Afrizal H
Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Alih Wahana Kaba Nan Gombang Patuanan Karya Pirin Asmara ke Dalam Bentuk Naskah Randai VARIZA OKTAVIA; HERWANFAKHRIZAL HERWANFAKHRIZAL; AFRIZAL H
Creativity And Research Theatre Journal Vol 3, No 2 (2021): Creativity And Research Theatre Journal (CARTJ)
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/cartj.v3i2.2203

Abstract

ABSTRAK Rabab Pasisia (pesisir) adalah seni tutur yang berkembang pada masyarakat Pesisir Selatan Sumatera Barat. Dalam pertunjukannya menggabungkan kaba atau cerita dengan iringan rabab yang didendangkan oleh tukang kaba. Kaba merupakan genre sastra tradisional Minangkabau berupa prosa. Kaba ini  dapat dibaca atau didendangkan/dilagukan, kaba juga berfungsi untuk menyampaikan cerita atau amanat. Salah satu Kaba dalam sastra tradisional  Minangkabau adalah kaba Nan Gombang Patuanan berasal dari Pesisir Selatan. Kaba Nan Gombang Patuanan sebagai objek material pengkarya dengan bertujuan mengalih wahanakan kaba Nan Gombang Patunan ke bentuk naskah randai dengan menggunakan kerangka penciptaan Alih Wahana yang dikembangkan oleh Sapardi Djoko Damono. Dalam bentuk  membuat proses alih wahana dari kaba Nan Gombang Patuanan didudukkan ke dalam bentuk  naskah randai.
MENUJU PADANGPANJANG SEBAGAI KOTA LITERATUR DUNIA: PKM PENYUSUNAN DOSSIER UNESCO CITY OF LITERATURE Saaduddin Saaduddin; Dede Pramayoza; Afrizal H; Roza Muliati; Hafif HR; Alvi Sena; Yoni Aldo
Batoboh: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 7, No 1 (2022): BATOBOH : JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/bt.v7i1.1707

Abstract

Borang Dossier UNESCO merupakan satu borang pengajuan untuk mendapatkan status kota sebagai predikat yang diusulkan sesuai kompetensi kota dan skim pengajuan. Borang ini sudah direncanakan dari tahun 2017 semenjak gerakan literasi kota dicanangkan oleh Pemerintahan Daerah. Namun, baru pada tahun 2021 pembuatan ini dapat dilaksanakan dan diselesaikan. Pengajuan ini diusulkan berdasarkan penilaian strategis bahwa pengusulan, terlepas dari lulus atau tidak lulus boring pengajuan sudah terwujud dan ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam penataan ekosistem kota baik dalam bidang literature ataupun bidang kebudayaan. Pelaksanaan  Program Kemitraan Masyarakat (PkM) Penyusunan Borang Dossier UNESCO City Of Literature Kota Padangpanjang dilaksanakan di Kota Padangpanjang. Tempat yang digunakan antara lain; Ruang VIP Balaikota Padangpanjang, Rumah Gadang Gajah Maaram PDIKM Padangpanjang, dan Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Padangpanjang. Metode yang digunakan dalam penyusunan ini adalah melakukan komparasi terhadap borang Dossier yang telah didapatkan, dan borang Dossier dari kota Literature dunia. Menggunakan data kualitatif dan kuantitatif yang didapatkan selama pengumpulan data, artikel ini diuraikan sebagai pemadatan dari boring yang telah disusun
PARABOLIC DRAMA: PENYANGKALAN TEORETIK TERHADAP TEATER ABSURD Susandro Susandro; Afrizal H; Saaduddin Saaduddin; Edy Suisno
Melayu Arts and Performance Journal Vol 3, No 1 (2020): Melayu Art and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v3i1.1342

Abstract

ABSTRACTSamuel Beckett's Waiting for Godot is one of the dramas that Martin Esslin calls the Absurd Theater. Furthermore, For Esslin, Theater of the Absurd is not only a term but a theater theory to know conventions and understand the meaning of a drama. In this way, Esslin puts the Absurd Theater into the trajectory of the development of the world's theater arts style, as well as leading the reader or audience to a perception that the life or routine that humans live in is meaningless, pointless and futile. However, the Theater of the Absurd, in the view of Michael Y. Bennett, a term that is supported by unstructured and abstract concepts. Therefore, it is necessary to develop an alternative, a term which he calls Parabolic Drama. A more structured term in understanding Waiting for Godot and other dramas that contain parallel philosophical values. This article tries to explain the dialectic of the two theater theories above, the extent to which they can bind one drama and encompass another drama. ABSTRAKWaiting for Godot karya Samuel Beckett merupakan salah satu drama yang disebut dengan istilah Teater Absurd oleh Martin Esslin. Lebih jauh, Bagi Esslin, Teater Absurd tidak hanya suatu istilah melainkan teori teater untuk mengetahui konvensi serta memahami makna suatu drama. Dengan begitu, Esslin menempatkan Teater Absurd ke dalam lintasan perkembangan gaya seni teater dunia, sekaligus menggiring pembaca atau penonton pada suatu persepsi bahwa kehidupan atau rutinitas yang dijalani manusia tidaklah bermakna, tidak ada tujuan dan sia-sia. Namun, Teater Absurd, menurut pandangan Michael Y. Bennett, istilah yang didukung oleh konsep-konsep yang tidak terstruktur serta abstrak. Oleh karena itu, perlu dibangun suatu alternatif,istilah yang disebutnya dengan Parabolic Drama.Istilah yang lebih terstruktur dalam memahami Waiting for Godotserta drama lain yang mengandung nilai filosofis yang sejajar.Artikel ini mencoba memaparkandialektika kedua teoriteater di atas,sejauh mana keduanya dapat mengikat suatu drama dan melingkupi drama lainnya.                                                                                                                                    
OTA LAPAU SEBAGAI ALTERNATIF IDE PENCIPTAAN TEATER KONTEMPORER MINANGKABAU AFRIZAL H; YUSRIL YUSRIL; SUSANDRO SUSANDRO
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 22, No 2 (2020): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (799.463 KB) | DOI: 10.26887/ekspresi.v22i2.1266

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan,. sekaligus menemukan model penciptaan teater kontemporer Minangkabau yang bertolak pada ide/gagasam yang berpusat pada ota lapau. Fenomena ota lapau merupakan salah satu potensi budaya yang tetap bertahan sampai sekarang di Minangkabau. Kekuatan improvisasi dan kemampuan dalam mewujudkan akting melalui cara bercerita yang lahir secara spontan dalam merespons persoalan-persoalan seperti nilai-nilai keagamaan, pergaulan, situasi ekonomi, fenomena politik, seni dan budaya, bahkan pengetahuan tentang adat istiadat berbaur menjadi satu sebagai wujud tematik cerita yang dibangun di dalam lapau. Data yang digunakan di dalam penelitian ini berpusat pada data kualitatif, yaitu data observasi, dokumentasi, termasuk juga data wawancara. Dari masing-masing data tersebut dielaborasi, sehingga menemukan berbagai ragam istilah yang berkemungkinan dapat digunakan di dalam praktik penciptaan teater kontemporer di Sumatera Barat, berpusat pada ide penggarapan ota lapau.  
MEMBACA PERTUNJUKAN TEATER BERJUDUL NEGERI YANG TERKUBUR KARYA ZURMAILIS SUTRADARA SYUHENDRI Susandro Susandro; Afrizal Harun
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 20, No 1 (2018): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1005.964 KB) | DOI: 10.26887/ekse.v20i1.389

Abstract

Penelitian ini bertujuan membaca salah satu perkembangan bentuk teater modern yang ada di Sumatera Barat. Penelitian ini berdasarkan pada kualitas data (kualitatif), disempitkan menjadi penelitian studi kasus. Bahan atau data terdiri dari tulisan atau ceramah yang terekam dalam konteks yang berbeda, bisa data dari hasil observasi, berita dari surat kabar, dan sebagainya. Persentuhan antara gagasan dan bentuk pertunjukan NyT dengan pertunjukan teater modern lainnya di Indonesia terutama di Sumatra Barat dapat ditarik ke dalam beberapa poin, pertama, secara konseptual (ide/gagasan) Syuhendri mencoba merespon dan menyerap isu-isu yang tengah berkembang secara menasional. Juga ditambah pada dekade 90-an dan 2000-an globalisasi masih hangat-hangatnya dalam pendengaran setiap orang. Kedua, persentuhan Syuhendri dengan tokoh teater lainnya di Sumatra Barat secara teknis tidaklah memiliki kendala, dalam artian dapat diakses tanpa dibatasi oleh jarak. Untuk itu besar kemungkinan karya Syuhendri juga dipengaruhi oleh adanya ruang dialogis antara Syuhendri dengan seniman lainnya di Sumatra Barat
FROM POETRY TO PERFORMANCE; A TEXT ANALYSIS OF NOSTALGIA SEBUAH KOTA BY ISWADI PRATAMA, A REVIEW OF POST-DRAMATIC DRAMATURGY (DARI PUISI KE PEMENTASAN; TEKS TEATER NOSTALGIA SEBUAH KOTA KARYA ISWADI PRATAMA DALAM TINJAUAN DRAMATURGI POSTDRAMATIK) Gusrizal Gusrizal; Dede Pramayoza; Afrizal H; Saaduddin Saaduddin; Rusdeen Suboh
Jurnal Gramatika Vol 7, No 2 (2021)
Publisher : Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1044.13 KB) | DOI: 10.22202/jg.2021.v7i2.5008

Abstract

Nostalgia Sebuah Kota adalah sebuah pertunjukan teatrikal yang dibangun dari unsur-unsur ekspresi tubuh simbolik dan berbagai dialog puitis. Hal ini membedakan pertunjukan dengan pertunjukan teater, yang umumnya secara konvensional menghadirkan tubuh sehari-hari dan dialog prosaik, dekat dengan realitas kehidupan sehari-hari. Artikel ini dimaksudkan untuk menyelidiki pertunjukan untuk menemukan konsep di balik pilihan idiom dan ekspresi khusus ini. Pertunjukan didekati dengan teori teater pasca-dramatis Hans-Thies Lehmann, di mana deskripsi teater tidak lagi ditujukan untuk menjelaskan karakter, tema, dan plot, tetapi konstruksi lima komponen baru, yaitu: teks; ruang; waktu; tubuh; dan media. Menerapkan metode analisis deskriptif, dengan data yang diperoleh dari studi teks, wawancara naratif, dan studi dokumentasi, hasil penelitian menunjukkan bahwa Nostalgia Sebuah Kota adalah sebuah pertunjukan yang dipicu dari penggalan-penggalan puisi. Iswadi Pratama memilih daya puitis sebagai sutradara yang juga penyair, untuk memperluas ekspresi puisi yang ditulisnya. Berdasarkan proses eksplorasi puisi tersebut, Nostalgia Sebuah Kota kemudian menghasilkan tiga produk sekaligus, yaitu teks pertunjukan, teks drama, dan teks puisi baru.
FROM POETRY TO PERFORMANCE; A TEXT ANALYSIS OF NOSTALGIA SEBUAH KOTA BY ISWADI PRATAMA, A REVIEW OF POST-DRAMATIC DRAMATURGY (DARI PUISI KE PEMENTASAN; TEKS TEATER NOSTALGIA SEBUAH KOTA KARYA ISWADI PRATAMA DALAM TINJAUAN DRAMATURGI POSTDRAMATIK) Gusrizal Gusrizal; Dede Pramayoza; Afrizal H; Saaduddin Saaduddin; Rusdeen Suboh
Jurnal Gramatika Vol 7, No 2 (2021)
Publisher : Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22202/jg.2021.v7i2.5008

Abstract

Nostalgia Sebuah Kota adalah sebuah pertunjukan teatrikal yang dibangun dari unsur-unsur ekspresi tubuh simbolik dan berbagai dialog puitis. Hal ini membedakan pertunjukan dengan pertunjukan teater, yang umumnya secara konvensional menghadirkan tubuh sehari-hari dan dialog prosaik, dekat dengan realitas kehidupan sehari-hari. Artikel ini dimaksudkan untuk menyelidiki pertunjukan untuk menemukan konsep di balik pilihan idiom dan ekspresi khusus ini. Pertunjukan didekati dengan teori teater pasca-dramatis Hans-Thies Lehmann, di mana deskripsi teater tidak lagi ditujukan untuk menjelaskan karakter, tema, dan plot, tetapi konstruksi lima komponen baru, yaitu: teks; ruang; waktu; tubuh; dan media. Menerapkan metode analisis deskriptif, dengan data yang diperoleh dari studi teks, wawancara naratif, dan studi dokumentasi, hasil penelitian menunjukkan bahwa Nostalgia Sebuah Kota adalah sebuah pertunjukan yang dipicu dari penggalan-penggalan puisi. Iswadi Pratama memilih daya puitis sebagai sutradara yang juga penyair, untuk memperluas ekspresi puisi yang ditulisnya. Berdasarkan proses eksplorasi puisi tersebut, Nostalgia Sebuah Kota kemudian menghasilkan tiga produk sekaligus, yaitu teks pertunjukan, teks drama, dan teks puisi baru.
DANIEL DAY-LEWIS: AKTOR PSIKO-FISIKAL YANG MENGHIDUPKAN TOKOH MELALUI SUARA DAN AKSEN Susandro Susandro; Afrizal H
Jurnal Kajian Seni Vol 9, No 2 (2023): Jurnal Kajian Seni Vol 9 No 2 April 2023
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jksks.75148

Abstract

Perlahan seni peran tidak lagi menjadi teka-teki yang terbilang rumit untuk dipahami, namun tidak pula mudah untuk dilakukan. Artikel ini bertujuan menelisik bagaimana “sistem” - metode akting yang dirumuskan Stanislavski - berfungsi bagi aktor film, khususnya bagaimana aktor membangun atau menubuhkan kejiwaan dan ketubuhan tokoh. Aktor yang dibahas ialah satu-satunya hingga sekarang mendapatkan tiga Piala Oscar sebagai Aktor Pemeran Utama Terbaik di layar Hollywood, bernama Daniel Day-Lewis. Ketiga penghargaan tersebut didapatnya saat berperan sebagai Christy Brown dalam film berjudul My Left Foot (1989), sebagai Daniel Plainview dalam film berjudul There Will Be Blood (2007), sebagai Abraham Lincoln dalam film berjudul Lincoln (2012). Metode yang diterapkan ialah metode penelitian kualitatif dengan langkah studi pustaka, mengamati, menganalisis, dan memahami film di atas berdasarkan rumusan konsep-konsep yang terangkum dalam istilah “sistem”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa “sistem” yang capaiannya ialah aktor psiko-fisikal, mampu melenturkan gerak tubuh, ekspresi, serta membuat artikulasi dan intonasi dialog terasa dinamis, tidak histrionik. Bagi Daniel Day-Lewis, suara menjadi cerminan pribadi yang mendalam dari karakter. Karena itu, tokoh menjadi hidup disebabkan pembawaan suara dan aksen yang berbeda di setiap tokoh yang diperankannya.
Resepsi Penonton Terhadap Pertunjukan Teater Termediasi Pandemi Produksi Teater Koma Diki Chandra; Pandu Birowo; Afrizal H
Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 6, No 2 (2023): Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/bcdk.v6i2.3777

Abstract

Artikel ini merupakan studi tentang resepsi penonton terhadap pertunjukan teater termediasi Pandemi, yang diproduksi oleh Teater Koma pada tahun 2020. Studi ini berusaha mengungkap dua pertanyaan besar, yaitu: Seperti apa Struktur dan tekstur pertunjukan teater termediasi Pandemi produksi Teater Koma, dan seperti apa resepsi penonton terhadap pertunjukan teater termediasi tersebut. Secara umum penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang menitikberatkan pada pencarian makna dan interpretasi terhadap data. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini ialah dari 40 orang responden yang meresepsi, sebanyak 65% responden menolak pertunjukan teater termediasi, sedangkan 35% responden menerima teater termediasi. Alasan yang paling utama dari penolakan tersebut, ialah responden merasakan pengalaman estetika yang dirasakan lebih seperti pertunjukan film dibandingkan pertunjukan teater.