Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

RESPONS DAN ADAPTASI IKAN TERI (Stolephorus sp.) TERHADAP LAMPU LIGHT EMITTING DIODE (LED) (Response and Adaptation of Anchovy (Stolephorus sp.) to Light Emitting Diode (LED) Lamp) Adi Susanto; Aristi Dian Purnama Fitri; Yuhelsa Putra; Heri Susanto; Tuti Alawiyah
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 8 No. 1 (2017): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.422 KB) | DOI: 10.29244/jmf.8.1.39-49

Abstract

ABSTRACTInnovation of LED lamp are encouraged the research and development to obtain effective and eco-friendly fishing lamp. However, information about response, behaviour and retina adaptation of main target species to LED light are still limited. Meanwhile, this information is a key to determining intensity of effective LED light for fishing operation. The aims of this study are to determine response and retina adaptation of anchovy (Stolephorus sp.) to different LED colour. This research was performed to the anchovies with total length 4.80-6.10 cm, which were acclimated in the fish tank. Fish response was observed visually and recorded by video camera. Retina adaptation was analysed by using histology method through pigment and cone index at light zone respectively. The results showed the fish response to white LED 3.4 times was faster than blue LED. However times duration of anchovy at the lighting area was 1.8 times longer in the area of blue lighting. The anchovies were more responsive to white LED (p value= 0.0033) with the average number of fish was 45 individuals. White LED with illumination between 42-96 lux was the optimal illumination for fishing operation which can reach the highest cone index about 64-73%.Keywords: cone index, effectiveness, fishing, illuminationABSTRAKPenemuan lampu LED mendorong berkembangnya penelitian untuk menghasilkan fishing lamp yang lebih efektif dan ramah lingkungan. Namun informasi tentang respons, tingkah laku dan adaptasi retina mata ikan target tangkapan terhadap cahaya lampu LED masih terbatas. Pada dasarnya, informasi tersebut menjadi kunci dalam penentuan intensitas cahaya lampu LED yang efektif untuk penangkapan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan respons dan adaptasi retina mata ikan teri (Stolephorus sp.) terhadap lampu LED dengan warna berbeda. Penelitian menggunakan ikan teri dengan panjang total antara 4,80-6,10 cm yang telah melalui proses aklimatisasi dalam bak penampungan. Pengamatan terhadap respons ikan teri dilakukan secara visual dan direkam dengan video kamera. Adaptasi retina mata ikan teri diamati berdasarkan hasil histologi dengan melihat nilai indeks pigmen dan indeks kon pada masing-masing zona pencahayaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan teri 3,4 kali lebih cepat merespons lampu LED putih dibandingkan terhadap lampu LED biru. Namun ikan teri bertahan 1,8 kali lebih lama di area pencahayaan warna biru. Ikan teri lebih memberikan respons yang lebih baik pada LED putih (p value= 0,0033) dengan rata-rata jumlah ikan yang berkumpul di area pencahayaan sebanyak 45 ekor. Lampu LED warna putih dengan iluminasi cahaya antara 42-96 lux merupakan lampu paling ideal untuk penangkapan teri karena menghasilkan adaptasi sel kon paling tinggi dengan indeks kon antara 64-73%.Kata kunci:  indeks kon, efektivitas, penangkapan, iluminasi
ANALISIS UMPAN DAN WAKTU PENANGKAPAN BOTTOM GILL NET TERHADAP HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus sp.) DI PERAIRAN BEDONO, KABUPATEN DEMAK Nurcahyati Nurcahyati; Aristi Dian Purnama Fitri; Sardiyatmo Sardiyatmo
Jurnal Perikanan Tangkap : Indonesian Journal of Capture Fisheries Vol 1, No 03 (2017): Jurnal Perikanan Tangkap, Desember 2017
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

pada alat tangkap bottom gill net bertujuan agar lebih efektif dalam metode penangkapan, selain itu diperlukan juga informasi terkait dengan waktu perendaman umpan untuk mendapatkan hasil tangkapan yang maksimal. Tujuan penelitian adalah mengetahui dan menganalisis perbedaan umpan petek asin dan petek essens, mengetahui dan menganalisis perbedaan waktu penangkapan serta hubungan kedua faktor tersebut terhadap hasil tangkapan Rajungan (Portunus pelagicus). Metode yang digunakan adalah eksperimental fishing berupa 8 kali setting pada waktu crepuscular (16.00-20.00 WIB) dan nocturnal (21.00-03.00 WIB) dengan mengunakan analisis data (uji normalitas, homogenitas, dan annova). Dari hasil penelitian yang didapatkan bahwa penggunaan umpan ikan petek asin dan petek essens pada bottom gill net tidak berpengaruh nyata atau sama terhadap hasil tangkapan (p > 0,05), namun dari segi lebar karapas petek essens mendapatkan hasil tangkapan dengan lebar karapas yang telah disesuaikan dengan PERMEN KP No. 1 tahun 2015. Perbedaan waktu penangkapan crepuscular dan nocturnal tidak berpengaruh nyata atau sama terhadap hasil tangkapan (p > 0,05), namun dari segi lebar karapas waktu penangkapan crepuscular mendapatkan hasil tangkapan dengan lebar karapas yang telah disesuaikan dengan PERMEN KP No. 1 tahun 2015. Disamping itu Tidak ada interaksi antara waktu penagkapan dengan umpan yang berbeda terhadap hasil tangkpan Rajungan (p > 0,05).
ANALISIS HASIL TANGKAPAN ALAT TANGKAP JARING PEJER (BOTTOM SET GILLNET) DENGAN JENIS ATRAKTOR UMPAN BERBEDA PADA PERAIRAN REMBANG Churniawan Edi Pamungkas; Aristi Dian Purnama Fitri; Indradi Setiyanto
Jurnal Perikanan Tangkap : Indonesian Journal of Capture Fisheries Vol 1, No 01 (2017): Jurnal Perikanan Tangkap, Juni 2017
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jaring pejer di daerah Rembang banyak digunakan untuk menangkap rajungan dan ikan-ikan pelagis kecil lainnya. Jaring pejer (Bottom set gillnet) merupakan alat tangkap yang pasif. Umumnya pada alat tangkap pasif seperti bubu diberi umpan sebagai atraktor agar fish target tertarik untuk masuk ke dalam bubu. Umpan tersebut akan mengeluarkan bau yang akan menarik perhatian dari ikan yang hendak ditangkap. Oleh sebab itu penambahan umpan pada alat tangkap pasif lain selain bubu diharapkan mampu menambah hasil tangkapan dari alat tangkap pejer itu sendiri.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dan hasil tangkapan penggunaan jenis umpan yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni 2016 di Perairan Rembang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Metode pengambilan data menggunakan metode eksperimental fishing dengan penambahan atraktor berupa umpan alami dan buatan pada alat tangkap bottom set gillnet. Metode analisis yang (digunakan untuk mengetahui data berdistribusi normal adalah dengan menggunakan uji normalitas kemudian setelah data normal dilakukan uji t untuk pengambilan keputusan. Hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa perbedaan jenis umpan tidak ada pengaruh terhadap hasil jumlah tangkapan, umpan terbaik adalah umpan alami dengan berat 9,135 kg, sedangkan untuk umpan buatan dengan berat 7,42 kg. Setelah data normal maka data diuji dengan menggunakan uji t hasil yang didapat adalah nilai sig 0,531 yang berarti Ho diterima sehingga penggunaan umpan yang berbeda dalam bottom set gillnet berumpan (umpan alami dan umpan buatan) tidak ada perbedaan hasil (berat dan jumlah) tangkapan.
ANALISIS KERAMAHAN LINGKUNGAN BUBU RAJUNGAN MODIFIKASI CELAH PELOLOSAN DI PERAIRAN KABUPATEN REMBANG Chahyawati Ummaiyah; Aristi Dian Purnama Fitri; Bogi Budi Jayanto
Jurnal Perikanan Tangkap : Indonesian Journal of Capture Fisheries Vol 1, No 03 (2017): Jurnal Perikanan Tangkap, Desember 2017
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kajian mengenai keramahan lingkungan perlu dilakukan pada semua alat penangkap ikan, agar tercipta alat tangkap yang ramah lingkungan, yaitu alat tangkap yang tidak merusak lingkungan dan sumberdaya ikan, sehingga akan terwujud perikanan tangkap yang berkelanjutan. Tujuan dari penelitian adalah menentukan tingkat keramahan lingkungan alat tangkap bubu modifikasi. Penelitian dilakukan pada bulan November 2016 di Perairan Rembang. Jawa Tengah. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimental fishing dengan penambahan celah pelolosan dengan ukuran P x L yaitu 10 cm x 2 cm pada bubu rajungan A1 (tanpa celah), bubu A2 (1 celah pelolosan), dan bubu A3 (2 celah pelolosan) pada bubu rajungan. Hasil tangkapan rajungan (Portunus pelagicus) 236 ekor (65%), dan hasil tangkapan sampingan Kroyo (Paratelphusa maculata) 40 ekor (11%), Kerapu Macan (Ephinephelu fuscoguttatus) 20 ekor (6%), Keong Macan (Babylonia spirata) 68 ekor (18%). Ukuran rajungan yang telah matang gonad CW (carapace weigth) 10,56 cm. Berdasarkan proporsi jumlah tangkapan (ekor) dan segi bobot tangkapan bubu A1, A2, dan A3 > 60%, maka dapat dikatakan ramah lingkungan, sedangkan hasil tangkapan sampingan (HTS) bubu ini A1, A2, dan A3 ramah lingkungan karena > 60%. Berdasarkan data Lm (length at first maturity) rajungan, bubu A1 ramah lingkungan karena persentase jumlah tangkapan Lm > 10 cm, sedangkan bubu A2 dan A3 tidak ramah lingkungan karena Lm < 60%.
ANALISIS PERBEDAAN MESH SIZE DAN WAKTU PENANGKAPAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) PADA JARING INSANG PERMUKAAN (Surface Gill Net) DI WADUK CACABAN KABUPATEN TEGAL Miftahurrohman Miftahurrohman; Aristi Dian Purnama Fitri; Bogi Budi Jayanto
Jurnal Perikanan Tangkap : Indonesian Journal of Capture Fisheries Vol 1, No 02 (2017): Jurnal Perikanan Tangkap, September 2017
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nelayan menggunakan jaring insang dengan ukuran mata jaring dan waktu penangkapan yang berbeda-beda, sehingga belum diketahui ukuran mata jaring dan waktu penangkapan yang efektif dan efisien. Tujuan penelitian ini, mengetahui pengaruh perbedaan ukuran mata jaring terhadap lingkar tubuh, mengetahui pengaruh perbedaan waktu penangkapan terhadap jumlah hasil tangkapan, serta mengetahui ada tidaknya interaksi perbedaan ukuran mata jaring dan perbedaan waktu penangkapan terhadap jumlah hasil tangkapan. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2016. Metode yang digunakan adalah diskriptif dengan 12 kali pengulangan. Analisis data menggunakan uji ANOVA. Hasil analisa data diperoleh Ftabel < Fhitung (2,88 < 13,045) untuk hubungan lingkar tubuh dengan ukuran mata jaring, hasil tersebut menunjukkan lingkar tubuh berpengaruh terhadap ukuran mata jaring. Hubungan jumlah hasil tangkapan dengan waktu penangkapan diperoleh Ftabel < Fhitung (2,88 < 11,976) menunjukkan perbedaan waktu penangkapan berpengaruh terhadap hasil tangkapan. Pengaruh interaksi ukuran mata jaring dan waktu penangkapan terhadap jumlah hasil tangkapan didapatkan Ftabel < Fhitung (2,88 < 11,976) menunjukkan ada interaksi antara ukuran mata jaring berbeda dengan waktu penangkapan berbeda terhadap hasil tangkapan ikan nila.
ANALISIS TINGKAH LAKU KEPITING BAKAU (SCYLLA SERRATA) TERHADAP PERBEDAAN SUDUT KEMIRINGAN PINTU MASUK DAN CELAH PELOLOSAN BUBU (SKALA LABORATORIUM) Mauidzatul Hasanah; Aristi Dian Purnama Fitri; Pramonowibowo Pramonowibowo
Jurnal Perikanan Tangkap : Indonesian Journal of Capture Fisheries Vol 1, No 02 (2017): Jurnal Perikanan Tangkap, September 2017
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kepiting merupakan komoditas perikanan yang banyak diminati masyarakat Indonesia. Penangkapan kepiting bakau dapat dilakukan menggunakan perangkap, salah satunya adalah bubu lipat. Desain pintu masuk (funnel) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap efisiensi penangkapan dengan bubu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh perbedaan sudut kemiringan pintu masuk bubu terhadap kecepatan merayap kepting bakau, sudut kemiringan yang optimal untuk bubu dan mengetahui presentase pelolosan kepiting pada celah pelolosan berukuran 3 cm x 10 cm. Sudut yang dipakai dalam penelitian adalah sudut 20°, 30° dan 60°, dengan bidang jaring berbentuk kotak. Untuk menentukan pengaruh kemiringan sudut terhadap kecepatan merayap kepiting digunakan uji Kruskal Wallis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepiting bakau dapat melintasi bidang jaring berbentuk kotak dengan mudah pada sudur 20° dibandingkan sudut 60°. Kecepatan tertinggi adalah pada sudut 20° sebesar 0.022 m/s dan kecepatan terendah pada sudut 60° sebesar 0,008 m/s, sedangkan pada sudut 30° sebesar 0,015 m/s. Perbedaan sudut kemiringan memberikan pengaruh yang nyata terhadap kecepatan merayap kepiting bakau dan desain yang ideal adalah bubu dengan sudut kemiringan 30°. Celah pelolosan dengan ukuran 3 x 10 cm dapat meloloskan kepiting bakau sebesar 47%.
TINGKAH LAKU MAKAN IKAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) TERHADAP PERBEDAAN UMPAN (SKALA LABORATORIUM) Aristi Dian Purnama Fitri
Pena Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Vol 21, No 1 (2011): Pena September 2011
Publisher : LPPM Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/jurnalpena.v21i1.47

Abstract

Fish eating behavior is  the  result  of the  interaction of several senses in  fish depend on the habitat  and the  effect produced by  the food.  Bait as  food is  one  form  of the  stimulus in  the form of physical / chemical that can provide a response to fish of certain fish for fishing. This study describes the eating behavior of Tiger Krapu Fish (Epinephelus fuscogutattus) by using natural bait during  the  day and  evening.  Parameters that observed are  patterns  of eating behavior and eating response time of Krapu Fish. The research method used is descriptive and experiment  on laboratory scale.  The  Observation  of behavioral responses by  using  a    light condition  pond and the  dark  condition  pond.  Bait that  used  was a  natural bait,  including shrimp,  fish,  and sea  urchins.  Stages  of eating behavior observations including  arousal, searching,  and finding phase.  The  behavior of  Krapu fish  to  bait  in bright  conditions is  not different to arousal phase and finding phase. The behaviour of Krapu fish in dark condition to natural bait (sea urchin gonadal, shrimp, and fish) is nit different to arousal phase, searching phase, and finding phase.Keywords : eating behaviour, epinephelus fuscoguttatus), bait
ANALISIS FINANSIAL USAHA PENANGKAPAN ONE DAY FISHING DENGAN ALAT TANGKAP MULTIGEAR DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) TAWANG KABUPATEN KENDAL Kristina Endah Purna Wismaningrum; Ismail Ismail; Aristi Dian Purnama Fitri
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 2, No 3: Agustus, 2013
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.272 KB)

Abstract

Usaha penangkapan ikan merupakan suatu kegiatan ekonomi yaitu, usaha manusia dalam memanfaatkan sumberdaya hayati perairan atau suatu usaha yang menghasilkan. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis usaha. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui tingkat keuntungan dan pengembalian investasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek teknis penangkapan multigear yaitu dengan alat tangkap arad dan jaring udang serta melakukan analisis finansial usaha penangkapan multigear dengan menghitung kriteria NPV, IRR, PP dan B/C Ratio. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2012 dengan mengambil lokasi di Pelabuhan Perikanan Pantai Tawang Kabupaten Kendal. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang bersifat studi kasus dengan jumlah sampel 13 nelayan. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah snowball sampling. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi langsung, wawancara dengan kuisioner, dan pengambilan data sekunder di instansi yang mendukung penelitian. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa penerimaan rata-rata per tahun nelayan multigear sebesar Rp 72.925.000,- dengan keuntungan rata-rata per tahun sebesar Rp 20.012.000,-. Analisis finansial rata-rata yang didapatkan adalah nilai NPV sebesar Rp 131.777.643,-, nilai IRR 48%, PP selama 7 tahun 2 bulan 1 hari, dan B/C Ratio sebesar 1,21. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa usaha penangkapan tersebut layak untuk dilakukan.
Analisis Indeks Pembangunan Manusia Nelayan Payang di Kenagarian Ampang Pulai Kecamatan Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan Dwi Farma Susilo; Ismail Ismail; Aristi Dian Purnama Fitri
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 2, No 4: Oktober, 2013
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.929 KB)

Abstract

Kabupaten Pesisir Selatan merupakan salah satu wilayah perairan Indonesia yang menjadi basis kegiatan perikanan tangkap para nelayan. Kabupaten Pesisir Selatan memiliki angka IPM sebesar 71,77 pada tahun 2011. Hal ini mencerminkan masih rendahnya kualitas manusia di Kabupaten Indramayu. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis tingkat kesejahteraan nelayan Juragan dan nelayan ABK Payang Ampang Pulai Kabupaten Pesisir Selatan dengan pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan mengetahui perbedaan tingkat kesejahteraan dilihat dari segi pendapatan Juragan dan nelayan ABK Payang di Nagari Ampang Pulai Kabupaten Pesisir. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2012. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang bersifat survei, data yang diambil meliputi indikator kesejahteraan yaitu mengukur angka harapan hidup (e0); mengukur lamanya rata-rata penduduk bersekolah (MYS) dan angka melek huruf (Lit); serta mempertimbangkan kemampuan ekonomi nelayan Payang yang tercermin dari nilai purchasing power parity index (PPP).Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (P<0,05) antara tingkat kesejahteraan nelayan Juragan dengan nelayan ABK Payang di Nagari Ampang Pulai Kecamatan Tarusan Kabupaten Pesisir. Indeks harapan hidup nelayan Juragan dan nelayan ABK 71.6; Indeks pendidikan nelayan juragan dan ABK berturut-turut sebesar 88,6 dan 68,9; Indeks pendapatan nelayan Juragan 98.27dan 56,80 untuk nelayan ABK; dan IPM untuk nelayan pemilik sebesar 86.15 (masuk dalam kategori tinggi), sedangkan IPM nelayan buruh hanya sebesar 65,76 (masuk dalam kategori menengah atas).