Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

PENGARUH PERAN AYAH DALAM KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR AFEKTIF SISWA KELAS IVA DI MIN 2 SUMENEP Miftah, Mohammad Fadhilul; Sari, Tita Tanjung; Meita, Nisfil Maghfiroh
Alpen: Jurnal Pendidikan Dasar Vol 3, No 1 (2019): Januari-Juni 2019
Publisher : FKIP Universitas Wiraraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.99 KB) | DOI: 10.24929/alpen.v3i1.25

Abstract

Peran ayah dalam keluarga dapat mempengaruhi hasil belajar afektif siswa di sekolah. Peran yang dilakukan oleh ayah yaitu memberikan kebutuhan afeksi, pengasuhan dan dukungan finansial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) peran ayah dalam keluarga siswa kelas IVA, 2) pengaruh peran ayah dalam keluarga terhadap hasil belajar afektif siswa kelas IVA, dan 3) faktor peran ayah manakah yang paling dominan tehadap hasil belajar afektif siswa kelas IVA di MIN 2 Sumenep tahun 2019. Penelitian dilakukan di MIN 2 Sumenep Tahun Ajaran 2018/2019 dikelas IVA dengan jumlah responden sebanyak (9 laki-laki dan 16 perempuan). Alat ukur yang digunakan adalah dengan menyebarkan angket dan observasi. Pengolahan data mengunakanan analisis regresi linear berganda dengan pendekatan deskriftif kuantitatif. Hasil penelitian yang didapatkan terdapat tiga indikator yang dilakukan sebagai peran ayah yaitu; (1) memberikan kebututuhan afeksi sebesar 31,57%; (2) memberikan pengasuhan 29,85%; (3) memberikan dukungan finansial 27,31%. Sisanya 11,3%  adalah faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian. Hasil penelitian yang  didapatkan berpengaruh baik secara parsial maupun simultan dari variabel kebutuhan afeksi, pengasuhan dan dukungan finansial sedangkan pengaruh peran ayah yang paling dominan adalah peran ayah dalam memberikan kebutuhan afeksi.
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN BERDISKUSI SISWA KELAS IV Yuliana, Anis Fita; Sari, Tita Tanjung; Puniman, Ach.
Alpen: Jurnal Pendidikan Dasar Vol 3, No 1 (2019): Januari-Juni 2019
Publisher : FKIP Universitas Wiraraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.243 KB) | DOI: 10.24929/alpen.v3i1.26

Abstract

Factors that can affect the learning outcomes of IVB graders include: 1) teachers still use traditional learning methods (lectures) where students only pay attention, listen, and record material so that students have difficulty in understanding the subject matter delivered by the teacher; 2) lack of teacher creativity in using varied learning models; 3) the teacher also lacks the opportunity for students to express their opinions so that it impacts on students' skills, especially in discussions. The purpose of this study was to determine the use of inquiry learning models in integrated thematic learning and to determine the effect of the use of inquiry learning models on students' discussion skills on integrated thematic learning in class IVB MIN 2 Sumenep. This study uses a quasi experimental design design with the form of nonequivalent control group design. The sample in this study consisted of two classes, namely class IVA and class IVB. Class IVA as many as 24 students as the control class and class IVB as many as 24 students as the experimental class. The treatment applied to the experimental class was the inquiry learning model. The syntax or steps of inquiry used in researchers are 1) presenting questions or problems; 2) make a hypothesis; 3) design an experiment; 4) conducting experiments to obtain information; 5) collecting and analyzing data; 6) make conclusions. The results showed that 1) The use of inquiry learning models in the experimental class was more effective than the direct learning model in the control class; 2) inquiry learning model influences students' discussion skills. This is evidenced by the results of the t-test 2 Free Samples (Independent Samples t-Test). Where in the t-test 2 Independent Samples t-Test in the "Equal variances assumed" section, the sig (2-tailed) value of 0.002 <0.05 means that Ho is rejected, Ha is accepted.
PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APROACH) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA KELAS IV Markiya, Markiya; Sari, Tita Tanjung; Puniman, Ach.
Alpen: Jurnal Pendidikan Dasar Vol 3, No 1 (2019): Januari-Juni 2019
Publisher : FKIP Universitas Wiraraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.809 KB) | DOI: 10.24929/alpen.v3i1.27

Abstract

Problems faced by students in integrated thematic learning are 1) learning activities are still dominated by using the lecture method; 2) lack of students' ability to ask questions and express opinions; 3) lack of application of student-centered learning approaches. Of the several problems experienced by students in learning activities resulting in low student learning outcomes, especially on student communication skills. The purpose of this study was to determine how the application of the scientific approach to integrated thematic learning and to determine the effect of the application of the scientific approach to students' communication skills on integrated thematic learning in class IVB MIN 2 Sumenep. This research uses quasi experimental design. in the form of nonequivalent control group design. The sample in this study consisted of two classes, namely class IVA and class IVB. Class IVA as many as 24 students as the control class and class IVB as many as 24 students as the experimental class. The treatment applied to the experimental class is the scientific approach. the steps of learning activities with a scientific approach in this study are 1) Observing; 2) Asking questions; 3) Gathering Information; 4) Processing information and; 5) Communicating. The results of this study indicate that: 1) the application of using a scientific used in the experimental class is more effective than the control class; 2) the application of scientific learning has a significant effect on students' communication skills in integrated thematic learning in class IVB MIN 2 Sumenep. This is evidenced by the results of the t-test 2 Free Samples (Independent Sample Test). Where in the t-test 2 free samples (independent sample t-test) obtained the value of t count 3.347> t table 1.679, then Ho is rejected and Ha is accepted.
PENDEKATAN SCIENTIFIK DALAM PENERAPAN KKNI PADA PEMBELAJARAN IPS SD Sari, Tita Tanjung; Hanip, Rival
Alpen: Jurnal Pendidikan Dasar Vol 1, No 1 (2017): Januari-Juni 2017
Publisher : FKIP Universitas Wiraraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2941.293 KB) | DOI: 10.24929/alpen.v1i1.5

Abstract

Kurikulum 2013 seolah menjadi babak baru dalam usaha kita untuk memperbaiki sistem pendidikan nasional. Dalam kurikulum 2013, guru diharap melakukan pembelajaran secara holistik dan terpadu untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik. Kekhasan kurikulum 2013 dalam pembelajaran terdapat pada penggunaan pendekatan ilmiah sebagai alat untuk mempercepat tercapainya tujuan pembelajaran. Pendekatan ilmiah (scientific approach) dianggap sebagai salah satu cara menuju perkembangan dan pengembangan komponen kemampuan siswa, baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotor dalam proses kerja ilmiah. Pada pembelajaran scientific tidak hanya terfokus pada proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, namun juga peserta didik dilatih untuk terbiasa mengamati, bertanya, bernalar, berkeskperimen atau mencoba, mempresentasikan atau mengkomunikasikan dan berkembang sampai dengan mengumpulkan data, mengolah data, mengkomunikasikan hasil kerja, inovasi produk dan proses penciptaan produk. Pada dasarnya inti dari scientific thinking adalah mengajak peserta didik untuk terbiasa berfikir secara ilmiah dan terbiasa mengkomunikasikan sesuatu berdasarkan hasil pengamatan, data, dan fakta. Selain itu scientific thinking menekankan untuk melakukan pembelajaran secara luas, tanpa terbatas oleh dinding dinding kelas. Karena belajar bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja, baik dilingkungan sekolah maupun dalam masyarakat luas. Kurikulum 2013 juga mengajak guru untuk menjadi mediator, fasilitator, dan evaluator yang menjadi jembatan transfer ilmu. Pembelajaran harus berpusat pada anak, karena dalam hal ini, anaklah yang harus mengeplorasi segenap kemampuannya dengan cara mengamati dan mencoba sementara guru menjadi salah satu sumber belajar bukan satu-satunya sumber belajar peserta didik, sehingga siswa diarahkan untuk aktif bergerak mencari informasi dan membangun mengetahuannya sendiri. Namun guru harus tetap memperhatikan setiap perkembangan siswa baik secara kognitif, afektif, dan psikomotor. Sehingga siswa tidak hanya baik secara hard skill tetapi juga melatih kematangan soft skill.
Self-Efficacy dan Dukungan Keluarga Dalam Keberhasilan Belajar Dari Rumah di Masa Pandemi Covid-19 Tita Tanjung Sari
Education Journal : Journal Educational Research and Development Vol 4 No 2 (2020)
Publisher : IKIP PGRI Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31537/ej.v4i2.346

Abstract

Penelitian ini membahas tentang pengaruh self-efficacy dan dukungan keluarga terhadap keberhasilan belajar dari rumah di masa pandemi covid-19. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa peserta didik mulai dari tingkat Sekolah Dasar hingga Perguruan tinggi di instruksikan untuk belajar dari rumah selama masa pendemi covid-19 ini. Penelitian ini menjadi sangat menarik mengingat waktu bejajar di rumah masih akan diperpanjang hingga waktu yang masih belum dapat diprediksi. Variabel yang dianalisis pada penelitian ini adalah Self-Efficacy, dukungan keluarga, dan keberhasilan belajar dari rumah selama proses pandemi covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Self-Efficacy, dan dukungan keluarga terhadap tingkat keberhasilan belajar dari rumah selama masa pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan Teknik pengambilan sampel secara proporsional random sampling. Penelitian ini melibatkan 50 responden dari 9 Kecamatan di Kabupaten Sumenep Provinsi Jawa Timur. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ada pengaruh dari Self-Efficacy dan dukungan keluarga terhadap tingkat keberhasilan belajar dari rumah salama masa pandemi Covid-19. Variabel independen X1 (Self-Efficacy) dan variabel X2 (dukungan keluarga) memberikan pengaruh sebasar 60,7% terhadap suksesnya kegiatan belajar dari rumah dan selebihnya yaitu 39,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam model regresi yang diperoleh misalnya, kondisi geografis tempat tinggal siswa, stabilitas signal, dan kesiapan guru dalam proses pembelajaran daring di rumah.
Bedah Kelas Sebagai Salah Satu Alternatif Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Tita Tanjung Sari; Kadarisman Kadarisman
Dedication : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 2 (2021)
Publisher : LPPM IKIP Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31537/dedication.v5i2.537

Abstract

Sebagai rumah kedua bagi siswa, sebaiknya ruang kelas harus di desain sedemikian rupa agar nyaman untuk belajar. Ruang kelas yang baik adalah ruang kelas yang edukatif, sehingga setiap sudut kelas dapat digunakan peserta didik untuk mendukung proses belajarnya selama di sekolah. Pengelolaan kelas yang tepat, baik secara manajeman ataupun tatanan kelasnya akan sangat berpengaruh pada prestasi siswa. Bagaimana tidak, dengan kelas yang nyaman, pesera didik akan betah untuk belajar di kelas. Dengan demikian, maka proses belajar mengajar akan berlangsung baik, dan tujuan pembelajaran pun akan tercapai. Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menata ruang kelas diantaranya adalah ventilasi dan tata cahaya, tata bangku, pengatuaran alat peraga yang sesuai dengan materi pembelajaran pada K13, dan perpaduan warna, hal ini juga sesuai dengan Permendiknas no.24 Tahun 2007 tentang standart sarana dan prasarana kelas. Setelah mengalami bedah kelas, terlihat siswa lebih nyaman dan semangat belajar di kelas. Hal ini akan sangat berdampak pada psikis siswa sehingga timbul motivasi intrinsic untuk belajar.
BAHASA INGGRIS DI MASA PANDEMI: KENDALA PEMBELAJARAN DI SDN AENGDAKE I Akhmad Feri Fatoni; Tita Tanjungsari; Emdat Suprayitno
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Vol 9, No 1 (2021): JUNI 2021
Publisher : STKIP Melawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46368/jpd.v1i1.326

Abstract

Abstract: The Covid-19 pandemic that has hit the world requires the education process to be carried out innovatively, including the education process in Indonesia. At the elementary school level, the use of online learning is recommended by using a platform with a simple operating system such as WhatssApp. The application of online learning requires the readiness of various parties, both from schools, office holders, students, and parents.This research was conducted in grade IV of SDN Aengdake I using qualitative research methods (case studies). This study aimed to describe the obstacles or difficulties faced by teachers and students in learning English online at SDN Aengdake I. In general, there were two factors that underlie the obstacles in learning English online at SDN Aengdake I, they were management and technical factors. In terms of management factors, teachers had difficulty using innovative teaching methods, limited teaching time, and many students lack of discipline in learning process. In technical factor, the economic condition of the family affected the success of online teaching and learning. Keywords: Difficulties of online learning, English learning, Grade IV students of SDN Aengdake I
Penguatan Peran Triple Helix dalam Pariwisata Segitiga Emas di Pulau Gili Labak Madura Enza Resdiana; Tita Tanjung Sari
Journal of Governance Innovation Vol. 1 No. 2 (2019): Volume 1 Nomor 2 (September 2019)
Publisher : Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Islam Raden Rahmat Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36636/jogiv.v1i2.342

Abstract

Abstrak Konsep Triple Helix dalam pengembangan pariwisata merupakan konsep yang memadukan beberapa pelaku/aktor wisata untuk bersama-sama dalam pengembangan pariwisata. Kolaborasi yang baik dengan membagi peran antara Pemerintah, pihak swasta dan masyarakat akan membawa perubahan yang besar untuk perkembangan pariwisata pulau Gili Labak Kabupaten Sumenep. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui penguatan peran yang tergolong dalam Triple Helix (Peran Pemerintah, Swasta dan Masyarakat) dalam pariwisata Segitiga Emas di Pulau Gili Labak Kabupaten Sumenep. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Kualitatif. Data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui wawancara, pengamatan dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Penguatan Peran Triple Helix dalam segitiga emas di Pulau Gili Labak masih belum optimal dan belum terjalin kerjasama antar aktor pembangunan dan pengembangan wisata seperti antara Pemerintah dan swasta yang berjalan masing-masing dalam pengembangan wisata, meskipun masyarakat telah dilibatkan dalam setiap proses pembangunan yang dilakukan akan tetapi dibutuhkan pembangunan yang bertahap dan konsisten serta dibutuhkannya kerjasama yang terintegrasi dan terkoordinasi antar aktor pembangunan wisata sehingga pembangunan wisata akan berhasil
PENDEKATAN SCIENTIFIK DALAM PENERAPAN KKNI PADA PEMBELAJARAN IPS SD Tita Tanjung Sari; Rival Hanip
Alpen: Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 1 No. 1 (2017): Januari-Juni 2017
Publisher : FKIP Universitas Wiraraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24929/alpen.v1i1.5

Abstract

Kurikulum 2013 seolah menjadi babak baru dalam usaha kita untuk memperbaiki sistem pendidikan nasional. Dalam kurikulum 2013, guru diharap melakukan pembelajaran secara holistik dan terpadu untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik. Kekhasan kurikulum 2013 dalam pembelajaran terdapat pada penggunaan pendekatan ilmiah sebagai alat untuk mempercepat tercapainya tujuan pembelajaran. Pendekatan ilmiah (scientific approach) dianggap sebagai salah satu cara menuju perkembangan dan pengembangan komponen kemampuan siswa, baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotor dalam proses kerja ilmiah. Pada pembelajaran scientific tidak hanya terfokus pada proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, namun juga peserta didik dilatih untuk terbiasa mengamati, bertanya, bernalar, berkeskperimen atau mencoba, mempresentasikan atau mengkomunikasikan dan berkembang sampai dengan mengumpulkan data, mengolah data, mengkomunikasikan hasil kerja, inovasi produk dan proses penciptaan produk. Pada dasarnya inti dari scientific thinking adalah mengajak peserta didik untuk terbiasa berfikir secara ilmiah dan terbiasa mengkomunikasikan sesuatu berdasarkan hasil pengamatan, data, dan fakta. Selain itu scientific thinking menekankan untuk melakukan pembelajaran secara luas, tanpa terbatas oleh dinding dinding kelas. Karena belajar bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja, baik dilingkungan sekolah maupun dalam masyarakat luas. Kurikulum 2013 juga mengajak guru untuk menjadi mediator, fasilitator, dan evaluator yang menjadi jembatan transfer ilmu. Pembelajaran harus berpusat pada anak, karena dalam hal ini, anaklah yang harus mengeplorasi segenap kemampuannya dengan cara mengamati dan mencoba sementara guru menjadi salah satu sumber belajar bukan satu-satunya sumber belajar peserta didik, sehingga siswa diarahkan untuk aktif bergerak mencari informasi dan membangun mengetahuannya sendiri. Namun guru harus tetap memperhatikan setiap perkembangan siswa baik secara kognitif, afektif, dan psikomotor. Sehingga siswa tidak hanya baik secara hard skill tetapi juga melatih kematangan soft skill.
PENGARUH PERAN AYAH DALAM KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR AFEKTIF SISWA KELAS IVA DI MIN 2 SUMENEP Mohammad Fadhilul Miftah; Tita Tanjung Sari; Nisfil Maghfiroh Meita
Alpen: Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3 No. 1 (2019): Januari-Juni 2019
Publisher : FKIP Universitas Wiraraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24929/alpen.v3i1.25

Abstract