Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Diplomasi Publik dan Media: Penggunaan Jaringan Penyiaran Al-Jazeera dalam Krisis Diplomatik Qatar 2017-2019 Salsabila Arini Kusuma; Chandra Purnama; Wawan Budi Darmawan
JISPO : Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 10, No 2 (2020): JISPO Vol 10 No 2 2020
Publisher : Centre for Asian Social Science Research (CASSR), FISIP, UIN Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jispo.v10i2.8176

Abstract

Krisis diplomatik Qatar terjadi ketika Arab Saudi, UAE, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar pada 2017. Qatar dituduh mendukung terorisme seiring kedekatannya dengan Iran dan organisasi-organisasi teroris di Timur Tengah. Krisis diplomatik itu diikuti pula dengan perang media antara kedua belah pihak. Empat negara tersebut melakukan berbagai propaganda untuk memenangkan opini publik internasional selama berlangsungnya krisis. Qatar yang terancam posisi strategisnya kemudian menggunakan pendekatan diplomasi publik sebagai upaya melawan propaganda tersebut. Artikel ini membahas diplomasi publik Qatar melalui jaringan Al-Jazeera dalam menghadapi krisis diplomatik di Timur Tengah tahun 2017-2019 dengan menggunakan konsep “Tiga Dimensi Diplomasi Publik” dari Joseph S. Nye, yang kemudian dikembangkan oleh Mark Leonard, sebagai kerangka teoritiknya. Pengumpulan data dilakukan melalui investigasi media online dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Qatar melalui Al-Jazeera melakukan tiga dimensi diplomatik terkait krisis diplomatiknya dengan empat negara Arab, yakni komunikasi rutin, strategis dan jangka panjang.Qatar's diplomatic crisis broke out when Saudi Arabia, the United Arab Emirates, Bahrain, and Egypt, known as the Arab Quartet, cut their diplomatic ties with Qatar in 2017. The Arab Quartet alleged Qatar of being a supporter of terrorism due to its proximity to Iran and certain terrorist organizations. The termination of diplomatic relations happened along with a media war between the two parties. The four countries carried out propaganda to win international public opinion during the crisis. Qatar, which was threatened, used public diplomacy as a counter-attack. This article employs the concept of three dimensions of public diplomacy by Joseph S. Nye, which was later developed by Mark Leonard, as a theoretical framework. Required data were collected through online media investigation and interviews. Research findings show that all three dimensions of public diplomacy were found in Qatari public diplomacy enforcement through Al-Jazeera related to its diplomatic crisis with the Arab Quartet, namely routine, strategic, and long term communication.
DEMOCRATIC TRANSITION AND REFLECTION ON INDONESIA'S EFFORTS TO ENCOURAGE DEMOCRATIZATION IN MYANMAR Chandra Purnama; Windy Dermawan; Emil Mahyudin
JISPO : Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 9, No 2 (2019): JISPO Vol 9 No 2 2019
Publisher : Centre for Asian Social Science Research (CASSR), FISIP, UIN Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jispo.v9i2.5468

Abstract

This paper aims to analyze the motives and forms of Indonesia’s effort towards Myanmar in promoting democratization. To achieve these objectives, described the historical aspects of Indonesia-Myanmar relations, democratic transition in both countries, and other forms of Indonesian support for Myanmar in encouraging democratization. Qualitative methods is used in this study to collect and analyze data from interviews and literature studies. Based on this research, found that Indonesia's support for Myanmar in encouraging democratization was influenced by the historical aspects of bilateral relations between Indonesia and Myanmar, the success of Indonesia's transition to democracy, and the similarities of socio-cultural characteristics in both countries. Indonesia's foreign policy towards Myanmar in supporting democratization is done bilaterally, regionally within ASEAN, and multilaterally within UN forums. The principle of active and independent foreign policy and ASEAN norms become the guidance for Indonesia in supporting democratization of Myanmar.
Evaluasi Kegiatan Sosialisasi Produk Impor Halal dan Nonhalal bagi Siswa Madrasah Aliyah Persis 24 Rancaekek Bandung Akim Akim; Chandra Purnama; Neneng Konety; Febriani Amalina Shalihah
Agrokreatif: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 6 No. 2 (2020): Agrokreatif Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrokreatif.6.2.186-199

Abstract

The existence of Indonesia as a country with the largest number of Muslim societies in the world is an allure for foreign producers, coupled with the preference of people who are relatively more interested in imported products resulting in Indonesia's domestic market being flooded with imported products. This condition is a bit dangerous for Muslim consumers when it is associated with the lack of halal awareness in Indonesian society, so that the activities of community awareness are needed, one of which is in the form of socialization activities. This article aims to evaluate the socialization activities carried out among Madrasah Aliyah (Islamic Senior High School) students in Rancaekek Bandung. The socialization activities are carried out using the seminar method in the form of lectures with questions and answers and simulation methods in the form of simulation exercises. Meanwhile, the evaluation of the socialization activities was carried out by conducting pre-test and post-test with the help of IBM SPSS version 21 to measure the effect of socialization on the knowledge of the students of Madrasah Aliyah Persis 24 Rancaekek related to the halal of imported products. From the test results obtained, it can be concluded that the socialization activities carried out succeeded in increasing the knowledge of the students of Madrasah Aliyah Persis Rancaekek regarding the importance of the halal status of imported products circulating in the community.
Peran ASEAN Outlook on the Indo-Pacific Sebagai Strategi Kebijakan Luar Negeri Indonesia Di Kawasan Indo-Pasifik Ely Nurmawati; Chandra Purnama; Wawan Budi Darmawan
JIPAGS (Journal of Indonesian Public Administration and Governance Studies) Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JIPAGS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31506/jipags.v6i1.13361

Abstract

The purposes of this paper is to see the role of the ASEAN Outlook on the Indo-Pacific as Indonesia's foreign policy strategy in context to responding the dynamics that occur in the region. Nowadays, competition between global actors is getting stronger and creates new, more complex tensions. One of them is marked by the increasing impact of the rivalry that occurs between the United States and China in the Indo-Pacific region. Indonesia, with its strategic position, take advantage of ASEAN as a medium to achieve its interests through a soft power approach. This paper uses the concepts of foreign policy in perspective strategy and rivalry interstate with a descriptive qualitative research approach. The results of the study describe the process from the creation and the importance of the ASEAN Outlook on the Indo-Pacific for countries in the region.
Pembentukan Opini Publik Indonesia oleh Cable News Network (CNN) Indonesia Berkenaan dengan Isu Sampah Plastik Nadila Satrivi; Chandra Purnama
Padjadjaran Journal of International Relations Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/padjir.v3i2.33515

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan upaya pembentukan opini publik yang dilakukan oleh CNN Indonesia berkenaan dengan isu sampah plastik melalui teori agenda-setting, framing, dan priming dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, studi berbasis literatur dan internet. Hasil penelitian menunjukkan CNN Indonesia melakukan pembentukan opini publik dari sisi agenda setting, yaitu mencari tahu dan melihat langsung ke lapangan, lalu diidentifikasikan muncul fenomena sampah plastik di Indonesia. Hasilnya adalah respon publik atas pemberitaan sampah plastik masih sedikit dibandingkan dengan isu lainnya. Dari sisi framing, CNN Indonesia menyadari permasalahan sampah plastik perlu diperhatikan oleh publik, sehingga mengemas berita sampah plastik di Indonesia sebagai ancaman lingkungan global. Dari 829 berita yag dipublikasikan CNN, ada 100 berita terkait sampah plastik. Efek framing adalah muncul gerakan sosial non straw movement. Dari sisi priming, CNN melakukan penekanan isu ancaman sampah plastik bagi dunia dan penanggulangan sampah plastik.
Pembangunan Infrastruktur di Indonesia dalam Kerja Sama Indonesia-Tiongkok 2010-2018 Adis Zakiyya; Chandra Purnama
Padjadjaran Journal of International Relations Vol 4, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/padjir.v4i2.39364

Abstract

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia dengan beragam potensi dan sumber daya alam yang dimilikinya nyatanya belum cukup untuk memajukan perekonomian negara. Di sisi lain, Tiongkok memiliki ambisi untuk terus memperluas pengaruhnya di dunia, tak terkecuali Asia. Dengan permasalahan yang dimiliki Indonesia dari 1990-an yakni permasalahan infrastruktur yang tidak memadai dan jumlahnya sangat minim, dilihat sebagai potensi bagi Tiongkok untuk saling melakukan kerja sama yang menguntungkan kedua belah pihak. Penelitian ini ditujukan untuk mengungkapkan dan memahami kerja sama Indonesia-Tiongkok dalam membangun infrastruktur di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dan menggunakan konsep kerja sama internasional. Ada tiga platform kerja sama kedua negara, yaitu Deklarasi Kemitraan Strategis, Kemitraan Strategis Komprehensif, hingga Belt Road Initiative sepanjang tahun 2010-2018. Ketiga wadah kerja sama ini menghasilkan banyak infrastruktur baru di Indonesia seperti Tol Cisumdawu, Tol Solo-Kertosono, Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, Jembatan Suramadu, dan Proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung. Namun, dengan bertambahnya infrastruktur ini, masalah lain seperti banjir secara tidak langsung memunculkan efek samping dari permasalahan infrastruktur.
Greenpeace Campaigns Against Asia Pulp & Paper and Wilmar International: A Comparative Research Syifa Adzraa Sitorus; Chandra Purnama
Global Strategis Vol. 17 No. 1 (2023): Global Strategis
Publisher : Departemen Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unair

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jgs.17.1.2023.101-130

Abstract

As an International Non-Governmental Organization (INGO), for years, Greenpeace has waged campaigns against rainforest deforestation in Indonesia by multinational corporations, such as Asia Pulp & Paper and Wilmar International, the top players in their respective industries. This study reviews the similarities and differences in campaign strategies used by Greenpeace against APP and Wilmar while showing the process of global media communication. The research was conducted as a comparative study using qualitative methods based on the Sandman Environmental Communication Model. Data collected from documents and audio-visual materials passed through a triangulation process to cross-check its interpretation. Eventually, this research finds that Greenpeace relied on the image of well-loved characters like Barbie to create intrigue in its “Barbie, It’s Over” campaign against Mattel and, in turn, APP. While with Wilmar, Greenpeace took a more sympathetic approach using a baby orangutan character in the “Rang-tan” video. Both align with the Sandman Model: relying on publicity stunts to stimulate independent information-seeking from the communicant, which in turn will change their behaviour. Greenpeace's campaign strategy described in this study can be an example for other civil society organizations to achieve sustainable positive behaviour change. Keywords: Asia Pulp & Paper; global media communication; Greenpeace; international environmental campaign; Wilmar International   Selama bertahun-tahun, Greenpeace sebagai Organisasi Non-Pemerintah Internasional (INGO) melakukan kampanye melawan deforestasi hutan hujan di Indonesia oleh perusahaan multinasional seperti Asia Pulp & Paper (APP) dan Wilmar International yang merupakan pemain utama di industri masing-masing. Penelitian ini mengkaji persamaan dan perbedaan strategi kampanye yang digunakan Greenpeace terhadap APP dan Wilmar serta menjelaskan proses komunikasi media global yang terjadi. Penelitian ini dilakukan sebagai studi komparatif menggunakan metode kualitatif berdasarkan Model Komunikasi Lingkungan Sandman. Data dikumpulkan melalui studi dokumen dan bahan audio visual yang melewati proses triangulasi untuk memeriksa silang interpretasi data. Temuan utama penelitian ini lantas adalah bahwa Greenpeace mengandalkan citra karakter yang dicintai publik seperti Barbie untuk menciptakan intrik dalam kampanye “Barbie, It's Over” melawan APP. Sementara dalam kampanye melawan Wilmar, Greenpeace mengambil pendekatan yang lebih simpatik dengan menggunakan karakter bayi orangutan dalam video “Rang-tan”. Keduanya sejalan dengan Model Sandman: mengandalkan aksi publisitas untuk merangsang pencarian informasi independen dari komunikan, yang pada gilirannya akan mengubah perilaku mereka. Strategi kampanye Greenpeace yang dijelaskan dalam studi ini pun dapat menjadi contoh bagi organisasi masyarakat sipil lainnya untuk mencapai perubahan perilaku positif yang berkelanjutan. Kata-kata kunci: Asia Pulp & Paper; Greenpeace; kampanye lingkungan internasional; komunikasi media global; Wilmar International
BALINALE PUBLIC DIPLOMACY THROUGH BALI INTERNATIONAL FILM FESTIVAL TOWARDS FOREIGN TOURISTS Ali Zahid Habibullah; Chandra Purnama; Teuku Rezasyah
Global Mind Vol 4, No 2 (2022): Hubungan Internasional
Publisher : Hubungan Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53675/jgm.v4i2.474

Abstract

Dalam aktivitas diplomasi publik informasi yang diperoleh oleh publik asing tentang suatu negara sering kali bersumber dari lembaga non-pemerintah. Misalnya, buku, film, program televisi, merek, festival, dan produk barang maupun jasa. Dalam bukunya Leonard (2002) menjelaskan bahwa hubungan antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah menjadi penting dalam rangka menciptakan aktivitas diplomasi publik yang ideal. Apabila tidak terkendali, sumber informasi yang berasal dari lembaga non-pemerintah dapat menimbulkan masalah bagi kepentingan nasional suatu negara. Karena informasi yang tersebar kepada publik internasional tentang suatu negara akan membentuk citra negara terkait. Indonesia merupakan negara yang menjadikan pariwisata salah satu kepentingan nasionalnya. Festival film internasional menjadi salah satu instrumen yang digunakan oleh Indonesia dalam melaksanakan aktivitas diplomasi publik. Penelitian ini membahas mengenai keberlangsungan diplomasi publik yang dilakukan oleh Balinale terhadap wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia. Balinale sendiri merupakan lembaga non-pemerintah yang bergerak dalam bidang industri film, khususnya festival film internasional. Teori yang digunakan untuk membahas fenomena tersebut yaitu teori diplomasi publik yang dikembangkan oleh Mark Leonard dengan kualitatif deskriptif sebagai metode penelitiannya. Penelitian ini memperlihatkan jarak antara realita dan teori berkenaan dengan penggunaan festival film internasional sebagai instrumen dari aktivitas diplomasi publik. Dimana pada keberlangsungannya terdapat perbedaan kepentingan antara festival film sebagai sebuah kesenian dan sebagai instrumen untuk mencapai kepentingan negara. Perbedaan tersebut menjadikan peran Balinale sebagai instrumen diplomasi publik menjadi tidak maksimal. Sebuah upaya untuk membangun hubungan yang lebih terintegrasi antara Balinale dan pemerintah Indonesia dianggap perlu dalam rangka memaksimalkan peran Balinale baik sebagai sebuah lembaga kesenian maupun sebagai instrumen diplomasi publik.  Kata Kunci: Diplomasi Publik, Festival Film Internasional, Balinale Â