Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Respon ternak itik terhadap pemanfaatan kulit pisang fermentasi dalam ransum Mirnawati Mirnawati; G Ciptaan; D Tami
Media Peternakan Vol. 24 No. 3 (2001): Media Peternakan (Supplement Edition: Nutrition and Feed Technology)
Publisher : Faculty of Animal Science, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (879.174 KB)

Abstract

Respon ternak itik terhadap pemanfaatan kulit pisang fermentasi dalam ransum
PENINGKATAN KUALITAS AMPAS SAGU MELALUI FERMENTASI SEBAGAI BAHAN PAKAN TERNAK I. Martaguri; Mirnawati Mirnawati; H. Muis
Jurnal Peternakan Vol 8, No 1 (2011): Februari 2011
Publisher : State Islamic University of Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jupet.v8i1.206

Abstract

The aim of this research was to improve the nutrient of sago waste through fermentation with various microbescombination, inoculum dosage and fermentation length. The experiment used complete randomized design (CRD) with3x3x3 factorial and twice repetition. The first factor was three kind of microbe (A): (1) Neurospora sp (2) Pennicillium sp,(3) Trichoderma harzianum. The second factor was inoculume dosage (B): (1) 3%, (2) 6%, and (3) 9%. The third factorwas fermentation length (C): (1) 4 day, (2) 7day and (3) 10 day. The parameters were dry matter, crude protein and crudefiber. The results of study showed that there were no significant (P>0.05) interaction between factor A, B and C, than factorA and B, factor A and C, factor B and C, to dry matter, crude protein and crude fiber of fermented sagos waste. But everyfactor A, B and C were significantly (P<0.01) affected to dry matter, crude protein and crude fiber of fermented sagos waste.The conclusion was sagos waste which was fermented by Pennicillium sp, inoculume dosage 9% andfermentation length 10 day showed a better content. This condition can be seen in dry matter 64.21%, crudeprotein 14.08%, and crude fiber 13.67%
Pengaruh Penggunaan Campuran Daun Ubi Kayu dan Ampas Tahu yang Difermentasi dengan Rhizopus oligosporus Sebagai Pengganti Sebagian Ransum Komersil terhadap Kualitas Karkas Broiler Annisa Annisa; Y. Rizal; Mirnawati Mirnawati; I. Suliansyah; A. Bakhtiar
Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science) Vol 22, No 2 (2020): Jurnal Peternakan Indonesia
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jpi.22.2.199-210.2020

Abstract

Isolasi Bakteri Asam Laktat (BAL) Penghasil Asam Glutamat dari Ikan Budu sebagai Feed Suplemen Ayam Broiler V. Maslami; Y. Marlida; Mirnawati Mirnawati; Jamsari Jamsari; Y. S. Nur
Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science) Vol 20, No 1 (2018): Jurnal Peternakan Indonesia
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jpi.20.1.29-36.2018

Abstract

IPTEKS BAGI INOVASI KREATIVITAS KAMPUS DI UPT PETERNAKAN UNIVERSITAS ANDALAS MENUJU KAWASAN “SCIENCE TECHNOLOGY AND BUSINESS PARK” MENUNJANG OTONOMI KAMPUS Mirnawati Mirnawati; Gita Ciptaan; Fitrini Fitrini
Jurnal Pengabdian Warta Andalas Vol 24 No 3 (2017): Warta Pengabdian Andalas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan jangka panjang kegiatan Program IbIKK ini adalah menjadikan UPT Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Andalas sebagai kawasan “science technology and business park” dengan peningkatan koleksi dan jumlah berbagai jenis ternak produktif yang memadai dan menjadikan UPT Peternakan sebagai unit usaha produktif berbasis produk hasil ternak berkualitas menunjang otonomi Perguruan Tinggi. Hal ini didukung oleh kondisi alam dan lingkungan yang ideal serta potensi masyarakat kampus yang jumlahnya cukup besar (40.000). Kondisi lingkungan kampus sebagai pusat pertumbuhan/ekonomi baru akan menunjang perkembangan UPT Peternakan dengan menghasilkan produk-produk peternakan berkualitas hasil riset dosen yang di butuhkan masyarakat kampus. Tujuan lain yang ingin dicapai adalah untuk mengembangkan budaya kewirausahaan di Universitas Andalas, khususnya di Fakultas Peternakan serta mendorong munculnya wirausaha baru yang dapat menciptakan lapangan kerja. Wirausaha-wirausaha baru tersebut diharapkan dapat memberikan dampak semakin meluasnya budaya kewirausahaan dan pemanfaatan hasil riset (science and technology park) di Universitas Andalas. Selain itu, program IbIKK ini diharapkan dapat menjadi wadah untuk pelatihan dan penerapan hasil riset dosen khususnya dibidang pakan ternak ruminansia, seperti sapi perah dan sapi potong, teknologi pengolahan susu dan teknologi pemeliharan dan penetasan unggas yang berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sedangkan target khusus yang ingin dicapai adalah menjadikan UPT Peternakan sebagai kawasan “ science and technology park dan terbentuknya unit usaha bisnis berbasis produk peternakan berkualitas yang merupakan produk intelektual dosen yang dapat menghasilkan pendapatan tambahan bagi perguruan tinggi menunjang otonomi Perguruan Tinggi. Target luaran tahun I adalah menjadikan UPT Peternakan sebagai wadah/tempat pelatihan dan penjulan produk ternak unggas (puyuh, itik dan ayam buras) dan adanya pendapatan tambahan perguruan tinggi yang berasal dari penjualan produk aplikasi teknologi dan penjualan produk-produk ternak unggas berkualitas yang dibutuhkan masyarakat. Target luaran Tahun II dan Tahun III adalah target luaran Tahun I ditambah dengan sebagai wadah inkubator bisnis mahasiswa dan dosen dan terjalinnya kerjasama dengan pihak swasta dalam rangka pengembangan kawasan science and business park dan pengembangan budaya kewirausahaan di perguruan tinggi. Program IbIKK ini dimulai dengan melengkapi ternak serta sarana dan prasarana usaha peternakan sapi perah, sapi potong, peternakan unggas dan kelinci. Kegiatan dilanjutkan dengan pemeliharaan, penerapan teknologi pengolahan susu,penerapan teknologi penetasan dan penjualan produk. Metode pelaksanaan kegiatan mengacu kepada aspek bisnis rencana usaha meliputi penyiapan bahan baku, produksi, proses produksi, manajemen, pemasaran, sumber daya manusia, fasilitas dan analisis financial.
Respon Broiler terhadap Penggunaan Ampas Susu Kedelai Fermentasi dengan Aspergillus ficuum dalam Ransum Ade Djulardi; Harnentis Harnentis; Robi Amizar; Mirnawati Mirnawati
Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science) Vol 24, No 3 (2022): Jurnal Peternakan Indonesia
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jpi.24.3.326-335.2022

Abstract

Effect of Glutamate Supplementation in Broiler Chicken Feed to The Quality of Carcass Vebera Maslami; Azhary Noersidiq; Fahrullah Fahrullah; Dwi Kusuma Purnamasari; Yetti Marlida; Mirnawati; Yuliaty Shan Nur
Jurnal Biologi Tropis Vol. 23 No. 2 (2023): April-June
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v23i2.4873

Abstract

: Glutamate is an alternative feed additive that is safe and environmentally friendly in improving the quality of broiler chicken carcass. This study aims to determine the effect of glutamate produced by Lactobacilus plantarum MV on the quality of broiler chicken carcass. The aim of this research was to get the optimum doses of glutamate in feed broiler for increasing the quality of carcass. The design used was a Completely Randomized Design (CRD), with 6 treatments and 4 replications. This study used 240 broiler chicken strain MB 202 from PT Charoen Phokphand Indonesia, 1 day old and the treatment started at 7 days of age with 5 weeks of treatment. Each experimental unit consisted of 10 chickens. The Glutamate doses in groups were, A (0.4% commercial glutamate; B (0% glutamate); C (0.2% glutamate); D (0.4% glutamate); E (0.6% glutamate); F (0.8% glutamate). The results indicated that glutamate up to 0.8% had significant effects on carcass quality, consisting of reducing abdominal fat (0,64%) and cholesterol (0,64%), as well as increasing meat protein (73,09%) and cooking losses (26.69%). It can be concluded that 0,8% glutamate in broiler feed was increasing the quality of carcass.
TEKNOLOGI PEMBUATAN RANSUM DAN INTRODUKSI AYAM KUB BAGI MASYARAKAT DI KELURAHAN KOTO LUA KECAMATAN PAUH KOTA PADANG Ridho Kurniawan Rusli; Gita Ciptaan; Mirnawati Mirnawati; Ahadiyah Yuniza
BULETIN ILMIAH NAGARI MEMBANGUN Vol 6 No 1 (2023)
Publisher : LPPM (Institute for Research and Community Services) Universitas Andalas Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/bina.v6i1.501

Abstract

Balitbangtan Superior Kampung Chicken (KUB) is a superior native chicken due to selection from native chicken families for six generations conducted by the Indonesian Agency for Agricultural Research and Development. KUB chickens have faster growth compared to ordinary native chickens. This training program was conducted for the Koto Lua community, Pauh District, Padang City, West Sumatra. This activity aims to help the community by conducting training on making poultry rations using conventional feed ingredients. In addition, this activity also aims to introduce one of the potential local chickens producing meat and eggs, namely: KUB chicken. The methods used in this activity were counseling and discussion (conventional feed and KUB chickens), training (traditional preparation of ration), mentoring (KUB chicken rearing), and evaluation at the end of the activity. 100 KUB chickens are raised by the service team from 1-28 days (4 weeks); after that, the KUB chickens are given to 10 heads of families (10 chickens per head of family), provided they have raised chickens and have a chicken coop. This activity results in the community gaining knowledge about feed ingredients that can be used as poultry rations. Community-rearing chickens until 16 weeks of age achieve an average body weight of 1000–150 g/head. The conclusion from this activity is that the community is skilled in making rations and raising KUB chickens, with a survival rate of around 90%.
Kombinasi Penggunaan Empulur Sagu dan Daun Indigofera zollingeriana dalam Ransum terhadap Performa Produksi Puyuh Petelur (Coturnix coturnix japonica) Kadran Fajrona; Gita Ciptaan; Mirnawati Mirnawati
Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science) Vol 25, No 2 (2023): Jurnal Peternakan Indonesia
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jpi.25.2.233-239.2023

Abstract

Empulur sagu berpotensi menjadi bahan pakan sumber energi karena kandungan energinya cukup tinggi, namun pemanfaatannya dalam ransum sangat rendah sehingga penggunaan harus dikombinasikan dengan daun Indigofera. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi penggunaan empulur sagu dan daun Indigofera zollingeriana yang terbaik di dalam ransum puyuh petelur. Puyuh yang digunakan pada penelitian berjumlah 200 ekor dengan umur 6 bulan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yaitu kombinasi penggunaan empulur sagu dan daun Indigofera dalam ransum puyuh petelur (P1 = tanpa penggunaan empulur sagu dan daun Indigofera, P2 = empulur sagu 5% dan daun indigofera 2,5%, P3 = empulur sagu 10% dan daun Indigofera 5%, P4 = empulur sagu 15% dan daun Indigofera 7,5%, P5 = empulur sagu 20% dan daun Indigofera 10%). Variabel penelitian yaitu konsumsi ransum, produksi telur, berat telur, massa telur dan konversi ransum. Kombinasi penggunaan empulur sagu dan daun Indigofera dalam ransum memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap performa produksi puyuh petelur. Penggunaan empulur sagu 10% dan daun Indigofera 5% dalam ransum menunjukan performa produksi yang lebih baik dilihat dari konsumsi ransum 23,16 gram/ekor/hari, produksi telur 72,06%, berat telur 11,28 gram/butir, massa telur 8,30 gram/ekor/hari dan konversi ransum 2,79.