Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

ANALISIS KOMPETENSI KEPEMIMPINAN WANITA Eva Meizara; Puspita Dewi; Basti Basti
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol. 4 No. 2 (2016): August
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.096 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v4i2.3518

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mendiskripsikan  adalah: (1) Mendeskripsikan bagaimana wanita menjalankan peran kepemimpinannya ditinjau dari kompetensi dan kepribadian; (2) Perbedaan pemimpin wanita dan laki-laki menurut bawahan. Penelitian ini menggunakan wawanacara, Focus Grouping Discus (FGD), dan observasi. Dua instansi dijadikan tempat pengambilan data dengan jumlah keseluruhan subyek sebanyak 11 orang. Hasil pengolahan data dari kedua instansi tersebut saling melengkapi sehingga didapatkan hasil sebagai berikut: Kepribadian yang dibutuhkan pemimpin wanita yakni: harus memiliki juga sifat maskulin (percaya diri, tegas dan berani mengambil keputusan) dan adanya dukungan dari keluarga terutama suami. Disamping itu, kemampuan lain yang mendukung adalah management waktu karena harus berperan ganda yang keduanya berjalan bersamaan sehingga sinergitas sangat dibutuhkan. Secara umum bawahan tidak lagi memperdebatkan jenis kelamin seorang pemimpin, yang lebih utama adalah kompetensi dan kepribadiannya. Namun jika dianalisa lebih dalam, maka terdapat 2 perbedaan mendasar antara pemimpin pria dan wanita, yakni: a) Berkaitan dengan Kinerja; b) Berkaitan dengan EmpatiKata Kunci: Kepemimpinan, WanitaThe aims of this study are to describe: 1). Describing how women manage a leadership role in terms of competence and personality. 2). Describing differences between women and men leadership role according to the assistants. This study uses interview, Focus Grouping Discus (FGD), and observation. Two agencies used as a data collection with a total of eleven person subjects. Data processing results of both these institutions are complementary to obtain the following results: Personality required women leaders specifically: must have also masculine (confident, assertive, and bold decision-making) and the support of family, especially her husband. In addition, other capabilities that support are management of time because they have a double role, which both run concurrently so that synergy is essential. Normally assistant no longer debating the gender of a leader, more important is the competence and personality. However, if analyzed more deeply, then there are three fundamental differences obtained from the analysis of this study, namely: a). Related to performance: b). Related to empathyKey word: Leadership, Woman
Perilaku Prososial Etnis Jawa dan Etnis Cina Basti Basti
Psikologika: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi Vol. 12 No. 23 (2007)
Publisher : Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Purpose of this research is to compare prosocial behavior between two ethnics, Javanese and Chinese. Hypotheses proposed that there’s prosocial behaviors differences between those two ethnic, the Javanese prosocial behavior is higher than Chinese. Subjects participated in this research were 184 Javanese and Chinese who live in Jogjakarta. Prosocial behavior scale is used as the research tool.Data analyzed through two way Anova result F 13.048 with p <.01. This result proof that prosocial behavior between Javanese and Chinese is very significantly different. The mean score of prosocial behavior from Javaneese is 143,489 and Chinese is 137,271. It means that Javanese’s prosocial behavior is higher than the Chinese. Keywords     :    Prosocial Behavior, Javanese Ethnicity, Chinese Ethnicity.
Pelatihan Virtual Peningkatan Self Awareness untuk Meningkatkan Kualitas Hidup pada Teman Tuli sebagai Dampak Pandemic Covid 19 Eva Meizara Puspita Dewi; Basti Basti; Eka Sufartianinsih Jafar
Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat PROSIDING EDISI 6: SEMNAS 2020
Publisher : Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1060.805 KB)

Abstract

Abstract. This Community Partnership Program (PKM) is the NGO of Human Nobel Makassar. The problems faced are: Social interaction, limitations in communicating verbally make it often less able to understand the intentions of the people in the surrounding environment so that what they feel is ignored or rejected. The phenomenon of the Covid 19 pandemic, where there are rules about social distancing, wearing masks and so on, makes it even more obstacles in social interaction. This condition makes them find themselves depressed and insecure with the result that they feel meaningless in life. The quality of their life has decreased and they tend to blame themselves more. Therefore, self-awareness training is needed to help them realize their existence and how to be able to respond it in order for them to live more meaningful and quality life. The methods used: The training was carried out in 3 sessions until these deaf could appreciate the content of the material well and then provided assistance within 2 weeks after that. The results achieved were an increase in self-awareness of them before and after the training which was reflected in the results of the pretest and posttest, namely the participants' self-awareness before training was 35 points, up to 135 points.
PKM Mendongeng/Story Telling Sebagai Media Intervensi Psikososial Pada Anak Terdampak Gempa di Mamuju Sulawesi Barat Eva Meizara Puspita Dewi; Basti Basti; Eka Sufartianinsih Jafar
INOVASI: Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat Vol 1, No 2 (2021): INOVASI: Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat
Publisher : INOVASI: Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (696.469 KB) | DOI: 10.35580/inovasi.v1i2.24883

Abstract

Abstrak. Indonesia adalah salah satu wilayah yang masuk dalam daerah ring of fire. Ring of fire adalah daerah yang paling memiliki kemungkinan untuk mendapatkan kejadian gempa bumi. Salah satu kejadian gempa terjadi di Sulawesi Barat pada bulan Januari dan terus berlanjut hingga Februari 2021. Dampak dari gempa cukup parah dan menyisakan banyak persoalan psikologis maupun sosial. Disamping sarana dan prasarana termasuk rumah warga masih terus dalam tahap perbaikan. Penyintas yang mengalami dampak dari bencana gempa bumi yang terjadi tidak hanya secara fisik, namun juga sosial dan psikologis. Kelompok berisiko (anak-anak dan lanjut usia) akan membutuhkan bantuan tambahan mempertimbangkan faktor usia dari kelompok umur tersebut. Penyintas anak-anak memiliki reaksi stres pasca bencana. Hal tersebut bisa ditandai dengan perilaku yang mundur ke tahapan perkembangan sebelumnya (buang air kecil di celana atau mengisap ibu jari), tidak ingin terpisah dengan pengasuhnya, mengurangi bermain atau bisa saja mengulang permainan yang lekat saat bencana terjadi. Sentuhan untuk anak-anak sangat penting dan harus dilakukan karena mereka memiliki masa depan yang panjang dan harapan yang besar kedepan, sehingga perlu dilakukan intervensi sosial melalui metode mendongeng. Oleh karenanya tim menyusun modul untuk membuat intervensi sosial yang khusus ditujukan pada anak-anak usia sekolah dasar. Dongeng diberikan selama 3 hari berturut-turut, hasil intervensi menunjukan terdapat peningkatan minat siswa terhadap dongeng sebanyak 9,4% dari 47,9% ke 57,3%. Intervensi dongeng yang diberikan selain mampu meningkatkan pemahaman kognitif dari peserta, juga berdampak pada aspek emosi yang lebih positif pada masing-masing sesi. Kata kunci: Dongeng, Siswa Korban Gempa, Intervensi Sosial, Stres pasca bencana
PKM Pelatihan Penguatan Karakter Guru Efektif dalam Pembelajaran Daring di Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah Wilayah Sulawesi Selatan Eva Meizarra Puspita Dewi; Basti Basti; Nurfajriyanti Rasyid; Masyrurah Masyrurah
DEDIKASI Vol 24, No 2 (2022): Jurnal Dedikasi
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/dedikasi.v24i2.39483

Abstract

Abstrak. Pandemi Covid-19 yang mulai merebak di Indonesia pada awal tahun 2020 membuat perubahan signifikan di berbagai ranah kehidupan, tidak terkecuali di ranah pendidikan. Perubahan yang terjadi meliputi penetapan sejumlah aturan dalam penyesuaian Belajar Dari Rumah (BDR) dalam skala besar yang tentu menghadirkan sejumlah kendala dalam penerapannya. Kendala tersebut hadir karena kompetensi para guru yang belum mampu menyesuaikan pelaksanaan pembelajaran secara daring. Partisipan dalam pengabdian ini adalah guru Sekolah  Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah Wilayah Sulawesi Selatan. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru melalui pelatihan penguatan karakter dalam pembelajaran daring. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan pemberian pre-test dan post-test untuk melihat efektivitas dari pemberian intervensi. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan bahwa nilai Asymp Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima dikarenakan 0,00 < 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian pelatihan penguatan karakter pada guru efektif dilakukan dalam implementasi pembelajaran daring di Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah Wilayah Sulawesi Selatan.Kata Kunci: Pembelajaran Daring, Karakter Guru Efektif
PKM Peningkatan Pemahaman School Wellbeing pada Guru Sekolah Menengah Basti Basti; Eva Meizara Puspita Dewi; Perdana Kusuma; Amirah Aminanty Agussalim
DEDIKASI Vol 24, No 2 (2022): Jurnal Dedikasi
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/dedikasi.v24i2.40430

Abstract

School wellbeing atau kesejahteraan di sekolah adalah keadaan di mana individu dapat memenuhi kebutuhan dasar di lingkungan sekolah, yakni having, loving, being, dan health. Dengan school wellbeing, peserta didik merasa aman dan nyaman di sekolah, merasa memiliki sekolah, dicintai dan mencintai sekolah, menganggap sekolah dapat memfasilitasi potensi sehingga dapat mengembangkan potensi diri, menjalin hubungan interpersonal yang sehat, dan memiliki kepribadian yang baik, juga menikmati proses belajar di sekolah. Sedangkan apabila school wellbeing rendah, maka peserta didik tidak mendapatkan kenyamanan dan kesejahteraan di sekolah yang berdampak pada perilaku negatif seperti membolos, berkelahi, merokok, dan sebagainya. Permasalahan school wellbeing merupakan masalah yang jarang diperhatikan oleh pendidik termasuk Mitra. Pengabdian ini akan bermitra dengan Pendidikan Dasar dan menengah (Dikdasmen) Muhammadiyah Kota Makassar untuk memberikan pemahaman tentang SWB. Setiap sekolah mengirimkan 3 perwakilannya dari unsur pimpinan sekolah dan guru. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan melalui pretest dan posttest kepada para partisipan, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman para partisipan mengenai beberapa hal terkait school wellbeing, diantaranya adalah 1) mengenali komponen-komponen school wellbeing 2) mampu membedakan dimensi-dimensi school wellbeing secara lebih spesifik 3) mengetahui aspek-aspek dari tiap dimensi yang terdapat dalam school wellbeing beserta bentuk implementasinya di sekolah. Kata kunci: School Well Being, Guru, SMP
Personality Traits of High School Students in Makassar Basti Basti; Eva Meizara Puspita Dewi; Amirah Aminanty Agussalim; Nurfajriyanti Rasyid
Indonesian Journal of Educational Studies Vol 25, No 2 (2022): Indonesian Journal of Educational Studies
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/ijes.v25i2.40592

Abstract

Abstract. The sample in this study were 404 students, consisting of 116 boys (28.7%) and 288 girls (71.3%). The students involved in this study were aged between 15 and 18 years (M = 16.6; SD = 0.741), and the majority were from the Bugis ethnic group (76.5%). The selection of the sample in this study is related to the research objective, which is to focus on adolescents (high school students), so that the age range taken represents adolescence, using a multistage cluster random sampling technique. The measuring instrument used in this study is the Big-Five Inventory (BFI) which has been adapted by Ramdhani (2012). This scale consists of 44 statement items which are divided into five personality traits, namely extraversion (8 items), agreeableness (9 items), conscientiousness (9 items), neuroticism (8 items), and openness (10 items). Data analysis used in this research is descriptive and inferential analysis (Anova and crosstabulation). The results of this study indicate that there are 119 (29.5%) students showing a tendency of neuroticism, there are 64 (15.8%) students showing an openness tendency, there are 70 (17.3%) students showing a tendency to agreeableness, there are 69 (17.1%) %) students showed a tendency of extraversion, and there were 82 (20.3%) students showing a tendency of conscientiousness.