Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Women's Stereotypes in the Implementation of Reproductive and Productive Roles in Women Farmers' Households Wiji Tuhu Utami; Retno Setyowati; Sugihardjo Sugihardjo
HUMANISMA : Journal of Gender Studies Vol 5, No 1 (2021): January - June 2021
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/humanisme.v5i1.4252

Abstract

The role of the wife has an essential contribution in the household as the smallest unit in household life. Stereotypes are specific labels attached to women in their roles as wives, mothers, and in society. The research aims to analyze stereotypes among women who work as processed food producers to implement household gender roles. The method in this research uses descriptive qualitative. The study results show that the pattern of household gender relations for Ngudi Rejeki Women Farmer Group members is equal. Household problems may resolve on their own or require discussion. Ngudi Rejeki Women Farmer Group members work as a processed food producer with a processed product entity made from Moringa leaves. The stereotype of responsibility is held husband as the family head and the housewife as the wife's prominent role, in the household function the husband as the primary breadwinner and the wife as the additional breadwinner. In implementing the reproductive role, the wife has a more prominent role and the husband only a helping hand. Peranan istri memiliki berkontribusi penting dalam rumah tangga sebagai unit terkecil dalam kehidupan rumah tangga. Stereotip merupakan pelabelan tertentu yang melekat pada perempuan dalam perannya sebagai istri, ibu, dan pada masyarakat. Penelitian bertujuan untuk menganalisis stereotip pada perempuan produsen makanan olahan dalam pelaksanaan peran gender rumah tangga. Metode dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola relasi gender rumah tangga anggota KWT Ngudi Rejeki ke arah setara. Permasalahan rumah tangga dapat selesai dengan sendirinya atau memerlukan pembahasan. Anggota KWT Ngudi Rejeki bekerja sebagai produsen makanan olahan dengan entitas produk olahan berbahan dasar daun kelor. Stereotip dalam hal tanggung jawab yaitu kepala keluarga dikonstruksikan sebagai tanggung jawab suami dan ibu rumah tangga menjadi tanggung jawab istri, pada fungsi rumah tangga dikonstruksikan suami sebagai pencari nafkah utama dan istri sebagai pencari nafkah tambahan, dan pada pelaksanaan peran reproduktif mengonstruksikan istri memiliki peran yang lebih utama dan suami sekedar membantu.
Implementasi Program CSR Bank Jateng Melalui Sentra Pemberdayaan Tani (Studi Kasus Desa Tlogopucang) Agung Harwanto; Retno Setyowati; Dwiningtyas Padmaningrum
AGRIBEST Vol 6, No 1 (2022): Maret
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agribest.v6i1.7312

Abstract

Desa Tlogopucang merupakan desa yang berada di Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung dengan ketinggian rata-rata 820 mdpl sehingga memiliki potensi dalam sektor pertanian dan perkebunan. Sektor tersebut sesuai dengan mata pencaharian masyarakat Desa Tlogopucang sebagai petani. Namun, mayoritas petani hanya mampu melakukan budidaya tanaman saat musim penghujan karena saat musim kemarau terkendala dengan terbatasnya ketersediaan air. Dari latar belakang tersebut, Bank Jateng melakukan program CSR melalui Sentra Pemberdayaan Tani (SPT) berupa pembangunan embung dan kawasan tanaman kelengkeng itoh. Sebelumnya kegiatan CSR Bank Jateng hanya bersifat charity pada kegiatan sosial. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan implementasi program CSR Bank Jateng melalui SPT di Desa Tlogopucang, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung dari tiga aspek, yakni aspek budidaya, aspek ekonomi dan aspek keberlanjutan. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan pada aspek budidaya, petani mendapatkan pelatihan selama tiga tahun namun setelah dilepas mengalami kendala dalam pemeliharaan pohon kelengkeng. Aspek ekonomi, tanaman kelengkeng itoh dianggap lebih unggul dan lebih menguntungkan dari tanaman kopi yang biasa dibudidayakan oleh para petani sebelum adanya SPT Tlogopucang. Aspek keberlanjutan, petani memiliki wawasan yang lebih luas dengan beralih tanam menjadi petani kelengkeng. Petani juga merasakan bahwa dengan adanya program pemberdayaan ini memberikan keuntungan yang lebih dibandingkan dengan budidaya kopi.
PELUANG DAN TANTANGAN PROVINSI JAWA TENGAH MENGHADAPI BONUS DEMOGRAFI DAN TERCIPTANYA GENERASI EMAS : KAJIAN ANALISIS ASPEK PENDIDIKAN, KESEHATAN, KETENAGAKERJAAN DATA KEPENDUDUKAN 2018 Retno Setyowati; Mujahidatul Musfiroh; Najib Najib
PLACENTUM: Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya Vol 7, No 2 (2019): August
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/placentum.v7i2.33200

Abstract

Latar Belakang: Provinsi Jawa Tengah merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbesar ketiga di Indonesia dengan dampak demografi yang sangat bervariasi, baik dari bidang pendidikan, kesehatan, dan ketenagakerjaan. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisa data pendidikan, kesehatan, dan ketenagakerjaan Provinsi Jawa Tengah dalam Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017 (SDKI 2017) dikaitkan dengan dampak demografi penduduk.Metode: Penelitian ini menggunakan metode analisis data sekunder dari data SDKI 2017. Sampel penelitian dan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini sesuai dengan rancangan dan desain sampel dalam SDKI 2017. Instrumen dalam penelitian ini yaitu kuesioner SDKI 2017.Hasil: Gambaran tingkat pendidikan responden yaitu 41% responden wanita dan 43% responden pria yang berusia 15-45 tahun mempunyai pendidikan SLTA atau lebih tinggi. Tingkat kesehatan menunjukan kepedulian responden memiliki jaminan kesehatan yaitu sebesar 58% responden wanita dan 57% responden pria. Kajian ketenagakerjaan responden menunjukan tenaga kerja yang berusia 15-49 tahun yaitu 98% tenaga kerja pria dan 53% tenaga kerja wanita.Kesimpulan: Penelitian menunjukan bahwa tingkat responden sebagian besar masih dalam kategori menengah dan kepedulian responden terhadap kualitas kesehatan penduduk masih rendah. Aspek ketenagakerjaan menunjukan bahwa responden yang bekerja sudah memasuki usia produktif namun masih didomininasi tenaga kerja pria. Belum optimal keterlibatan wanita dalam menunjang aspek ekonomi.
Peran Modal Sosial Kelompok Tani pada Inovasi Program Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) Padi di Desa Polokarto, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo Siti Zubaida; Retno Setyowati; Putri Permatasari
Jurnal Studi Inovasi Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal Studi Inovasi
Publisher : Inovbook

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.943 KB) | DOI: 10.52000/jsi.v2i1.78

Abstract

The New Rice Planting Area Expansion Program (PATB) is a program from the government that was deliberately created due to the Covid-19 virus outbreak through SK (Decree) Number: 183/HK.310/C/8/2020. The purpose of the PATB rice program is to open new land for rice cultivation so that it is able to meet food needs during the Covid-19 virus. The targets of the PATB rice program are farmer groups. Social capital plays an important role in farmer groups in the implementation of the New Planting Area Expansion (PATB) program for rice. This study aims to determine the role of social capital in farmer groups in the implementation of the Rice New Planting Area Expansion (PATB) program in Polokarto Village, Polokarto District, Sukoharjo Regency. The research method used is descriptive qualitative. The results of the study indicate that the components of social capital that develop in farmer groups in Polokarto Village, Polokarto District, Sukoharjo Regency include trust, social norms, social networks, leadership, mutual cooperation, and participation in networks. Social capital plays a role in the implementation of the New Rice Planting Area Expansion (PATB) program, forming social values such as trust, social norms, social networks, leadership, mutual cooperation, participation in networks so that the New Planting Area Expansion (PATB) program for rice is well implemented. Keywords: Role, Social Capital, PATB Program
Women's Stereotypes in the Implementation of Reproductive and Productive Roles in Women Farmers' Households Wiji Tuhu Utami; Retno Setyowati; Sugihardjo Sugihardjo
HUMANISMA : Journal of Gender Studies Vol 5, No 1 (2021): June 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.378 KB) | DOI: 10.30983/humanisme.v5i1.4252

Abstract

The role of the wife has an essential contribution in the household as the smallest unit in household life. Stereotypes are specific labels attached to women in their roles as wives, mothers, and in society. The research aims to analyze stereotypes among women who work as processed food producers to implement household gender roles. The method in this research uses descriptive qualitative. The study results show that the pattern of household gender relations for Ngudi Rejeki Women Farmer Group members is equal. Household problems may resolve on their own or require discussion. Ngudi Rejeki Women Farmer Group members work as a processed food producer with a processed product entity made from Moringa leaves. The stereotype of responsibility is held husband as the family head and the housewife as the wife's prominent role, in the household function the husband as the primary breadwinner and the wife as the additional breadwinner. In implementing the reproductive role, the wife has a more prominent role and the husband only a helping hand. Peranan istri memiliki berkontribusi penting dalam rumah tangga sebagai unit terkecil dalam kehidupan rumah tangga. Stereotip merupakan pelabelan tertentu yang melekat pada perempuan dalam perannya sebagai istri, ibu, dan pada masyarakat. Penelitian bertujuan untuk menganalisis stereotip pada perempuan produsen makanan olahan dalam pelaksanaan peran gender rumah tangga. Metode dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola relasi gender rumah tangga anggota KWT Ngudi Rejeki ke arah setara. Permasalahan rumah tangga dapat selesai dengan sendirinya atau memerlukan pembahasan. Anggota KWT Ngudi Rejeki bekerja sebagai produsen makanan olahan dengan entitas produk olahan berbahan dasar daun kelor. Stereotip dalam hal tanggung jawab yaitu kepala keluarga dikonstruksikan sebagai tanggung jawab suami dan ibu rumah tangga menjadi tanggung jawab istri, pada fungsi rumah tangga dikonstruksikan suami sebagai pencari nafkah utama dan istri sebagai pencari nafkah tambahan, dan pada pelaksanaan peran reproduktif mengonstruksikan istri memiliki peran yang lebih utama dan suami sekedar membantu.
Pengembangan Agrowisata Jlengut Indah dan Dampaknya terhadap Masyarakat Desa Karangduren Kebonarum Klaten Novemi Tobi Fahrudin; Retno Setyowati; Agung Wibowo
Journal of Tourism and Creativity Vol 7 No 1 (2023): Teknologi Informasi Pariwisata
Publisher : Diploma Travel Business, Faculty of Social and Political Science, Jember University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jtc.v7i1.37435

Abstract

Pariwisata merupakan sektor yang dianggap menguntungkan untuk dikembangkan. Oleh karena itu banyak daerah berkeinginan untuk mengadakan pembangunan, salah satunya di Desa Karangduren yang bernama agrowisata Jlengut Indah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pendekatan dalam pengembangan agrowisata serta dampaknya. Metode penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Lokasi penelitian di Desa Karangduren. Penentuan informan dilakukan secara purposive. Analisis data menggunakan model Miles dan Huberman. Validitas data menggunakan triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi pendekatan yang digunakan dalam pengembangan agrowisata dengan memanfaatkan potensi alam yang tersedia, melibatkan masyarakat sekitar, mengoptimalkan potensi dan pengembangan yang berkelanjutan. Dampak yang ditimbulkan dari pengembangan agrowisata berdampak positif dan negatif. Dampak positif seperti terciptanya lapangan pekerjaan baru, akrabnya warga, menumbuhkan jiwa gotong royong, kebudayaan lokal menjadi dikenal dan lingkungan lebih terjaga. Dampak negatif yang ditimbulkan seperti terjadinya persaingan dalam mencari pekerjaan baru, timbul rasa iri hati dan peningkatan polusi suara karena banyaknya wisatawan yang berkunjung.
Implementation of the Family Health Promotion Model (FHPM) on Family Commitment in TB Transmission Preventive Action among the Heads of Familiesof TB Patients: A Structural Model Martono Martono; Muhammad Akhyar; Eti Poncorini Pamungkasari; Anik Lestari; Sapja Anantanyu; Retno Setyowati
Proceedings of the International Conference on Nursing and Health Sciences Vol 4 No 1 (2023): January-June 2023
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/picnhs.v4i1.1679

Abstract

Tuberculosis (TB) transmission prevention centering on family is an effective strategy to suppress the emergence of new clusters of pulmonary TB transmission. The commitment of family heads and several factors are related to this action. This study was conducted to identify, examine, and analyze the determinants of family commitment in preventing the transmission of pulmonary TB. This study applied a quantitative cross-sectional approach to 170 family heads of pulmonary TB patients using proportionate simple random sampling. The family health promotion model (FHPM) was used to analyze family commitment determinants in preventing TB transmission. Data were collected using a questionnaire. SEM analysis was utilized to determine the paths and the relationship between family function, perception of the disease transmission risk, as well as family support, and commitment to action to prevent TB transmission. This study recorded that 50.6% of respondents were male with an average age of 46.75 ± 46 and an age range of 36-55 years, 53% had a high school education; 25.9% were self-employed; had an average decent living need of 1.93 ± 0.85, 75.3% had nuclear family, and 47.1% were from patriarchal family. Model fit was achieved in the structural equation (Chi-square (χ2) = 173.44; df = 71, RMSEA = 0.072≤ 0.08; GFI = 0.90≥ 0.90; RMR = 0.019≤ 0.05; NFI = 0.98≥ 0.90; CFI = 0.99≥ 0.90; TLI = 0.98≥ 0.95; IFI = 0.99≥ 0.90; PGFI = 0.59; PNFI = 0,76). All dimensions and item scales are significantly related to their respective latent constructs. All factors forming the FHPM framework have a significant positive direct effect between latent variables. Factors from the FHPM framework significantly (family function t = 8.74, perception t = 4.46, and family support t = 7.37) have an influence on commitment to action to prevent pulmonary TB transmission. Family function is the most powerful factor explaining commitment to preventive action. This study reveals the paths and influences of family function, perception, and support on a commitment to prevent pulmonary TB transmission through structural model analysis.
Respons Petani terhadap Pendampingan VUB Padi Khusus dan Budidaya Padi Ramah Lingkungan di Jawa Barat Hasna Khairunnisa; Suminah Suminah; Retno Setyowati
Journal of Integrated Agricultural Socio-Economics and Entrepreneurial Research (JIASEE) Vol 2, No 1 (2023): Volume.2 No.1 Oktober 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jiasee.2.1.2023.08-17

Abstract

Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan kebutuhan pangan semakin tinggi, maka perlu adanya peningkatan produksi pangan, khususnya beras. Pada tahun 2021, terdapat eskalasi demplot padi khusus dan padi spesifik lokasi untuk mendiseminasikan Varietas Unggul Baru (VUB) tersebut. Tujuan dari penelitian ini yaitu (1) mengkaji respons petani dan tingkat penerapan teknologi dalam kegiatan pendampingan VUB padi khusus dan teknologi budidaya padi ramah lingkungan di Jawa Barat; (2) menganalisis pengaruh karakteristik petani dan kegiatan pendampingan VUB padi khusus dan teknologi budidaya padi ramah lingkungan terhadap respons petani di Jawa Barat; (3) menganalisis pengaruh karakteristik petani, kegiatan pendampingan VUB padi khusus dan teknologi budidaya padi ramah lingkungan terhadap tingkat penerapan teknologi di Jawa Barat. Metode dasar yang digunakan adalah kuantitatif. Lokasi penelitian adalah Kota Bogor dan Kabupaten Sukabumi. Sampel ditentukan dengan metode proportional random sampling sebanyak 35 responden yang didapatkan dari 4 kelompok tani. Analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan (1) respons petani di Jawa Barat tergolong kategori tinggi dan tingkat penerapan teknologi di Jawa Barat tergolong kategori tinggi; (2) kekosmopolitan dan program VUB padi khusus dan budidaya padi ramah lingkungan berpengaruh signifikan terhadap respons petani di Jawa Barat, sedangkan pengalaman berusaha tani, kepemilikan lahan dan luas lahan tidak berpengaruh terhadap respons petani di Jawa Barat; (3) kepemilikan lahan dan kekosmopolitan berpengaruh signifikan terhadap tingkat penerapan teknologi di Jawa Barat, sedangkan pengalaman berusaha tani, luas lahan dan program VUB padi khusus dan budidaya padi ramah lingkungan tidak berpengaruh terhadap tingkat penerapan teknologi di Jawa Barat.