Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PEMANFAATAN LIMBAH IKAN SIDAT INDONESIA (Anguilla bicolor) SEBAGAI TEPUNG PADA INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN DI PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI RA Hangesti Emi Widyasari; Clara M Kusharto; Budy Wiryawan; Eko Sri Wiyono; Sugeng Heri Suseno
Jurnal Gizi dan Pangan Vol. 8 No. 3 (2013)
Publisher : Food and Nutrition Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.069 KB) | DOI: 10.25182/jgp.2013.8.3.217-220

Abstract

This research aims to analyze the nutritive value of flour head, liver powder and bone meal as by product of Indonesian eel (Anguilla bicolor) processing. Eel waste flour was made by using a thermal process in the drum dryer fish flouring mill PT. Carmelitha Lestari in Bogor, whereas proximate analysis for chemical tests were performed in the laboratory of Integrated Chemical Laboratory, IPB and direct observation was conducted in PT Jawa Suisan Indah, Palabuhanratu Sukabumi district in October 2012—April 2013. The nutritive value based on proximate analysis showed that head flour, liver flour, and bone flour contained protein 61.78%, 53.92%, and 41.01%; fat 15.55%, 27.28%, 13.07%; carbohydrate 11.48%; 14.96%, 8.13%; water 5.44%, 8.48%, 3.01%; ash 12.95%, 3.62%, 37.49%, and crude fiber 1.33%, 0.04%, 1.11%, respectively.
Pengawetan Ikan Segar Menggunakan Biji Picung (Pangium edule reinw) Endang Sri Heruwati; Hangesti Emi Widyasari; John Haluan
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 2, No 1 (2007): Juni 2007
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v2i1.29

Abstract

ABSTRAKBiji buah picung (Pangium edule Reinw) secara tradisional sudah lama digunakan sebagai bahan pengawet ikan segar. Walaupun demikian, kajian ilmiah tentang efektivitas biji picung dalam mengawetkan ikan belum banyak dilakukan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kombinasi biji picung cincang 2%, 4%, dan 6% (bobot picung/bobot ikan) dengan garam 2% dan 3% (bobot garam/bobot ikan). Pengamatan kesegaran ikan dilakukan setiap 3 hari selama penyimpanan pada suhu kamar, dengan pengamatan pertama dilakukan 8 jam setelah aplikasicampuran garam dan picung. Parameter yang digunakan untuk menentukan kesegaran ikan adalah nilai organoleptik, TVB, jumlah bakteri penghasil H2S, dan Enterobacteriaceae sedangkan parameter pendukung adalah kadar air, dan pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara organoleptik, pada perlakuan dengan biji picung pada kadar 4% dari bobot ikan, yang dikombinasikan dengan garam 2% atau 3%, mutu ikan masih dapat diterima panelis hingga 6 hari pada penyimpanan suhu kamar. Meskipun demikian, dilihat dari perkembangan TVB, hanya penggunaan biji picung dengan kadar 6% yang mampu menahan perkembangan kadar TVB hingga hari ke-6, sedangkan pada perlakuan di bawah 6%, nilai batas ambang TVB 30 mgN% telah dilewati pada hari ke-3. Sementara itu perkembangan bakteri pembentuk H2S maupun Enterobacteriaceae terus meningkat selama penyimpanan dan tidak dipengaruhi oleh kadar biji picung yang ditambahkan. Garam hanya dapat menghambat pertumbuhan bakteri pembentuk H2S, tetapi tidak menghambat pertumbuhan Enterobacteriaceae.
FORTIFIKASI TEPUNG HPI PADA TIK-TIK DAN KUE KERING SEBAGAI MAKANAN TAMBAHAN BALITA Farida Ariyani; Sugiyono Sugiyono; Tazwir Tazwir; Hangesti Emi Widyasari
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 6, No 3-4 (2000): (Vol.6 No.3-4 2000)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4541.148 KB) | DOI: 10.15578/jppi.6.3-4.2000.111-119

Abstract

Penelitian fortifikasi tepung HPI mujair (Oreochromis mossamblca) ke dalam produk camilan cheese sfick (tik-tik) dan kue kering untuk makanan tambahan balita telah dilakukan. Jumlah tepung HPI yang ditambahkan ke dalam tik-tik sebesar 5%-30% (bib).