Syamsuddin ,
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Efektivitas Seed Coating dan Biopriming dengan Rizobakteri dalam Mempertahankan Viabilitas Benih Cabai dan Rizobakteri selama Penyimpanan Ita Madyasari; Candra Budiman; Syamsuddin ,; Dyah Manohara; Satriyas Ilyas
Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 8 No. 3 (2017): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.861 KB) | DOI: 10.29244/jhi.8.3.192-202

Abstract

ABSTRACTThe objective of the study was to obtain the best coating formula for hot pepper seeds, and evaluate the effect of seed coating and biopriming with rhizobacteria on viability of hot pepper seeds and rhizobacteria during storage. Experiment 1 was arranged in a completely randomized design with one factor i.e. 11 coating formula. Experiment 2 was arranged in a nested plot design with two factors, storage period (0, 4, 8, 12, 16, 20, and 24 weeks) as main factor and seed treatment consisted of 11 treatments (control, seed coating with E1+F2B1, ST116B, CM8; biopriming 24 h with E1+F2B1, ST116B, CM8; biopriming 48 h with E1+F2B1, ST116B, and CM8; priming metalaxyl) as nested factor. Result of experiment 1 indicated that the best coating formula for hot pepper seed was sodium alginate 2.5% and was used in experiment 2. Experiment 2 showed that seed coating and biopriming with rhizobacteria were able to maintain seed viability (79-89%) for 24 weeks of storage at 27-30 0C as compared to priming metalaxyl (54%). Biopriming E1+F2B1 24 h or CM8 48 h resulted in the highest index of seed vigor after 24 weeks of storage. Population of rhizobacteria in seed tissue decreased in bioprimed seeds from 105-107 cfu g-1 to 104 cfu g-1 after being stored for 24 weeks. Keywords: rhizobacteria isolates, seed treatment, seed vigor, sodium alginateĀ ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mendapatkan formula coating terbaik pada benih cabai dan mengevaluasi pengaruh seed coating dan biopriming dengan rizobakteri dalam mempertahankan viabilitas benih cabai dan rizobakteri selama penyimpanan. Percobaan 1 menggunakan rancangan acak lengkap satu faktor yang terdiri atas 11 formula coating. Percobaan 2 menggunakan rancangan petak tersarang dua faktor, periode simpan (0, 4, 8, 12, 16, 20, dan 24 minggu) sebagai faktor utama dan perlakuaan benih yang terdiri atas 11 perlakuan (kontrol, seed coating dengan E1+F2B1, ST116B, CM8; biopriming 24 jam dengan E1+F2B1, ST116B, CM8; biopriming 48 jam dengan E1+F2B1, ST116B, dan CM8; priming metalaksil) sebagai faktor tersarang. Hasil Percobaan 1 menunjukkan bahwa formula coating terbaik untuk benih cabai ialah natrium alginat 2.5% dan digunakan pada percobaan 2. Percobaan 2 menunjukkan bahwa seed coating dan biopriming dengan rizobakteri mampu mempertahankan viabilitas benih (78-89%) selama 24 minggu penyimpanan pada suhu 27-30 0C dibandingkan priming metalaksil (54%). Biopriming E1+F2B1 24 jam atau biopriming CM8 48 jam menghasilkan indeks vigor paling tinggi setelah disimpan selama 24 minggu. Populasi rizobakteri di dalam jaringan benih menurun pada benih yang diberi perlakuan biopriming dari 105-107 cfu g-1 menjadi 104 cfu g-1 setelah disimpan selama 24 minggu.Kata kunci: isolat rizobakteri, natrium alginat, perlakuan benih, vigor
Peningkatan Pertumbuhan Tanaman Cabai dan Pengendalian Busuk Phytophthora melalui Biopriming Benih dengan Rizobakteri Asal Pertanaman Cabai Jawa Timur Aulia Zakia; Satriyas Ilyas; Candra Budiman; Syamsuddin ,; Dyah Manohara
Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 8 No. 3 (2017): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.117 KB) | DOI: 10.29244/jhi.8.3.171-182

Abstract

ABSTRACT The objectives of this study was to evaluate biopriming of chili seed with rhizobacteria to improve plant growth and control Phytophthora blight disease in a greenhouse. This experiment used three isolates of rhizobacteria, i.e. E1, E3C2 and F2B1, and isolate Phytophthora capsici (Cb6) isolated from the production center of chili in East Jawa. Laris variety from PT. East West was used in this experiment. This experiment used randomized block design with one factor, i.e. 11 levels of seed treatment (E1 rhizobacteria, E3C2 rhizobacteria, F2B1 rhizobacteria, E1+E3C2 rhizobacteria, E1+F2B1 rhizobacteria, E1+E3C2+F2B1 rhizobacteria, seed soaking in water, without soaking, metalaxyl, positive control and negative control). The result showed that seed treatment with combination of E1+F2B1 isolates when grown in nursery, significantly increased the height and number of leaves in chilli. Besides, seed treatment with F2B1 isolate and combination of E1+F2B1 isolates after transplanting were capable to improve plant growth and control Phytophthora blight disease in greenhouse.Keywords: greenhouse, isolate rhizobacteria, Phytophthora capsiciĀ  ABSTRAK Tujuan penelitian ini ialah mengevaluasi perlakuan biopriming benih cabai dengan rizobakteri dalam meningkatkan pertumbuhan bibit dan mengendalikan kejadian busuk Phytophthora di rumah kaca. Perlakuan biopriming benih dengan rizobakteri menggunakan tiga isolat rizobakteri E1, E3C2 dan F2B1 dan isolat Phytophthora capsici Cb6 hasil eksplorasi pertanaman cabai Jawa Timur. Benih yang digunakan dalam percobaan merupakan benih varietas Laris produksi PT. East West. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok satu faktor, masing-masing perlakuan diulang empat kali, dengan 11 taraf perlakuan, antara lain R0+ (kontrol positif, benih direndam dalam PDB tanpa perlakuan rizobakteri dengan inokulasi P. capsici), R0- (kontrol negatif, benih direndam dalam PDB tanpa perlakuan rizobakteri dan tanpa inokulasi P. capsici), R1 (perlakuan benih dengan isolat E1), R2 (isolat E3C2), R3 (isolat F2B1), R4 (kombinasi isolat E1+E3C2), R5 (kombinasi isolat E1+F2B1), R6 (kombinasi isolat E1+E3C2+F2B1), R0RA (benih direndam dalam air 24 jam), R0TR (benih tanpa rendam), R0M (benih direndam dalam metalaksil). Tanah inokulum P. capsici diberikan 28 hari setelah pindah-tanam di sekitar pangkal batang tanaman cabai di bawah permukaan tanah. Hasil percobaan menunjukkan, perlakuan dengan kombinasi isolat E1+F2B1 saat persemaian di rumah kaca nyata meningkatkan tinggi dan jumlah daun tanaman cabai. Perlakuan benih dengan isolat F2B1 maupun kombinasi isolat E1+F2B1 setelah pindah-tanam di rumah kaca memiliki kemampuan meningkatkan pertumbuhan tanaman serta mengendalikan penyakit busuk Phytophthora. Kata kunci: isolat rizobakteri, Phytophthora capsici, rumah kaca