Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Which Is The Fairest Between Civil Inheritance Law, Customary Inheritance Law or Islamic Inheritance Law? Rachmat Trijono
Himmah: Jurnal Kajian Islam Kontemporer Vol 3, No 1 (2019): Volume 3 Nomor 1 Tahun 2019
Publisher : Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47313/jkik.v3i1.1096

Abstract

Basically, inheritance law is closely related to the scope of human life, because every human being will certainly experience a legal event called death. Inheritance law in Indonesia is very diverse, namely civil inheritance law, customary inheritance law, and inheritance law according to Islamic Teachings. The purpose of this research is to find out the fairest inheritance law, between civil inheritance law, customary inheritance law, or Islamic inheritance law. The problem under investigation is which one the fairest? The method that used in this research is qualitative method with a utility approach. The results showed that none inheritance law is fairest, civil inheritance law, customary inheritance law or Islamic inheritance law that fair. Everything is fair according to its usefulness. Civil inheritance law is fair if used for those who use it, Islamic inheritance law is fair to those who are Muslim and customary inheritance law is fair for those who apply it. The advice given is the application of inheritance law should be adjusted according to its usefulness. Keywords: Inheritance Law, Civil Inheritance Law, Customary Inheritance Law, Islamic Inheritance Law.
CENTRALIZATION OF THE FORMING OF NATIONAL AND REGIONAL REGULATIONS, IS IT POSSIBLE? Rachmat Trijono
UNTAG Law Review Vol 3, No 2 (2019): UNTAG LAW REVIEW (ULREV)
Publisher : Faculty of Law Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.027 KB) | DOI: 10.36356/ulrev.v3i2.1330

Abstract

The forming of regulations in the executive domain is still carried out by institutions spread across various ministries and non-ministries.For this reason, it is necessary to do research of the centralization of the formation of national regulations and regional regulations. The aim of this research is describing centralization national and regional regulations forming. This research is descriptive analytical that aimed at expressing a problem or situation or event as it is so that it can reveal the actual facts. Data types that used in this study is secondary data and primary data. All data is analyzed by qualitative analysis method. The results of the study indicate that the establishment of a legislative ministry can unite the formation of national regulations and regional regulations so as to avoid overlaps and will formed harmonization of national regulations and regional regulations. This research further suggests to establishing ministry of legislation.
MENATA IUS CONSTITUTUM MENUJU SATU SISTEM HUKUM NASIONAL Rachmat Trijono
VERITAS Vol 6 No 2 (2020): VERITAS
Publisher : Jurnal Program Pascasarjana Ilmu Hukum Universitas Islam As-Syafi'iyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/veritas.v6i2.1110

Abstract

Criticism of the ius constitutum of Indonesia which is still not organized according to the appropriate grading and grundnorm has resulted in a reconstruction of the arrangement of the ius constitutum. The purpose of this paper is to reconstruct the arrangement of the constitutum ius which is spread in various scientific papers by the author. The method used is a qualitative method with a descriptive approach. The conclusion was that efforts had been made to rearrange the ius constitutum, however, if it was not carried out in a focused and thorough manner, there would not be a single national legal system that was unique and suited to the Indonesian situation. The necessity of realizing a national legal system is not just a dream.
DEMOKRASI INDONESIA PASCA AMANDEMEN UUD NRI TAHUN 1945 DALAM PERSPEKTIF LEGISLASI Rachmat Trijono
Jurnal Rechts Vinding: Media Pembinaan Hukum Nasional Vol 2, No 3 (2013): December 2013
Publisher : Badan Pembinaan Hukum Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (682.319 KB) | DOI: 10.33331/rechtsvinding.v2i3.64

Abstract

Indikator mengkualifikasikan praktek demokrasi Indonesia adalah fungsi lembaga perwakilan rakyat yakni Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah. Semakin lembaga perwakilan rakyat tersebut berfungsi, maka Indonesia semakin demokratis. Persoalan yang diteliti dan dijawab adalah bagaimana demokrasi Indonesia pasca amandemen dalam perspektif pembentukan undang-undang. Penelitian ini mempergunakan metode penelitian normatif, yang bersifat deskriptif, dengan menggunakan bahan pustaka yang berupa data sekunder sebagai sumber utamanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia pada masa pasca amandemen UUD NRI Tahun 1945 belum dapat dikatakan sebagai negara yang demokratis. Untuk itu ke depan diharapkan dengan amandemen kelima UUD NRI Tahun 1945, Indonesia akan lebih demokratis.Indicator to qualify the practice of Indonesia democracy is the function of the parliament that is House of Representative (DPR) and Local Representative (DPD). The more function of parliament, so the more democratic in Indonesia. The problem which are researched and answered is how democracy in Indonesia after the amendment in the law making perspective. This research is used in normative research method, descriptive, by using library materials in the form of secondary data as the main source. The results of the research showed that Indonesia in the period after constitution (UUD NRI 1945) amendment cannot be said to be a democratic state. For the future it is expected by the fifth constitution amendment, Indonesia will be more democratic.
ALTERNATIF MODEL ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Rachmat Trijono
Jurnal Rechts Vinding: Media Pembinaan Hukum Nasional Vol 1, No 3 (2012): December 2012
Publisher : Badan Pembinaan Hukum Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.279 KB) | DOI: 10.33331/rechtsvinding.v1i3.90

Abstract

Sampai saat ini terdapat banyak alat (tools) untuk menganalisis peraturan perundang-undangan, antara lain model RIA, model ROCCIPI, model RegMap, model MAPP dan lain-lain. Namun demikian masing-masing model tersebut mempunyai kelemahan. Untuk itu diperlukan model alterna Ɵ f yang lebih efek Ɵ f. Hal inilah yang mendorong untuk diadakan peneli Ɵ an Research and Development (R&D), yakni rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggungjawabkan. Peneli Ɵ an menghasilkan produk berupa model baru yang terdiri dari Rule, A ff air of Religion, Capacity, Hour, Material, dan Technik. Model ini merupakan alat yang dapat digunakan untuk menguji peraturan perundang-undangan yang sudah ada, dan juga sekaligus untuk mem- fi lter peraturan perundang-undangan yang akan dibuat.There are a lot of tools to analyze the rules and regula Ɵ ons, including RIA model, ROCCIPI model, RegMAP model, MAPP model and others. However, each model has a drawback. Therefore need another e ff ec Ɵ ve alterna Ɵ ve model. It push the writer to make a research by Research and Development method, which is a series of processes or steps in order to develop a new product or improving an exis Ɵ ng product in order to be accounted for. The product of this research is a new model consis Ɵ ng of a Rule, A ff air of Religion, Capacity, Hour, Materials, and Technical. This model is a tool that can be used to test the rule and regula Ɵ on that already exist, and also to fi lter the rule and regula Ɵ on will be made.
MENDORONG AKSELERASI PERAN KPK DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI Rachmat Trijono
JURNAL HUKUM DE'RECHTSSTAAT Vol. 5 No. 2 (2019): Jurnal Hukum De'rechtsstaat
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.767 KB) | DOI: 10.30997/jhd.v5i2.2048

Abstract

Lembaga anti rasuah di Indonesia (KPK) dengan struktur yang ada, telah melakukan berbagai cara, baik untuk pemberantasan maupun pencegahan korupsi di Indonesia. Upaya di bidang penindakan mengalami peningkatan pada tahun berikutnya. Usaha keras menghapus dan mencegah korupsi oleh KPK patut mendapatkan apresiasi. IPK Indonesia tahun 2018 naik sedikit hingga mencapai 38, namun jika dilihat dari perspektif tingkstan, maka negara Indonesia yang masih di angka 89, dengan nilai kosong (0) adalah negara yang paling korup dan nilai seratur (100)merupakan negara  yang dipersepsikan tidak melakukan korupsi, maka masih perlu untuk di tingkatkan. Berbagai cara harus dilakukan untuk memberantas dan mencegah korupsi di Indonesia, baik melalui jalur penegakan peraturan, jalur penegakan etika (moral dan iman), jaluir pendidikan dan jalur sosio-kultural. Hanya dengan segala upaya dan semangat juang yang tinggi, Indonesia segera terbebas dari korupsi.
ANALISIS YURIDIS PELAKSANAAN KONTRAK PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN KEBERSIHAN JALAN DAN PERTAMANAN RUAS TOL DALAM KOTA PADA PT. JASA MARGA REGIONAL JABODETABEKJABAR Adlan Kharisma; Rachmat Trijono; Danu Suryani
JURNAL HUKUM DE'RECHTSSTAAT Vol. 6 No. 2 (2020): Jurnal Hukum De'Rechtsstaat
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/jhd.v6i2.3336

Abstract

PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, merupakan perusahaan pemerintah yang diberikan mandat untuk pengusahaan Jalan Tol. Dalam pengusahaan ini, yang mencakup salah satunya pemeliharaan, dapat mengikutsertakan badan usaha lain (swasta) yang dilaksanakan dengan suatu kontrak, Kontrak Pemborongan Pekerjaan Pemeliharaan Rutin Kebersihan Jalan dan Pertamanan Rual Jalan Tol Regional Jabodetabek-Jabar. Dengan metode penilitian yang dilakukan dengan pendekatan yuridis normatif  berdasarkan bantuan data hukum secara yuridis empiris, untuk menganalisis  bagaimana pelaksanaan perjanjian kontrak kerja jasa pemborongan pekerjaan pada PT. Jasamarga Regional Jabodetabek Jabar ditinjau dari Kitab Undang-undang Hukum Perdata (Burgelijke Wetboek) dan bentuk pengoptimalan pelaksanaan perjanjian kontrak kerja jasa pemborongan pekerjaan tersebut. Berdasarkan penelitian dengan menganalisis sumber data yang diperoleh, hasilnya bahwa kontrak  pekerjaan jasa pemborongan perawatan rutin jalan dan pertamanan ruas jalan tol regional Jabodetabek-Jabar Tahun 2019 (Kontrak Paket JT-01 2019) dalam pelaksanaannya dilimpahkan ke pihak lain, yang seharusnya berdasarkan peraturan tidak dibolehkan, namun dalam pengoptimalan terhadap kontrak yang menyangkut pengusahaan jalan tol dapat  dialihkan kepada badan usaha yang memiliki spesifikasi pekerjaan sesuai dengan kontrak tersebut.  Selain itu, agar dalam pelaksanaan kontrak perlu adanya Dewan Pengawas untuk mengawasi jalannya pekerjaan dan pada kontrak tersebut penting untuk dicantumkan ketentuan sistem pembayaran otomatis, sehingga tidak merugikan pihak yang melaksanakan pekerjaan jika terjadi keterlambatn pembayaran sebagai bentuk kepastian hukum dan perlindungan terhadap para pihak.      
REVISI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 92 TAHUN 2015 TERHADAP KOMPONEN DAN BESARAN GANTI KERUGIAN Rachmat Trijono
JURNAL ILMIAH LIVING LAW Vol. 11 No. 2 (2019): Jurnal ilmiah Living Law
Publisher : Magister Hukum Sekolah Pascasarjana Unida

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (859.489 KB) | DOI: 10.30997/jill.v11i2.2101

Abstract

Compensation in Article 77 KUHAP is regulated further PP No. 27 of 1983 has been amended PP No. 92 of 2015. Amount of compensation in PP No. 92 of 2015 has increased, however, the impression of injustice cannot be eliminated considering that in various instances the amount of compensation is not in accordance with the magnitude of the loss that actually occurred by the victim. The problem is policy of revised PP 92 of 2015 on components and the amount of compensation ideally. The purpose of this study is to find out and analyze the policy of revised PP 92 of 2015. This study used normative and sociological methods with qualitative approaches. This study used secondary and primary data. The results of the study: 1. The component of compensation: Returns to its original state; To bear the costs incurred to restore to its original state, in the form of serious injuries and minor injuries; Providing certain compensation in the event that it cannot be returned to its original state; Provide compensation for the loss of opportunity that should be obtained. 2. The amount of compensation is adjusted to the components. Recommended that the judge determine the amount of the loss, so the victim does not need to file a claim for compensation.
Perwujudan HAM dalam Penanggulangan Huru Hara yang Berlandaskan UU No 2 Tahun 2002 Tentang Polri dan Perkap No 1 Tahun 2009 Tentang Penggunaan Kekuatan Rahim, Abdul; Trijono, Rachmat; Saddam Husein
Karimah Tauhid Vol. 3 No. 4 (2024): Karimah Tauhid
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/karimahtauhid.v3i4.12879

Abstract

Fakta yang terjadi bahwa masih terdapat anggota brimob yang kurang profesional dalam melaksanakan tugas, kurang memahami kewenangan diskresi yang diberikan kepadanya dalam menegakkan hukum sehingga melanggar hak warga negara dalam menyampaikan pendapat di muka umum atau unjuk rasa. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tentang perwujudan HAM dalam penanggulangan huru hara yang berlandaskan UU No 2 Tahun 2002 tentang Polri dan Perkap No 1 Tahun 2009 tentang Penggunaan Kekuatan dan hambatan yang dihadapi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian yuridis empiris yaitu penelitian yang menjadikan gejala hukum yang terjadi dalam masyarakat sebagai objek penelitian, dengan pendekatan normtaif yaitu peraturan perundnag-undangan, teori, norma dan doktin untuk menganalisis maslaah yang dikaji kemudian ditarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perwujudan HAM dalam penggulangan huru hara ialah dengan melindungi hak-hak warga negara yang dijamin dalam UUD 1945, UU HAM, UU Kebebasan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum. Tidak menganiaya, tidak melumpuhkan, tidak menggunakan bahan-bahan yang beracun dalam mererdam keadaan huru hara, tidak membunuh. Hambatan yang dihadapi oleh Korps Brimob untuk perwujudan HAM dalam penanggulangan huru hara yang berlandaskan UU No 2 Tahun 2002 tentang Polri dan Perkap No 1 Tahun 2009 tentang Penggunaan Kekuatan adalah 1) Belum terbentuknya regulasi turunan UU penanggulangan huru hara, 2) Kurangnya pemahaman anggota brimob terhadap Hak Asasi Manusia yang dijamin oleh peraturan perundang-undangan, 3) Penggunaan kewenangan diskresi yang berlebihan sehingga menganggap semua tindakannya adalah benar meskipun melakukan kekerasan dan alat keras, 4) Kurang koordinasi antara pihak kepolisian dengan komnas HAM.
Implementasi Protap Korps Brimob dalam Menangani Kerusuhan Massa Athoillah, Mas Fahmi; Trijono, Rachmat; Aminulloh, Muhamad
Karimah Tauhid Vol. 3 No. 4 (2024): Karimah Tauhid
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/karimahtauhid.v3i4.12916

Abstract

Tujuan dalam penelitian ini antara lain, yaitu untuk mengetahui dan menganalisis tentang implementasi protap korps brimob dalam menangani kerusuhan massa berdasarkan Peraturan Kapolri Nomor 21 Tahun 2010 dan mendalami hambatannya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian yuridis normatif. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa implementasi protap korps brimob dalam menangani kerusuhan massa berdasarkan Peraturan Kapolri Nomor 21 Tahun 2010 dilakukan dengan cara optimalisasi pelaksanaan protap, optimalisasi kepemimpinan lapangan atau komando pengendalian, optimalisasi personel, materiil dan anggaran.