Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search
Journal : Alpen: Jurnal Pendidikan Dasar

PENGARUH PERAN AYAH DALAM KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR AFEKTIF SISWA KELAS IVA DI MIN 2 SUMENEP Miftah, Mohammad Fadhilul; Sari, Tita Tanjung; Meita, Nisfil Maghfiroh
Alpen: Jurnal Pendidikan Dasar Vol 3, No 1 (2019): Januari-Juni 2019
Publisher : FKIP Universitas Wiraraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.99 KB) | DOI: 10.24929/alpen.v3i1.25

Abstract

Peran ayah dalam keluarga dapat mempengaruhi hasil belajar afektif siswa di sekolah. Peran yang dilakukan oleh ayah yaitu memberikan kebutuhan afeksi, pengasuhan dan dukungan finansial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) peran ayah dalam keluarga siswa kelas IVA, 2) pengaruh peran ayah dalam keluarga terhadap hasil belajar afektif siswa kelas IVA, dan 3) faktor peran ayah manakah yang paling dominan tehadap hasil belajar afektif siswa kelas IVA di MIN 2 Sumenep tahun 2019. Penelitian dilakukan di MIN 2 Sumenep Tahun Ajaran 2018/2019 dikelas IVA dengan jumlah responden sebanyak (9 laki-laki dan 16 perempuan). Alat ukur yang digunakan adalah dengan menyebarkan angket dan observasi. Pengolahan data mengunakanan analisis regresi linear berganda dengan pendekatan deskriftif kuantitatif. Hasil penelitian yang didapatkan terdapat tiga indikator yang dilakukan sebagai peran ayah yaitu; (1) memberikan kebututuhan afeksi sebesar 31,57%; (2) memberikan pengasuhan 29,85%; (3) memberikan dukungan finansial 27,31%. Sisanya 11,3%  adalah faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian. Hasil penelitian yang  didapatkan berpengaruh baik secara parsial maupun simultan dari variabel kebutuhan afeksi, pengasuhan dan dukungan finansial sedangkan pengaruh peran ayah yang paling dominan adalah peran ayah dalam memberikan kebutuhan afeksi.
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN BERDISKUSI SISWA KELAS IV Yuliana, Anis Fita; Sari, Tita Tanjung; Puniman, Ach.
Alpen: Jurnal Pendidikan Dasar Vol 3, No 1 (2019): Januari-Juni 2019
Publisher : FKIP Universitas Wiraraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.243 KB) | DOI: 10.24929/alpen.v3i1.26

Abstract

Factors that can affect the learning outcomes of IVB graders include: 1) teachers still use traditional learning methods (lectures) where students only pay attention, listen, and record material so that students have difficulty in understanding the subject matter delivered by the teacher; 2) lack of teacher creativity in using varied learning models; 3) the teacher also lacks the opportunity for students to express their opinions so that it impacts on students' skills, especially in discussions. The purpose of this study was to determine the use of inquiry learning models in integrated thematic learning and to determine the effect of the use of inquiry learning models on students' discussion skills on integrated thematic learning in class IVB MIN 2 Sumenep. This study uses a quasi experimental design design with the form of nonequivalent control group design. The sample in this study consisted of two classes, namely class IVA and class IVB. Class IVA as many as 24 students as the control class and class IVB as many as 24 students as the experimental class. The treatment applied to the experimental class was the inquiry learning model. The syntax or steps of inquiry used in researchers are 1) presenting questions or problems; 2) make a hypothesis; 3) design an experiment; 4) conducting experiments to obtain information; 5) collecting and analyzing data; 6) make conclusions. The results showed that 1) The use of inquiry learning models in the experimental class was more effective than the direct learning model in the control class; 2) inquiry learning model influences students' discussion skills. This is evidenced by the results of the t-test 2 Free Samples (Independent Samples t-Test). Where in the t-test 2 Independent Samples t-Test in the "Equal variances assumed" section, the sig (2-tailed) value of 0.002 <0.05 means that Ho is rejected, Ha is accepted.
PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APROACH) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA KELAS IV Markiya, Markiya; Sari, Tita Tanjung; Puniman, Ach.
Alpen: Jurnal Pendidikan Dasar Vol 3, No 1 (2019): Januari-Juni 2019
Publisher : FKIP Universitas Wiraraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.809 KB) | DOI: 10.24929/alpen.v3i1.27

Abstract

Problems faced by students in integrated thematic learning are 1) learning activities are still dominated by using the lecture method; 2) lack of students' ability to ask questions and express opinions; 3) lack of application of student-centered learning approaches. Of the several problems experienced by students in learning activities resulting in low student learning outcomes, especially on student communication skills. The purpose of this study was to determine how the application of the scientific approach to integrated thematic learning and to determine the effect of the application of the scientific approach to students' communication skills on integrated thematic learning in class IVB MIN 2 Sumenep. This research uses quasi experimental design. in the form of nonequivalent control group design. The sample in this study consisted of two classes, namely class IVA and class IVB. Class IVA as many as 24 students as the control class and class IVB as many as 24 students as the experimental class. The treatment applied to the experimental class is the scientific approach. the steps of learning activities with a scientific approach in this study are 1) Observing; 2) Asking questions; 3) Gathering Information; 4) Processing information and; 5) Communicating. The results of this study indicate that: 1) the application of using a scientific used in the experimental class is more effective than the control class; 2) the application of scientific learning has a significant effect on students' communication skills in integrated thematic learning in class IVB MIN 2 Sumenep. This is evidenced by the results of the t-test 2 Free Samples (Independent Sample Test). Where in the t-test 2 free samples (independent sample t-test) obtained the value of t count 3.347> t table 1.679, then Ho is rejected and Ha is accepted.
PENDEKATAN SCIENTIFIK DALAM PENERAPAN KKNI PADA PEMBELAJARAN IPS SD Sari, Tita Tanjung; Hanip, Rival
Alpen: Jurnal Pendidikan Dasar Vol 1, No 1 (2017): Januari-Juni 2017
Publisher : FKIP Universitas Wiraraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2941.293 KB) | DOI: 10.24929/alpen.v1i1.5

Abstract

Kurikulum 2013 seolah menjadi babak baru dalam usaha kita untuk memperbaiki sistem pendidikan nasional. Dalam kurikulum 2013, guru diharap melakukan pembelajaran secara holistik dan terpadu untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik. Kekhasan kurikulum 2013 dalam pembelajaran terdapat pada penggunaan pendekatan ilmiah sebagai alat untuk mempercepat tercapainya tujuan pembelajaran. Pendekatan ilmiah (scientific approach) dianggap sebagai salah satu cara menuju perkembangan dan pengembangan komponen kemampuan siswa, baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotor dalam proses kerja ilmiah. Pada pembelajaran scientific tidak hanya terfokus pada proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, namun juga peserta didik dilatih untuk terbiasa mengamati, bertanya, bernalar, berkeskperimen atau mencoba, mempresentasikan atau mengkomunikasikan dan berkembang sampai dengan mengumpulkan data, mengolah data, mengkomunikasikan hasil kerja, inovasi produk dan proses penciptaan produk. Pada dasarnya inti dari scientific thinking adalah mengajak peserta didik untuk terbiasa berfikir secara ilmiah dan terbiasa mengkomunikasikan sesuatu berdasarkan hasil pengamatan, data, dan fakta. Selain itu scientific thinking menekankan untuk melakukan pembelajaran secara luas, tanpa terbatas oleh dinding dinding kelas. Karena belajar bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja, baik dilingkungan sekolah maupun dalam masyarakat luas. Kurikulum 2013 juga mengajak guru untuk menjadi mediator, fasilitator, dan evaluator yang menjadi jembatan transfer ilmu. Pembelajaran harus berpusat pada anak, karena dalam hal ini, anaklah yang harus mengeplorasi segenap kemampuannya dengan cara mengamati dan mencoba sementara guru menjadi salah satu sumber belajar bukan satu-satunya sumber belajar peserta didik, sehingga siswa diarahkan untuk aktif bergerak mencari informasi dan membangun mengetahuannya sendiri. Namun guru harus tetap memperhatikan setiap perkembangan siswa baik secara kognitif, afektif, dan psikomotor. Sehingga siswa tidak hanya baik secara hard skill tetapi juga melatih kematangan soft skill.
PENDEKATAN SCIENTIFIK DALAM PENERAPAN KKNI PADA PEMBELAJARAN IPS SD Tita Tanjung Sari; Rival Hanip
Alpen: Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 1 No. 1 (2017): Januari-Juni 2017
Publisher : FKIP Universitas Wiraraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24929/alpen.v1i1.5

Abstract

Kurikulum 2013 seolah menjadi babak baru dalam usaha kita untuk memperbaiki sistem pendidikan nasional. Dalam kurikulum 2013, guru diharap melakukan pembelajaran secara holistik dan terpadu untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik. Kekhasan kurikulum 2013 dalam pembelajaran terdapat pada penggunaan pendekatan ilmiah sebagai alat untuk mempercepat tercapainya tujuan pembelajaran. Pendekatan ilmiah (scientific approach) dianggap sebagai salah satu cara menuju perkembangan dan pengembangan komponen kemampuan siswa, baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotor dalam proses kerja ilmiah. Pada pembelajaran scientific tidak hanya terfokus pada proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, namun juga peserta didik dilatih untuk terbiasa mengamati, bertanya, bernalar, berkeskperimen atau mencoba, mempresentasikan atau mengkomunikasikan dan berkembang sampai dengan mengumpulkan data, mengolah data, mengkomunikasikan hasil kerja, inovasi produk dan proses penciptaan produk. Pada dasarnya inti dari scientific thinking adalah mengajak peserta didik untuk terbiasa berfikir secara ilmiah dan terbiasa mengkomunikasikan sesuatu berdasarkan hasil pengamatan, data, dan fakta. Selain itu scientific thinking menekankan untuk melakukan pembelajaran secara luas, tanpa terbatas oleh dinding dinding kelas. Karena belajar bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja, baik dilingkungan sekolah maupun dalam masyarakat luas. Kurikulum 2013 juga mengajak guru untuk menjadi mediator, fasilitator, dan evaluator yang menjadi jembatan transfer ilmu. Pembelajaran harus berpusat pada anak, karena dalam hal ini, anaklah yang harus mengeplorasi segenap kemampuannya dengan cara mengamati dan mencoba sementara guru menjadi salah satu sumber belajar bukan satu-satunya sumber belajar peserta didik, sehingga siswa diarahkan untuk aktif bergerak mencari informasi dan membangun mengetahuannya sendiri. Namun guru harus tetap memperhatikan setiap perkembangan siswa baik secara kognitif, afektif, dan psikomotor. Sehingga siswa tidak hanya baik secara hard skill tetapi juga melatih kematangan soft skill.
PENGARUH PERAN AYAH DALAM KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR AFEKTIF SISWA KELAS IVA DI MIN 2 SUMENEP Mohammad Fadhilul Miftah; Tita Tanjung Sari; Nisfil Maghfiroh Meita
Alpen: Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3 No. 1 (2019): Januari-Juni 2019
Publisher : FKIP Universitas Wiraraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24929/alpen.v3i1.25

Abstract

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN BERDISKUSI SISWA KELAS IV Anis Fita Yuliana; Tita Tanjung Sari; Ach. Puniman
Alpen: Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3 No. 1 (2019): Januari-Juni 2019
Publisher : FKIP Universitas Wiraraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24929/alpen.v3i1.26

Abstract

Factors that can affect the learning outcomes of IVB graders include: 1) teachers still use traditional learning methods (lectures) where students only pay attention, listen, and record material so that students have difficulty in understanding the subject matter delivered by the teacher; 2) lack of teacher creativity in using varied learning models; 3) the teacher also lacks the opportunity for students to express their opinions so that it impacts on students' skills, especially in discussions. The purpose of this study was to determine the use of inquiry learning models in integrated thematic learning and to determine the effect of the use of inquiry learning models on students' discussion skills on integrated thematic learning in class IVB MIN 2 Sumenep. This study uses a quasi experimental design design with the form of nonequivalent control group design. The sample in this study consisted of two classes, namely class IVA and class IVB. Class IVA as many as 24 students as the control class and class IVB as many as 24 students as the experimental class. The treatment applied to the experimental class was the inquiry learning model. The syntax or steps of inquiry used in researchers are 1) presenting questions or problems; 2) make a hypothesis; 3) design an experiment; 4) conducting experiments to obtain information; 5) collecting and analyzing data; 6) make conclusions. The results showed that 1) The use of inquiry learning models in the experimental class was more effective than the direct learning model in the control class; 2) inquiry learning model influences students' discussion skills. This is evidenced by the results of the t-test 2 Free Samples (Independent Samples t-Test). Where in the t-test 2 Independent Samples t-Test in the "Equal variances assumed" section, the sig (2-tailed) value of 0.002 <0.05 means that Ho is rejected, Ha is accepted.
PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APROACH) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA KELAS IV Markiya Markiya; Tita Tanjung Sari; Ach. Puniman
Alpen: Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3 No. 1 (2019): Januari-Juni 2019
Publisher : FKIP Universitas Wiraraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24929/alpen.v3i1.27

Abstract

Problems faced by students in integrated thematic learning are 1) learning activities are still dominated by using the lecture method; 2) lack of students' ability to ask questions and express opinions; 3) lack of application of student-centered learning approaches. Of the several problems experienced by students in learning activities resulting in low student learning outcomes, especially on student communication skills. The purpose of this study was to determine how the application of the scientific approach to integrated thematic learning and to determine the effect of the application of the scientific approach to students' communication skills on integrated thematic learning in class IVB MIN 2 Sumenep. This research uses quasi experimental design. in the form of nonequivalent control group design. The sample in this study consisted of two classes, namely class IVA and class IVB. Class IVA as many as 24 students as the control class and class IVB as many as 24 students as the experimental class. The treatment applied to the experimental class is the scientific approach. the steps of learning activities with a scientific approach in this study are 1) Observing; 2) Asking questions; 3) Gathering Information; 4) Processing information and; 5) Communicating. The results of this study indicate that: 1) the application of using a scientific used in the experimental class is more effective than the control class; 2) the application of scientific learning has a significant effect on students' communication skills in integrated thematic learning in class IVB MIN 2 Sumenep. This is evidenced by the results of the t-test 2 Free Samples (Independent Sample Test). Where in the t-test 2 free samples (independent sample t-test) obtained the value of t count 3.347> t table 1.679, then Ho is rejected and Ha is accepted.
PENGEMBANGAN BUKU SAKU TEMATIK SD BERBASIS KEARIFAN BUDAYA LOKAL Erik Syaifur Rahman; Tita Tanjung Sari; Nisfil Maghfiroh Meita
Alpen: Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3 No. 2 (2019): Juli-Desember 2019
Publisher : FKIP Universitas Wiraraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24929/alpen.v3i2.28

Abstract

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING MODEL TERHADAP KEAKTIFANDAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PADA SISWA KELAS III SDN BABBALAN Lutfia Lutfia; Tita Tanjung Sari; Ach. Puniman
Alpen: Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3 No. 2 (2019): Juli-Desember 2019
Publisher : FKIP Universitas Wiraraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24929/alpen.v3i2.29

Abstract

Belajar dengan menemukan sendiri pengetahuannya maka pengetahuan siswa akan bertahan lama. Untuk mencapai hal tersebut diharapkan peserta didik dapat berperan aktif dan terlibat langsung saat proses pembelajaran. Sedangkan keaktifan peserta didik yang rendah akan berdampak pada pencapaian hasil belajar peserta didik yang rendah pula. Oleh karena itu, diperlukan adanya perhatian serta strategi untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik. Berperan aktif dalam belajar adalah suasana yang mestinya tercipta dalam proses pembelajaran. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan model pembelajaran yang efektif dan lebih menyenangkan yaitu melalui Problem Based Learning Model. Problem Based Learning Model dapat digunakan sebagai alternatif variasi model pembelajaran yang menawarkan masalah kepada peserta didik untuk memecahkan sendiri masalah yang dihadapi, sehingga peserta didik terdorong untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari beberapa bagian yaitu tahap perencanaan, tindakan, pengamatan dan reflekfi. Sumber data penelitian adalah siswa kelas III SDN Babbalan Batuan Sumenep, validator, dan observer penelitian. Instrument pengumpulan data menggunakan lembar observasi keaktifan peserta didik, lembar hasil belajar peserta didik dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Problem Based Learning Modelyang diterapkan dapatkan meningkatkan keaktifan dan hasil belajar kognitif siswa kelas III SDN Babbalan. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya aktifitas positif dari 58,25% menjadi 73,75% dan menurunnya aktifitas negatif dari 14% menjadi 2,70%. Selain itu hasil belajar kognitif siswa pada nilai rata-rata kelas meningkat dari 90,8 menjadi 93,3