Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Keterampilan Interpersonal Ditinjau Dari Pencapaian Status Identitas Diri Achievment Pada Guru Sri Widyawati; Retno Ristiasih Utami; Martha Kurnia Asih
Psikostudia : Jurnal Psikologi Vol 8, No 1 (2019): Volume 8, Issue 1, June 2019
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/psikostudia.v8i1.2387

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh pencapaian status identitas diri achievement terhadap keterampilan interpersonal pada guru. Subjek penelitian adalah 255 guru SMA/SMK/MA di Semarang. Data dari kedua variabel dikumpulkan dengan menggunakan skala keterampilan interpersonal dan skala pencapaian status identitas diri achievement. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi. Analisis regresi menghasilkan nilai R=0,663 dengan p=0,000 (p<0,01) yang berarti pencapaian status identitas diri achievement guru berpengaruh terhadap keterampilan interpersonalnya yaitu semakin mantap pencapaian status identitas diri achievement guru maka akan semakin meningkat keterampilan interpersonalnya. Analisis regresi juga menghasilkan persamaan Y = 18,244 + 0,880X yang berarti bahwa se-tiap satuan peningkatan pencapaian status identitas diri achievement guru akan meningkatkan keterampilan interpersonalnya sebesar 0,880 satuan. Hipotesis dalam penelitian ini diterima
Penggunaan Social Stories untuk Menurunkan Perilaku Nonadaptif Saat Berada dalam Kendaraan Bagi Autisme Dewasa Markus Nanang Irawan; Sri Widyawati
Philanthropy: Journal of Psychology Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.84 KB) | DOI: 10.26623/philanthropy.v1i2.1066

Abstract

Individuals autism often have non-adaptive behavioral problems because of their barriers in communication and social interaction. The problem of non-adaptive behavior is often a nuisance to others because its appearance is not appropriate and not in accordance with the environment, age, and expectations of responsibility. One case of non-adaptive behavior that arises is the behavior while in a vehicle where the individual shows the behavior of singing loudly, knocking windows, pinching the driver, even holding the steering wheel. Based on these problems, this study aims to reduce non-adaptive behavior while in a vehicle. Participant is an adult autism. The research method is experiment by giving Social Stories to participants before riding the vehicle then recording to the possibility appearance of non adaptive behavior. The results of graph analysis showed a decrease in non adaptive behavior of adult autism adults while in a vehicle. This study became one of the important studies because it tries to understand the dynamics of behavior problems of individual autisme in adulthood.  
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DIRI DALAM MENGEMBANGKAN KOMPETENSI SOSIAL SISWA CERDAS ISTIMEWA Rini Sugiarti; Erwin Erlangga; Sri Widyawati
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 1 No. 10: Maret 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu dari sekian banyak kesulitan bagi para konselor dan pendidik adalah ketika membantu siswa cerdas istimewa mengembangkan kemampuan sosialisasi. Peran lingkungan sangat dibutuhkan pada saat anak cerdas istimewa berusaha melakukan aktualisasi diri terhadap segenap kemampuan yang dimiliki. Siswa cerdas istimewa bukanlah siswa dengan populasi seragam, ia mempunyai banyak variasi, baik variasi pola tumbuh kembangnya, variasi personalitasnya, maupun variasi keberbakatannya. Semakin tinggi perkembangan inteligensianya, maka akan terjadi deskrepansi (perbedaan) di berbagai domain perkembangan; termasuk dalam perkembangan konsep dirinya. Deskrepansi ini bukan saja akan menyangkut perkembangan dalam individu, tetapi juga akan menyangkut perkembangan antar individu. Kondisi inilah yang sering membawa berbagai kesulitan pada anak-anak cerdas istimewa dan sering salah terinterpretasi (Silverman, 2004). Konsep diri sebagai bagian penting dari kepribadian, bukan merupakan faktor yang dibawa sejak lahir, melainkan faktor yang dipelajari dan terbentuk dari pengalaman individu dengan hubungan dengan individu lain. Konsep diri ini akan diaktualisasikan dalam perilaku nyata dan interaksi sehari-hari. Pengabdian Kepada Masyarakat ini bertujuan memberikan penguatan konsep diri dalam mengembangkan kompetensi sosial siswa cerdas istimewa. Metode kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan ceramah, role play dan diskusi. Program pendampingan yang diberikan dalam rangka kegiatan pengabdian ini pada para siswa cerdas istimewa menjadi bermanfaat karena pembekalan dan sharing yang dilakukan mengenai hal - hal yang terkait dengan konsep diri siswa cerdas istimewa dalam kehidupan sehari – hari. Penguatan konsep diri ini mampu meningkatkan kompetensi sosial siswa cerdas istimewa, terutama jika mereka bersosialisasi dengan orang tua, guru dan teman.
Studi Deskriptif: Kesejahteraan Psikologis pada Remaja Sri Widyawati; Martha Kurnia Asih; Retno Ristiasih Utami
Psibernetika Vol 15, No 1 (2022): Psibernetika
Publisher : Universitas Bunda Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30813/psibernetika.v1i15.3336

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kondisi kesejahteraan psikologis pada remaja ditinjau dari usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi orangtua, dan aktivitas intensionalnya.. Subjek penelitian adalah 287 remaja Indonesia. Data dikumpulkan dengan menggunakan Skala Kesejahteraan Psikologis. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik  Anova. Teknik anava mengungkap hasil bahwa rata-rata remaja dalam penelitian ini memiliki kesejahteraan psikologis yang tergolong sedang. Hasil analisis juga mengungkap bahwa tidak ada perbedaan kesejahteraan psikologis yang berarti pada remaja jika ditinjau dari jenis kelamin, status sosial ekonomi orangtua maupun keterlibatan dalam aktivitas intensionalnya.
KESIAPAN MENIKAH DAN KESIAPAN MENJADI ORANGTUA PADA INDIVIDU AWAL DEWASA Sri Widyawati; Martha Kurnia Asih; Retno Ristiasih Utami
Jurnal Psikologi Vol 15, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/psi.2022.v15i2.6057

Abstract

Salah satu tugas perkembangan individu awal dewasa adalah memasuki gerbang pernikahan dan selanjutnya menjadi orangtua. Kompleksitas situasi yang akan dihadapi sebagai orangtua-baru memerlukan ketangguhan tersendiri. Momen bahagia memiliki anak seringkali juga menjadi momen krisis dalam kehidupan perkawinan karena terjadi berbagai perubahan mendasar dalam kehidupan individu yang menuntut penyesuaian. Individu yang memiliki kesiapan menjalani peran baru berpeluang lebih besar untuk berhasil dalam peran tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan antara kesiapan menikah dan kesiapan menjadi orangtua pada individu awal dewasa. Subjek penelitian berjumlah 219 orang individu awal dewasa diperoleh melalui convenience sampling. Analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi Pearson’s product moment. Analisis data menghasilkan koefisien korelasi rxy = 0.346 dengan p = 0.000 (p < 0.01) yang berarti ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kesiapan menikah dengan kesiapan menjadi orangtua. Semakin tinggi tingkat kesiapan menikah pada individu, maka akan semakin tinggi kesiapannya untuk menjadi orangtua
Efektivitas Psikoedukasi Keterampilan Komunikasi Diadik Ibu-Anak Usia Dini Sri Widyawati; Martha Kurnia Asih; Retno Ristiasih Utami
DEDIKASI PKM Vol. 5 No. 1 (2024): DEDIKASI PKM UNPAM
Publisher : Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/dedikasipkm.v5i1.33773

Abstract

Anak usia dini menangis dan ibu marah-marah bukanlah pemandangan baru di sekitar lokasi PAUD. Penyebab utama dari peristiwa tersebut adalah tidak efektifnya komunikasi diadik ibu-anak. Tim ini menawarkan solusi berupa psikoedukasi komunikasi diadik ibu-anak. Sebanyak 12 orang tua dan Pendidik menjadi peserta yang mengikuti kegiatan ini dengan antusiasme tinggi. Psikoedukasi ini diselenggarakan dengan menggunakan metode ceramah sebagai sarana menyampaikan informasi teoritis terkait karakteristik khas perkembangan anak usia dini dan komunikasi diadik, serta metode praktek berlatih breathing sebagai ketrampilan penunjang komunikasi diadik. Antusiasme tampak dalam kesan pesan yang disampaikan secara lisan, dan evaluasi penyelenggaraan secara tertulis. Berdasarkan hasil analisis dengan t-test terhadap hasil pre-test dan post-test, diperoleh koefisien sebesar 0,403 dengan signifikansi p=0,035 (p<0,05) yang berarti bahwa kegiatan psikoedukasi ini efektif dalam meningkatkan pemahaman peserta tentang komunikasi diadik ibu – anak usia dini.