Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

IMPLEMENTASI PROGRAM DAN PEMANFAATAN E-KTP YANG TERINTEGRASI DI KABUPATEN SAMBAS Dwi Septiyarini; Resky Nanda Pranaka
Publikauma : Jurnal Administrasi Publik Universitas Medan Area Vol 7, No 1 (2019): PUBLIKAUMA JUNI
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/publika.v7i1.2173

Abstract

e-KTP merupakan cara baru yang dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan membangun database kependudukan secara nasional untuk mendukung pelaksanaan e-Government yang efektif, efisien dan transparan. Namun pada kenyataannya, fungsi e-KTP masih sebatas untuk identitas kependudukan saja, padahal masih banyak sumber daya data lainnya yang dapat dimanfaatkan dalam mengelola data kependudukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan implementasi program dan pemanfaatan e-KTP yang terintegrasi di Kabupaten Sambas serta mengidentifikasi faktor penghambat dan pendukung dalam implementasi program dan pemanfaatan e-KTP yang terintegrasi tersebut. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Sambas yaitu pada Disdukcapil , BPJS, KUA Kecamatan Tekarang, Kecamatan Tekarang dan Desa Merubung. Penelitian bersifat deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara. Teknik analisa dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa peran pemerintah dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat sangat baik, yaitu berupa sosialisasi yang gencar dilakukan hingga daerah perbatasan. Hal ini dibuktikan dengan jumlah persentase perekaman yang tinggi. Namun, keberhasilan tersebut masih menyisakan beberapa hambatan antara lain sumber daya manusia yang kurang memadai, minimnya alat perekaman, keterbatasan jaringan internet, sering terjadi pemadaman listrik, keterbatasan anggaran, keterbatasan blangko perekaman, jangkauan antar wilayah yang cukup jauh dan dialek penduduk perbatasan yang condong ke negara Malaysia sehingga susah untuk dibedakan serta struktur birokrasi yang panjang dalam proses pembuatan e-KTP. Pemanfaatan e-KTP belum optimal karena tidak didukung kuat oleh sinergitas aplikasi yang terintegrasi pada masing-masing lembaga pemerintahan dalam  pelayanan publik.
PEMANFAATAN TANAMAN OBAT OLEH MASYARAKAT SUKU MELAYU DI KABUPATEN SAMBAS Resky Nanda Pranaka; Fathul Yusro; Indah Budiastutik
Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia Vol 13 No 1 (2020): Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/jtoi.v13i1.1887

Abstract

ABSTRACT Medicinal plant was used to solve the health problems by community both for prevention and medication. The medicinal plants utilization has a pivotal role on the sustainability and biodiversity of plants. Sambas Regency of West Kalimantan is dominated mostly by Malay ethnicity. They have different perspective in medicinal plants utilization, using a system of religion and belief that is continuously handed down from generation to generation. The study aims to analyze the patterns of medicinal plants utilization, plant use values, the degree of community approval, the most important plant species and to analyze the influence of socio-economic factors in the utilization of traditional medicinal plants, especially the Malay ethnic community in Sambas Regency. The study was conducted in Teluk Keramat Subdistrict (Sungai Serabek village, Sungai Baru village) and Tekarang (Sempadian village) where 80% of the population knew the use of medicinal plants. The data was collected by interview and observation to the head of the family or housewife with a purposive sampling technique. The data was analyzed using botany indexes i.e. Use Value (UV), Informant Consensus Factor (ICF), Fidelity Level (FL), and socio-economic factors using Chi Square test. The highest ICF value of 233 species for 103 groups of diseases, namely smallpox (1), promoting the brain (1), ear pain (1), and appendicitis (1). The highest value of FL are 81 species. The highest values of UV ​​is sirih (0,4926), follow by kunyit (0,3312), sirsak (0,3185), bawang merah (0,2994), kalimao (0,2972), jahe merah (0,2314), kumis kucing (0,1996), saudagar (0,1911), jambu biji putih (0,1614), mengkudu (0,1486), pegagan (0,1338), kencur (0,1253), cocor bebek (0,1253), cengkodok (0,1168), and sirih merah (0,1040). The socio-economic factors that influence the utilization of traditional medicinal plants are gender, age, and religion. Keywords: Sambas regency, melayu ethnic, medicinal plants ABSTRAK Pemanfaatan tanaman obat merupakan salah satu solusi masalah kesehatan dimasyarakat baik untuk pencegahan maupun pengobatan. Penggunaan tanaman obat berdampak besar terhadap kelestarian dan keanekaragaman hayati tumbuhan. Kabupaten Sambas merupakan wilayah di Kalimantan Barat yang sebagian besar masyarakatnya ber-etnis (Suku) Melayu. Mereka memanfaatkan tumbuhan obat dengan cara pandang yang berbeda yakni menggunakan sistem religi dan keyakinan yang terus-menerus dan turun-temurun.. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola pemanfaatan tumbuhan obat, nilai guna tumbuhan, derajat persetujuan masyarakat dalam pemanfaatan tumbuhan obat, dan jenis tumbuhan yang paling penting serta menganalisis pengaruh faktor sosial ekonomi masyarakat dalam pemanfaatan tanaman obat tradisional khususnya masyarakat suku melayu Kabupaten Sambas. Penelitian dilakukan pada Kecamatan Teluk Keramat (desa Sungai Serabek, desa Sungai Baru) dan Kecamatan Tekarang (desa Sempadian) yang secara persentase 80% mengetahui penggunaan tumbuhan obat. Proses pengambilan sampel adalah melalui wawancara dan observasi dengan informan Kepala Keluarga atau Ibu Rumah Tangga menggunakan teknik purposive sampling. Data dianalisis menggunakan beberapa indeks seperti Use Value, Informant Consensus Factor, dan Fidelity Level, sedangkan sosial ekonomi faktor dianalisis menggunakan Chi Square test. Nilai ICF tertinggi dari 233 spesies untuk 103 kelompok penyakit yakni cacar, keremut (1), mencerdaskan otak (1), sakit telinga (1), dan usus buntu (1). Nilai FL tertinggi (100%) sebanyak 81 spesies. Nilai UV tertinggi adalah sirih (0,4926), diikuti oleh kunyit (0,3312), sirsak (0,3185), bawang merah (0,2994), kalimao (0,2972), jahe merah (0,2314), kumis kucing (0,1996), saudagar (0,1911), jambu biji putih (0,1614), mengkudu (0,1486), pegagan (0,1338), kencur (0,1253), cocor bebek (0,1253), cengkodok (0,1168), dan sirih merah (0,1040). Faktor sosial ekonomi yang berpengaruh dalam pemanfaatan tanaman obat tradisional adalah jenis kelamin, umur, dan agama.
Faktor Karakteristik Kepala Keluarga yang Berhubungan dengan Kepemilikan Jamban di Desa Bengawan Ampar Kabupaten Landak Resky Nanda Pranaka; Edy Agustinus
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol 32 No 1 (2022)
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/mpk.v32i1.5291

Abstract

Environmental health is the main problem experienced by Indonesian people, particularly related with indicators of healthy houses, including the availability of toilets, safe drinking water, and household waste management. The environmental health problems in West Kalimantan is also similar, including low number of households having both access and improved sanitation, ownership of the improved sanitation in each household. The low access to latrines certainly indicates that there are many people who still defecate openly . The purpose of this study cross-sectional study is to determine factors related to the latrine ownership in Bengawan Ampar Village, Landak Regency. Variables of the study included education of householders, knowledge regarding toilet of householders , and healthy behavior of the family and ownership of a toilet. The population is residents of Bengawan Ampar Village, Kuala Behe ​​District, Landak Regency, and the sample size from proportional random sampling was 73 households. The instrumentused is a structured questionnaire and data collected were . analyzed using chi square test. The results of the analysis showed a significant relationship between education (p = 0.038), knowledge (p = 0.001), income (p = 0.005), and actions (p = 0.000) on latrine ownership. The study suggested that there is a need to increase knowledge, education, cleans, and healthy behaviour, have more job options and have better access to clean water. In addition, sanitationmanagers should be able to provide guidance and counseling to the community. Abstrak Kesehatan lingkungan masih menjadi masalah utama masyarakat Indonesia, terutama berkaitan dengan indikator rumah sehat yang meliputi kepemilikan jamban sehat, ketersediaan air minum, dan pengelolaan limbah rumah tangga. Masalah kesehatan lingkungan di Wilayah Kalimantan Barat adalah masih rendahnya rumah tangga yang memiliki sarana sanitasi (jamban) baik secara akses maupun jenis sarana yang layak. Rendahnya akses jamban tentu diikuti dengan sebagian masyarakat yang masih buang air besar baik di sembarang tempat. Tujuan penelitian potong lintang ini adalah menentukan determinan kepemilikan jamban di Desa Bengawan Ampar Kabupaten Landak dengan meliputi pendidikan kepala keluarga, pengetahuan kepala keluarga terkait jamban, dan perilaku hidup bersih keluarga. Populasi penelitian adalah penduduk DesaBengawan Ampar dengan jumlah sampel sebanyak 73 KK yang diambil secara proportional random sampling dengan instrument kuesioner terstruktur. Analisis data menggunakan uji chi square dan hasilnya menunjukkan hubungan antara pendidikan (p = 0,038), pengetahuan (p = 0,001), pendapatan (p = 0,005), dan tindakan (p = 0,000) terhadap kepemilikan jamban. Simpulan penelitian adalah terdapat hubungan yang siginifikan antara variabel pendidikan, pengetahuan, pendapatan, dan tindakan terhadap kepemilikan jamban. Saran dalam penelitian ini perlunya peningkatan pengetahuan, akses pendidikan, tindakan perilaku air bersih dan sehat,lapangan pekerjaan dalam meningkatkan pendapatan serta akses terhadap air bersih bagi masyarakat Desa Bengawan Ampar. Selain itu bagi pengelola sanitasi agar dapat memberikan pembinaan dan , penyuluhan kepada masyarakat.
Pengetahuan dan Partisipasi Masyarakat dalam Kesiapsiagaan Covid-19 di Kabupaten Mempawah Resky Nanda Pranaka
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 13th University Research Colloquium 2021: Kesehatan dan MIPA
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.822 KB)

Abstract

Penyakit Corona 2019 (Covid-19) ditetapkan oleh WHO sebagai pandemi dunia yang diakibatkan virus SARS-Cov-2. Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya termasuk Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dengan melakukan Refocusing APBD 2020, pembatasan sosial, Work From Home serta kebijakan karantina wilayah sesuai dengan kearifan lokal masing-masing. kebijakan dilakukan untuk mengendalikan penyebaran dan penularan Covid-19. Riset dilakukan untuk melihat gambaran pengetahuan dan partisipasi masyarakat dalam kesiapsiagaan menghadapi pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan analisis deskrptif dengan menggunakan kuesioner di wilayah Kabupaten Mempawah. Jumlah responden pada penelitian ini berjumlah 50. Data ini dianalisis secara deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil kajian data menunjukkan responden memiliki pengetahuan baik 63% dan Partisipasi Masyarakat yang baik 44 %. Tingkat Pengetahuan Kabupaten Mempawah tergolong sudah baik dalam mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan namun tetap harus diikuti kedisiplinan dengan membentuk sikap dan perilaku yang positif serta Masyarakat Kabupaten Mempawah termasuk dalam partisipasi bebas-spontan. Upaya promosi kesehatan dengan peningkatan Komunikasi, edukasi dan penyebarluasan informasi yang benar kepada masyarakat melalui tokoh-tokoh publik sebagai panutan.
Social Construction of Defecation Behavior in Disadvantaged Villages Edy Agustinus; Resky Nanda Pranaka; Efriani Efriani
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 19, No 1 (2023)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v19i1.29422

Abstract

In 2020, the status of the Disadvantaged Village is pinned to Bengawan Ampar Village. The sanitation achievement is only 31% which indicates that defecation behavior in the area needs better direction. This study was conducted from July to December 2020. Informants were determined by purposive sampling. There are 8 informants, 4 have latrines, and the rest do not. They are 29-59 years old. This qualitative research aims to analyze the social construction of defecation behavior in people in disadvantaged villages. By using the analysis of the Miles and Huberman model, the study results confirm that most of the defecation behavior of the people of Bengawan Ampar Village is in the river and yard. The contributing factors include (1) the old habit of defecating in the river or yard; (2) economic conditions; (3) pigs are not penned; (4) limited infrastructure such as water, electricity, and roads; (5) lack of counseling; and (6) limited number of health workers.
Pengetahuan dan Partisipasi Masyarakat dalam Kesiapsiagaan Covid-19 di Kabupaten Mempawah Resky Nanda Pranaka
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 13th University Research Colloquium 2021: Kesehatan dan MIPA
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit Corona 2019 (Covid-19) ditetapkan oleh WHO sebagai pandemi dunia yang diakibatkan virus SARS-Cov-2. Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya termasuk Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dengan melakukan Refocusing APBD 2020, pembatasan sosial, Work From Home serta kebijakan karantina wilayah sesuai dengan kearifan lokal masing-masing. kebijakan dilakukan untuk mengendalikan penyebaran dan penularan Covid-19. Riset dilakukan untuk melihat gambaran pengetahuan dan partisipasi masyarakat dalam kesiapsiagaan menghadapi pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan analisis deskrptif dengan menggunakan kuesioner di wilayah Kabupaten Mempawah. Jumlah responden pada penelitian ini berjumlah 50. Data ini dianalisis secara deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil kajian data menunjukkan responden memiliki pengetahuan baik 63% dan Partisipasi Masyarakat yang baik 44 %. Tingkat Pengetahuan Kabupaten Mempawah tergolong sudah baik dalam mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan namun tetap harus diikuti kedisiplinan dengan membentuk sikap dan perilaku yang positif serta Masyarakat Kabupaten Mempawah termasuk dalam partisipasi bebas-spontan. Upaya promosi kesehatan dengan peningkatan Komunikasi, edukasi dan penyebarluasan informasi yang benar kepada masyarakat melalui tokoh-tokoh publik sebagai panutan.