Anik Juli Dwi Astuti
Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan, Medan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KONSTELASI KERUANGAN BIARA SANGKILON, KAWASAN KEPURBAKALAAN PADANG LAWAS BAGIAN SELATAN PADA ABAD XI—XIV MASEHI Andri Restiyadi; Lolita Refani Lumban-Tobing; Anik Juli Dwi Astuti; Churmatin Nasoichah; Mochammad Fauzi Hendrawan
Forum Arkeologi VOLUME 33, NOMOR 1, April, 2020
Publisher : Balai Arkeologi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2772.421 KB) | DOI: 10.24832/fa.v33i1.587

Abstract

Biara Sangkilon is one of the many biaras in the in Padang Lawas archaeological area located in Sangkilon Village, Lubuk Barumun District, Padang Lawas Regency. In general, the arrangement of biaras in this region has its own characteristics, namely the main building facing the mandapa, with one gate. The problem raised in this paper is how the spatial constellation of Biara Sangkilon is? The writing purpose of this article is to get a description of the space boundaries based on the distinction of spatial functions and their relationships in the Biara Sangkilon Complex. Through descriptive-analytical research it can be seen in fact through the form of structure, distance, findings artifactual, and boundaries, there is a fairly clear division of space between sacred space, and profane at Biara Sangkilon. Biara Sangkilon merupakan salah satu dari sekian banyak biara di Kawasan Kepurbakalaan Padang Lawas yang terletak di Desa Sangkilon, Kecamatan Lubuk Barumun, Kabupaten Padang Lawas. Secara umum, susunan biara-biara yang terdapat di kawasan ini memiliki ciri khas tersendiri yaitu bangunan utama berhadapan dengan mandapa, dengan satu pintu gerbang. Adapun permasalahan yang diangkat dalam makalah ini adalah bagaimanakah konstelasi keruangan Biara Sangkilon? Tujuan dari penulisan artikel ini untuk mendapatkan gambaran tentang batas-batas ruang yang didasarkan pada pembedaan fungsi-fungsi ruang beserta relasirelasinya yang terdapat di Kompleks Biara Sangkilon. Melalui penelitian yang bersifat deskriptifanalitis dapat diketahui ternyata melalui bentuk struktur, jarak, temuan artefaktual, dan batasbatas, terdapat pembagian ruang yang cukup jelas antara ruang sakral, dan profan di Biara Sangkilon. 
DIVERSIFIKASI DAN INOVASI PRODUK DARI IKAN NILA DAN LELE PADA PETAMBAK DI KECAMATAN SEI BINGAI SUMATERA UTARA Khoiri Khoiri; Teguh Febri Sudarma; Anik Juli Dwi Astuti
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 23, No 3 (2017): JULI - SEPTEMBER
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpkm.v23i3.7472

Abstract

Abstrak Petani tambak lele dan nila di Desa Adi Mulio Kuwala Mencirin, Pasar V Dusun I Kecamatan Sei Bingai masih kesulitan dalam mengembangkan usahanya. Indikator dari hal ini karena laba yang di dapat petani rendah, hal itu disebabkan oleh tingginya harga pakan ikan yang harus dibeli di pabrik-pabrik. Pemasaran yang dilakukan oleh petani tambak lele dan ikan nila di Desa Adi Mulio Kuwala Mencirin, Pasar V Dusun I Kecamatan Sei Bingai masih bersifat tradisional artinya hasil panennya langsung diambil oleh tengkulak. Melalui kegiatan Implementasi Mesin Pelet Ikan diharapkan dapat; (1) Menekan biaya operasional yang cukup tinggi, dengan membuat pakan ternak sendiri disertai dengan pembuatan mesin pellet pakan ternak untuk lele dan ikan nila, (2). Membantu proses pemasarannya, misalkan dengan memilih teknik pengemasan dan penyimpanan pakan yang baik dan (3) diversifikasi dan inovasi produk hasil budidayanya untuk menambah nilai jual. Capaian yang diperoleh. 1) Mesin sudah dapat berfungsi tetapi produk pelet masih seperti mie, belum berbentuk butiran. 2) Masyarakat mitra sudah dapat meramu bahan baku pembuatan pelet menjadi adonan pelet. Manajemen pengelolaan usaha masih perlu ditingkatkan. Kata Kunci: Budidaya Ikan, Mesin Pelet Ikan, Petani Ikan. Abstract Farmers of catfish and indigo ponds in Adi Mulio Kuwala Mencirin Village, Pasar V Dusun I Sei Bingai Sub-district is still difficult to develop their business. The indicator of this is because the profit earned by farmers is low, it is due to the high price of fish feed that must be purchased in the factories. Marketing conducted by the farmers of the catfish and tilapia fish in Adi Mulio Kuwala Mencirin Village, Pasar V Dusun I Sei Bingai Subdistrict is still traditional means that the harvest is taken directly by the middleman. Through the Implementation of Fish Pellet Implementation is expected to; (1) Suppressing high operational costs, by making the animal feed itself accompanied by the manufacture of pellet feed machines for catfish and tilapia, (2). Helping the marketing process, for example by choosing good packaging techniques and storage of feed and (3) diversification and innovation of cultivated products to increase selling value. Achievements gained. 1) The machine can already function but the pellet product is still like noodles, not yet shaped granules. 2) Community partners have been able to assemble raw materials making pellets into dough pellets. Business management management still needs to be improved. Keywords: Fish Cultivation, Fish Pellet Machine, Fish Farmer.