Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Peningkatan Kuat Tarik Bioplastik dengan Filler Microfibrillated Cellulose dari Batang Sorgum Yuli Darni; Lia Lismeri; Muhammad Hanif; Sarkowi Sarkowi; Dita Synthauli Evaniya
Jurnal Teknik Kimia Indonesia Vol 18, No 2 (2019)
Publisher : ASOSIASI PENDIDIKAN TINGGI TEKNIK KIMIA INDONESIA (APTEKIM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jtki.2019.18.2.1

Abstract

Abstrak. Penelitian ini membahas tentang pengaruh rasio pati terhadap kitosan (dalam basis berat) dan konsentrasi microfibrillated cellulose sebagai filler dalam pembuatan bioplastik menggunakan pati sorgum, kitosan dan gliserol. Dalam penelitian ini, rasio pati terhadap kitosan yang divariasikan adalah 10:0, 9,5:0,5, 8,5:1,5, 7,5:2,5, 6,5:3,5, 5,5:4,5 (gr/gr). Microfibrillated cellulose sebagai filler disintesis dari batang sorgum dengan metode semimekanis. Perlakuan kimia diawali dengan delignifikasi batang sorgum dengan KOH 4% pada temperatur 80oC selama 1 jam untuk menghilangkan lignin. Setelah itu dicuci dan dipucatkan (bleaching) sebanyak dua kali menggunakan H2O2 6% pada suhu 70oC. Serbuk batang sorgum yang sudah kering dilanjutkan dengan perlakuan mekanis yaitu dimasukkan ke dalam disk mill  selama 90 menit dan dilanjutkan dengan high energy milling (HEM) untuk mengecilkan ukurannya sampai dengan rata-rata 4-8 µm. Filler ditambahkan, dan konsentrasinya (dalam basis berat) divariasikan dari 0, 1, 2, dan 3 %. Pati dan kitosan berukuran 63 mikron (lolos ayakan), waktu  pengadukan selama 35 menit pada kecepatan 375 rpm, dan penambahan 10% berat gliserol sebagai plasticizer dijaga konstan. Hasil terbaik pada penelitian ini diperoleh pada formulasi 8,5:1,5 (gr/gr). dan konsentrasi filler 3%. Produk bioplastik ini memiliki kuat tarik 11,64 MPa, persen perpanjangan 10,98%, modulus Young 105,96 MPa, densitas 0,915 gr/ml, dan penyerapan air  38,3%. Kata kunci: bioplastik, gliserol, kitosan, microfibrillated cellulose, sorgum. Abstract. The Improving of Bioplastic Tensile Strength with Microfibrillated Cellulose Filler from Sorghum Stem. This study discusses the effect of starch on chitosan ratio (in weight basis) and also the concentration of microfibrillated cellulose as a filler in the preparation of bioplastics using sorghum starch, chitosan, and glycerol. In this study, the ratio of starch to chitosan varied was 10:0, 9.5:0.5, 8.5:1.5, 7.5:2.5, 6.5:3.5, 5.5:4,5 (gr/gr). Microfibrillated cellulose as filler was encouraged from the sorghum stem by the semi-mechanical method. The delignification of sorghum stem initiated chemical treatment with a 4% KOH solution on 80oC for 1 hour to remove lignin. Bleaching is done after delignification using 6% H2O2 at 70oC. The dried sorghum powder is further followed by mechanical treatment that is put into disk mill for 90 minutes and continued with high energy milling (HEM) to reduce its size to an average of 4-8 µm. The filler is added, and the concentration (on a weight basis) varies from 0, 1, 2, and 3%. Starch and chitosan measuring 63 microns (sieve pass), stirring time for 35 minutes at a speed of 375 rpm, and the addition of 10% by weight of glycerol as a plasticizer is kept constant. The best results in this study were obtained in formulations 8.5:1.5 (gr/gr) and 3% filler concentration. This bioplastic product has 11.64 MPa tensile strength, 10.98% elongation, 105.96 MPa Young moduli, 0.915 gr/ml density, and 38.3% water uptake. Keywords: bioplastic, chitosan, glycerol, microfibrillated cellulose, sorghum.Graphical Abstract 
PENINGKATAN NILAI EKONOMIS LIMBAH PRODUKSI JAMUR MERANG MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DI DESA BAYUR KECAMATAN RAJABASA yuli darni; Herti Utami; Darmansyah Darmansyah; Lia Lismeri; Nandi Haerudin
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sakai Sambayan Vol 4 No 1 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jss.v4i1.159

Abstract

The paddy straw mushroom is one type of mushrooms that begin to be developed in the village of Bayur. They cultivate the paddy straw mushroom because the commodity, can make a lot of money in the market, the maintenance are relatively easy and cheap with the price quite beneficial. For the media paddy straw mushroom used the empty bunches of oil palm which it was the utilization of waste from palm oil plantations. After several harvests, the paddy straw mushroom replaced with new media. Of the empty bunches of oil palm used, the rest of the media mushroom that become waste that accumulates and difficult to decomposed because of the cellulose and lignin of the empty bunches of oil palm. Increasingly the waste will pollute and containing bacterium of disease. The problems faced by partner is related to the aspects of the provision of energy and management waste processing the rest of the production of mushroom. To overcome the problems, the team provide training the procedure of making briquette and design an instrument print of briquette from the rest of the media of mushroom. This instrument give an advantages for both in the independence of energy and the utilization of the waste production . The method of PKM activity involved the partners (the farmers) in the overall of activities. The outer of this main activity are the instrument print of briquette and to increase the ability and knowledge the partner. The product development briquettes can be used own and sold commercially. With this training, the ability of the partner of the making product briquettes can reduce production cost and to raise the income of partner. Keywords: efficient technology; print of briquettes; waste; media the paddy straw mushroom
Pengaruh Suhu Dan Waktu Pretreatment Alkali Pada Isolasi Selulosa Limbah Batang Pisang lia lismeri; Yuli Darni; Mitra Dimas Sanjaya; Muhammad Iqbal Immadudin
Journal of Chemical Process Engineering Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (907.344 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v4i1.319

Abstract

Limbah batang pisang yang dihasilkan dari perkebunan pisang merupakan biomassa yang  kandungan selulosanya dapat diisolasi dan dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan serat selulosa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan yield selulosa dari batang pisang dengan perlakuan pretreatment alkali. Pelarut alkali yang digunakan adalah NaOH 1% dengan variabel operasi berupa temperatur 60, 70, dan 80°C dan waktu 60, 90, dan 120 menit. Proses delignifikasi dilakukan dengan menggunakan Na2SO3 20% dan H2O2 2% sebagai agen pemutih. Dari hasil analisis kadar lignoselulosa, pretreatment yang menghasilkan rendemen selulosa terbesar yaitu 51,64% pada kondisi operasi suhu 80°C selama  60 menit. Dari hasil Uji FTIR dan SEM dapat diketahui bahwa isolasi selulosa dari batang pisang dengan pretreatment alkali memperlihatkan keberadaan gugus fungsi utama penyusun selulosa serta struktur permukaan serat selulosa.
Pengaruh Konsentrasi dan Variasi Zat Pemutih terhadap Preparasi Mikrokristal Selulosa dari Batang Ubi Kayu Lia Lismeri; Agita Amy Rizky; Azhar; Yuli Darni
Journal of Chemical Process Engineering Vol. 9 No. 1 (2024): Journal of Chemical Process Engineering
Publisher : Fakultas Teknologi Industri - Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jcpe.v9i1.82

Abstract

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018 produksi ubi kayu di Provinsi Lampung sebanyak 6.683.758 ton. Dari tinggi batang ubi kayu, hanya 10% yang dimanfaatkan untuk di tanam kembali. Batang ubi kayu mempunyai kandungan selulosa sebesar 39,17% sehingga berpotensi menjadi sumber selulosa yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan mikrokristal selulosa sehingga meningkatkan nilai tambah pemanfaatan batang ubi kayu dan diharapkan dapat mengurangi jumlah limbah pertanian. Proses pembuatan mikrokristal selulosa meliputi isolasi α-selulosa (delignifikasi dan bleaching) dan perlakuan hidrolisis asam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan konsentrasi NaOCl dan H2O2 selama reduksi kadar lignin pada alfa-selulosa batang ubi kayu serta mengetahui karakteristik mikrokristal selulosa batang ubi kayu, meliputi indeks kristalinitas dan ukuran partikel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan bleaching dengan pemutih NaOCl 4% v/v merupakan preparasi mikrokristal terbaik. Variasi mikrokristal selulosa ini memiliki kandungan selulosa hingga 78%, kristalinitas 80% dan volume partikel < 25% sebesar 26,30 µm. Oleh karena itu, peningkatan konsentrasi pemutih dapat meningkatkan kristalinitas dan memperkecil ukuran partikel mikrokristalin selulosa
Pengaruh Suhu Dan Waktu Pretreatment Alkali Pada Isolasi Selulosa Limbah Batang Pisang Lia Lismeri; Yuli Darni; Mitra Dimas Sanjaya; Muhammad Iqbal Immadudin
Journal of Chemical Process Engineering Vol. 4 No. 1 (2019): Journal of Chemical Process Engineering
Publisher : Fakultas Teknologi Industri - Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jcpe.v4i1.834

Abstract

Limbah batang pisang yang dihasilkan dari perkebunan pisang merupakan biomassa yang kandungan selulosanya dapat diisolasi dan dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan serat selulosa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan yield selulosa dari batang pisang dengan perlakuan pretreatment alkali. Pelarut alkali yang digunakan adalah NaOH 1% dengan variabel operasi berupa temperatur 60, 70, dan 80°C dan waktu 60, 90, dan 120 menit. Proses delignifikasi dilakukan dengan menggunakan Na2SO3 20% dan H2O2 2% sebagai agen pemutih. Dari hasil analisis kadar lignoselulosa, pretreatment yang menghasilkan rendemen selulosa terbesar yaitu 51,64% pada kondisi operasi suhu 80°C selama 60 menit. Dari hasil Uji FTIR dan SEM dapat diketahui bahwa isolasi selulosa dari batang pisang dengan pretreatment alkali memperlihatkan keberadaan gugus fungsi utama penyusun selulosa serta struktur permukaan serat selulosa.