pada kombinasi tingkat keasaman dan penambahan RIM (Refresh Microorganism) terhadap kualitas permen Jelly Organik.  Penelitian ini dilaksanakan dengan Rancangan Acak Kelompok(RAK), dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah tingkat keasaman (A) : pH 3, pH4 , pH 5 dan Faktor kedua adalah  Penambahan RIM : 0%  dan 2,5%.  Tidak terdapat interaksi nyata antara perlakuan pH permen jelly  dengan penambahan  RIM terhadap kadar air permen jelly angkak.   Terdapat interaksi yang nyata antara perlakuan pH permen jelly  dengan pemberian RIM terhadap kekuatan gel pada  permen jelly angkak.  Berdasarkan uji organoleptik menunjukkan bahwa Rasa, Warna dan  Kekenyalan tekstur  permen jelly yang paling disukai panelis   adalah pada perlakuan pH 4 dan penambahan  2,5 % RIM .
FORMULASI MIKROORGANISME UNTUK TANAMAN TEBU Sudiarso Sudiarso; Ririen Prihandarini
Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH) CIASTECH 2019 "Inovasi Cerdas dan Teknologi Hijau untuk Industri 4.0"
Publisher : Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.642 KB)

Abstract

Gula merupakan salah satu komoditas strategis dalam perekonomian Indonesia. Dengan luas areal sekitar 450 ribu ha pada periode 2007-2017, industri gula berbasis tebu merupakan salah satu sumber pendapatan bagi sekitar 900 ribu petani dengan jumlah tenaga kerja yang terlibat mencapai sekitar 1.3 juta orang. Gula juga merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat, maka dinamika harga gula akan mempunyai pengaruh langsung terhadap laju inflasi. Kebutuhan yang demikian besar harus diimbangi dengan produksi yang tinggi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas tebu adalah perbaikan kesuburan tanah melalui teknik budidaya tanaman tebu dengan cara rekayasa teknologi mikroorganime.  Potensi alam dan kekayaan mikroorganisme di Indonesia sangat banyak namun belum digali dan dimanfaatkan secara maksimal.  Rekayasa pemanfaatan mikroorganisme mempunyai prospek yang bagus untuk memulihkan degradasi lahan pada agroekosistem tanaman tebu.Formulasi mikroorganisme untuk mendapatkan kombinasi mikroorganisme yang paling sesuai untuk tanaman tebu. Berbagai jenis mikroorganisme penambat Nitrogen seperti Nitrobacter, Nitrosomonas, Nitrosococcus, dan Rhizobium akan dikombinasikan dengan bakteri pelarut Phosfat seperti Pseudomonas, Bacillus, Pseudomonas, Xanthomonas, Acetobacter Thiobacillus, Thrichoderma dan beberapa bakteri dekomposer. Didapat Formulasi yang paling sesuai untuk pertumbuhan bibit tanaman tebu, formulasi dari mikroorganisme Sacharomyces (S), Azospirillum sp (A), Azotobacter (Z), Rhizobium (R), Pseudomonas (P), Bacillus (B) dan  Trichoderma sp (T) yang diformulasi dalam sebuah teknologi mikroorganisme dengan nama popular Refresh Microorganism (RIM)
INOVASI JAMU HERBAL BERBASIS GULMA Ririen Prihandarini; Untung Sugiarti
Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH) CIASTECH 2018 "Inovasi IPTEKS untuk mendukung Pembangunan Berkelanjutan"
Publisher : Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1243.599 KB)

Abstract

Jamu yang merupakan obat tradisional Indonesia, kini populer dengan sebutan herbal.  Semakin populernya jamu kini dijadikan sebagai salah satu peluang usaha dengan inovasi produk bisa dikombinasikan dengan berbagai  bahan alah satunya dengan gulma.  Gulma dalam bahasa pertanian merupakan tanaman penggganggu, namun dari gulma bisa dijadikan bahan baku jamu yang khasiatnya luar biasa. Beberapa jenis gulma yang bisa dimanfaatkan sebagai inovasi bahan baku jamu adalah Alang alang yang fungsinya melancarkan pembuangan urine, pegagan untuk memperlancar peredaran darah sehingga bagus untuk kesehatan otak dan kulit. Kegiatan PKM ini dilakukan di UKM Dua Daun dan UKM Omah Herba. Kedua UKM tersebut membuat jamu dalam bentuk tunggal dan cair.  Adapun permasalahan yang dihadapi kedua UKM tersebut adalah: produk tidak praktis karena mudah tumpah dan tidak awet, tidak ada inovasi produk yang bisa diunggulkan, dan manajemen produksi  masih dilakukan manual sehingga dibutuhkan waktu lama untuk memproduksi.  Pemasaran hampir tidak menggunakan promosi hanya dititipkan di kios.   Tujuan PKM adalah melakukan inovasi produk unggul dengan gulma, memberikan peralatan yang dapat mempercepat proses produksi jamu herbal, dan melakukan pelatihan dalam promosi.  Adapun hasil kegiatan yaitu: UKM telah bisa memproduksi jamu herbal yang spesifik dengan mengkombinasikan  pegagan , alang alang dan daun sendokan pada produknya.  UKM sudah bisa memproduksi lebih cepat dan produk bervariasi bentuknya juga powder sehingga lebih awet dan praktis. Beberapa peralatan parut dan pengadukan sudah dimodifikasi dengan mesin dynamo sehingga bisa memepercepat proses produksi , demikian pula dengan pemasaran mulai dilatih menggunakan IT, internet dan toko online.
Pengembangan UKM dalam Bidang Pertanian Mikroalga (Spirulina) di Daerah Urban Berbasis Internet of Things (IoT) Purbo Suwandono; Gigih Priyandoko; Ririen Prihandarini; Andy Hardianto
JAST : Jurnal Aplikasi Sains dan Teknologi Vol 5, No 2 (2021): EDISI DESEMBER 2021
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jast.v5i2.2772

Abstract

Spirulina (Arthrospira platensis) is blue-green algae (cyanobacteria) that contains the ideal nutrients for humankind even though consumed only in small quantities. The commodity has a lucrative business prospect for Indonesia in the future. VerteBleue (VB Spirulina Farm) is a business entity engaged in agriculture, situated in urban areas of Malang City. Recently, the production capacity of VB Spirulina can produce 40 gr of dry spirulina products every week, which is extremely small. The empowerment program is focused on breeding micro-scale spirulina culture in urban areas. The solution to the partner problem is the construction of a spirulina pond greenhouse based on IoT so that various parameters can be appropriately controlled. The result is increased production capacity to produce spirulina commodities with optimal quality and economical prices. The practicality of the IoT system helps farmers to control spirulina culture remotely. The implementation of this project allows the production of dry spirulina up to 108 g dry / day previously only able to produce dry 7g / day. The practicality IoT system helps farmers to control spirulina culture remotely.ABSTRAKSpirulina (Arthrospira platensis) adalah bakteri hijau-biru atau cyanobacteria yang mengandung nutrisi paling lengkap bagi makhluk hidup khususnya manusia walau hanya dikonsumsi dalam jumlah kecil yang relative kecil;. Komoditas tersebut memiliki prospek bisnis yang lukratif untuk Indonesia pada masa depan. VerteBleue (VB Spirulina Farm) adalah usaha kecil menengah yang bergerak di bidang agrikultur di daerah urban dalam wilayah Kota Malang. Pada saat ini, kapasitas produksi yang dimiliki VB Spirulina dapat menghasilkan 40 gr produk spirulina kering setiap minggunya. Program pemberdayaan difokuskan pada wacana pengembangbiakan kultur spirulina skala mikro di daerah urban. Solusi dari permasalahan mitra adalah pembangunan greenhouse kolam spirulina yang berbasis IoT sehingga berbagai parameter dapat dikontrol dengan baik. Peningkatan modal capital dibutuhkan oleh mitra untuk pembelian alat produksi. Luaran yang dihasilkan adalah peningkatan kapasitas produksi untuk menghasilkan komoditas dengan kualitas optimal dan harga yang ekonomis. Implementasi greenhouse dan kolam spirulina sudah sesuai dengan rancangan awal. Sistem IoT sangat berguna bagi petani dalam melakukan proses monitoring kultur dari jarak jauh. Greenhouse dan kolam spirulina mampu memproduksi spirulina kering hingga 108 g kering/hari yang sebelumnya hanya mampu memproduksi 7 g kering/hari.