Ace Iwan Suryawan, Ace Iwan
Universitas Pendidikan Indonesia

Published : 18 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Meningkatkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran Tari Dengan Model Project Based Learning Irvan Herlambang; heni Komalasari; Ace Iwan Suryawan
Ringkang : Kajian Seni Tari dan Pendidikan Seni Tari Vol 2, No 3 (2022): Desember, 2022
Publisher : Departemen Pendidikan Seni Tari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ringkang.v2i3.51972

Abstract

Peneliti melakukan penelitian ini dilatar belakangi oleh kurangnya tingkat kreativitas siswa pada pembelajaran tari pada kelas X Tata Busana 1 di SMKN 3 Kota Sukabumi. Salah satu penyebab kurangnya tingkat kreativitas siswa ini adalah kurangnya pengetahuan guru dalam memahami dan memilih model pembelajaran dan cenderung selalu menggunakan metode satu arah atau metode ceramah. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh model Project Based Learning terhadap kreativitas pada siswa kelas X Tata Busana 1 di SMKN 3 Kota Sukabumi. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode Pre-Eksperimental dengan desain One Group Pretest Posttest Design. Cara pengambilan sampel menggunakan Purposive Sample dengan teknik pengumpulan datanya yaitu menggunakan observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Analisis data penelitian menggunakan uji normalitas dan uji paired sampel t-test untuk mengukur pengaruh kreativitas melalui model Project Based Learning. Dari hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan kreativitas siswa yang dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukan nilai sig (2-tailed) bernilai 0,000 , 0,05 yang signifikan, hal ini dapat dilihat melalui melalui software SPSS versi 25.00 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan pada hasil kreativitas siswa yang didapatkan dari pretest dan posttest. Dapat dikatakan “Ha diterima Ho ditolak” yang artinya model Project Based Learning pada pembelajaran tari dapat meningkatkan kreativitas siswa.
TARI RONGGENG LENCO DI DESA CURUGRENDENG shafa Nurulia WIjaya; Ayo Sunaryo; Ace Iwan Suryawan
Ringkang : Kajian Seni Tari dan Pendidikan Seni Tari Vol 3, No 01 (2023): Februari, 2023
Publisher : Departemen Pendidikan Seni Tari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ringkang.v3i01.55640

Abstract

Tari Ronggeng Lenco merupakan tari rakyat yang telah dikreasikan. Tari Ronggeng Lenco telah dipatenkan pada tahun 2012 di Desa Curugrendeng Kabupaten Subang. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan Ide Penciptaan, Koreografi dan Fungsi yang terdapat pada Tari Ronggeng Lenco di Desa Curugrendeng Kabupaten Subang. Tari Ronggeng Lenco digerlarkan di pelataran halaman rumah warga yang cukup luas, dimulai pada pukul 20.00 malam hingga dini hari. Pada ide penciptaan sebuah Tari Ronggeng Lenco, memiliki tiga tahapan yaitu: tahap eksplorasi, tahap improvisasi dan tahap pembentukan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan yaitu melalui observasi, dokumentasi dan juga wawancara. Serta teknik analisis data yang digunakan yaitu melalui reduksi data dengan cara memilah data yang telah diterima saat peneliti terjun langsung ke lapangan. Berdasarkan hasil data yang telah diterima pada saat peneliti, dapat dijelaskan bahwa ronggeng telah hidup pada masa kolonial Belanda di tahun 1839, namun hilang pada tahun 1944. Kemudian pada tahun 2012 ronggeng dihidupkan kembali sebagaimana di Kabupaten Subang terdapat ketuk tiluan dan dikembangkan kembali karena sebuah inovasi sehingga lahirlah nama ronggeng menjadi Ronggeng Lenco. Koreografi pada Tari Ronggeng Lenco memiliki tiga kategori gerak yaitu Pure Movement, Gesture dan Locomotion. Tari Ronggeng Lenco memiliki fungsi sebagai sarana hiburan di Desa Curugrendeng untuk masyarakat.
Ibing Penca Baragbag Tengah di Paguron Sinar Pusaka Putra Garut Nabila Rizkyta Azzahra; Yuliawan Kamahidayat; Ace Iwan Suryawan
Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS) Vol 6, No 1 (2023): Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS), August
Publisher : Mahesa Research Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34007/jehss.v6i1.1868

Abstract

Ibing penca merupakan salah satu warisan budaya takbenda di Indonesia yang berkembang diberbagai memiliki struktur koreorafi yang lincah dan bersinergi serta ciri khas, dimana gerak tersebut merupakan hasil gabungan dari wilayah di Nusantara. Masing-masing daerah yang memiliki paguron pencak silat menunjukan ciri khas dan gaya yang berbeda. Ibing pencak silat baragbag tengah di paguron Sinar Pusaka Putra Garut mengembangkan ibingan (gaya gerak) yang mempunyai ciri khas dalam pola gerak dan rias busana yang menjadi pendukung dalam geraknya. Penelitian memiliki tujuan untuk mendeskripsikan ibing penca baragbag tengah di paguron sinar pusaka putra Garut dari unsur penyajian gerak (struktur koreografi dan fungsi ibing penca) serta rias busananya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif analisis dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa ibing prnca baragbag tengah mencakup beberapa komponen yaitu, komponen koreografi yang terdiri dari gerak, dan fungsi. Ibing penca baragbag tengah beberapa jurus yang dimiliki sinar pusaka putra Garut. Semoga hasil kajian penelitian ini dapat memberikan motivasi untuk berinovasi, berkreasi, mempertahankan, memperkaya khasanah seni budaya
Universitas Pendidikan Indonesia Ayuni Novia Anggareni; Heny Rohayani; Ace Iwan Suryawan
Ringkang : Kajian Seni Tari dan Pendidikan Seni Tari Vol 3, No 02 (2023): AGUSTUS, 2023
Publisher : Departemen Pendidikan Seni Tari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ringkang.v3i02.48555

Abstract

Tari Ngabalukbuk termasuk jenis tari kreasi baru yang berasal dari Pandeglang Banten, tarian ini mengambil inspirasi dari kegiatan masyarakat Pandeglang yang mayoritas menggunakan sistem pengairan yang berasal dari mata air yang berada di atas gunung. Penulisan ini bertujuan untuk memperoleh data yang relevan. Makna Simbol pada gerak, rias, busana dan properti, kemudian mendeskripsikannya melalui kajian mendalam. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif analisis dengan yang dikaji melalui pendekatan kualitatif yang didukung dengan teori semiotika dan hermeneutika untuk mendeskripsikan dan menganalisis terkait makna simbol tari yang ditunjang dengan teori simbol dan makna, teori tatarias busana, serta beberapa teori pendukung lainnya. Pengumpulan data yang dilakukan peneliti melalui observasi, wawancara dan dokumentasi sebagai penguat dalam data penelitian. Analisis data proses mencari dan menyusun data secara berurut atau sistematis dari hasil wawancara, dokumentasi, dan observasi, yang dilakukan oleh peneliti, demi terciptanya serbuah kesimpulan dan penyelesaian masalah yang sebelumnya yang ditanyakan. Dari penelitian ini diperoleh bahwa Tari Ngabalukbuk di Sanggar Pamanah Rasa Pandeglang dapat dilihat dari simbol dan makna yang terkandung dalam gerak. Setiap gerak mempunya makna tersendiri di dalamnya. Gerak pada Tari Ngabalukbuk mempunyai beberapa ragam gerak yaitu, namprak, calik deku, lonjo nyampurit, nunjuk luhur, bongkok nungkul, sawang ajeg, tongtrok awi, ajeg teteg, awi ngucur, ayun awi, ngelek bakul, nyawang, nyambung awi, terekel, ngalirkeun cai. Peneliti juga dapat mendeskripsikan bagaimana Simbol dan makna pada gerak Tari Ngabalukbuk, beserta rias busana dan properti dalam Tari Ngabalukbuk.
TARI SEKAR KEPUTREN PADA EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 15 BANDUNG Lisa Nurdiniawati; Heny Rohayani; Ace Iwan Suryawan
Ringkang : Kajian Seni Tari dan Pendidikan Seni Tari Vol 3, No 02 (2023): AGUSTUS, 2023
Publisher : Departemen Pendidikan Seni Tari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ringkang.v3i02.60026

Abstract

Penelitian yang dilaksanakan pada ekstrakurikuler tari ini mengarahkan kepada kegiatan tari yang dilaksanakan diluar jam pelajaran sekolah. Tari Sekar Keputren ini adalah tarian dalam penyambutan tamu terhormat di Keraton Kacirebonan dengan memiliki karakter halus, anggun seperti putri keraton yang kemudian menjadi sebuah tradisi yang dilakukan sampai saat ini. Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan deskripsi analisis. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan triangulasi. Analisis dilakukan dengan cara pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sumber data meliputi foto, audio dan video.  Cara pengaplikasiannya yaitu dengan guru mempraktekan tariannya diikuti dengan siswa.Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan apakah tari sekar keputren ini bisa digunakan dalam kegiatan ekstrakurikuler tari di sekolah, dengan harapan agar peserta didik dapat mengeskplor dan mengenal beberapa tarian  daerah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tari Sekar Keputren ini akan menjadi materi ajar pada kegiatan belajar dalam ekstrakurikuler tari. 
TARI BETANGAS : KOREOGRAFI, RIAS, BUSANA SERTA NILAI PENDIDIKAN Mutia Anindri; Trianti Nugraheni; Ace Iwan Suryawan
Ringkang : Kajian Seni Tari dan Pendidikan Seni Tari Vol 3, No 03 (2023): Desember, 2023
Publisher : Departemen Pendidikan Seni Tari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ringkang.v3i03.36600

Abstract

Penelitian ini memiliki tujuan menjelaskan dan menganalisis koreografi, rias, busana serta nilai pendidikan pada tari Betangas , selain itu secara umum penelitian ini dilakukan untuk melestarikan kebudayaan di Kabupaten Banyuasin sebagai bentuk apresiasi, tari Betangas  tercipta dari sebuah ketertarikan koreografer terhadap prosesi adat Betangas  untuk para calon pengantin wanita. Betangas  merupakan proses mandi uap secara tradisional yang dilakukan oleh setiap calon pengantin sebelum memasuki hari pernikahannya. Selain secara harafiah Betangas  ini adalah untuk menghilangkan bau badan, sehingga pada hari pernikahannya pengantin akan jadi lebih segar, cantik dan berseri-seri untuk memasuki fase kehidupan baru. Tari Betangas  diciptakan untuk untuk menguatkan identitas Kabupaten Banyuasin. Pada penelitian ini, digunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis, teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, teknik dokumentasi dan studi pustaka. Melalui metode tersebut, peneliti akan membahas lebih dalam terkait struktur koreografi tari Betangas  dalam kajian Etnokoreologi  dan juga penjelasan lebih akurat terkait rias, busana pada tari Betangas . Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa gerakan pada tari Betangas  masuk ke dalam beberapa kategori yaitu, gesture, locomotion, button signal dengan dua desain yaitu simetris dan asimetris. Tata rias yang digunakan pada tari Betangas  menggunakan jenis rias korektif serta dibalut dengan busana tari yang tertutup sesuai dengan pengaruh budaya Melayu yang bernuansa islami dan hidup dalam tatanan masyarakat kabupaten Banyuasin. Pada tari Betangas  pun terdapat berbagai nilai budaya dan Pendidikan yang tersirat dalam gerak-gerak simbolik yang didukung oleh makna-makna yang terkandung dalam penggunaan properti dan kostum yang digunakan oleh para penari.
Tari Kembang Cabik: Etika Penghormatan Masyarakat Di Desa Tebing Qifthi Ali; Tati Narawati; Ace Iwan Suryawan
Ringkang : Kajian Seni Tari dan Pendidikan Seni Tari Vol 3, No 03 (2023): Desember, 2023
Publisher : Departemen Pendidikan Seni Tari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ringkang.v3i03.59134

Abstract

Tari Kembang Cabik sebagai tari tradisi di masyarakat ini muncul dengan latar belakang sebagai suatu tari yang disiapkan dalam penyambutan tamu agung sebagai bentuk penghormatan kedatangannya ke Desa Tebing. Fenomena dalam penelitian ini diangkat dengan tujuan untuk dianalisis nilai etika masyarakat Desa Tebing terkait penghormatan di dalamnya. Teknik dalam penelitian ini terarah atas metode kualitatif dengan pendekatan etnokoreologi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri atas observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Kenyataan yang terdapat dalam hasil penelitian atas analisis yang ada bahwa Tari Kembang Cabik memiliki nilai etika penghormatan yang dibangun dalam penciptaannya oleh masyarakat pengampu tari ini sebagai wujud rasa syukur, merendah diri, toleransi, ikatan persaudaraan dan kebanggan yang ingin diungkapkan dalam sebuah proses penyambutan tamu agung yang datang ke wilayah masyarakat Desa Tebing, yang dimana ia tampak secara empiris melalui tekstual tari dengan saling timbal balik akan kaitannya dengan kontekstual tari. Kesimpulan penelitian terkait fenomena yang diangkat ini bahwa keberadaan Tari Kembang Cabik di masyarakat Desa Tebing menyibolkan satu penghormatan, yang di mana kenyataan ini menjadi manfaat untuk diketahui bagi masyarakat Desa Tebing itu sendiri khususnya, sebagai upaya pemahaman etika berperilaku dalam masyarakatnya, serta menjadi satu rujukan terhadap penelitian Tari Kembang Cabik di kemudian hari dari aspek yang terkait lainnya.
NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA TARI SRIKANDI DI KABUPATEN CIREBON Indri Leomita Redi; Heny Rohayani; Ace Iwan Suryawan
Ringkang : Kajian Seni Tari dan Pendidikan Seni Tari Vol 3, No 03 (2023): Desember, 2023
Publisher : Departemen Pendidikan Seni Tari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ringkang.v3i03.37317

Abstract

Keberagaman kesenian nusantara yang dapat menggambarkan nilai pendidikan karakter, salah satunya terdapat pada tari Srikandi, dimana tarian ini termasuk kedalam jenis tarian yang dimana alur ceritanya diambil dari tokoh pewayangan, tari ini menggambarkan karakter dari tokoh pada cerita  wayang Srikandi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis serta mendeskripsikan bentuk koreografi, rias, busana serta nilai pendidikan karakter yang terdapat pada tari Srikandi. Dengan pendekatan kualitatif metode deskriptif analisis penelitian ini dapat diselesaikan tentu saja dengan bantuan beberapa teknik pengumpulan data  seperti observasi, wawancara, dokumentasi serta studi pustaka, analisis data yang digunakan terbagi menjadi tiga tahapan dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil dan temuan penelitian didapatkan Tari wayang Srikandi di Sanggar Seni Kencana Ungu lebih dominan pada gerak murni (pure movement) dan gerak maknawi (gesture). Gerak khas pada tari Srikandi adalah lenggang arjuna, ambil gondewa, dan memanah. Gerak tersebut sesuai dengan karakter pada tari Srikandi yang sedang melawan musuh dengan membawa panah. Rias pada tari Wayang Srikandi menggunakan  rias prosthetic make up atau rias menirukan karakter. Busana pada tari Wayang Srikandi merupakan busana yang berlandaskan pada unsur kebudayaan Cirebon salah satunya terlihat dari kain yang dipakai adalah kain khas Cirebon yaitu Mega mendung motif Wedasan. Nilai-nilai yang terkandung pada tari Srikandi adalah nilai tanggung jawab dan semangat kebangsaan.