Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Antibacterial Activity of Endophyte Fungus from Sambiloto Flowers (Andrographis paniculata) on Black Rice Growing Media Rizka Purwanti; Iryani Iryani; Riga Riga; Mariam Ulfah
Indonesian Journal of Chemical Science and Technology (IJCST) Vol 6, No 1 (2023): JANUARY 2023
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/ijcst.v6i1.43450

Abstract

Sambiloto plant (A. paniculata) is widely reported to have secondary metabolites that act as antibacterial. The potential is not only derived from the natural A. paniculata plant but can also be explored from its endophytic fungus. This study aimed to determine the antibacterial activity of ethyl acetate extract of endophytic fungus BS isolated from bitter flower (A. paniculata) on black rice growing media against Staphylococcus aureus, Streptococcus mutans, and Pseudomonas aeruginosa bacteria. The antibacterial activity test of the extract was carried out by disc diffusion method. The results obtained showed that the ethyl acetate extract of BS endophytic fungus grown on black rice media showed activity to inhibit the growth of Staphylococcus aureus, Streptococcus mutans, and Pseudomonas aeruginosa bacteria at concentrations of 10%, 30%, and 50%. In conclusion, the ethyl acetate extract of the endophytic mushroom BS isolated from the bitter flower (A. paniculata) can be used as an antibacterial.
STUDI IN SILICO DAN IN VITRO: AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOLIK MANGROVE (Rhizophora stylosa) DENGAN TARGET PERUSAKAN DINDING SEL Escherichia coli: AN IN SILICO AND IN VITRO STUDY: ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF MANGROVE ETHANOLIC EXTRACT (Rhizophora stylosa) TARGETTED ON CELL WALL DESTRUCTION OF Escherichia coli Ismanurrahman Hadi; Mariam Ulfah; Like Efriani; Teguh Adiyas Putra; Ade Irawan
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 2 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i2.617

Abstract

Rhizopora stylosa merupakan sub-spesies dari tumbuhan bakau yang diketahui secara empiris digunakan sebagai obat tradisional. Habitat yang berada di perairan payau menyebabkan tumbuhan ini memiliki senyawa fitokimia yang berbeda dari tumbuhan lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengeksplorasi aktivitas antibakteri dari R. stylosa pada bakteri Escherichia coli dengan menarget perusakan dinding bakteri. Penelitian ini menggunakan pendekatan komputasional disertai uji aktivitas antibakteri dan kadar kebocoran protein. Prediksi aktivitas antibakteri dilakukan dengan menggunakan molecular docking pada penicillin-binding protein (PDB ID: 3UY6), sedangkan uji aktivitas antibakteri dilakukan pada bakteri Escherichia coli menggunakan metode Mc konkey dilanjutkan dengan analisis kadar kebocoran protein (protein leakage) menggunakan uji Bradford. Uji identifikasi kandungan fitokimia juga dilakukan untuk memastikan kandungan fitokimia yang ada pada ekstrak etanol bakau. Hasil studi in silico menunjukkan adanya afinitas lebih tinggi dari semua senyawa uji dibandingkan amoxicillin pada penicillin-binding protein. Sementara itu, hasil studi in vitro menunjukkan nilai rata – rata diameter zona hambat (DZH) uji yaitu: 6,63 mm (40%); 6,67 (60%); 9,00 (80%) serta 13 mm (amoxicillin); serta uji protein leakage menunjukkan adanya kebocoran protein pada semua seri konsentrasi sampel dan standar amoxicillin. Analisis statistika menunjukkan ekstrak bakau kadar 80% memiliki aktivitas antibakteri dan protein leakage tertinggi, meskipun efeknya tidak sekuat amoxicillin. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan ekstrak etanol bakau (R. stylosa) memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai agen antibakteri yang menargetkan kerusakan dinding sel. Kata Kunci: Rhizophora stylosa, antibakteri, molecular docking, in vitro
FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOLIK DAUN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas sp.): FORMULATION AND EVALUATION OF TOPICAL OINTMENT OF ETHANOLIC EXTRACT OF PURPLE SWEET POTATO LEAF (Ipomoea batatas sp.) Ismanurrahman Hadi; Antika Mardhotillah Meilian; Mariam Ulfah
Medimuh : Jurnal Kesehatan Muhammadiyah Vol 4 No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/mh.v4i1.485

Abstract

Daun ubi jalar ungu mengandung berbagai macam senyawa fitokimia yang memiliki aktifitas farmakologis. Senyawa fitokimia dari daun ubi jalar ungu diantaranya adalah flavonoid dan tanin. Selain itu, daun ubi jalar ungu diketahui memiliki antioksidan yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memformulasikan daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas sp.) kedalam sediaan salep. Serbuk daun ubi jalar ungu dimaserasi menggunakan pelarut etanol 70%, kemudian dilanjutkan dengan skrining fitokimia. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa daun ubi jalar ungu mengandung senyawa Flavonoid, Saponin, Alkaloid, Terpenoid dan Tanin.Selanjutnya dilakukan pembuatan formulasi sediaan salep. Sediaan salep yang telah dibuat dievaluasi sediaan fisik (organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar, daya lekat dan uji iritasi terhadap kulit sukarelawan). Hasil dari evaluasi sifat fisik dan uji iritasi ekstrak etanolik daun ubi jalar ungu dengan konsentrasi 0%, 2%, 4% dan 6% merupakan konsentrasi yang akan dibuat sediaan salep. Hasil yang didapatkan menunjukkan formulasi yang dilakukan telah memenuhi syarat fisik dan uji iritasi pada konsentrasi 2% pada parameter organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar, dan daya lekat. Kata kunci: Daun ubi jalar ungu, Antioksidan, Salep
PKMS Ibu-Ibu Rumah Tangga dalam Pembuatan PROPOSAL (Produk-Produk Salak) sebagai Upaya Pemanfaatan Limbah Salak Mariam Ulfah; Like Efriani; Vianty Mutya Sari
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 16th University Research Colloquium 2022: Bidang Pengabdian Masyarakat
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salak (Salacca zalacca) merupakan buah asli Indonesia yang banyak digunakan untuk pengobatan. Kulit buah salak mengandung flavonoid yang dapat menurunkan kadar glukosa darah. Biji buah salak memiliki aktivitas antioksidan. Kulit dan buah salak selama ini tidak digunakan padahal limbah-limbah ini dapat dimanfaatkan untuk tujuan kesehatan. Desa Nanggela di Kabupaten Cirebon merupakan salah satu desa penghasil salak dengan sumber daya manusia terutama ibu-ibu rumah tangga yang memiliki keinginan yang tinggi untuk memajukan desanya dengan memanfaatkan potensi wilayah yang ada. Oleh karenanya, tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah membuat PROPOSAL (Produk-produk salak) yaitu teh kulit salak dan kopi biji salak untuk meningkatkan nilai guna dari limbah salak serta meningkatkan kemampuan ibu-ibu rumah tangga di Desa Nanggela untuk berwirausaha. Metode yang dilakukan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah penyuluhan manfaat kesehatan salak, pelatihan pembuatan teh kulit salak dan kopi biji salak, demo yang dilakukan oleh warga untuk membuat teh kulit salak dan kopi biji salak, pelatihan pembuatan packaging dan branding agar menarik konsumen, pelatihan perizinan bahan makanan dan pendampingan pemasaran produk. Acara pengabdian dihadiri oleh 25 hingga 30 peserta dengan rentang usia 20 hingga 40 tahun. Hasil dari pengabdian ini adalah masyarakat memahami manfaat kesehatan seluruh bagian buah salak, peserta mampu membuat teh kulit salak dan kopi biji salak, serta warga memahami proses perizinan produk rumahan. Semua hal ini tentunya dapat membantu meningkatkan perekonomian warga.
UJI AKTIVITAS INHIBISI ENZIM a-Glukosidase TERHADAP EKSTRAK ASETON, ETANOL, DAN METHANOL DAUN MANGROVE (Rhizopora Mucronata) SEBAGAI ANTIDIABETES: INHIBITION ACTIVITY OF a-Glucosidase ENZYME OF EXTRACTS ACETONE, ETHANOL, AND METANOL MANGROVE (Rhizopora mucronata) LEAF AS ANTIDIABETIC Like Efriani; Ismanurrahman Hadi; Ade Irawan; Mariam Ulfah; Teguh Adiyas Putra
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 4 (2023): Forthcoming Issue
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i4.651

Abstract

Diabetes mellitus tipe II merupakan kelainan metabolik yang disebabkan karena ketidakmampuan pankreas untuk memproduksi insulin sehingga menyebabkan hiperglikemia. Akarbose menjadi salah satu obat dalam pengobatan dari diabetes mellitus dengan cara menghambat inhibisi enzim a-glukosidase. Tanaman mangrove (Rhizopora mucronata) diketahui mempunyai senyawa fitokimia dengan berbagai aktivitas farmakologis. Tujuan dari peneltian ini adalah untuk mendapatkan informasi aktivitas penghambatan enzim a-glukosidase dari ekstrak metanol, etanol, dan aseton daun mangrove. Penelitian ini dilakukan dengan memaserasi simplisia daun mangrove pada pelarut metanol, etanol, dan aseton. Maserat yang didapatkan, diujikan secara kualitatif untuk mengidentifikasi kandungan golongan senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, dan terpenoid, lalu dilanjutkan dengan mengujikan inhibisi aktivitas dari enzim a-glukosidase dengan konsentrasi ekstrak 0,5; 1; 1,5; 2; dan 3 mg/mL menggunakan Microplate Elisa Reader dan dilanjutkan pengukuran absorbansi dengan spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 405 nm. Hasil yang didapatkan menunjukkan maserat dari ketiga jenis pelarut tersebut terbukti memiliki kandungan senyawa golongan alkaloid, flavonoid, saponin, dan terpenoid. Uji aktivitas inhibisi menunjukkan aktivitas inhibisi dari ekstrak metanol (3,5 mg/mL), etanol (2,6 mg/mL), dan aseton (2,1 mg/mL). Ekstrak aseton memiliki aktivitas inhibisi paling baik karena semakin kecil nilai IC50 maka semakin baik aktivitas inhibisi pada enzim a-glukosidase. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa ekstrak aseton mangrove memiliki aktivitas inhibisi paling baik dibandingkan kedua ekstrak lainnya.
Antibacterial Activity of Acetone Coconut Husk (Cocos Nucifera Linn) Extract Against Staphylococcus Aureus and Escherichia Coli Bacteria Ade Irawan; Mariam Ulfah; Like Efriani; Ismanurrahman Hadi; Teguh Adiyas Putra; Ayu Puspitasari
Jurnal Medisci Vol 1 No 1 (2023): vol 1 no 1 17 agustus 2023
Publisher : Ann Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62885/medisci.v1i1.19

Abstract

Coconut plant (Cocos nucifera Linn) is an annual plant that is most beneficial to the people of Indonesia, because almost all parts of the plant can be utilized and used for medicine and daily needs. Part of the coconut plant, namely coconut fiber which is considered as waste, can be used as an antibacterial agent because it contains tannin compounds or also called tannic acid which is a complex chemical compound consisting of several polyphenolic compounds which act as antibacterial and antiviral. The purpose of this study was to determine the antibacterial activity of coconut coir acetone extract (Cocos nucifera Linn) against the growth of Staphylococcus aureus and Escherichia coli bacteria. The method used is disc diffusion (Kirby and Bauer test). Coconut coir powder (Cocos nucifera Linn) was macerated with acetone for 3 x 24 hours. Furthermore, the antibacterial test of coconut coir extract (Cocos nucifera Linn) was carried out against Staphylococcus aureus and Escherichia coli bacteria. Chloramphenicol as a positive control and dimethyl sulfoxide (DMSO) was used as a negative control. The results of antibacterial activity that have been carried out show that coco coir extract (Cocos nucifera Linn) with a concentration of 60% is the highest concentration of inhibition zone diameter between 20% and 40% with an average inhibition zone diameter of 11.7 mm against Staphylococcus aureus bacteria and Escherichia coli and belongs to the category of strong sensitivity.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOLIK KULIT BUAH SALAK PONDOH (Salacca zalacca (Gaert.) Voss) TERHADAP BAKTERI Propionibacterium acnes DAN Pseudomonas aeruginosa Ade Irawan; Mariam Ulfah; Nabila Silvia Haerani
Dalton : Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia Vol 7, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/dl.v7i1.13096

Abstract

Infeksi kulit merupakan penyakit yang diakibatkan oleh bakteri. Salah satu penyebab penyakit infeksi adalah bakteri Propionibacterium acnes dan Pseudomonas aeruginosa. Senyawa alkaloid, flavonoid, tanin dan saponin yang terkandung dalam kulit buah salak pondoh berpotensi sebagai agen antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas antibakteri ekstrak etanolik kulit buah salak pondoh dalam menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes dan Pseudomonas aeruginosa. Uji antibakteri dilakukan menggunakan metode difusi sumuran dengan variasi konsentrasi ekstrak 30%, 60% dan 90%.  Klindamisin dan Ciprofloxacin sebagai kontrol positif dan DMSO 10% sebagai kontrol negatif. Analisis data dengan One-Way Anova dan Post Hoc LSD. Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata diameter zona hambat bakteri P.acnes pada konsentrasi 90% sebesar 18,66 mm dikategorikan sebagai kategori kuat, rata-rata diameter zona hambat bakteri P.aeruginosa pada konsentrasi 90% sebesar 14,5 mm dikategorikan sebagai kategori kuat. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanolik kulit buah salak pondoh mampu menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes dan Pseudomonas aeruginosa.
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Aseton Daun Tomat (Solanum lycopersicum L.) Terhadap Bakteri Stapylococcus aureus Dan Escherichia coli Mariam Ulfah; Teguh Adiyas Putra; Ade Irawan; Kiki Nur Rizki
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 7, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v7i1.8903

Abstract

Tomat (Solanum lycopersicum L.) merupakan salah satu tanaman yang sering dimanfaatkan oleh masyarat sebagai pengobatan herbal. Penggunaan pada tanaman tomat selama ini hanya difokuskan pada bagian buahnya saja. Daun tomat secara empiris kerap digunakan sebagai peptisida untuk tanaman di ladang, namun penggunaanya hanya sebatas dengan merebus daun tomat dengan air kemudian rebusan airnya disemprotkan pada tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder ekstrak aseton daun tomat dan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak aseton daun tomat terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Kelompok uji terdiri dari 3 kelompok perlakuan konsentrasi ekstrak daun tomat yaitu 25%, 50% dan 75%, kelompok kontrol positif dan kontrol negatif. Metode Disc diffusion Kirby-Bauer digunakan dalam penelitian ini. Simplisia daun tomat dimaserasi dengan pelarut aseton selama 3 x 24 jam. Selanjutnya dilakukan uji fitokimia dan uji aktivitas antibakteri ekstrak aseton daun tomat terhadap bakteri S. aureus dan E. coli. Kloramfenikol sebagai kontrol positif dan dimetil sulfoksida (DMSO) digunakan sebagai kontrol negatif. Berdasarkan hasil uji fitokimia ekstrak aseton daun tomat mengandung senyawa alkoloid, saponin, tanin, flavonoid dan steroid. Sedangkan berdasarkan hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak aseton daun tomat memiliki konsentrasi daya hambat terhadap bakteri yang optimal pada konsentrasi 75% dengan rata-rata diameter zona hambat sebesar 12,41 mm untuk bakteri S. aureus dan 14,8 mm untuk bakteri E. coli
Aktivitas Antijamur Ekstrak Aseton Daun Teratai Putih (Nymphae alba) Terhadap Jamur Candida albicans Ade Irawan; Mariam Ulfah; Teguh Adiyas Putra
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 6, No 2 (2023): September 2023
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v6i2.8210

Abstract

Indonesia is a tropical country with very diverse plants. This plant is a source of secondary metabolite compounds that have pharmacological activities that combine a variety of them including antifungal. One of them is the white lotus (Nymphae alba). This plant contains flavonoids, phenols, terpenoids and alkaloids. This plant also has pharmacological activities including antioxidant, antiobesity, analgesic and antidiarrheal. This study aims to determine the inhibition zone of white lotus acetone extract (N.alba) against the fungus Candida albicans. The extraction process was carried out by maceration method with acetone solvent for 3 x 24 hours. The antifungal test method was carried out using the disc diffusion method, three concentrations of acetone extract were used, 25%, 50% and 75%, the positive control used was ketoconazole and the negative control was 10% DMSO. The results of this study were white lotus acetone extract which had an inhibition zone value of 11.8 mm for the extract with a concentration of 25% in the strong category, 14 mm for the extract with a concentration of 50% in the strong category, and 16.3 mm for the extract with a concentration of 75 % in the strong category, while the positive control has an inhibition zone value of 10 mm. This proves that white lotus has good potential as an antifungal agent from plant. 
FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOLIK DAUN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas sp.): FORMULATION AND EVALUATION OF TOPICAL OINTMENT OF ETHANOLIC EXTRACT OF PURPLE SWEET POTATO LEAF (Ipomoea batatas sp.) Ismanurrahman Hadi; Antika Mardhotillah Meilian; Mariam Ulfah
Medimuh : Jurnal Kesehatan Muhammadiyah Vol 4 No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/mh.v4i1.485

Abstract

Daun ubi jalar ungu mengandung berbagai macam senyawa fitokimia yang memiliki aktifitas farmakologis. Senyawa fitokimia dari daun ubi jalar ungu diantaranya adalah flavonoid dan tanin. Selain itu, daun ubi jalar ungu diketahui memiliki antioksidan yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memformulasikan daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas sp.) kedalam sediaan salep. Serbuk daun ubi jalar ungu dimaserasi menggunakan pelarut etanol 70%, kemudian dilanjutkan dengan skrining fitokimia. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa daun ubi jalar ungu mengandung senyawa Flavonoid, Saponin, Alkaloid, Terpenoid dan Tanin.Selanjutnya dilakukan pembuatan formulasi sediaan salep. Sediaan salep yang telah dibuat dievaluasi sediaan fisik (organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar, daya lekat dan uji iritasi terhadap kulit sukarelawan). Hasil dari evaluasi sifat fisik dan uji iritasi ekstrak etanolik daun ubi jalar ungu dengan konsentrasi 0%, 2%, 4% dan 6% merupakan konsentrasi yang akan dibuat sediaan salep. Hasil yang didapatkan menunjukkan formulasi yang dilakukan telah memenuhi syarat fisik dan uji iritasi pada konsentrasi 2% pada parameter organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar, dan daya lekat. Kata kunci: Daun ubi jalar ungu, Antioksidan, Salep