Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Uji Validitas Pada Tes Proyeksi Gambar Berstimulus: The Doodle Test Fadillah Fadillah; Medianta Tarigan
Psikobuletin:Buletin Ilmiah Psikologi Vol 2, No 2 (2021): Psikobuletin: Buletin Ilmiah Psikologi
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/pib.v2i2.10328

Abstract

Penggunaan alat ukur psikologis berbasis gambar menjadi salah satu tantangan di bidang psikologi karena masih terbatasnya penelitian akademis terkait validitas alat tersebut. Namun dalam kenyataannya, tes gambar proyektif dianggap sangat bermanfaat dalam mengungkap profil kepribadian individu. The Doodle Test merupakan alat ukur psikologi yang juga termasuk dalam tes gambar proyektif. Kebaruan dan kemudahan administrasinya membuat alat ini menarik bagi para praktisi untuk menggunakannya di lapangan. Hingga saat ini, masih sedikit penelitian terkait pengujian psikometrik The Doodle Test. Penelitian kali ini bertujuan untuk melakukan uji validitas konkuren terhadap The Doodle Test dengan melihat korelasinya dengan alat tes serupa yang sudah ada yaitu The Wartegg Zeichen Test. Sebanyak 103 hasil interpretasi kuantitatif The Doodle Test dan The Wartegg Zeichen Test dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi product moment. Hasil analisis menunjukkan bahwa The Doodle Test memiliki korelasi yang signifikan dengan The Wartegg Zeichen Test sehingga dapat dikatakan valid dalam mengukur aspek-aspek kepribadian sebagaimana yang diukur oleh The Wartegg Test
Analisis Item Response Theory Raven's Coloured Progressive Matrices pada Sampel Anak Usia Dini Medianta Tarigan; Fadillah Fadillah
PSIKODIMENSIA Vol 20, No 2: Desember 2021
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/psidim.v20i2.3101

Abstract

Abstrak: Raven's Coloured Progressive Matrices  merupakan alat tes kognitif anak yang sangat populer digunakan di Indonesia. Bentuk soalnya yang non-verbal dengan jumlah item yang singkat membuat  alat  ini  dapat  digunakan  oleh  individu  dari  berbagai  latar  belakang  budaya. Kepopuleran  alat  tes  ini  di  dunia  praktis  tidak  diiringi  dengan  kebaruan  data-data  uji psikometrinya, terutama terkait kelayakan butir-butir soalnya. Untuk menguji kelayakan butir soal tersebut, dalam penelitian ini dilakukan analisis butir menggunakan teknik IRT dengan model logistik 3 (tiga) parameter (IRT 3 PL).  Partisipan dalam penelitian ini adalah 467 siswa taman kanak-kanak berusia 5-7 tahun di Kota Bandung. Hasil analisis menunjukkan bahwa semua item dalam tes sesuai dengan 3-Parameter Logistic IRT Model yang mencakup daya beda, kesulitan dan peluang menebak. Terdapat 31 item,  baik seri A, seri B, dan seri AB atau setara dengan 86% dari jumlah seluruh item CPM yang memiliki tingkat kesulitan di kategori rata-rata.  Untuk  estimasi  parameter  peluang  menebak  (guessing)  hanya  satu  item  yang dikategorikan  sebagai  item dengan  peluang  menebak  yang  ditolak.  Sehingga  sebesar  97% item CPM memiliki peluang menebak yang dapat diterima berdasarkan kriteria yang dipilih.Kata kunci: Colored Progressive Matrices; Item Response Theory; Kognitif  Abstract: Raven's Coloured Progressive Matrices is a cognitive test that’s used widely In Indonesia. Its short and non-verbal items makes it suitable for individuals of various cultural backgrounds. In practice, the popularity of this test is not accompanied with its up-dated psychometric propert , especially in relation to the fitness of the item questions. In this study,  a question analysis using the IRT technique examine the item questions, using the three parameter logistic model (3PL). The participants of this study are 467 kindergarten students aged 5-7 in the city of Bandung. All items of the test yield favorable statistics under the 3-Parameter Logistic IRT Model with regards to discrimination, difficulty, and guessing. There are 31 items, in either series A, series B, and series AB or the equivalent of 86% of the total number of CPM items that have a difficulty level in the average category. In estimating the probability parameter for guessing, only one item is categorized as an item with a rejected guessing probability.97% Therefore, 97% of the CPM items generate an acceptable guessing probability based on the selected criteria. Keywords: Colored Progressive Matrices; Item Response Theory; Cognitive 
A FRAMEWORK TO DESIGN MASCOT CHARACTER AS SUPPORTING TOOL FOR CITY BRANDING BASED ON YURU-CHARA CONCEPT Triyadi Guntur Wiratmo; Banung Grahita; Riama Maslan; Fadillah Fadillah; Dianing Ratri
ANDHARUPA: Jurnal Desain Komunikasi Visual & Multimedia Vol 7, No 01 (2021): February 2021
Publisher : Dian Nuswantoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/andharupa.v7i01.4379

Abstract

AbstrakPemanfaatan maskot, yang juga disebut "Yuru-chara", untuk place branding. adalah hal yang biasa dilakukan di Jepang. Dalam beberapa kasus, seperti Kumamon yang digunakan sebagai maskot kota Kumamoto, terbukti sukses. Beberapa tahun terakhir kota-kota di Indonesia seperti Surabaya, Malang, dan Balikpapan telah mencoba menggunakan maskot dalam membentuk citra kotanya. Meski demikian, sebagian besar maskot tersebut tidak diterima dengan baik oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan kerangka kerja praktis dalam merancang maskot yang efektif untuk city branding yang menarik bagi publik dan merepresentasikan kota dengan baik. Framework tersebut dibuat dengan mengadopsi pendekatan desain yang digunakan untuk mendesain Yuru-chara di Jepang dengan menggunakan Metodologi Penelitian Desain. Hasilnya, kerangka kerja desain yang terdiri dari empat tahap, yaitu 1) menentukan pesan, (2) membuat penamaan, (3) mendesain, (4) menciptakan dan memelihara visibilitas dapat dikembangkan. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan oleh para desainer dan ahli, ditemukan bahwa framework tersebut dapat dimengerti dan berguna untuk menciptakan desain maskot yang menarik, tetapi memiliki kelemahan untuk memenuhi tujuan city branding. Sebagai rekomendasi, perlu ditambahkan tahapan penelitian yang mendalam sebagai proses pendefinisian pesan yang digunakan sebagai dasar ide desain. Kata Kunci: yuruchara, desain maskot, desain karakter, city branding, metode desain  AbstractThe utilization of a mascot called “Yuru-chara” for place branding is a common practice in Japan. In several cases, for instance, Kumamon, the mascot of Kumamoto city proven to be successful. In recent years, cities in Indonesia such as Surabaya, Malang, and Balikpapan have tried to use mascots in their city branding. Nevertheless, most of the mascots are not well-received by the public. This research intends to find a practical framework to design an effective mascot for city branding that is appealing to the public and properly represents the city. The framework is created by adopting the design approach that is used for designing Yuru-chara in Japan, using Design Research Methodology.  As a result, a design framework that consists of four phases, which are 1) specifying message, (2) creating naming, (3) designing, (4) creating and maintaining visibility to developed. Based on the evaluation performed by designers and experts, it is discovered that the framework is understandable and useful for creating appealing mascot design, but has a weakness to fulfill the city branding purpose. As a recommendation, an in-depth research phase needs to be added as a process for defining the message used for the basis of the design idea.  Keywords: yuru-chara, mascot design, character design, city branding, design method
Analisa Item Response Theory Wonderlic Personnel Test (WPT) Medianta Tarigan; Fadillah Fadillah
JP3I (Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia) Vol 8, No 1 (2019): JP3I
Publisher : Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jp3i.v8i1.10819

Abstract

AbstractWonderlic Personnel Test (WPT) is a psychology tool that measures individual cognitive abilities based on measuring the level of learning ability, understanding the instruction, and solving the problems. In this study, WPT items were tested using the Item Response Theory (IRT) method. There were 374 participating subjects and the results of the study showed 31 items are fit with the model, while 19 items were misfit. According to the IRT 2PL model analysis, mean of examinee ability was -0.01 (SD=1.19). The mean of difficulty (b) was 0.48 (SD=2.58) and meand of discriminant (a) was 0.62 (SD=0.38). WPT test is indicated to consist of items were misfit, that do not measure the same dimension. These statistical results are in line with the characteristics of WPT which are built from three abilities to measure intelligence.AbstrakWonderlic Personnel Test (WPT) merupakan alat ukur psikologi yang mengukur kemampuan koginitif berdasarkan pada pengukuran tingkat kemampuan belajar, memahami instruksi, dan memecahkan masalah. Dalam penelitian ini dilakukan uji terhadap aitem WPT dengan metode Item Response Theory (IRT). Terdapat 374 subjek yang berpartisipasi dan hasil penelitian menunjukkan 31 aitem sesuai dengan model, sedangkan 19 aitem lagi tidak sesuai. Menurut analisis IRT model 2PL, rata-rata kemampuan peserta adalah -0.01 (SD=1.19). Sedangkan untuk rata-rata tingkat kesukaran (b) sebesar 0.48 (SD=2.58) dan rata-rata daya beda (a) sebesar 0.62 (SD=0.38). Tes WPT diindikasikan terdiri dari aitem yang tidak mengukur satu dimensi yang sama. Hasil statistik ini sejalan dengan karakteristik WPT yang dibangun dari tiga kemampuan untuk mengukur tingkat kecerdasan.  
Konsep City Branding dan Identifikasi Nilai Lokal pada Kota-Kota Indonesia dalam Mendukung Nation Branding Indonesia Firmanda Satria; Fadillah Fadillah
Jurnal Desain Vol 8, No 2 (2021): Jurnal Desain
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.248 KB) | DOI: 10.30998/jd.v8i2.8118

Abstract

Tiap negara memiliki strategi yang berbeda dalam menghadapi tantangan global. Nation branding adalah sebuah strategi yang banyak digunakan guna memberikan diferensiasi identitas diri sebuah negara di tengah panggung dunia yang semakin kompetitif, terutama terkait kekuatan kinerja ekonomi, aktivitas eksport-import, investasi dan pariwisata. Tidak berbeda dengan Indonesia, pemerintah mempublikasikan “Wonderful Indonesia” sebagai bagian dari nation branding untuk menguatkan diri di antara negara Asia lainnya. Mengingat Indonesia merupakan negara yang luas dengan keberaragaman budaya dan kekayaan alam, pemerintah melihat hal ini sebagai potensi yang sangat besar untuk mendukung nation branding tersebut. Pemerintah kemudian mengerahkan kota-kota lain untuk juga merancang city branding yang diharapkan mampu menguatkan nation branding itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk melihat tahapan perancangan city branding beberapa kota di Indonesia dan penggunaan identitas visual yang khas untuk turut menguatkan nation branding Indonesia. Dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data melalui wawancara nara sumber dan telaah kajian pustaka terkait city branding beberapa kota, penelitian ini melihat tahapan yang dilakukan sebuah kota dalam merancang city branding, yang dalam hal ini diwakili oleh salah satu aspek city branding yaitu tagline kota dan logo kota. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa tahapan perancang city branding yang dilakukan kota-kota di Indonesia masih belum melalui tahapan yang terstandar terutama dalam hal pengikutsertaan masyarakat untuk ambil bagian dalam proses perancangan. Selain itu, tampak sudah adanya usaha pemerintah kota untuk menggunakan identitas visual kedaerahannya namun identitas tersebut belum menguatkan nation branding Indonesia.
PROPERTI PSIKOMETRI STRUKTUR INTELIGENSI IST SUBTES VERBAL (SATZERGAENZUNG, WORTAUSWAHL, DAN ANALOGIEN) BERBAHASA INDONESIA Medianta Tarigan; Fadillah Fadillah
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v5i1.9623.2021

Abstract

Intelligence as one of the individual abilities that is widely used in everyday life has been extensively studied and measured using psychological measurement tools. One of them is the Intelligenz Structure Test (IST). However, at this time IST has leakage through discussions made by many parties. Moreover, the process of IST adaptation to the Indonesian version which tends to translate each word allegedly results in a bias of meaning that can affect the validity of this measurement tools. Therefore, this study is aimed to evaluating the current quality of IST by testing the feasibility of the Indonesian version of IST items for verbal ability, namely SE (Satzergaenzung), WA (Wortauswahl), and AN (Analogien). Item Response Theory (IRT) is used as a research method. The data were collected from 2.064 participants who live in Bandung. The results of the analysis revealed that the SE, WA, and AN subtest are still valid. Based on 60 items analyzed, 71.67% of the items have good quality, i.e. 43 of the 60 items have estimation of discriminant (a) parameter is acceptable. In addition, based on the fit item statistics it was also known that 78.33% of significant items followed the IRT model. Furthermore, based on statistics of item fit, it is also known that 78.33% of items fit the IRT model. This shows that the Indonesian version of IST is still valid to be used particularly in measuring verbal comprehension (V) through 3 subtests (SE, WA, and AN). However, it is necessary to revise the items that have been infected with DIF, in which 25% of items were declared to have a gender bias. Inteligensi sebagai salah satu kemampuan individu yang banyak berperan dalam kehidupan sehari-hari telah banyak diteliti dan diukur menggunakan alat ukur psikologi. Salah satunya adalah Intelligenz Struktur Test (IST). Namun, saat ini IST telah mengalami kebocoran melalui pembahasan yang dibuat oleh banyak pihak. Selain itu, proses adaptasi IST ke bahasa Indonesia yang cenderung menerjemahkan setiap kata secara langsung diduga mengakibatkan terjadinya bias makna yang dapat mempengaruhi keabsahan alat ukur ini. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk mengevaluasi kualitas terkini IST dengan menguji kelayakan butir soal IST Bahasa Indonesia untuk kemampuan verbal, yaitu SE (Satzergaenzung), WA (Wortauswahl), dan AN (Analogien). Item Response Theory (IRT) digunakan sebagai metode penelitian ini. Data penelitian ini diperoleh dari 2.064 partisipan yang berdomisili di kota Bandung. Adapun penelitian ini menunjukkan hasil bahwa subtes SE, WA, dan AN masih tergolong valid. Berdasarkan 60 item yang dianalisis, 71,67% item memiliki kualitas yang cukup baik, yaitu 43 dari 60 item memiliki estimasi daya beda yang dapat diterima. Selain itu, berdasarkan statistik item fit juga diketahui 78,33% item signifikan mengikuti model IRT. Hal ini menunjukkan bahwa IST Bahasa Indonesia masih valid untuk digunakan terutama dalam mengukur verbal comprehension (V) melalui 3 subtes (SE, WA, dan AN). Namun, perlu dilakukan revisi terhadap item soal yang terjangkit DIF, di mana 25% butir soal dinyatakan mempunyai bias jenis kelamin.
APAKAH KETERAMPILAN PERSEPSI VISUAL BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEMATANGAN INTELEKTUAL ANAK? Fadillah Fadillah; Medianta Tarigan
Journal of Psychological Science and Profession Vol 6, No 3 (2022): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jpsp.v6i3.38424

Abstract

Goodenough-Harris Drawing Test (GHDT) merupakan salah satu tes yang digunakan untuk mengukur kecerdasan anak melalui kematangannya yang dilihat dari hasil gambar. Sebagai sebuah tes yang hanya menggunakan kertas dan pensil, GHDT dianggap sebagai tes kecerdasan yang efisien dan tidak berbiaya mahal. Sementara itu anak-anak yang memiliki kemampuan menggambar dengan baik, biasanya mampu menghasilkan gambar orang dengan detail yang lebih lengkap. Oleh sebab itu, menjadi pertanyaan apakah kemampuan menggambar yang dihasilkan dari kemampuan persepsi visual yang tinggi berkorelasi dengan skor GHDT yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah skor tes GHDT berkorelasi secara signifikan dengan skor tes Frostig yang merupakan ukuran kemampuan persepsi visual motorik anak. Partisipan penelitian adalah 200 anak berusia 6-9 tahun (L=97, P=103) yang berasal dari SD di empat kota besar Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Semarang. Dengan menggunakan analisis korelasi Spearman, didapatkan korelasi yang signifikan namun berada dalam kategori lemah antara skor GHDT dengan skor Frostig anak, yaitu sebesar .398. Skor GHDT memiliki korelasi paling tinggi dengan subtes 1 Frostig yang mengukur eye-motor coordination dengan indeks korelasi sebesar .62 (korelasi kuat). Artinya, kemampuan persepsi visual anak memang berkorelasi dengan skor GHDT, namun GHDT sendiri tidak semata-mata hanya mengukur kemampuan persepsi visual anak.