Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Gejala Metalingual Dalam Geguritan Bhima Swarga Sebagai Refresentasi Tradisi Ngaben Di Bali Utara Komang Wahyu Rustiani; I Gst Md Swastya Dharma Pradnyan
Jurnal Penelitian Agama Hindu Vol 4 No 1 (2020)
Publisher : Jayapangus Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.017 KB)

Abstract

Geguritan Bhima Swarga become important to analyze since contains culture codes which represent supreme traditions as the culture reinforcement in the North Bali. This qualitative research used semiotic theory of Michael Riffaterre which focused on the Matrix, Model, and Variant. The data was collected by observation, interview, and documentation. The data was reduced and presented using formal method and inductive-deductive technique. The result of the research reveals that metalingual aspects in geguritan are a sign which represents ngaben tradition in the North Bali. One of the examples is the word mangkata, which means lexically ‘raised’ or ‘awaked’. According to the variant in Balinese language, especially the North Balinese language, the word mangata has synonym to nangiang, nangun, ngangkasang which means ‘awake further’. The matrix, furthermore, can be discoursed as the effort of dedication sincerely to pull parent’s soul miseries out by doing the ritual ceremony. In short, it can be interpreted that the relation between Matrix, Model, and Variant shows that the word mangkata get symptom of metalanguage function or social cultural contextually is dedication ritual toward parent who already dead, which is known in Bali as the term ngaben.
Masyarakat Anomie Di Era Mitos Mayadenawa Perspektif Psikologi Sastra I G. M Swastya Dharma Pradnyan; Komang Wahyu Rustiani
Ganaya : Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 1 No 2 (2018)
Publisher : Jayapangus Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The myth of Mayadenawa is an oral literature developed in Bali. Mayadenawa was a king in ancient Balinese times. The leadership of the Mayadenawa king deviates from the religious, cultural, and moral values ​​of society. Consequently, because of the contextual fear of the community, there is a sign that is reflected in the myth, about the situation of Anomi society. Psychologically, Anomi occurs due to factors of mental stress so that people are faced with the situation of all activities begin to deviate with the customs, traditions and ancestral cultures inherited in Bali. To reveal the Anomic factors that occur in the society of the mythical during the myth mayadenawa then, necessary analysis of the structure of each character who plays a role in the story. The naratologi structure of Greimas was done because, the theory was born from semiotic rectangles in this case, referring to the psychological semantics that occurred in society during the myth of Mayadenawa.
Analisis Nilai Kognitif Ritual Mosehe Wonua Sebagai Model Adaptasi Budaya Masyarakat Mekongga Di Kelurahan Wundulako Komang Wahyu Rustiani; Alias Alias; Salniwati Salniwati; Abdul Rahman
Ganaya : Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 4 No 1 (2021)
Publisher : Jayapangus Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Human life is always under the influence of its culture. Although it is realized that culture is a product of humans in interacting with the environment and nature. However, the existence of culture is one of the fundamental aspects of human life in building their civilization. A culture that is continuously maintained always has cognitive value in it. Therefore, it is important to study the cognitive value of Mosehe Wonua as a cultural form of the Wundulako people. The purpose of this study was to analyze the cognitive value of the Mosehe Wonua ritual as a cultural adaptation model for the Mekongga community in Wundulako District. The method used in this research is descriptive qualitative with data collection techniques using three ways, namely interviews, observation, and document study. Based on the research results, it is known that the existing traditions and culture include the mosehe wonua ritual ceremony as an effort to purify the village / country in order to avoid catastrophe and disease outbreaks. The mosehe wonua ritual ceremony plays an important role in the life of the Mekongga ethnic community in Wundulako Village, Wundulako District, Kolaka Regency. The mosehe wonua ritual ceremony which the Mekongga community carries out every year has several cognitive values, namely: 1) cognitive values ​​as the principle of community religiosity, 2) cognitive values ​​as a medium for character education, 3) cognitive values ​​as the identity of the Mekongga community, and 4) cognitive values ​​as media of community cooperation. These values ​​are used by the Mekongga community in Wundulako as a unit when there are conflicts and conflicts. On the other hand, the mosehe wonua ritual is also used as a ritual to repel reinforcements such as during disease outbreaks or natural disasters
Norma Kultural dalam Gending Rarè Bangun Semengan (Analisis Semiotika) Komang Wahyu Rustiani; I Gusti Made Swastya Dharma Pradnyan; Rahmat Sewa Suraya; Ni Made Ayu Susanthi Pradnya Paramitha
Dharma Sastra: Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Daerah Vol 1 No 1 (2021): Volume 1 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.771 KB) | DOI: 10.25078/ds.v1i1.495

Abstract

The Balinese people possess a whole range of custom and tradition in nurturing children since their early ages. One of these traditions appeared through song and called as gending rarè. For many years, Gending rarè believed for its in-depth cultural meaning. This study will analyze this practice by using semiotics’ theory. Gending rarè entitled bangun semengan encompasses norms of Balinese people which gets dominant Hinduism teaching values namely Tri Hita Karana. Throughout this song, children in Bali are exerted to preserve their environment, their cleanliness either by spirituality or physically and also to establish harmonious relationship in their family and society. Moreover, Children are encouraged to apply the teaching of palemahan and pawongan prior to the Parhyangan values.
Sosialisasi Penerapan Google Classroom sebagai Media Pembelajaran Guru SMA Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi Tenggara Eva Gultom; Komang Wahyu Rustiani; Nurtikawati Nurtikawati
Jurnal Pengabdian Masyarakat IPTEK Vol 2, No 2 (2022): Edisi Juli 2022
Publisher : STMIK Triguna Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53513/abdi.v2i2.5741

Abstract

Tujuan dari proposal pengabdian masyarakat ini adalah mensosialisasikan penerapan e- learning dalam proses belajar mengajar di sekolah formal sehingga pemanfaatan teknologi bisa dirasakan secara merata oleh tenaga pendidik. Adapun target khusus dari proposal kegiatan ini yaitu ingin memperlengkapi dan memperkaya kemampuan atau skill tambahan guru SMA Negeri 2 Kecamatan Poasia Kota Kendari dalam menggunakan teknologi berbasis revolusi industri 4.0 dan kemudian mampu menyalurkan ilmu tersebut ke peserta didik sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lebih menarik, fun, efisien dan efektif. Metode yang akan digunakan dalam proposal ini adalah pembelajaran aktif dan partisipatif. Dalam proses sosialisasi, pemateri akan membekali 50 peserta pelatihan akan e-learning seperti pembuatan akun gmail, panduan registrasi akun gmail guru di google classroom, panduan penginputan semua akun gmail peserta didik, pembuatan folder kelas, materi ajar, ujian hingga hasil ujian dan tugas yang nantinya dapat dipublikasi secara online.
PELATIHAN JURNALISTIK DALAM MENULIS BULETIN DENGAN KONTEN BUDAYA Salniwati Salniwati; Komang Wahyu Rustiani; Faika Burhan; Nurtikawati Nurtikawati; Wa Ode Heli; Laode Alimin
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2022): Volume 3 Nomor 2 Tahun 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v3i2.5932

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan implementasi Program MBKM yang mengangkat judul pelatihan jurnalistik dalam menulis buletin dengan konten budaya. Tujuan kegiatan ini Untuk mendeskripsikan dan menjelaskan tahapan pelatihan jurnalistik dalam menulis buletin dengan konten budaya dan mendeskripsikan dan menjelaskan konten budaya yang berhasil diliput untuk menulis buletin oleh peserta kegiatan pelatihan jurnalistik. Sasaran dari kegiatan ini adalah mahasiswa pada salah satu program studi di Universitas Kota Kendari yang memiliki minat dan bakat jurnalistik namun belum memiliki pengetahuan dan keterampilan menulis jurnalistik yang baik. Metode pelaksanaan kegiatan ini meliputi pembekalan tentang konsep jurnalistik, etika dan cara kerja jurnalis, cara peliputan berita dan cara menuliskannya dalam bentuk buletin dengan konten budaya. Media yang digunakan dalam kegiatan ini adalah applikasi whatsApp, google meet dan peralatan pembekalan materi dan perlengkapan meliput berita. Hasil yang diperoleh dari kegiatan pengabdian ini adalah terwujudkan tahapan pelatihan jurnalistik yang meliputi tahap tutorial pembekalan jurnalistik, Pelatihan Meliputan berita tentang warisan budaya tangible di lapangan, rapat redaksi penyusunan naskah buletin dengan konten budaya dan tahap penerbitan buletin pada media cetak. Konten buletin budaya yang dihasilkan berupa deskripsi warisan budaya tangible penggalan masa kolonila Jepang di Kota Kendari. Inilah salah satu dampak positif dari program MBKM yang membuka ruang dan kreatifitas dosen dan genersi muda untuk berkarya memajukan Indonesia, khususnya melalui dunia pendidikan.
INVENTARISASI ALAT MUSIK TRADISIONAL BERBAHAN DASAR BAMBU DI MUSEUM SULAWESI TENGGARA Nurtikawati Nurtikawati; Komang Wahyu Rustiani; Arie Toursino Hadi
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 3 (2022): Volume 3 Nomor 3 Tahun 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v3i3.11439

Abstract

Alat musik tradisional adalah salah satu benda seni budaya yang dapat dinikmati dan dipelajari pada saat ini. Jika ditelusuri lebih dalam, benda seni budaya tersebut memiliki nilai filosofis yang kaya. Alat musik tersebut dapat mengungkap peradaban di masa lalu ketika benda seni tersebut pertama kali diciptakan dan dimainkan. Seharusnya hal ini menjadi perhatian khusus bagi Museum Sulawesi Tenggara. Namun ternyata, generasi muda sangat jarang mengunjungi museum tersebut serta kurangnya inventarisasi benda seni budaya, khususnya alat musik tradisional yang dibuat dari bambu. Pengabdian ini dilakukan untuk memberikan solusi agar generasi muda tertarik untuk mengunjungi Museum Sulawesi Tenggara dan menginventarisasi benda seni budaya, khususnya alat musik tradisional yang dibuat dari bambu. Pengabdian ini menggunakan metode sosialisasi tentang benda seni budaya, teknik pembuatan inventarisasi, dan praktik pembuatan katalog. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini sangat membantu staf untuk menginventarisasi benda kebudayaan lain yang terdapat di Museum Sulawesi Tenggara. Sejak dilakukannya pengabdian kepada masyarakat melalui pembuatan katalog, maka pencarian dan pemahaman tentang alat musik tradisional, khususnya yang dibuat dari bambu, menjadi lebih mudah diakses. Hal ini mampu memberikan solusi, sehingga generasi muda mulai datang mengunjungi Museum Sulawesi Tenggara
ICON KEBO IWA DALAM PERADABAN MASYARAKAT PADANGBULIA Komang Wahyu Rustiani; I Gusti Made Swastya Dharma Pradnyan; Gusti Ayu Kadek Arni Suwedawati
SANGIA JOURNAL OF ARCHAEOLOGY RESEARCH Vol. 6 No. 2: December 2022
Publisher : Laboratorium Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/sangia.v6i2.1909

Abstract

Peradaban Manusia menyimpan beragam misteri dari peninggalan-peninggalan masa lampau. Situs berupa batu besar, patung, hingga sarkopagus mengandung jejak histori yang diwarisi masyarakat setempat. Seperti situs bersejarah yang ada di Desa Padangbulia. Eksistensi peninggalan tersebut terpelihara secara alamiah melalui mitos yang bersifat mistis. Salah satu situs dalam peradaban masyarakat Padangbulia yaitu peninggalan Kebo Iwa. Tokoh Kebo Iwa familiar menjadi Ikonik secara mistis sebagai proses pewarisan kelisanan dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Mengandung bermacam interpretasi makna berdasarkan paradigma semiotika visual. Proses visualisasi dikolaborasikan antara pengetahuan kedaerahan dengan teknologi sehingga merepresentasi nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya seperti, karakterisasi tokoh Kebo Iwa yang terdapat dalam cerita kelisanan di beberapa situs purbakala tersebut merepresentasi tokoh yang memiliki karakter kuat secara lahir dan batin, pekerja keras, pengabdian tinggi kepada pemimpin serta nilai etika moral bermasyarakat. Masyarakat lebih mudah mengadopsi karakter kepahlawan sesuai semangat jiwa zaman di era kepemiminan Raja Bali Kuno. Semiotika visual mendeskripsikan konsep dasar salah seorang pakar semiotika terdahulu yaitu Charles Sanders Pierce, dengan memfokuskan pada relasi tipologi tanda antara Ikonisitas, Indeks dan Simbol, sehingga mampu menghasilkan sistem produksi tanda. Selain itu, dalam proses interpretasi tanda visual kemudian dikaji berdasarkan tiga fase analisis ideologi dari Tompson.
FEMINISME DALAM SATUA NI TUWUNG KUNING Komang Wahyu Rustiani
Subasita: Jurnal Sastra Agama dan Pendidikan Bahasa Bali Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/subasita.v2i1.1419

Abstract

The discourse on women's emancipation essentially refers to two concepts of struggle, is name the physical and psychological struggle between the struggle of the world of reality and the world of ideas and ideas in the form of fiction. The movement to liberate Adam's power over women was marked by the emergence of women's groups or organizations in the west to Indonesia, then through a literary approach, the birth of literary works and even women writers to voice their rights to freedom of expression without any shadow of legitimacy. man. Especially in Bali, the presence of women's work is very helpful in efforts to polarize women's duties and functions in life. The balance of life has basically been formulated in the process of creating past living things by God Almighty, for the purpose of social survival. The culture of the colonialist education system has taught people to think broadly in addressing the existence of women. Even male writers have implicitly acknowledged the existence of women through the work of the Balinese unit, Satua Ni tuwung Kuning.Feminist literary criticism is a response from academics regarding gender interrelation. Emphasis on trichotomy, social, political and economic. Sociologically, the yellow Ni Tuwung unit reflects the traditional feminism movement and even presents a mythological figure, namely an angel (widiadari) as a symbol of the strength of the woman herself..Keyword: Feminism, Satua, and Ni Tuwung Kuning
SOSIALISASI NILAI PENTING TINGGALAN ARKEOLOGIS DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER GENERASI MILENIAL Salniwati Salniwati; Komang Wahyu Rustiani; Nurtikawati Nurtikawati; Sandy Suseno; Shinta Arjunita Saputri; Sitti Nur Hayati; Afingki Afingki; Muh Syawal Zul Saputra; Kafidah Kafidah
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 5 (2023): Volume 4 Nomor 5 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i5.22167

Abstract

Sosialisasi Nilai-Nilai Penting Tinggalan Arkeologis di Kabupaten Muna berupa Gambar Cadas pada Siswa-Siswi Yayasan MI Al Asif Tampo ditujukan untuk pembantukan karakter generasi muda dalam menjawab tantangan global dan masa depan Bangsa Indonesia. Dengan kemajuan era digital yang permisif, maka menjadi tantangan tersendiri bagi internalisasi serta aktualisasi nilai- nilai luhur warisan budaya kepada generasi milenial. Untuk itu, dilakukan sosialisasi nilai-nilai penting tinggalan Arkeologis ini. Metode kegiatan ini meliputi observasi, pemutaran video tentang Gambar Cadas, tutorial, pemberian questionnaire, diskusi dan wawancara. Adapun target keberlanjutan kegiatan Sosialisasi Nilai-Nilai Penting Tinggalan Arkeologi pada siswa-siswi Yayasan MI Al Asif Tampo adalah internalisasi dan implementasi nilai-nilai warisan budaya tersebut pada pembentukan karakter peserta kegiatan, baik dalam lingkup keluarga, sekolah, masyarakat serta bangsa dan negara. Hal penting lain dari target keberlanjutan kegiatan sosialisasi ini adalah tumbuh kembangnya pada diri peserta kegiatan berupa jiwa patriotik dan nasionalis, memiliki bekal ilmu pengetahuan, dan berjuang untuk kemajuan Bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Hal ini direaliasikan dengan kesediaan semua peserta yang telah mengikuti kegiatan untuk bersama melestarikan warisan budaya materi (Tangible Cultural Heritage).