Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Sinar Sang Surya: Jurnal Pusat Pengabdian kepada Masyarakat

Pembuatan E-commerce Untuk Meningkatkan Pemasaran Produk KWT Peduli Lingkungan “ARIMBI” Kecamatan Rumbia Fenny Thresia; Elmira Febri Damayanti
SINAR SANG SURYA Vol 6, No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : UM Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/sss.v6i1.1879

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini dilatarbelakangi oleh penggunaan e-commerce atau akun perdagangan yang belum dipakai untuk media promosi hasil produksi dari KWT Arimbi. Tujuan pengembangan akun e-commerce melalui elektronik bagi KWT Peduli Lingkungan “Arimbi” Kampung Reno Basuki, Kecamatan Rumbia, Lampung Tengah yang berfokus pada pengolahan bahan bekas (sampah plastik).  Metode pelaksanaan yang dilaksanakan yaitu (1) Survei lokasi, produk, harga jual, pengambilan dokumentasi produk, dan  sosialisasi awal, (2) Pengeditan gambar atau video produk agar menarik untuk ditampilkan di katalog e-commerce, (3) Pembuatan email satu pintu, (4) Pembuatan akun dagang virtual, (5) Pengunggahan produk, (6) Sosialisasi penggunaan akun  dagang virtual, (7) Pemonitoran mitra secara berkala. Hasil penelitian ini adalah jangkauan penjualan menjadi lebih luas dan ketersediaan katalog online membuat KWT dapat mempromosikan dagangannya dengan leluasa melalui sosial media. Kata kunci: e-commerce, produk KWT, ARIMBI ABSTRACK This research is motivated by the use of e-commerce or trading accounts that have not been used for media promotion of the production of KWT Arimbi. The purpose of developing an electronic e-commerce account for KWT Cares for the Environment "Arimbi" Reno Basuki Village, Rumbia District, Central Lampung which focuses on processing used materials (plastic waste). The implementation methods carried out are (1) Location survey, product, selling price, product documentation retrieval, and initial socialization, (2) Editing of product images or videos to make them attractive to display in e-commerce catalogs, (3) Making one-stop emails, (4) Creating a virtual trading account, (5) Uploading products, (6) Disseminating the use of virtual trading accounts, (7) Monitoring partners regularly. The results of this study are that the sales reach is wider and the availability of online catalogs allows KWT to freely promote their wares through social media. Keywords: e-commerce, KWT products, ARIMBI
Rebranding Pemasaran Internasional Kopi Luwak Lampung Barat Nedi Hendri; Fenny Thresia
SINAR SANG SURYA Vol 6, No 2 (2022): Agustus 2022
Publisher : UM Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/sss.v6i2.2185

Abstract

ABSTRAKKopi Luwak merupakan icon unggulan produk perkebunan di Lampung Barat, yang telah dikenal di hingga mancanegara sejak tahun 2006. Selama beberapa tahun belakangan semenjak Indonesia dilanda pandemi covid 19, pergerakan perekonomian petani kopi luwak turun drastis akibat tidak adanya wisatawan dalam dan luar negeri yang berkunjung. Solusi atas masalah ini adalah pengembangan potensi Ekowisata Kopi Luwak di Kelurahan Way Mengaku akan dikembangkan menggunakan konsep digital branding. Adapun tujuan Program Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah memperkuat Branding Kopi Luwak ke level Internasional dengan menggunakan profil Bahasa Inggris.Pembuatan video profil yang menampilkan proses pembuatan kopi luwak hingga tahap produksi dengan menggunakan narasi berbahasa Inggris diharapkan dapat meningkatkan promosi penjualan kopi luwak ke level internasional. Kata Kunci : Ekowisata, Kopi Luwak, Profil  ABSTRACTKopi Luwak is the flagship icon of plantation products in West Lampung, which has been known internationally since 2006. Over the past few years since Indonesia was hit by the COVID-19 pandemic, the economic movement of civet coffee farmers has fallen drastically due to the absence of domestic and foreign tourists visiting. The solution to this problem is the development of the Kopi Luwak ecotourism potential in the Way Mengaku Village which will be developed using the concept of digital branding. The purpose of this Community Service Program is to strengthen Kopi Luwak branding to the international level by using an English profile. The creation of a profile video showing the process of making Kopi Luwak to the production stage using English narration is expected to increase sales promotion of Kopi Luwak to the international level. Keywords: Ecotourism, Kopi Luwak, Profile
Pendampingan Membatik dan Digitalisasi Marketing dalam Upaya Peningkatan dan Pengembangan Daya Tarik Wisata Di Desa Banjarrejo Elmira Febri Darmayanti; Fenny Thresia; Dani Anggoro; Sri Retnaninng Rahayu; Angga Kurniawan
SINAR SANG SURYA Vol 6, No 2 (2022): Agustus 2022
Publisher : UM Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/sss.v6i2.2184

Abstract

ABSTRAK  Sebagian besar penduduk Desa Banjarrejo bekerja sebagai petani, buruh, dan pedagang. Salah satu potensi usaha yang bisa dikembangkan di desa ini adalah bidang kebudayaan. Di bidang kebudayaan, Desa Banjarrejo memiliki beberapa kesenian, diantaranya adalah seni gamelan jawa, seni janeng, seni wayang kulit, serta seni janger, kuda lumping, dan seni batik. Permasalahan utama yang dihadapi yaitu masih perlunya pelestarian seni membatik di Desa Banjarrejo. Selain itu, perlu adanya peningkatan produktivitas ibu-ibu yang ada di Desa Banajrrejo dan remaja putus sekolah serta perlunya pemberdayaan SDM setempat terkait penggunaan digital marketing dalam upaya peningkatan dan pengembangan daya tarik wisata. Adapun solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut yaitu dilakukan pendampingan membatik dan penggunaan digitalisasi marketing bagi mitra agar masyarakat di Desa Banjarrejo dapat mengasah keterampilan membatik yang nantinya dapat melestarikan seni batik yang mulai luntur akibat era digitalisai. Selain itu, diperlukannnya pendampingan terkait penggunaan digitalisasi sebagai media branding, sharing, serta promosi. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan pengabdian ini adalah melakukan praktik langsung (tutorial) kegiatan membatik, diskusi, dan sharing mengenai proses membatik dan digitalisasi marketing. Hasil dari pengabdian ini antara lain masyarakat khususnya ibu-ibu dan remaja putus sekolah di Desa Banjarrejo semakin yakin bahwa seni membatik yang sudah ada dapat dilestarikan dan dijadikan salah satu ciri khas dan daya tarik wisata dari Desa Banjarrejo, selain itu dengan adanya kegiatan digitalisasi lebih memudahkan pelaku usaha untuk memasarkan secara online di platform pilihan sehingga meningkatakan produktivitas dan pendapatan mereka. Kata kunci: branding, digitalisasi marketing, promosi, platform, sharing. ABSTRACT Most of the residents of Banjarrejo Village work as farmers, laborers, and traders. One of the business potentials that can be developed in this village is the field of culture. In the field of culture, Banjarrejo Village has several arts, including Javanese gamelan art, janeng art, shadow puppets, as well as janger art, lumping horses, and batik art. The main problem faced is the need to preserve the art of batik in Banjarrejo Village. In addition, there is a need to increase the productivity of mothers in Banajrrejo Village and dropout teenagers and the need for empowerment of local human resources related to the use of digital marketing in an effort to increase and develop tourist attractions. The solution to solving these problems is batik assistance and the use of marketing digitalization for partners so that the community in Banjarrejo Village can hone batik skills that can be done by batik art which is starting to fade due to the digitalization era. In addition, assistance is needed regarding the use of digitalization as a media for branding, sharing, and promotion. The method used in the implementation of this service is direct practice (tutorial) of batik activities, discussions, and sharing about marketing and digitization. The results of this service include the community, especially mothers and out-of-school teenagers in Banjarrejo Village, who are increasingly convinced that the existing batik art can be preserved and used as one of the characteristics and tourist attractions of Banjarrejo Village, besides that with digitalization activities it is easier business actors to market online on the platform of choice so as to increase their productivity and income. Keywords: branding, digitalization of marketing, promotion, platform, sharing.
Pelatihan Bahasa Inggris Bagi Pemandu Wisata Suoh Lampung Barat Fenny Thresia; Nedi Hendri
SINAR SANG SURYA Vol 7, No 2 (2023): Agustus 2023
Publisher : UM Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/sss.v7i2.2782

Abstract

ABSTRACT Selama pandemic 2019-2022 jumlah kunjungan wisatawan baik domestic ataupun luar negeri menurun drastic. Selain itu pengembangan pariwisata membutuhkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam bidang tersebut, seperti pemahaman bahasa Inggris, agar masyarakat khususnya pemuda yang dapat menjadi pemandu wisata bisa berinteraksi dengan wisatawan luar negeri dan mendapat keuntungan dari sektor tersebut. Mengingat daerah wisata Lampung barat merupakan daerah wisata yang masih sangat baru dan belum sepenuhnya terjamah pengelolaan baik. Masyarakat masih mengalami kesulitan dalam berkomunikasi berbahasa Inggris dengan para wisatawan luar negeri. Hal ini harus di tata karena cepat atau lambat, dunia pariwisata di kabupaten Lampung barat akan terus berkembang dan itu membutuhkan kesiapan baik dari Sumber daya manusianya dan juga sarana dan prasarana wisata yang terus dibangun. Mengingat destinasi wisata Lampung Barat khususnya Suoh yang memiliki keramikan dan air panas belum tereksplore dan terekspose dengan baik.  Kata Kunci: Bahasa Inggris, Keramikan,Lampung Barat,Suoh, Wisata ABSTRACTDuring the 2019-2022 pandemic, the number of domestic and foreign tourist visits decreased drastically. In addition, the development of tourism requires the knowledge and skills of the public in these fields, such as the understanding of English, so that the public, especially young people who can be tourist guides, can interact with foreign tourists and benefit from the sector. Given that the tourist area of the western Lampung is a very new and not fully managed tourism area. People still have difficulty in communicating in English with foreign tourists. This must be in order because sooner or later, the world of tourism in the western district of Lampung will continue to develop and it requires the preparation of both its human resources and also the facilities and tourist facilities that are continuously built. Given the tourist destinations of the Western Lampung, especially Suoh, which has water and hot water not yet explored and well exposed. Keywords: English, Keramikan, Suoh, Tourism, West Lampung.