Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Model of Conflict Resolution with Social Capital in the Development of Genilangit Tourism Village, Poncol District, Magetan Regency, East Java Province Agung Wibowo; Eny Lestari; Sugihardjo Sugihardjo
Jurnal Penyuluhan Vol. 16 No. 1 (2020): Jurnal Penyuluhan
Publisher : Department of Communication and Community Development Sciences and PAPPI (Perhimpunan Ahli Penyuluh Pertanian Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.607 KB) | DOI: 10.25015/16202028590

Abstract

Tourism Village of Genilangit can be regarded as one form Community based tourism but in the process of rural tourism development can not be separated from the dynamics of the conflict. This study aimed to analyze the existence of social capital plays an important role in resolving the conflict. This study chose the area on the southern slope of Mount Lawu in Genilangit Village in Poncol District, Magetan Regency. The main basis for the selection of this region is that the development of the Genilangit Tourism Village is the initiator of the local community with the cost and energy of the local community. his research embraces paradigm constructivist with qualitative methods. This research uses a case study, which is an empirical inquiry investigating the strength of social capital values in line with the development of a tourism village. Data analysis was performed by uniting the two approaches is the structural-functional theory and the theory of conflict. The results showed that the values of social capital that are still stored on the community becomes a powerful weapon in conflict resolution in the construction of a tourist village. Entities of social capital in this study from the aspect of participation in a network, resiprocity, trust, values, norms that exist in the local community. social capital is the basis in preparing models of conflict resolution in rural development Tourism Village of Genilangit.
Kemitraan antara Petani Kopi dengan Perusahaan (Studi Kasus Kintamani) Ginanjar Dwi Cahyanto; Agung Wibowo; Putri Permatasari
SALAM: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i Vol 8, No 1 (2021)
Publisher : Faculty of Sharia and Law UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/sjsbs.v8i1.19426

Abstract

The partnership between the Kintamani people's coffee farmers and the company is expected to absorb overall production as well as increase the coffee production of the farmers and be mutually beneficial. PT. Perkebunan Nusantara XII is a company that is a partner of the Kintamani people's coffee farmers, precisely in the Blawan Bondowoso Plantation by forming a core plasma partnership pattern. This study aims to describe the partnership conditions that exist between the Kintamani people's coffee farmers and the company. The qualitative data analysis technique is done by collecting data until it is saturated and then conveyed interactively. Research showed that there were three parties involved between the company, smallholder coffee farmers and BNI. The company as the core company provides assistance, procurement and purchasing facilities to smallholder coffee farmers as a plasma. In addition, the smallholder coffee farmers as plasma have an obligation to provide their coffee production to the nucleus company. The purchase of coffee production by the core company involves BNI as the party that distributes capital loans in the form of People's Business Credit (KUR) to plasma. The impact of partnerships with companies is felt by smallholder coffee farmers, such as the smooth marketing of coffee. The hope of partnership farmers can be continuous and implemented in the long term.Keywords: Coffee, Corporate, Nucleus-plasma Pattern, Partnership, Smallholder Coffee FarmersAbstrakKemitraan antara petani kopi rakyat Kintamani dengan perusahaan diharapkan dapat menyerap produksi secara keseluruhan sekaligus peningkatan produksi kopi petani dan bisa saling menguntungkan. PT. Perkebunan Nusantara XII merupakan perusahaan yang menjadi mitra petani kopi rakyat Kintamani tepatnya di Kebun Blawan Bondowoso dengan membentuk suatu pola kemitraan inti plasma. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kondisi kemitraan yang terjalin antara petani kopi rakyat Kintamani dengan perusahaan. Teknik analisis data kualitatif dilakukan dengan mengumpulkan data hingga jenuh kemudian disampaikan secara interaktif. Penelitian menunjukkan terbentuk tiga pihak yang berhubungan antara perusahaan, petani kopi rakyat dan BNI. Perusahaan sebagai perusahaan inti memberikan fasilitas pendampingan, pengadaan dan pembelian kepada petani kopi rakyat sebagai plasmanya. Di samping itu petani kopi rakyat sebagai plasma memiliki kewajiban memberikan hasil produksi kopinya kepada perusahaan inti. Pembelian hasil produksi kopi oleh perusahaan inti melibatkan BNI sebagai pihak yang menyalurkan pinjaman modal berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada plasma. Dampak kemitraan dengan perusahaan yang dirasakan petani kopi rakyat seperti lancarnya pemasaran kopi. Harapan petani kemitraan bisa kontinu dan dilaksanakan dalam jangka panjang.Kata kunci: Kopi, Kemitraan, Perusahaan, Petani Kopi Rakyat, Pola Inti-Plasma
Desiminasi inovasi dan pengembangan jejaring kemitraan pada kelompok usaha kripik talas untuk membangun desa wisata (Desa Tambakmerang Kecamatan Girimarto Kabupaten Wonogiri) Agung Wibowo; Eny Lestari; Eksa Rusdiana
Unri Conference Series: Community Engagement Vol 2 (2020): Seminar Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/unricsce.2.255-264

Abstract

Productive economy and creative economy serve as the basis for developing tourist villages. The development of a tourism village needs to pay attention to the local wisdom contained in the location, this aims to show the identity of the tourist village and show its own uniqueness that can be used to differentiate it from tourist villages in other places. The main problem faced by MSME actors in Tambakmerang Village is marketing which can only reach around the area within one sub-district and sub-district nearby. The PKM (Community Partnership Program) team facilitates the introduction of their products by introducing web site technology and social media so that MSME actors can be widely known. Furthermore, the PKM team will also conduct training and mentoring to support online sales. In order to carry out the Community Partnership Program for Taro Chips craftsmen, it is carried out by combining various methods including: socialization and training, mentoring, Optimizing efficient technology transfer, and Optimizing the use of information technology. Technically, there are several activities of this Community Partnership Program, which are as follows: (1) introducing appropriate technology and training; (2) facilitating cooperation between MSME actors in Tambakmerang Village, (2) facilitating web sites and social media to introduce them to the public; (3) developing institutional capacity.
Penyuluhan Mengenai Pentingnya Physical Distancing, Social Distancing, Serta Program Phbs Untuk Memutus Rantai Penyebaran Covid-19 Sandra Lestari; Agung Wibowo
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 3 (2020): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha Dalam Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menyongsong
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.771 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v3i0.730

Abstract

Coronavirus disease Covid-19 merupakan penyakit infeksius yang menyerang tidak hanya di Indonesia, tetapi di seluruh belahan dunia. Saat ini di Indonesia jumlah angka kasus positif Covid-19 belum mengalami penurunan, tetapi justru semakin meningkat setiap hari. Hal ini membuktikan bahwa kesadaran masyarakat akan bahaya Covid-19 masih rendah. Pemerintah Indonesia sendiri telah melakukan upaya untuk mengurangi jumlah angka kasus positif Covid-19. Pengabdian masyarakat ini difokuskan pada Penyuluhan Mengenai Pentingnya Physical Distancing, Social Distancing, Serta Program Pola Hidup Sehat untuk membantu meningkatkan kesadaran masyarakat di Kelurahan Pusaka Rakyat, Kecamatan Tarumajaya, Bekasi, Jawa Barat. Metode pelaksanaan pengabdiam dilaksanakan berdasarkan tema besar supporting pemahaman masyarakat terhadap COVID-19 dilakukan dengan metode secara daring dan luring. Metode daring dengan kegiatan berupa edukasi online melalui Instagram (@sandrachaaw) dan grup Whatsapp Kompleks berbasis diskusi bersama, dan dilakukan secara luar jaringan (luring) dengan kegiatan berupa edukasi offline dengan mencetak poster (ditempel di taman kompleks), brosur (dibagikan kepada warga), pembagian masker, vitamin C, penyediaan hand sanitizer dan sabun cuci tangan di ruang publik. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah adanya peningkatan kesadaran masyarakat mengenai bahaya Covid-19, yang ditunjukkan dalam kehiduoan keseharian dengan tetap mematuhi himbauan dan protokol kesehatan dari pemerintah.
Model Pemberdayaan Sentra Pisang berbasis Kearifan lokal dan Modal Sosial di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah Agung Wibowo; Eny Lestari; Paramita Rahayu
Jurnal Penyuluhan Vol. 18 No. 02 (2022): Jurnal Penyuluhan
Publisher : Department of Communication and Community Development Sciences and PAPPI (Perhimpunan Ahli Penyuluhan Pembangunan Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jenawi District is the largest supplier of bananas in Karanganyar Regency, in the process of empowering it to become a banana center based on local wisdom and social capital. This study aims to analyze local wisdom and social capital that play an important role in the empowerment of banana centers. This study chose an area in Menjing Village in Jenawi District, Karanganyar Regency, with the consideration that this area is the largest banana producer in Karanganyar Regency and has won first place in the best banana exhibition in Central Java province. This study adheres to the phenomenology paradigm with qualitative methods. This study uses a case study, which is an empirical inquiry investigating the strength of the values ​​of social capital and local wisdom in line with the empowerment of banana centers. The results showed that the values ​​of local wisdom and social capital of the community as a determinant of the success of the banana center empowerment process. This local wisdom is shown in the selection of plant seeds, banana cultivation, harvesting, preservation of local varieties, and maintaining land fertility. While the social capital entity in this study is seen from the aspect of participation in a network, reciprocity, trust, values, norms, solidarity, mutual cooperation, helping those in the local community. Local wisdom and social capital are the basis for developing a model for center empowerment.
Pengembangan Agrowisata Jlengut Indah dan Dampaknya terhadap Masyarakat Desa Karangduren Kebonarum Klaten Novemi Tobi Fahrudin; Retno Setyowati; Agung Wibowo
Journal of Tourism and Creativity Vol 7 No 1 (2023): Teknologi Informasi Pariwisata
Publisher : Diploma Travel Business, Faculty of Social and Political Science, Jember University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jtc.v7i1.37435

Abstract

Pariwisata merupakan sektor yang dianggap menguntungkan untuk dikembangkan. Oleh karena itu banyak daerah berkeinginan untuk mengadakan pembangunan, salah satunya di Desa Karangduren yang bernama agrowisata Jlengut Indah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pendekatan dalam pengembangan agrowisata serta dampaknya. Metode penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Lokasi penelitian di Desa Karangduren. Penentuan informan dilakukan secara purposive. Analisis data menggunakan model Miles dan Huberman. Validitas data menggunakan triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi pendekatan yang digunakan dalam pengembangan agrowisata dengan memanfaatkan potensi alam yang tersedia, melibatkan masyarakat sekitar, mengoptimalkan potensi dan pengembangan yang berkelanjutan. Dampak yang ditimbulkan dari pengembangan agrowisata berdampak positif dan negatif. Dampak positif seperti terciptanya lapangan pekerjaan baru, akrabnya warga, menumbuhkan jiwa gotong royong, kebudayaan lokal menjadi dikenal dan lingkungan lebih terjaga. Dampak negatif yang ditimbulkan seperti terjadinya persaingan dalam mencari pekerjaan baru, timbul rasa iri hati dan peningkatan polusi suara karena banyaknya wisatawan yang berkunjung.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Regenerasi Petani Gula Kelapa di Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas (Studi Kasus Kelompok Tani Nira Cikal Mas) Elisa Tri Rahmawati; Joko Winarno; Agung Wibowo
SNHRP Vol. 5 (2023): Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian (SNHRP) Ke 5 Tahun 2023
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gula kelapa adalah bentuk hasil pengolahan nira pohon kelapa yang dihasilkan melalui proses pemekatan nira dan dapat berbentuk cetak (padat) maupun serbuk atau semut. Desa Pageraji Kecamatan Cilongok merupakan salah satu sentra produksi gula kelapa. Desa Pageraji memiliki tegal/kebun yang luas tetapi rendahnya minat masyarakat untuk bekerja di usaha produksi gula kelapa sehingga terjadi krisis regenerasi. Keberhasilan regenerasi penderes (petani gula kelapa) berkaitan dengan faktor-faktor yang memengaruhinya. Tujuan dari penelitian adalah menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi regenerasi petani gula kelapa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif studi kasus dengan metode purposive dan snowball sampling. Hasil penelitian menemukan bahwa faktor yang memengaruhi regenerasi meliputi faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang memengaruhi regenerasi adalah umur, pendidikan, pengalaman bertani, jenis kelamin, status pernikahan. Faktor internal yang tidak memengaruhi adalah motivasi menjadi petani. Faktor eksternal yang memengaruhi regenerasi adalah aktivitas utama orang tua, dan dukungan masyarakat. Faktor eksternal yang tidak memengaruhi regenerasi adalah dukungan orang tua, dukungan pemerintah, dan teknologi.
Eksistensi Dan Peran Tradisi Mot Banyu Dalam Melestarikan Sumber Daya Air Di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Dewi Sri Rejeki Tri Wahyuni; Agung Wibowo; Eksa Rusdiyana
SNHRP Vol. 5 (2023): Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian (SNHRP) Ke 5 Tahun 2023
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Sidomukti merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang yang memiliki sumber daya air yang masih terus dijaga kelestariannya hingga saat ini. Salah satu upaya dalam melakukan pelestarian sumber daya air, masyarakat Desa Sidomukti kerap melakukan sebuah tradisi yang dikenal dengan sebutan Tradisi Mot Banyu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dan eksistensi kearifan lokal Mot Banyu dalam melestarikan sumber daya air di Desa Sidomukti. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik analisis deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Validitas data yang digunakan pada penelitian ini ialah teknik triangulasi data. Hasil penelitian ini adalah peran kearifan lokal Mot Banyu yaitu dapat menumbuhkan rasa syukur, menciptakan guyub rukun, dan sikap gotong royong antarwarga, mampu menjaga kelestarian sumber air bersih yang ada dari pengaruh pencemaran air, dan mampu memelihara jaringan irigasi di wilayah Desa Sidomukti, sehingga dapat disimpulkan bahwa kearifan lokal Mot Banyu memiliki peran dan eksistensinya terhadap sumber daya air dengan maksimal.