Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Gambaran Makna Hidup Remaja Penderita Leukemia -, Widianita P.L.; Mikarsa, Hera Lestari; Hartiani, Fenny
Indonesian Journal of Cancer Vol 3, No 1 (2009): Jan - Mar 2009
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.607 KB)

Abstract

Remaja penderita leukemia membutuhkan waktu pengobatan yang panjang dan memberikan efek samping secara fisik serta psikologis pada penderitanya. Dampak psikologis dirasakan saat menghadapi kematian. Remaja yang menghadapi kematian mengalami konflik berkepanjangan selama masa penyesuaian diri. Hal ini menimbulkan depresi. Adanya depresi membuat mereka merasa tidak memiliki makna dalam hidupnya.1 Makna hidup adalah hal-hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang dianggap sangat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi individu sehingga layak dijadikan tujuan hidup.2 Penelitian menunjukkan bahwa kedua remaja penderita leukemia memiliki kebermaknaan hidup. Adanya orang terdekat dan keinginan untuk membahagiakan mereka membuat kedua partisipan merasa berarti dan tetap memiliki motivasi untuk sembuh. Usaha kedua partisipan untuk membahagiakan orang-orang terdekat mereka adalah dengan berusaha mencapai cita-cita. Usaha mereka dalam mencapai cita-cita tampak dalam kegiatan yang mereka lakukan.Kata kunci: makna hidup, leukemia
Penerapan Prompting dan Fading untuk Mengembangkan Tanggung Jawab Pada Anak Usia Sekolah Larassati, Linda Mutiara; Hartiani, Fenny
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan Vol 8, No 2 (2018): Jurnal Psikologi Teori dan Terapan
Publisher : Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabay

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The cultivation of responsibility values in children is not often the main focus for parents. Whereas, the responsibility plays an important role for the development of self esteem, self-identity, and children well-being. The purpose of this study was to evaluate the effectiveness of prompting and fading techniques to develop responsibility in school-aged children starting from the simple behavior that is, putting objects that have been used in appropiate places. This study was conducted on a 7 years old child in second grade elementary school, using single case A-B design and implemented in 8 sessions. The results show that the application of behavior modification program with prompting and fading techniques can develop responsibility in a 7-years old child primarily in the case of putting an object in its place after using it.Key words : Prompting, fading, responsibilityAbstrak : Penanaman nilai-nilai tanggung jawab pada anak seringkali tidak menjadi fokus utama bagi orang tua. Padahal, rasa tanggung jawab berperan penting bagi perkembangan self esteem, pembentukan identitas diri, serta kesejahteraan mental anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas teknik prompting dan fading dalam mengembangkan rasa tanggung jawab pada anak usia sekolah dimulai dari perilaku yang sederhana yaitu, meletakkan barang yang telah digunakan di tempatnya. Perilaku tersebut merupakan manifestasi dari tanggung jawab terhadap barang pribadinya. Partisipan dalam intervensi ini adalah satu anak perempuan berinisial K, berusia 7 tahun, dan duduk di bangku kelas 2 SD. Penelitian ini menggunakan single case experimental A-B design. Intervensi dilakukan sebanyak 8 sesi menggunakan teknik modifikasi perilaku yaitu, prompting, transfer of stimulus control (fading), dan positive reinforcement. Analisis dilakukan dengan melihat perbandingan kemunculan perilaku meletakkan barang sebelum dan sesudah intervensi dilakukan. Hasil menunjukkan bahwa teknik prompting dan fading berhasil meningkatkan tanggung jawab berupa perilaku meletakkan barang di tempatnya secara konsisten pada anak usia 7 tahun.
PENERAPAN PRINSIP MODIFIKASI PERILAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIKAT GIGI PADA ANAK DENGAN DISABILITAS INTELEKTUAL BERAT Hapsari, Catherina Kartika; Hartiani, Fenny
Jurnal Psikologi Vol 17, No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.089 KB) | DOI: 10.14710/jp.17.2.119-130

Abstract

Self-help skills are one of the skills needed to support one's life. Individuals with severe intellectual disability have difficulty to perform self-help tasks, such as dressing, bathing, and toothbrushing. In addition, individuals with intellectual disability usually have other health related problems. To prevent dental health problems among people with severe intellectual disability, it is necessary to prevent it by taking care of dental health. Toothbrushing is one of the most effective ways to prevent it and toothbrushing training are one of intervention that could help. This research applied behaviour modification total-task presentation in children with severe intellectual disability. This research is a quasi-experimental research using a single subject A-B-A design. The participants for this study were a 19-year-old female teenager with severe intellectual disability. This intervention was given as many as nine sessions in three weeks. The data were collected using interviews and observations to record the emergence of a series toothbrushing behavior. Data then analysed using visual inspections method. The results of this study indicate that the total task presentation intervention provides an improvement in the ability of brushing teeth. This improvement still needs to be supported by the carer's directions.
Penerapan Prompting dan Fading untuk Mengembangkan Tanggung Jawab Pada Anak Usia Sekolah Larassati, Linda Mutiara; Hartiani, Fenny
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan Vol 8, No 2 (2018): Jurnal Psikologi Teori dan Terapan
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jptt.v8n2.p101-111

Abstract

The cultivation of responsibility values in children is not often the main focus for parents. Whereas, the responsibility plays an important role for the development of self esteem, self-identity, and children well-being. The purpose of this study was to evaluate the effectiveness of prompting and fading techniques to develop responsibility in school-aged children starting from the simple behavior that is, putting objects that have been used in appropiate places. This study was conducted on a 7 years old child in second grade elementary school, using single case A-B design and implemented in 8 sessions. The results show that the application of behavior modification program with prompting and fading techniques can develop responsibility in a 7-years old child primarily in the case of putting an object in its place after using it.Key words : Prompting, fading, responsibilityAbstrak : Penanaman nilai-nilai tanggung jawab pada anak seringkali tidak menjadi fokus utama bagi orang tua. Padahal, rasa tanggung jawab berperan penting bagi perkembangan self esteem, pembentukan identitas diri, serta kesejahteraan mental anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas teknik prompting dan fading dalam mengembangkan rasa tanggung jawab pada anak usia sekolah dimulai dari perilaku yang sederhana yaitu, meletakkan barang yang telah digunakan di tempatnya. Perilaku tersebut merupakan manifestasi dari tanggung jawab terhadap barang pribadinya. Partisipan dalam intervensi ini adalah satu anak perempuan berinisial K, berusia 7 tahun, dan duduk di bangku kelas 2 SD. Penelitian ini menggunakan single case experimental A-B design. Intervensi dilakukan sebanyak 8 sesi menggunakan teknik modifikasi perilaku yaitu, prompting, transfer of stimulus control (fading), dan positive reinforcement. Analisis dilakukan dengan melihat perbandingan kemunculan perilaku meletakkan barang sebelum dan sesudah intervensi dilakukan. Hasil menunjukkan bahwa teknik prompting dan fading berhasil meningkatkan tanggung jawab berupa perilaku meletakkan barang di tempatnya secara konsisten pada anak usia 7 tahun.
Efektivitas functional communication training dalam meningkatkan perilaku meminta pada anak dengan autism spectrum disorder Detricia Tedjawidjaja; Fenny Hartiani
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol. 9 No. 2 (2021): August
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.247 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v9i2.13533

Abstract

The current study aims to examine the effectiveness of functional communication training to increase asking behavior by exchanging pictures for children with an autism spectrum disorder. The participant in this study is a 6-years old girl with a diagnosis of Autism Spectrum Disorder with Intellectual Impairment. This study uses a single-subject design consisting of A-B-A phases. Functional communication training is implemented using the most-to-least prompting technique which is divided into 8 sessions. The result depicts that 84% of participants increase their ability to perform requesting behavior by exchanging pictures of the trials given. Furthermore, after the implementation of functional communication training, there is an increase in the frequency of requesting behavior by exchanging pictures at post-test (average 74%) and at follow-up (average 82%). Implications of this study indicate the importance of considering the function of problem behavior in training the appropriate communicative responses for children with an autism spectrum disorder.
Efektivitas teknik forward chaining dalam meningkatkan keterampilan mengenakan kemeja berkancing pada anak dengan intellectual disability taraf sedang Diah Wahyuningsih; Fenny Hartiani
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol. 9 No. 1 (2021): January
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (781.541 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v9i1.13547

Abstract

Objektif: Anak-anak dengan intellectual disability menunjukkan defisit dalam fungsi adaptif. Secara khusus, anak moderate intellectual disability seringkali kesulitan melakukan tugas bantu diri dan bergantung pada orang lain. Berpakaian sendiri merupakan salah satu keterampilan bantu diri yang penting dikuasai untuk menunjang kemandirian anak. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas teknik forward chaining untuk meningkatkan keterampilan mengenakan kemeja berkancing pada anak dengan moderate intellectual disability. Teknik forward chaining memecah keterampilan menjadi tahapan-tahapan sederhana. Dalam setiap tahapan forward chaining, anak akan diberikan prompting dan positive reinforcement.Metode: Penelitian ini menggunakan single subject A-B design. Partisipan merupakan anak laki-laki berusia 12 tahun 4 bulan dengan moderate intellectual disability. Intervensi diberikan dalam 6 sesi dengan 30 kali percobaan.Temuan: Terdapat perbedaan signifikan pada kemampuan mengenakan kemeja berkancing sebelum dan setelah intervensi dilakukan.Kesimpulan: Teknik forward chaining yang melibatkan prompting dan positive reinforcement efektif dalam meningkatkan keterampilan mengenakan kemeja berkancing pada anak dengan moderate intellectual disability.
COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY UNTUK MENINGKATKAN SELF-ESTEEM PADA ANAK USIA SEKOLAH Nur Islamiah; Dini P. Daengsari; Fenny Hartiani
Jurnal Ilmu Keluarga & Konsumen Vol. 8 No. 3 (2015): Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen
Publisher : Department of Family and Consumer Sciences, Faculty of Human Ecology, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.966 KB) | DOI: 10.24156/jikk.2015.8.3.142

Abstract

In this research, Cognitive Behavior Therapy (CBT) was used to increase low self-esteem on a school-age children (boy, 10 years old). Cognitive Behavior Therapy (CBT) is a treatment that aimed to reduce psychological distress and maladaptive behavior by altering cognitive processes. The design of this study was single-subject research design specifically experimental study which used one participant to verify the effectiveness of a theraphy. This treatment consists of 13 sessions, with 2 sessions for the assessment (pre-test and post-test), 10 session for the treatment sessions, and 1 session for the evaluation). The duration of each session approximately 1,5 - 2 hours. Based on observations, interviews, pre-test and post-test, CBT was effective to increase selfesteem on the participant.
MODIFIKASI PERILAKU KONTAK MATA PADA ANAK DENGAN AUTISM SPECTRUM DISORDER (ASD) Dewa Ayu Diah Tri Paramita Putri Nida; Fenny Hartiani
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 1, No 1: Januari 2018
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/s-jpu.v1i1.9923

Abstract

Anak-anak dengan autisme mengalami defisit dalam kemampuan berkomunikasi dan interaksi sosial. Salah satu defisit yang terlihat dalam kontak sosial adalah kurangnya kontak mata, padahal kontak mata sangat penting bagi anak untuk mengembangkan keterampilan yang lebih kompleks, seperti kemampuan bahasa, keterampilan sosial serta memberikan pengaruh terhadap pendidikan dan pemahaman anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD). Berdasarkan kondisi tersebut, perlu dilakukan pemberian intervensi yang dapat meningkatkan kemampuan kontak mata pada anak-anak ASD. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektifitas teknik modifikasi perilaku untuk memperbaiki perilaku kontak mata pada anak dengan gangguan spektrum autisme (ASD). Penelitian ini menggunakan single case experimental A-B design. Partisipanadalah satu anak dengan diagnosis ASD berinisial S. Intervensi dilakukan sebanyak 16 sesi menggunakan teknik modifikasi perilaku seperti Prompting, transfer of stimulus control atau fading dan positive reinforcement. Analisis dilakukan dengan melihat perbandingan kemunculan perilaku kontak mata sebelum dan sesudah intervensi dilakukan.Hasil menunjukkan bahwa program modifikasi perilaku pada subjek telah mampu meningkatkan perilaku kontak mata pada anak dengan ASD. Untuk penelitian selanjutnya, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, instruksi yang diberikan harus konsisten, penerapan intervensi lebih disukai untuk tidak menimbulkan ketidaknyamanan bagi anak-anak dan penguatan yang harus melibatkan subjek untuk membuat kontak mata berlangsung lebih lama. 
Penerapan Prompting dan Fading untuk Mengembangkan Tanggung Jawab Pada Anak Usia Sekolah Linda Mutiara Larassati; Fenny Hartiani
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan Vol. 8 No. 2 (2018): Jurnal Psikologi Teori dan Terapan
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.483 KB) | DOI: 10.26740/jptt.v8n2.p101-111

Abstract

The cultivation of responsibility values in children is not often the main focus for parents. Whereas, the responsibility plays an important role for the development of self esteem, self-identity, and children well-being. The purpose of this study was to evaluate the effectiveness of prompting and fading techniques to develop responsibility in school-aged children starting from the simple behavior that is, putting objects that have been used in appropiate places. This study was conducted on a 7 years old child in second grade elementary school, using single case A-B design and implemented in 8 sessions. The results show that the application of behavior modification program with prompting and fading techniques can develop responsibility in a 7-years old child primarily in the case of putting an object in its place after using it.Key words : Prompting, fading, responsibilityAbstrak : Penanaman nilai-nilai tanggung jawab pada anak seringkali tidak menjadi fokus utama bagi orang tua. Padahal, rasa tanggung jawab berperan penting bagi perkembangan self esteem, pembentukan identitas diri, serta kesejahteraan mental anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas teknik prompting dan fading dalam mengembangkan rasa tanggung jawab pada anak usia sekolah dimulai dari perilaku yang sederhana yaitu, meletakkan barang yang telah digunakan di tempatnya. Perilaku tersebut merupakan manifestasi dari tanggung jawab terhadap barang pribadinya. Partisipan dalam intervensi ini adalah satu anak perempuan berinisial K, berusia 7 tahun, dan duduk di bangku kelas 2 SD. Penelitian ini menggunakan single case experimental A-B design. Intervensi dilakukan sebanyak 8 sesi menggunakan teknik modifikasi perilaku yaitu, prompting, transfer of stimulus control (fading), dan positive reinforcement. Analisis dilakukan dengan melihat perbandingan kemunculan perilaku meletakkan barang sebelum dan sesudah intervensi dilakukan. Hasil menunjukkan bahwa teknik prompting dan fading berhasil meningkatkan tanggung jawab berupa perilaku meletakkan barang di tempatnya secara konsisten pada anak usia 7 tahun.