Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial

PERILAKU MEMILIH MASYARAKAT, MALPRAKTIK PEMILU DAN PELANGGARAN PEMILU Ferdian Ferdian; Asrinaldi Asrinaldi; Syahrizal Syahrizal
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 6, No 1 (2019): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.516 KB) | DOI: 10.31604/jips.v6i1.2019.20-31

Abstract

Perilaku memilih seseorang dalam pemilihan umum dipengaruhi oleh berbagai variabel seperti agama, ras, daerah, dan suku yang dikelompokkan oleh Lazarsfeld dalam mashab sosiologis, orientasi kepada kandidat dan identifikasi kepartaian yang termasuk dalam mashab psikologis, oleh Angust Campbel, dan kepentingan ekonomi dalam mashab rational atau ekonomi yang dipelopori oleh Anthony Downs. Perilaku memilih masyarakat di setiap daerah memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Terdapat beberapa karakteristik perilaku memilih yang dapat menimbulkan terjadinya malpraktik dan pelanggaran pemilu khususnya vote buying atau politik uang.
STRATEGI KPU KOTA PEKANBARU DALAM MENINGKATKAN ANGKA PARTISIPASI PEMILIH DALAM PILWAKO TAHUN 2017 Fitri Andriani; Emeraldy Chatra; Syahrizal Syahrizal
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 6, No 2 (2019): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.993 KB) | DOI: 10.31604/jips.v6i2.2019.238-252

Abstract

Partisipasi pemilih menjadi salah satu indikator sebuah hasil pemilihan umum dengan derajat legitimasi yang kuat. Angka partisipasi seringkali menjadi acuan bagi penyelenggara pemilu apakah pemilu yang diselenggarakannya memiliki daya Tarik yang kuat kepada warga negara untuk terlibat di dalamnya. Tidak heran jika kemudian KPU sebagai penyelenggara pemilu memandang angka partisipasi sebagai nominal yang akan selalu diusahakan meningkat dari pemilu ke pemilu. Question Researchny adalah bagaimana strategi KPU Kota Pekanbaru dalam meningkatkan angka partisipasi pemilih?. Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota tahun 2017 berjalan dengan lancar dan damai. Firdaus-Ayat Cahyadi keluar sebagai pemenang pesta demokrasi yang diselenggarakan dalam sekali limatahun itu. Dalam Pilwako kali ini angka partisipasi pemilih hanya 51,9% tentunya ini masih jauh dari angka yang diharapkan dan sudah dipatok oleh KPU RI yaitu 77,5%. KPU Kota Pekanbaru sudah berupaya semaksimal mungkin untuk mendongkrak angka partisipasi pemilih ini sehingga target nasional tercapai. KPU Kota Pekanbaru menggunakan strategi on dan strategi off. Strategi on  adalah dengan memaksimalkan fungsi ICT dan pemanfaatan media social dalam bersosialisasi. Sedangkan strategi off adalah strategi konvensional yang selalu digunakan oleh hampir semua KPU yang ada di Indonesia yaitu dengan cara memasifkan sosialisasi di instansi-instansi, sosialisasi melalui ceramah-ceramah pemuka agama di masjid dan mushallah, sosialisasi ke kampus-kampus dan institusi pendidikan lainnya, sosialisasi di mall-mall, jalan raya, tempat keramian, memaksimalkan fungsi FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama), membuat Focus Discussion Group (FGD), Membuat diskusi-diskusi komunitas seperti Komunitas Buzzer Pekanbaru, MDI, Mahasiswa, iklan dan ajakan di media massa, poster dan baliho yang disebarkan di masyarakat. Key word: KPU Pekanbaru, Pilkada, Partisipasi Pemilih
PENDIDIKAN POLITIK BAGI PEMILIH MILENIAL DALAM MEMAHAMI BAHAYA VOTE BROKER OLEH KPU Fauziah Harnom; Syahrizal Syahrizal; Tengku Rika Valentina
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 6, No 1 (2019): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.791 KB) | DOI: 10.31604/jips.v6i1.2019.1-10

Abstract

Pemilih milenial merupakan pemilih yang besar di Indonesia. Peran mereka sangat penting dalam meningkatkan partisipasi pemilih, agar terciptanya pemilu yang berkualitas. Untuk meningkatkan minat dan pemahaman mereka tentang pemilu serta bahaya dari politik uang terutama yang dilakukan oleh broker politik. Kurangnya pemahaman pemilih milenial tentang Pemilu salah satu yang membuat politik uang berkembang di negara ini. Untuk itu perlu bagi KPU sebagai penyelenggara memberikan sosialisasi berupa pendidikan politik kepada pemilih milenial.