Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Karakterisasi Buah Mangga Berdasarkan Nilai Dielektrik Menggunakan Teknik Double-Ring Resonator Suthami Ariessaputra; Cahyo Mustiko Muvianto; Kurniawan Yuniarto; Sudi Mariyanto Al Sasongko; Syafaruddin Ch
JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN Vol. 6 No. 1 (2020): JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN
Publisher : LPPM Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1252.248 KB) | DOI: 10.29303/jstl.v6i1.135

Abstract

Mango is one of the agricultural products in West Nusa Tenggara Province. The quality of post-harvest mangoes also needs to be known so that the quality produced can be maintained. Fruit quality in the tropics can be seen from the respiration rate, hardness, weight loss, total soluble content (TSC), discoloration and acid content. In addition, the quality of post-harvest mangoes can also be detected using sensors that emit microwaves with a certain value. This technique is non-destructive so it does not damage the object used. Double-ring resonators are used as sensors to detect the characteristics of mangoes. Vector Network Analyzer (VNA) is used as a tool to produce S11 and S21 skatering values, then the skatering values are processed into dielectric values. The test was carried out on the type of Gincong Gincu Mango which was divided into 4 categories, namely ripe mango on the tree, very ripe, thick and raw. Double ring resonator sensor can detect and distinguish the maturity level of mangoes based on the value of S21 in the frequency range of 0.39 to 0.49 GHz. In that frequency range, the average gain value of ripe on tree is -21.4 dB, over ripe is -22.8 dB, early ripe is -25.4 dB and unrip mango is -33.4 dB. While the characterization of mangoes using impedance values can be seen in the frequency range of 0.41 - 0.47 GHz. The average impedance value of ripe on tree is about 0.073, over ripe is about 0.067, early ripe is about 0.057 and unripe mangos is about 0.032
IMPLEMENTASI TEKNIK PENDINGINAN PADA PROTOTIPE DATA CENTER Brian Arnanda Razak; Syafaruddin Ch.; Lalu Syamsul Irfan Akbar
DIELEKTRIKA Vol 5 No 1 (2018): DIELEKTRIKA
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.435 KB) | DOI: 10.29303/dielektrika.v5i1.123

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini membahas perancangan dan pengaplikasian implementasi teknik pendinginan pada prototipe data center. Seiring perkembangan teknologi maka kebutuhan atas ketersediaan infrastruktur yang memadai sangatlah penting. Data center merupakan infrastruktur yang penting dalam perkembangan teknologi. 30% dari penggunaan listrik keseluruhan pada data center digunakan untuk pendinginan. Oleh karena itu penelitian ini membahas teknik pendinginan mana yang tepat untuk di gunakan pada data center agar mendapatkan efesiensi dan peformansi maksimal. Prototipe dirancang menggunakan Arduino Mega sebagai mikrokontroler, LM35 sebagai sensor suhu, lampu bohlam sebagai sumber panas, dan kipas berukuran 8 dan 2,5cm sebagai sistem pendingin buatan. Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa cold aisle containtment system lebih baik dalam hal karakteristik suhu. Sedangkan dalam hal karakteristik ketahanan suhu sistem tanpa containtment lebih baik. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa untuk data center tingkat 1 dan 2 tidak direkomendasikan menggunakan cold aisle containtment system karena dapat mencapai suhu panas lebih cepat ketika terjadi pemadaman pendingin, sedangkan untuk data center tingkat 3 dan 4 lebih direkomendasikan menggunakan cold aisle containtment system karena menghasilkan efesiensi pendinginan lebih baik di banding sistem tanpa containtment. Kata Kunci: Data Center; Arduino Mega; LM35; Cold Aisle Containtment System
SIMULASI PENDETEKSIAN TANAH LONGSOR MENGGUNAKAN SENSOR AKSELEROMETER TIPE MMA 7361 L Arizal Dwiantara; I Made Budi Suksmadana; Syafaruddin Ch
DIELEKTRIKA Vol 3 No 2 (2016): DIELEKTRIKA
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.977 KB)

Abstract

Tanah longsor merupakan bencana musiman yang memiliki potensi untuk menimbulkan korban jiwa maupun materi yang cukup besar. Dengan menggunakan sensor akselerometer dapat dibuat sebuah detektor pergerakan tanah yang dapat digunakan untuk mendeteksi terjadinya tanah longsor sehingga timbulnya kerugian akibat tanah longsor dapat diminimalisir. Proses pengujian dan pengambilan data penelitian dilakukan dengan menggunakan alat simulasi tanah longsor yang dapat mensimulasikan longsoran dengan kemiringan lereng hingga 45°. Data yang didapatkan oleh detektor dikirimkan menggunakan modul NRF24L01 secara nirkabel menggunakan frekuensi radio 2,4 GHz dengan jarak maksimal transmisi data sejauh 43 meter. Percobaan dilakukan dengan menggunakan 2 kondisi kemiringan lereng. dimana pada percobaan dengan kemiringan lereng 30° selisih pembacaan pergerakan tertinggi yang tercatat sebesar 0,77cm sebelum detektor melampaui batas pergerakannya dan pada percobaan dengan kemiringan lereng 40° selisih pembacaan pergerakan tertinggi yang tercatat sebesar 0,96cm sebelum detektor melampaui batas pergerakannya . Kata Kunci: Tanah Longsor, Deteksi dini, Simulasi, Akselerometer, Nirkabel, Frekuensi Radio
BALANCING ROBOT BERODA DUA DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR GYROSCOPE BERBASIS ARDUINO UNO Mohamad Junaedi; Syafaruddin Ch; Giri Wahyu Wiriasto
DIELEKTRIKA Vol 5 No 2 (2018): DIELEKTRIKA
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.652 KB) | DOI: 10.29303/dielektrika.v5i2 Agustus.166

Abstract

Tekologi modern dewasa ini khususnya dalam dunia teknologi robot mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan robot tidak hanya pada kecanggihan mekaniknya saja, melainkan juga sistem kendalinya menggunakan sistem komputerisasi. Salah satu jenis robot dengan kemampuan istimewa yang belakangan ini banyak menarik minat para pecinta robot untuk dikembangkan adalah balancing robot beroda dua. Balancing robot beroda dua merupakan suatu robot mobile yang memiliki sebuah roda di sisi kanan dan kirinya yang tidak akan seimbang apabila tanpa adanya kontroler. Menyeimbangkan robot beroda dua memerlukan suatu metode kontrol yang handal untuk mempertahankan posisi roda dalam keadaan tegak lurus terhadap permukaan bumi tanpa memerlukan pengendali lain dari luar. Perancangan robot beroda dua ini menggunakan Arduino Uno sebagai pengontrol, sensor gyroscope sebagai pendeksi sudut kemiringan robot, Driver motor DC sebagai pengendali motor DC, dan untuk mekaniknya menggunakan roda dengan motor DC sebagai aktuatornya dan untuk programnnya menggunakan bahasa C dengan software arduino.cc. pengujian yang dilakukan antara lain untuk mengetahui sudut atau kemiringan robot untuk mampu mempertahankan keseimbangan, mengetahui sampai dimana robot mampu mempertahankan keseimbangan apabila di berikan sudut lintasan yang berbeda-beda, mengetahui seberapa lama waktu sistem robot beroda dua mampu mempertahankan keseimbangan pada bidang datar.
Folding Gate Automatic Prototype Based On Microcontroller Arduino Uno Via Bluetooth and RFID Yuni Karina Sholeha; A. Syamsu Irfan Akbar; Syafaruddin CH
DIELEKTRIKA Vol 6 No 2 (2019): DIELEKTRIKA
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/dielektrika.v6i2.211

Abstract

Gerbang lipat pada umumnya saat ini masih dibuka atau ditutup secara konvensional, sehingga kurang efektif dan efisien apabila membuka atau menutup gerbang secara manual. Sehingga diperlukan sistem otomatis agar lebih praktis dan efisien. Dari masalah tersebut penulis mempunyai gagasan untuk membuat sebuah simulasi pintu gerbang lipat otomatis, agar nantinya dapat direalisasikan pada gerbang sungguhan. Sistem otomatis tersebut berbasis mikrokontroler arduino uno yang digunakan sebagai pengendali rangkaian, sistem dioperasikan melalui bluetoothdan RFID.Perancangan ini dilakukan pada prosedur penelitian melalui dua tahapan yaitu (1) perancangan perangkat keras, mulai dari pembuatan rangka gerbang dan pembuatan rangkaian pengendali (2) perancangan perangkat lunak, yaitu pembuatan aplikasi android sebagai pengendali sistem dan pembuatan program arduino pada software IDE(Integrated Development Environment).Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa simulasi pintu gerbang otomatis dapat beroperasi dengan baik, sesuai rancangan yang dibuat. Modul bluetoothyang digunakan beroperasi pada jarak ≤ 11 meter pada ruang terbuka dan ≤ 15 meter pada ruang tertutup. RFID reader yang digunakan memiliki frekuensi 13.56 MHz dengan jarak pembacaan maksimum antara RFID tagdengan RFID reader adalah 5 cm.
PENGONTROLAN SUHU MEDIA TANAM JAMUR TIRAM BERBASIS LOGIKA FUZZY Syafaruddin Ch
Jurnal Teknologi Elektro Vol 8 No 2 (2009): (July - December) Majalah Ilmiah Teknologi Elektro
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.686 KB)

Abstract

Dalam proses pasteurisasi jamur tiram, pengontrolan suhu media tanam jamur tiram biasanya masih dilakukan secara konvensional. Cara yang biasa dilakukan ialah dengan  memperbesar atau memperkecil api yang digunakan dalam proses pemanasan atau pengukusan. Proses pengontrolan secara konvensional dirasakan tidak efektif karena membutuhkan perhatian serius agar suhu ruangan pasteurisasi tetap stabil sekitar 70ºC . Faktor kelupaan manusia, sebagai operator pengontrolnya  disamping menyebabkan proses pasteurisasi tidak berhasil juga akan menyebabkan pemborosan penggunaan bahan-bakar. Untuk mengantisipasi hal tersebut diatas, maka pada penelitian ini mencoba untuk merancang suatu alat yang dapat mengontrol suhu pasteurisasi secara elektronik, yang kemudian  dapat  mengontrol aliran bahan bakar yang digunakan sesuai kebutuhan. Prinsip pengontrolan didasarkan pada logika fuzzy yang diaplikasikan pada  Mikrokontroler AT89S52. Dari hasil pengujian yang dilakukan, suhu pasteurisasi yang diinginkan  dapat tercapai dalam waktu sekitar 19 menit dan peralatan yang dibuat dapat menjaga suhu ruangan stabil sekitar 70ºC selama proses pasteurisasi berlangsung.
PERBANDINGAN UNJUK KERJA ANTARA PANEL SEL SURYA BERPENJEJAK DENGAN PANEL SEL SURYA DIAM Syafaruddin Ch
Jurnal Teknologi Elektro Vol 9, No 1 (2010): (January - June) Majalah Ilmiah Teknologi Elektro
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.22 KB)

Abstract

The ability to produce electrical energy at Solar Power Plant  is highly dependent on the magnitude and duration of sun exposure on the solar cell panels. The movement of the sun from east to west that periodicity in every day is a problem at  the  optimization generation of electricity at  Solar Power Plant   if using solar panel that motionless. This is because the solar cell panel can not catch the maximum sun exposure. To solve the above problem then designed a solar cell panel  tracker  capable of follo-wing the movements of the sun. Then conducted a test to see the performance of solar cell pa-nel  tracker  and compare it with the performance of solar cell panel was motionless. The testing doing along 6 days, with way to irradiate the panel of solar cells  tracker  and panels of solar cell motionless with sun exposure  along a  full day. Then the electric current generated each panel were recorded. The comparison of current then generating comparison of electric power delivery. The result show that the solar cell panel  tracker  produce the average current is 2.19 A whereas solar-cell panel still 1.97 A.  This result   indicate that average power for solar cell panel  tracker  39.41 W while for solar cell panel that motionless is  35.46 W. These results indicate that the performance of solar cell panel  tracker  better than  solar cell panel motionless.
Mangosteen Flesh Condition Detector Based on Microwave Non-destructive Technique Using Spiral Resonator Sensor’s Cahyo Mustiko Okta Muvianto; Muhammad Afrizal G. Rasyda; Suthami Ariessaputra; Kurniawan Yuniarto; Sudi Mariyanto Al Sasongko; Budi Darmawan; Syafaruddin Ch
Jurnal Rekayasa Elektrika Vol 18, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (822.664 KB) | DOI: 10.17529/jre.v18i1.23761

Abstract

The mangosteen fruit has a characteristic thick skin, so it is difficult to know the condition of the flesh. Farmer can only know damage to the fruit flesh after the fruit skin had opened. Detection of the quality of the mangosteen flesh can be detected using a sensor capable of penetrating the thickness of the mangosteen rind. Flesh quality detection is carried out based on the S21 value (attenuation of mangosteen flesh value) using a portable device equipped with a sensor and capable of emitting microwaves. The S21 value of the fruit's flesh was measured using a spiral resonator that functioned as a sensor. The prototype device consists of an oscillator circuit, a power splitter, and a phase detector with 2507 MHz. Fruit flesh had divided into two conditions: damaged for fruit flesh with yellow sap or Translucent Flesh Disorder, and suitable condition for clean fruit flesh. The results showed that the fruit flesh had an average S21 value of 7.041 dB for damaged flesh and 6.007 dB for good flesh condition. The difference in the value of S21 had used as a reference for detecting the shape of the fruit flesh, with the detection threshold calculated by the Support Vector Machine, resulting in a threshold value of 6.712 dB.
Instalasi Repeater Seluler di Desa Pengengat Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah Suthami Ariessaputra; Cahyo Mustiko Okta Muvianto; Budi Darmawan; warindi warindi; Syafaruddin Ch
Jurnal Pengabdian Inovasi Masyarakat Indonesia Vol. 2 No. 1 (2023): Edisi Februari
Publisher : Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (782.444 KB) | DOI: 10.29303/jpimi.v2i1.1829

Abstract

Handphone menjadi perangkat yang banyak digunakan oleh masyarakat untuk menunjang kegiatan sehari-hari. Kegiatan tersebut meliputi pendidikan, ekonomi, hiburan, sosial maupun kegiatan keagamaan. Handphone dapat digunakan dengan baik apabila didukung oleh sarana infrastruktur termasuk tersedianya tower BTS (Base Transceiver Station). BTS ini berfungsi sebagai tranceiver yaitu dapat memancarkan sinyal (transmitter) dan menerima sinyal (Receiver). Penetuan lokasi BTS dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain: jangkauan, jumlah penduduk dan demand. Desa Pengengat berada di lingkar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika masih terdapat beberapa titik yang tidak terjangkau oleh sinyal handphone. Hal ini di sebabkan kondisi geografis desa pengengat yang berbukit-bukit yang mengakibatkan sinyal seluler yang dipancarakan dapat terpantul dan terbias. Kondisi ini menyebabkan sinyal menjadi lemah dan menyebabkan beberapa titik area menjadi blankspot. Kegiatan Pengabdian ini mampu memberikan solusi berupa peningkatkan kualitas Sinyal yang sebelumnya sebesar satu bar menjadi lima bar. Pengujian menggunakan panggilan telepon menunjukkan kualita susarayang bagus. Pengujian kualitas internet menunjukkan kualitas suara dan gambar video yang baik. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pelatihan penggunaan dan perawatan peralatan repeater kepada warga dan pemuda Karang Taruna Dusun Papak Desa Pengengat Kabupaten Lombok Tengah.
Mangosteen Flesh Condition Detector Based on Microwave Non-destructive Technique Using Spiral Resonator Sensor’s Cahyo Mustiko Okta Muvianto; Muhammad Afrizal G. Rasyda; Suthami Ariessaputra; Kurniawan Yuniarto; Sudi Mariyanto Al Sasongko; Budi Darmawan; Syafaruddin Ch
Jurnal Rekayasa Elektrika Vol 18, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17529/jre.v18i1.23761

Abstract

The mangosteen fruit has a characteristic thick skin, so it is difficult to know the condition of the flesh. Farmer can only know damage to the fruit flesh after the fruit skin had opened. Detection of the quality of the mangosteen flesh can be detected using a sensor capable of penetrating the thickness of the mangosteen rind. Flesh quality detection is carried out based on the S21 value (attenuation of mangosteen flesh value) using a portable device equipped with a sensor and capable of emitting microwaves. The S21 value of the fruit's flesh was measured using a spiral resonator that functioned as a sensor. The prototype device consists of an oscillator circuit, a power splitter, and a phase detector with 2507 MHz. Fruit flesh had divided into two conditions: damaged for fruit flesh with yellow sap or Translucent Flesh Disorder, and suitable condition for clean fruit flesh. The results showed that the fruit flesh had an average S21 value of 7.041 dB for damaged flesh and 6.007 dB for good flesh condition. The difference in the value of S21 had used as a reference for detecting the shape of the fruit flesh, with the detection threshold calculated by the Support Vector Machine, resulting in a threshold value of 6.712 dB.