Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Analysis of Factors Affecting the Technical Efficiency of Rice Farming in East Java Province Rachman Hakim; Tri Haryanto; Dyah Wulan Sari
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 18 No. 2 (2020): JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN
Publisher : Pusat Pengkajian Ekonomi dan Kebijakan Publik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jep.v18i2.12808

Abstract

Agriculture is a dominant sector in Indonesia, mostly because many people work in this sector, especially in agricultural centers such as East Java Province. However, it is ironic that the farm sector does not have a considerable contribution to Indonesia's national income. This study aimed to measure rice farming's efficiency in East Java and determine whether education, access to credit, farmer group membership, age, and agricultural extension affected rice farming efficiency. The data source comes from the Central Statistics Agency (Agricultural Business Household Income Survey) in 2013 for East Java Province. The number of samples used was 8603 farmer households. The research method uses Stochastic Frontier Analysis. The results showed that the average efficiency for the Cobb-Douglas production function was 0.764, while the average efficiency for the translog production function was 0.759. The Cobb-Douglas production function is not suitable for this study; the translog production function is considered more appropriate. The variables of education, access to credit, membership of farmer groups, age, and agricultural extension significantly influence rice farming's technical efficiency in East Java. The extension variable has the most significant effect.
Nilai Ekonomi Kebun Binatang Surabaya denga Pendekatan Travel Cost Method Shilvina Widi Irsanti; Tri Haryanto; Deni Kusumawardani
MediaTrend Vol 15, No 2 (2020): OKTOBER
Publisher : Trunojoyo University of Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/mediatrend.v15i2.6910

Abstract

Surabaya as big cities have an appeal that very large for their citizens and residents from other cities which comes as newcomers to work as well as settled or seek education. One of them is the attractiveness of tourism in the number of visitors highest in Surabaya was a zoo Surabaya. The frequency of visits the zoo Surabaya influenced by age variable, married status, the distance, education, and the costs to transport the while variable gender and income has no significant impact on the frequency of visits. The result of reckoning an estimation of the value the zoo Surabaya through economic approach travel cost method as much as Rp 33.348.713.604,00 in one year.
Peran Perempuan Dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Di Provinsi Nusa Tenggara Barat Triana Pujilestari; Tri Haryanto
MediaTrend Vol 15, No 2 (2020): OKTOBER
Publisher : Trunojoyo University of Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/mediatrend.v15i2.7439

Abstract

Food security at the national or regional level does not ensure food security at the household level. The study aim to analyze the influence of economic, demographic and social characteristics including the level of mother's education, mother's age, mother's occupation, access to the internet, household size, residential area, and household expenditure on the food security household level at NTB Province. Based on the data of The National Socioeconomic Survey (SUSENAS) March 2018 from Statistics Indonesia (BPS), this study is conducted by using multinomial logistic regression method to archieve the objective. The results show that the level of mother's education, mother's age, access to the internet, household size and household expenditure have significant effect to the food security household level at NTB province.
Implikasi Kebijakan Perdagangan ACFTA Pada Bawang Putih Impor di Indonesia: Model Permintaan Impor Inggarani Ulfa Yovirizka; Tri Haryanto
MediaTrend Vol 15, No 2 (2020): OKTOBER
Publisher : Trunojoyo University of Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/mediatrend.v15i2.6984

Abstract

Indonesia is the biggest importer of garlic in the world. Each country has a trade policy to control imports, and Indonesia is implementing a free trade agreement, namely ACFTA. The purpose of this study was to analyze the effect of the ACFTA trade policy on Indonesian garlic using the import demand model. The method in this study uses the Eagle-Granger cointegration test and error correction model (ECM). Stationary test results using augmented Dickey-Fuller indicate that each stationary variable at the first difference level. Cointegration test shows that import variables, per capita income, relative prices, production and consumption ratios, and dummy have a long-term balance. The relative price, the ratio of production and consumption, and the dummy have a significant effect on the demand for imported garlic in the long run. In the short term, import demand is affected by the ratio of production and consumption, and dummy tariffs.
Penelitian Proses Finishing Dengan Natrium Thiosulfat Pada Produk Kerajinan Kuningan Dwi Suheryanto; Sarno Sarno; Tri Haryanto
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 15 (1996): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v15i1.1047

Abstract

Proses penghitaman (pewarnaan) produk kerajinan kuningan adalah merupakan hasil dari persenyawaan antara logam kuningan dengan senyawa kimia yang digunakan pada proses penghitaman tersebut.Senyawa kimia yang digunakan pada proses penghitaman adalah merupakan suatu formula yang mengandung unsur sulfid yaitu natrium thiosulfat (NA2S2O3, 5H1O). Pada pelaksanaan penelitian dilakukan beberapa variasi konsentrasi natrium thiosulfat yaitu 3 g/1,4 g/1 dan 5 g/1, pada temperatur 60oC dengan variasi waktu 10, 15 dan 20 menit.Hasil pengujian ketahanan warna dan ketuaan warna menunjukkan bahwa penghitaman pada konsentrasi 5 g/1 natrium thiosilfat dengan waktu 10 menit akan memberikan hasil yang relatif baik.Proses penghitaman (pewarnaan) produk kerajinan kuningan adalah merupakan hasil dari persenyawaan antara logam kuningan dengan senyawa kimia yang digunakan pada proses penghitaman tersebut.Senyawa kimia yang digunakan pada proses penghitaman adalah merupakan suatu formula yang mengandung unsur sulfid yaitu natrium thiosulfat (NA2S2O3, 5H1O). Pada pelaksanaan penelitian dilakukan beberapa variasi konsentrasi natrium thiosulfat yaitu 3 g/1,4 g/1 dan 5 g/1, pada temperatur 60oC dengan variasi waktu 10, 15 dan 20 menit.Hasil pengujian ketahanan warna dan ketuaan warna menunjukkan bahwa penghitaman pada konsentrasi 5 g/1 natrium thiosilfat dengan waktu 10 menit akan memberikan hasil yang relatif baik.
Unggulan Proses Pengelantangan dan Pewarnaan Akar Keladi Air untuk Bahan Baku Barang Kerajinan Sulaeman Sulaeman; Tri Haryanto
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah No 16 (1997): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v0i16.1064

Abstract

Percobaan proses pengelantangan dan pewarnaan akar keladi air (Caladium aquatile) dilakukan secara laboratoris untuk memperoleh bahan baku yang dapat mendukung mutu barang kerajinan.Pengelantangan menggunakan larutan hidrogen peroksida dilakukan dengan cara perendaman pada suhu kamar selama 48 jam dan pada suhu 85°C selama 1 jam. Konsentrasi larutan H2O2 divariasi 5, 10, 15, 20 dan 25 cc/l. pewarnaan pada akar keladi air yang telah dikelantang dilakukan dengan menggunakan zat warna direk, basis dan reaktif. Terhadap contoh uji dilakukan pengujian derajat putih dan kecerahan warna secara visual serta pengujian ketahanan luntur warna terhadap sinar.Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pengelantangan menggunakna larutan hidrogen peroksida 15cc/l cara dingin maupun cara panas menghasilkan derajat putih yang paling baik. Kecerahan hasil pewarnaan yang paling baik diperoleh pada akar keladi air hasil pengelantangan cara dingin menggunakan larutan hidrogen peroksida 15 cc/l atau cara panas menggunakn larutan hidrogen peroksida 20cc/l.Percobaan proses pengelantangan dan pewarnaan akar keladi air (Caladium aquatile) dilakukan secara laboratoris untuk memperoleh bahan baku yang dapat mendukung mutu barang kerajinan.Pengelantangan menggunakan larutan hidrogen peroksida dilakukan dengan cara perendaman pada suhu kamar selama 48 jam dan pada suhu 85°C selama 1 jam. Konsentrasi larutan H2O2 divariasi 5, 10, 15, 20 dan 25 cc/l. pewarnaan pada akar keladi air yang telah dikelantang dilakukan dengan menggunakan zat warna direk, basis dan reaktif. Terhadap contoh uji dilakukan pengujian derajat putih dan kecerahan warna secara visual serta pengujian ketahanan luntur warna terhadap sinar.Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pengelantangan menggunakna larutan hidrogen peroksida 15cc/l cara dingin maupun cara panas menghasilkan derajat putih yang paling baik. Kecerahan hasil pewarnaan yang paling baik diperoleh pada akar keladi air hasil pengelantangan cara dingin menggunakan larutan hidrogen peroksida 15 cc/l atau cara panas menggunakn larutan hidrogen peroksida 20cc/l.
Optimalisasi Penggunaan Zat Pereduksi Dan Waktu Fiksasi Pada Pembuatan Batik Etsa Dengan Bahan Baku Rayon Viskosa Tien Suhartini; Tri Haryanto
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah No 18 (2001): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v0i18.1090

Abstract

Pembatikan etsa memungkinkan menghasilkan produk yang lebih efisien dan murah karena proses pelekatan lilin yang pertama sesuai dengan desain motif, diganti dengan pencapan etsa putih. Pembuatan batik etsa pada kain rayon viskosa (shantung) belum lazim dilakukan karena serat rayon viskosa mempunyai derajat polimerisasi jauh lebih rendah dari pada serat kapas sehingga daya tahan serat rayon secara fisika kimia lebih rendah dari serat kapas. Unruk membuat batik etsa pada bahan rayon viskosa dengan proses cabut warna tanpa merusak kainnya, dilakukan penelitian untuk menentukan konsentrasi zat pereduksi dan waktu fiksasinya dengan cara pengukusan (steam). Hasil percobaan diuji derajat putih dan kekuatan tarik kain ke arah lusi dan pakan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencapan pasta cap etsa putih dengan konsentrasi 50 g/kg zat pereduksi dan waktu fiksasi selama 12 menit pada suhu pengukusan 100°C mendapatkan hasil yang sempurna dengan nilai derajat putih 75,83 dan kekuatan tarik arah lusi 9,37 kg/m2. Kekuatan tarik arah pakan 7,49 kg/m2 memenuhi syarat mutu batik rayon.Pembatikan etsa memungkinkan menghasilkan produk yang lebih efisien dan murah karena proses pelekatan lilin yang pertama sesuai dengan desain motif, diganti dengan pencapan etsa putih. Pembuatan batik etsa pada kain rayon viskosa (shantung) belum lazim dilakukan karena serat rayon viskosa mempunyai derajat polimerisasi jauh lebih rendah dari pada serat kapas sehingga daya tahan serat rayon secara fisika kimia lebih rendah dari serat kapas. Unruk membuat batik etsa pada bahan rayon viskosa dengan proses cabut warna tanpa merusak kainnya, dilakukan penelitian untuk menentukan konsentrasi zat pereduksi dan waktu fiksasinya dengan cara pengukusan (steam). Hasil percobaan diuji derajat putih dan kekuatan tarik kain ke arah lusi dan pakan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencapan pasta cap etsa putih dengan konsentrasi 50 g/kg zat pereduksi dan waktu fiksasi selama 12 menit pada suhu pengukusan 100°C mendapatkan hasil yang sempurna dengan nilai derajat putih 75,83 dan kekuatan tarik arah lusi 9,37 kg/m2. Kekuatan tarik arah pakan 7,49 kg/m2 memenuhi syarat mutu batik rayon.
Pemanfaatan Ragam Hias Etnik Sumatera Utara Untuk Pengembangan Motif Batik Tien Suhartini; Tri Haryanto; Adiyanto Adiyanto
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah No 21 (2004): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v0i21.1108

Abstract

Batik hasil teknik pendekorasian kain adalah produk seni rupa Indonesia dengan teknik pewarnaan rintang, menggunakan Ii/in batik sebagai bahan perintangnya. Dengan demikian Batiksebagai salah satu produk kerajinan merupakan aset budaya yang perlu dilestarikan keberadaannya. Untuk itu perlu adanya pengembangan-pengembangan eksistensi batik baik dibidang teknologi maupun disain dan pemasaran melalui penanganan UKM-nya.Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan perancangan disain batik dengan unsur-unsur ragam hias Sumatera Utara sebagai aspek disainnya. Ragam hias Suma/era Utara sangat variatif karena berasal dari berbagai suku bangsa. Dengan kondisi pluralis tersebut perlu dikembangkan desain yang memenuhi tuntutan konsumen melalui stilir motif sebagai berikut: Penciptaan motif baru dengan cara mengambil bentuk dari alam langsung seperti manusia, flora fauna; penciptaan motif baru dengan cara mengembangkan motif-motif yang sudah ada menjadi motif baru, dan Menggabungkan keduanya seperti motif dari alam dan motif-motif yang sudah adaHasil rancangan diaplikasikan sebagai prototipe produk dan diseminasikan dalam bentuk peragaan prototipe produk, pengenalan teknologi batik dan penilaian terhadap aplikasi rancangan prototype produk. Hasil penilaian menunjukkan pemanfaatan ragam hias etnik Sumatera Utara layak untuk diproduksi menjadi produk batik yang menarik sehingga menambahkhasanah batik Indonesia. Yang apabila diaplikasikan sebagai produk selain untuk pelestarian  juga memantapkan identitas daerah yang akan mewujudkan serta merupakan lahan peningkatan SDM dan terbentuknya wirausaha baru bidang batik.Batik hasil teknik pendekorasian kain adalah produk seni rupa Indonesia dengan teknik pewarnaan rintang, menggunakan Ii/in batik sebagai bahan perintangnya. Dengan demikian Batiksebagai salah satu produk kerajinan merupakan aset budaya yang perlu dilestarikan keberadaannya. Untuk itu perlu adanya pengembangan-pengembangan eksistensi batik baik dibidang teknologi maupun disain dan pemasaran melalui penanganan UKM-nya.Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan perancangan disain batik dengan unsur-unsur ragam hias Sumatera Utara sebagai aspek disainnya. Ragam hias Suma/era Utara sangat variatif karena berasal dari berbagai suku bangsa. Dengan kondisi pluralis tersebut perlu dikembangkan desain yang memenuhi tuntutan konsumen melalui stilir motif sebagai berikut: Penciptaan motif baru dengan cara mengambil bentuk dari alam langsung seperti manusia, flora fauna; penciptaan motif baru dengan cara mengembangkan motif-motif yang sudah ada menjadi motif baru, dan Menggabungkan keduanya seperti motif dari alam dan motif-motif yang sudah adaHasil rancangan diaplikasikan sebagai prototipe produk dan diseminasikan dalam bentuk peragaan prototipe produk, pengenalan teknologi batik dan penilaian terhadap aplikasi rancangan prototype produk. Hasil penilaian menunjukkan pemanfaatan ragam hias etnik Sumatera Utara layak untuk diproduksi menjadi produk batik yang menarik sehingga menambahkhasanah batik Indonesia. Yang apabila diaplikasikan sebagai produk selain untuk pelestarian  juga memantapkan identitas daerah yang akan mewujudkan serta merupakan lahan peningkatan SDM dan terbentuknya wirausaha baru bidang batik.
Analisis Kondisi Pemukiman Penduduk Kabupaten/Kota di Indonesia Sri Nathasya; TRI HARYANTO; Ni Made Sukartini
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol 9 No 3 (2020): Volume 9 Nomor 3 Tahun 2020
Publisher : Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jep.v9i3.118

Abstract

The settlement is a very important topic and is widely discussed in all countries. This study is a study that discusses the topic of settlement using the literature review method. In this study, we will discuss several articles related to housing and try to compare with the conditions of settlements in Indonesia. The findings of this study are that there are two aspects of empirical research that are not found to be running optimally in Indonesia, namely: aspects of consumption patterns and urban and environmental planning. Meanwhile, the empirical condition that is under the conditions of housing in Indonesia is the limited quality of human resources and types of housing in Indonesia as well as aspects of the interaction between the public sector, the interaction of the private sector to increase settlement growth.
KONTRIBUSI MODAL MANUSIA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI PAPUA DAN PAPUA BARAT siti munawaroh; Tri Haryanto
Media Ekonomi Vol. 28 No. 1 (2020): April
Publisher : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2153.411 KB) | DOI: 10.25105/me.v28i1.6716

Abstract

The purpose of this study is to determine the contribution of human capital to economic growth in the provinces of Papua and West Papua. This study used Panel regression with the random effect models with the stata 13. The data used in this research are GDRP, mean years school, life expectancy, labor and capital expenditure from 40 districts / cities from 2011 to 2018. Overall human capital variables (average school year and life expectancy), capital expenditure has a positive and significant contribution to gross regional domestic product in the provinces of Papua and West Papua. Although, education health contribution (average school year is relatively greater than health (life expectancy).