Aditya Pandu Wicaksono
Faculty Of Economics, Universitas Islam Indonesia

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Akuntansi Multiparadigma

SISI GELAP PEMIMPIN DALAM MEMOTIVASI TINDAKAN KORUPSI Wirawan Hardinto; Dekar Urumsah; Aditya Pandu Wicaksono; Fitra Roman Cahaya
Jurnal Akuntansi Multiparadigma Vol 11, No 2 (2020): Jurnal Akuntansi Multiparadigma (Agustus 2020 - Desember 2020)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jamal.2020.11.2.20

Abstract

Abstrak: Sisi Gelap Pemimpin dalam Memotivasi Tindakan Korupsi. Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri peran pemimpin organisasi dalam memotivasi stafnya untuk melakukan tindakan korupsi. Metode yang digunakan adalah thick description dengan melibatkan sejumlah informan dari perusahaan swasta. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemimpin organisasi, melaui wewenangnya, bisa memotivasi stafnya untuk melakukan tindakan korupsi. Meskipun demikian, ada aspek positif pemimpin yang bisa menghambat tindakan tersebut, yaitu kedudukannya sebagai role model dan sifat religiusnya. Pada sisi lainnya, penegakan etika organisasi dianggap mampu menghalangi setiap pihak untuk melakukan korupsi. Abstract: The Dark Side of Leaders in Motivating Corruption. This study aims to explore the role of organizational leaders in motivating their staff to commit corruption. The method used is thick description by involving informants from a private company. This research shows that organizational leaders, through their authority, can motivate their staff to commit acts of corruption. Even so, there are positive aspects of a leader that can hinder this action, namely his position as a role model and his religious character. On the other hand, upholding organizational ethics is considered capable of deterring any party from committing corruption.
PENTINGKAH NILAI RELIGIUSITAS DAN BUDAYA ORGANISASI UNTUK MENGURANGI KECURANGAN? Dekar Urumsah; Aditya Pandu Wicaksono; Wirawan Hardinto
Jurnal Akuntansi Multiparadigma Vol 9, No 1 (2018): Jurnal Akuntansi Multiparadigma
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.498 KB) | DOI: 10.18202/jamal.2018.04.9010

Abstract

Abstrak: Pentingkah Nilai Religiusitas dan Budaya Organisasi untuk Mengurangi Kecurangan? Penelitian ini berusaha untuk menginvestigasi urgensi religiusitas dan budaya organisasi dalam meminimalisir perilaku kecurangan individu. Metode yang digunakan adalah wawancara kepada informan dan dianalisis melalui coding. Penelitian ini menunjukkan bahwa religius mampu mencegah terjadi kecurangan. Namun, kondisi tersebut tidak dapat terjadi secara konsisten. Keyakinan religius dapat berubah jika individu mendapatkan tekanan, sehingga mengabaikan religiusitas yang dimilikinya. Di sisi lain, budaya organisasi sangat berkaitan erat dengan pimpinan sehingga arah budaya sangat bergantung dengan pimpinan. Selain itu, promosi anti kecurangan belum banyak diterapkan di organisasi.Abstract: Is the Value of Religiosity and Organizational Culture Important for Reduce Fraud? This study seeks to investigate the urgency of religiosity and organizational culture in minimizing individual fraud behavior. The method used is interview to informant and analyzed through coding. This study shows that religious can prevent fraud. However, such conditions can not occur consistently. Religious beliefs can change if the individual gets pressure, thus ignoring the religiosity it has. On the other hand, organizational culture is closely related to the leadership so that the direction of culture depends on the leader. In addition, anti-fraud promotions have not been widely applied in organizations. 
TUJUAN TERSEMBUNYI PENGGUNAAN SOCIAL REPORTING Aditya Pandu Wicaksono; Muamar Nur Kholid
Jurnal Akuntansi Multiparadigma Vol 10, No 1 (2019): Jurnal Akuntansi Multiparadigma
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18202/jamal.2019.04.10004

Abstract

Abstrak: Tujuan Tersembunyi Penggunaan Social Reporting. Penelitian ini dilakukan untuk mengeksplorasi interaksi perusahaan dengan stakeholder melalui social reporting dan tujuannya. Penelitian ini menggunakan metode konsep arena yang tercermin dalam pengumpulan dokumen dan informasi terkait social reporting. Penelitian ini menemukan bahwa perusahaan berinteraksi hanya dengan stakeholder tertentu. Tujuan utama social reporting adalah untuk mengonfirmasi isu-isu negatif dan mempertahankan legitimasi serta reputasi. Selain itu, social reporting diketahui tidak secara signifikan ditujukan untuk melindungi kelangsungan alam. Oleh karena itu, pendekatan stakeholder democracy perlu diterapkan untuk memberikan kebebasan stakeholder dalam mempengaruhi perusahaan.Abstract: The Hidden Objectives in Using Social Reporting. This research was conducted to explore the interaction of the company with stakeholders through social reporting and its objectives. This study used the arena concept method which is reflected in the collection of documents and information related to social reporting. This study found that the companies interact only with certain stakeholders. The main purpose of social reporting is to confirm negative issues and maintain legitimacy and reputation. Also, social reporting is known not to be significantly aimed at protecting the nature. Therefore, the stakeholder democracy approach needs to be implemented to provide stakeholder freedom in influencing the company.
MEMBANGUN CITRA POSITIF PERUSAHAAN MELALUI PENGUNGKAPAN LINGKUNGAN Aditya Pandu Wicaksono; Rizky Windar Amelia; Desi Zulvina; Wulan Suci Rachmadani
Jurnal Akuntansi Multiparadigma Vol 12, No 1 (2021): Jurnal Akuntansi Multiparadigma (April 2021 - Agustus 2021)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jamal.2021.12.1.02

Abstract

Abstrak - Membangun Citra Positif Perusahaan melalui Pengungkapan LingkunganTujuan Utama - Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tingkat pengungkapan  lingkungan  berdasarkan pada tiga skenario penelitian yaitu kepemilikan pemerintah, asing, dan operasi internasional.Metode - Penelitian ini menerapkan metode deskriptif kualitatif dengan membandingkan frekuensi pengungkapan lingkungan perusahaan di Indonesia. Tingkat pengungkapan lingkungan diukur menggunakan kategori dari GRI.Temuan Utama - Penelitian ini menemukan bahwa adanya kepemilikan pemerintah mendorong pengungkapan pada aspek lingkungan tertentu terutama pada aspek yang memberikan dampak citra positif perusahaan. Perusahaan dengan kepemilikan asing mengungkapkan aspek lingkungan lebih banyak daripada yang tidak. Perusahaan dengan operasi internasional mengungkapkan aspek lingkungan lebih banyak karena perusahaan memiliki ruang lingkup stakeholder yang lebih luas.Implikasi Teori dan Kebijakan - Penelitian ini memberikan fakta bahwa ruang lingkup stakeholder yang luas menghasilkan pengungkapan lingkungan lebih banyak. Perusahaan perlu untuk memahami kategori pengungkapan yang diminta stakeholder. Kebaruan Penelitian - Penelitian ini menggunakan tiga skenario penelitian mengenai pengungkapan lingkungan.                                                                        Abstract - Building Corporate Positive Image through Environmental DisclosureMain Purpose - This research was conducted to compare environmental disclosure level according to three scenarios namely government ownership, foreign ownership, and international operation.Method - This research applied qualitative descriptive method by comparing the frequency of environmental disclosure of Indonesian companies. The level of environmental disclosure was measured using GRI categories.Main Findings - This research found that companies having government ownership disclosed more aspect than the other one especially positive-image-generated aspects. Companies with foreign ownership have the higher frequency in almost all environmental disclosure aspects than others. Internationally operation companies disclosed more environmental aspect because of the broader scope of companies’ stakeholders.Theory and Practical Implications - This research provided the fact that broader scope of stakeholders resulted more aspects disclosed by companies. Companies need to understand the category(es) that demanded by stakeholders.Novelty – This research used three research scenarios about environmental disclosure.