Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu dan Pola Pemberian MP – ASI dengan Perkembangan Motorik anak stunting usia 12 – 24 bulan di Kota Kupang Loaloka, Meirina Sulastri; Hanim, Diffah; Probandari, Ari Natalia
Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : Program Studi Ilmu Gizi Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Pengetahuan Gizi ibu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. Anak stunting terjadi karena kurang zat gizi dalam jangka lama pada masa janin hingga 2 tahun pertama kehidupan seorang anak. Pola pemberian MP – ASI terlalu dini dapat mengganggu pemberian ASI eksklusif serta meningkatkan angka kesakitan pada bayi. Stunting merupakan keadaan malnutrisi kronik yang berkaitan dengan perkembangan otak anak. Hal ini disebabkan oleh adanya keterlambatan kematangan sel – sel saraf terutama bagian cerebellum yang merupakan pusat koordinasi gerak motorik.Metode : Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan desain cross sectional. Subjek penelitian ini adalah anak stunting usia 12 – 24 bulan. Subjek diambil dengan menggunakan teknik total sampling sebanyak 92 anak. Teknik pengumpulan data dengan wawancara langsung, dan pengisian kuesioner pengetahuan gizi, pola pemberian MP – ASI dan perkembangan motorik anak. Data dianalisis dengan uji chi square dan regresi logistik dengan tingkat kepercayaan 95 % ( α = 0,05) dan di olah dengan SPSS 17,0 for windows.Hasil : Jumlah anak stunting berdasarkan status gizi TB/U sebanyak 67 bertubuh pendek (72, 8 % ) dan sangat pendek berjumlah 25 (27,2 % ) dari total anak yang berjumlah 92. Pengetahuan gizi ibu memiliki hubungan dengan perkembangan motorik anak stunting usia 12 – 24 bulan. Pengetahuan gizi ibu yang kurang memiliki risiko sebesar 342 kali dapat mengalami perkembangan motorik anak yang abnormal menurut test Denver II dibandingkan dengan pengetahuan gizi ibu yang baik. Pola pemberian MP – ASI meliputi jumlah asupan, frekuensi pemberian MP – ASI dan Pemberian MP–ASI tidak memiliki hubungan dengan perkembangan motorik anak stunting usia 12 – 24 bulan.Simpulan : Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan gizi ibu dengan perkembangan motorik anak stunting usia 12 – 24 bulan.Kata Kunci : Pengetahuan Gizi Ibu, Pola Pemberian MP – ASI, Perkembangan Motorik anak stunting usia 12 – 24 bulan.
PERBEDAAN ASUPAN ZAT GIZI SAAT SARAPAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR STUNTING DAN TIDAK STUNTING DI KOTA KUPANG Zogara, Asweros Umbu; Pantaleon, Maria Goreti; Loaloka, Meirina Sulastri; Sine, Juni Gressilda Louisa
Journal of Nutrition College Vol 9, No 2 (2020): April
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.858 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v9i2.27384

Abstract

Latar Belakang: Stunting menggambarkan kegagalan pertumbuhan dan sering ditemui pada anak sekolah. Stunting dapat menurunkan kualitas generasi di masa mendatang. Anak stunting perlu diberikan sarapan agar dapat fokus pada pelajaran dan beraktivitas optimal di sekolah. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis beda asupan zat gizi makro dan mikro saat sarapan pada siswa sekolah dasar stunting dan tidak stunting di Kota Kupang. Metode: Desain case control diterapkan dalam studi ini. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus 2019 di SD Inpres Maulafa dan SD Negeri Kelapa Lima, Kota Kupang. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah asupan zat gizi, meliputi karbohidrat, protein, lemak, zat besi, seng, vitamin A, dan kalsium, sedangkan variabel terikat, yaitu stunting. Asupan zat gizi dikumpulkan menggunakan form food recall 1x24 jam dan status stunting ditentukan dengan melakukan pengukuran tinggi badan menggunakan microtoise kemudian dihitung menggunakan indikator TB/U. Sampel penelitian adalah siswa kelas 5 dengan jumlah 58 siswa stunting dan 58 siswa tidak stunting yang dipilih menggunakan teknik consecutive sampling dan diuji dengan independent t-test. Hasil: Lebih banyak responden berjenis kelamin perempuan yang stunting (58,6%). Ada perbedaan asupan karbohidrat (p=0,022), protein (p=0,044), lemak (p=0,046), zat besi (p=0,035) dan seng (p=0,043) saat sarapan pada siswa stunting dan tidak stunting. Simpulan: Ada perbedaan asupan zat gizi makro dan mikro saat sarapan pada siswa sekolah dasar stunting dan tidak stunting di Kota Kupang.
FAKTOR IBU DAN WAKTU PEMBERIAN MPASI BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KABUPATEN KUPANG Zogara, Asweros Umbu; Loaloka, Meirina Sulastri; Pantaleon, Maria Goreti
Journal of Nutrition College Vol 10, No 1 (2021): Januari
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnc.v10i1.30246

Abstract

Latar belakang: Balita sangat rawan mengalami gangguan kesehatan akibat dari masalah gizi karena balita menjadi awal dari pertumbuhan dan perkembangan anak. Balita yang kekurangan gizi akan berisiko mengalami masalah kesehatan di masa mendatang. Penyebab masalah gizi pada balita antara lain, faktor orang tua karena balita masih sangat bergantung dengan orang tua, serta pemberian MPASI dini. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor ibu dan waktu pemberian MPASI dengan status gizi balita di Kabupaten Kupang.Metode: Penelitian dilaksanakan di Desa Oefeto dan Raknamo, Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang pada bulan September sampai Desember 2019. Desain penelitian yang digunakan adalah studi cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 229 balita dan data dianalisis menggunakan uji chi square.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita adalah pendidikan ibu (p value=0,001), pengetahuan gizi ibu (p value=0,001), perilaku gizi ibu (p value=0,001), dan waktu pemberian MPASI (p value=0,001), sedangkan pekerjaan ibu (p value= 0,783), dan sikap ibu tentang gizi (p value=0,355) tidak berhubungan dengan status gizi balita. Kesimpulan: Intervensi perlu dilakukan terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita, antara lain peningkatan pengetahuan gizi, serta penerapan perilaku gizi ibu.
Faktor ibu dan waktu pemberian MPASI berhubungan dengan status gizi balita di Wilayah Kerja Puskesmas Fatukanutu, Kabupaten Kupang Umbu Zogara, Asweros; Loaloka, Meyrina Sulastri
KESMAS UWIGAMA: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 7 No 1 (2021): June
Publisher : Universitas Widya Gama Mahakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24903/kujkm.v7i1.1022

Abstract

Latar Belakang: Balita sangat rawan mengalami gangguan kesehatan akibat dari masalah gizi karena balita menjadi awal dari pertumbuhan dan perkembangan anak. Balita yang kekurangan gizi akan berisiko mengalami masalah kesehatan di masa mendatang. Penyebab masalah gizi pada balita antara lain, faktor orang tua karena balita masih sangat bergantung dengan orang tua, serta pemberian MPASI dini. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor ibu dan waktu pemberian MPASI dengan status gizi balita di Wilayah Kerja Puskesmas Fatukanutu, Kabupaten Kupang. Metode Penelitian: Penelitian dilaksanakan di Desa Oefeto dan Raknamo, Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang pada bulan September sampai Desember 2019. Desain penelitian yang digunakan adalah studi cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 238 balita dan data dianalisis menggunakan uji chi square. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balitaa dalah pendidikan ibu (p value=0,001), pengetahuan gizi ibu (p value=0,000), perilaku gizi ibu (p value=0,000), dan waktu pemberian MPASI (p value=0,000), sedangkan pekerjaan ibu (p value= 0,817), dan sikap ibu tentang gizi (p value=0,444) tidak berhubungan dengan status gizi balita. Kesimpulan: Intervensi perlu dilakukan terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita, antara lain peningkatan pengetahuan gizi, serta penerapan perilaku gizi ibu. Keywords: Put 3-5 your keywords here; keywords separated by semicolon
PENGARUH SUBTITUSI TEPUNG LABU KUNING (CUCURBITA MOSCHATA) DAN IKAN LEMURU (SARDINELA LEMURU) TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK ROTI MANIS LEMBUNING Meirina Sulastri Loaloka; A.A Ayu Mirah Adi; Asweros Umbu Zogara
CHMK Applied Science Journal Vol 3 No 2 (2020): CHMK Applied Scientific Journal
Publisher : Universitas Citra Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37792/casj.v3i2.810

Abstract

ABSTRACT Background. One effort to solve nutritional problems in NTT is to modify local food into nutritious food for children to consume. Local food ingredients used include lemuru fish and pumpkin. Lemuru and pumpkin contains protein, carbohydrates and antioxidants. Both of the two can be found in NTT and are easily available and inexpensive. Aim. To know the effect of the pumpkin flour substitution (Cucurbita Moschata) and lemuru fish flour (Sardinella Lemuru) on the organoleptic of Lembuning Sweet Bread. Methods. The type of research is an experiment, using a Completely Randomized Design that was tested using an organoleptic test with panelists taken from lecturers, staff, and students of Program Studi Gizi Poltekkes Kemenkes Kupang totaled 71 people, then analyzed using the ANOVA test. This research was conducted in June to July 2018 in the Food Technology Laboratory of Program Studi Gizi Poltekkes Kemenkes Kupang. Results. There was no effect on the quality of pumpkin substitute sweet bread and lemuru fish based on indicators of color, taste, and aroma, while there was an influence on quality of pumpkin substitute sweet bread and lemuru fish based on texture. Conclusion. Sweet bread made from pumpkin flour substitution and lemuru fish need to be modified so that it is liked by children Keywords: lemuru fish, pumpkin, lembuning sweet bread
Pengaruh Pemberian Formula Tepung Tempe sebagai Bahan Substitusi pada Formula Enteral Rendah Lemak (Hospital Made) Terhadap Kadar Ldl dan Hdl Darah Tikus (Rattus Novergicus) dengan Diet Aterogenik Meirina S Loaloka; Maria Goreti Pantaleon
Nutriology : Jurnal Pangan,Gizi,Kesehatan Vol 1 No 1 (2020): April 2020
Publisher : Program Studi Gizi, Universitas Bumigora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (525.583 KB) | DOI: 10.30812/nutriology.v1i1.731

Abstract

Tempe flour is one of food material that contains high protein biovability value and high potential in preventing coronary heart disease by decreasing the cholesterol content. Tempe has hypocholesterol effect that able to inhibit the cholesterol absorption. Beside that, tempe contains strong antioxidant that able to protect LDL oxidation. The research aimed at knowing the influence of tempe flour giving as substitution material at low fat enteral formula (hospital made) toward the increase of LDL content and the decrease of HDL content at male rate of wistar norvegiccus strain that given atherogenic diet. The research was laboratory experimental in nature with complete design with 4 repetition for each treatment stages. The measured variables included independent variables, that is enteral formula giving at hospital that consist of 6 treatment stages, that is (Po) Standard diet, (P1) Atherogenic diet, (P2) Standard Diet + Hospital Enteral Formula, (P3) Standard Diet + Enteral formula of Tempe Flour Substitution, (P4) Atherogenic diet + Hospital Enteral Formula, (P5) Atherogenic Diet + Enteral formula of Tempe Flour Substitution and the dependent variables were LDL and HDL. The results showed that the highest cholesterol serum content in average at treatment group without tempe flour giving (P4) was 199±8.14; while the lowest at the treatment with tempe flour giving (P3) was 18.2±6.65. The highest HDL cholesterol serum content in average was 78.9±2.18 while the lowest at treatment (P1) Atheroganic Diet was 26.5±3.57. The statistical test showed there was significant content differences between LDL and HDL at teach treatment (P =0.000). The body weight measurement of he initial sample from all treatment was homogenous (P = 0.052), then after the treatment finished produced different body weight average (P =0.000), where the difference at the treatment group with tempe flour. Each intake of nutrient (energy, protein, fat, and carbohydrate) at all treatments have differences, that is (P =0.000) The conclusion of the research was the tempe flour with atherogenic diet able to decrease the LDL oxidation that showed by the LDL cholesterol serum and the high HDL content. The giving of the flour able to prevent the LDL cholesterol serum content, prevent the HDL cholesterol serum decrease and able to inhibit the rat body weight significantly.
Evaluasi Kepuasaan Pasien Dan Analisis Sisa Makanan Pada Menu Yang Di Sajikan Di Rsud Prof Dr W. Z Yohanes Kupang Maria Helena D Nita; Anak Agung A. M. A; Meirina S Loaloka
Nutriology : Jurnal Pangan,Gizi,Kesehatan Vol 1 No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Program Studi Gizi, Universitas Bumigora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.901 KB) | DOI: 10.30812/nutriology.v1i2.975

Abstract

Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) merupahkan bagian integral dari pelayanan kesehatan lainnya di Rumah Sakit. PGRS merupahkan upaya memperbaiki, dan meningkatkan gizi makanan yang di berikan dan disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan kondisi klinis, status gizi, dan statussmetabolisme tubuh. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kepuasaan makanan dan sisa makanan pada menu yang di sajikan di RSUD Prof Dr. W.Z Yohanes Kupang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif bidang gizi institusi untuk mendapatkan kepuasaan makanan dan gambaran sisa makanan di ruang rawat inap di RSUD Prof W.Z Yohanes Kupang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 26 pasien (81%) yang suka pada warna menu makan pagi yang di sajikan . Sebanyak sebanyak 21 pasien (66%) yang suka pada Rasa makan siang dan sebanyak 20 pasien (63%) yang suka pada rasa makan malam. Sebanyak 20 pasien (62%) yang tidak suka pada Aroma menu makan pagi yang di sajikan..Sebanyak 18 pasien (56%) yang suka pada tekstur menu makan pagi yang di sajikan , 9 pasien (28%) yang dapat menghabiskan menu makan pagi. Pasien yang mendapatkan pelayanan gizi dirumah sakit kupang sebanyak lebih dari 50% menyukai menu makan yang diberikan oleh petugas gizi dirumah sakit pada 3 kali waktu pemberian makan (pagi, siang, dan malam), kecuali pada aroma makanan, khususnya pada menu makan pagi, sebanyak 62% tidak menyukai aroma makanan yang disajikan. Sedangkan pada variabel sisa makanan pasien rata-rata, tidak menghabiskan makanan yang diberikan.
Pengaruh Subtitusi Tepung Bayam Merah dan Tepung Kacang Merah terhadap Uji Organoleptik dan Kandungan Gizi Cookies Meirina Sulastri Loaloka; Astuti Nur; Santa L.D.V. da Costa; Anak Agung Ayu Mirah Adi; Asweros Umbu Zogara
Nutriology : Jurnal Pangan,Gizi,Kesehatan Vol 2 No 1 (2021): April 2021
Publisher : Program Studi Gizi, Universitas Bumigora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (600.96 KB) | DOI: 10.30812/nutriology.v2i1.1236

Abstract

Abstrak Status gizi ibu menjadi salah satu faktor yang menentukkan pertumbuhan perkembangan janin termasuk berat dan panjang saat lahir. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian makanan tambahan (PMT) yang kaya Fe. PMT dapat disajikan dalam bentuk makanan pokok maupun selingan dengan bahan baku pangan lokal. Produk PMT yang baru adalah pemberian Cookies kaya Fe dengan formulasi penambahan bayam merah dan kacang merah. Cookies menjadi pilihan karena berbahan dasar tepung terigu yang sudah dikenal masyarakat luas, dapat langsung dikonsumsi, kadar airnya rendah sehingga tahan lama, teksturnya digemari karena renyah, dan mudah dibuat, disamping membantu mencukupi kebutuhan energi dan zat besi untuk ibu hamil.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahaui pengaruh subtitusi tepung bayam merah dan tepung kacang merah terhadap uji organoleptik dan kandungan gizi cookies. Jenis penelitian ini menggunakan Rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan P1 (30 % & 5 %), P2 ( 40 % & 10 %), P3 (50 % & 15 %). Hasil penelitian didapatkan ada perbedaan aroma dan tekstur pada perlakuan P1, P2 dan P3 dimana P Value < 0.05, dan tidak ada perbedaan kualitas untuk rasa dan warna pada perlakuan P1, P2 dan P3 dimana P Value > 0.05. untuk hasil uji kandungan gizi terdapat perbedaan yang nyata dimana dalam perlakuan P1 sampai P3 kandungan protein lebih tinggi pada perlakuan P3 dengan nilai 8.89 kal/100 gr bahan makanan.
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN ANAK SEKOLAH (PMT-AS) BERBASIS PANGAN LOKAL DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI BATUINAN, KECAMATAN SEMAU KABUPATEN KUPANG Maria Helena D. Nita; Meirina S. Loaloka; Maria Goreti Pantaleon; Christina Rosanti Nenotek
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Kepulauan Lahan Kering Vol. 2 No. 2 (2021): Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2021
Publisher : Pergizi Pangan DPD NTT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51556/jpkmkelaker.v2i2.162

Abstract

Gizi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan tumbuh kembang anak yang optimal. Gizi yang cukup dan seimbang sangat diperlukan dalam periode emas pertumbuhan dan perkembangan anak. Kekurangan gizi yang terjadi pada periode emas tersebut dapat menyebabkan berbagai masalah, salah satunya adalah masalah gagal tumbuh sehingga anak menjadi lebih pendek (stunting) dari standar. Data Riskesdas (2018) menunjukkan bahwa prevalensi stunting di NTT sebesar 42.6% dan prevalensi Gizi Kurang sebesar 29.5%. Hal ini berarti bahwa masalah kekurangan gizi pada anak-anak dalam proses tumbuh-kembang masih sangat tinggi. Oleh karena itu, Program Pemberian Makanan Tambahan bagi anak sekolah (PMT-AS) menjadi salah satu upaya percepatan pencapaian dalam pembangunan nasional terkait pengentasan masalah gizi pada anak sekolah. Ikan merupakan salah satu jenis pangan sumber protein hewani yang banyak ditemukan dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat di Pulau Semau. Nugget merupakan produk olahan dalam bentuk beku yang bersifat siap untuk dimasak. Tempe merupakan makanan sumber protein, serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi. Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat ini bertemakan : pemberian makanan tambahan anak sekolah (PMT-AS) berbasis pangan lokal dalam meningkatkan status gizi siswa Sekolah Dasar Negeri Batuinan Semau Kabupaten Kupang. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilakukan bersama anak-anak Sekolah Dasar Negeri Batuinan, UPTD Kecamatan Semau Kabupaten Kupang sebanyak 35 orang anak pada bulan September – Nopember 2021. Adapun hasil yang diperoleh adalah terjadinya perubahan pengetahuan anak- anak tentang 1). Khasiat kandungan gizi ikan dan tempe; 2). Anak-anak mengetahu tentang cara pengolahan ikan dan tempe menjadi bentuk olahan yang sederhana dan dapat dikonsumsi sebagai pangan pendamping sumber karbohidrat dalam sarapan pagi, makan siang atau makan malam mereka.
PEMBUATAN MAKANAN BERGIZI BAGI SISWA SEKOLAH DASAR YAYASAN KRISTEN SETIA KUASAET, KOTA KUPANG Asweros Umbu Zogara; Indhira Shagti; Putu Amrytha Sanjiwani; Meyrina Sulastri Loaloka
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Kepulauan Lahan Kering Vol. 2 No. 2 (2021): Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2021
Publisher : Pergizi Pangan DPD NTT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Siswa sekolah dasar merupakan sasaran strategis dalam perbaikan gizi masyarakat. Hal ini menjadi penting karena siswa sekolah merupakan generasi penerus tumpuan bangsa sehingga perlu dipersiapkan dengan baik kualitasnya. Siswa sekolah sedang mengalami pertumbuhan secara fisik dan mental sehingga memerlukan kondisi tubuh yang optimal dan bugar. Oleh karena itu, siswa sekolah memerlukan status gizi yang baik. Masalah gizi di Kota Kupang pada siswa sekolah dasar cukup tinggi. Prevalensi sangat pendek dan pendek mencapai 3,75% dan 16,77%, sedangkan sangat kurus dan kurus sebesar 4,88% dan 12,21%. Salah satu penyebab masalah gizi pada anak SD adalah asupan zat gizi yang rendah. Rendahnya asupan zat gizi dapat disebabkan oleh pola makan anak. Pola makan yang baik dapat meningkatkan status gizi. Keadaan gizi kurang terjadi karena tubuh kekurangan satu atau beberapa jenis zat gizi yang dibutuhkan. Kegiatan ini dilaksanakan pada Bulan Mei tahun 2021 di SD Kristen Setia Kuasaet, Kota Kupang dengan thema : pemberian makanan bergizi bagi siswa sekolah dasar. Peserta kegiatan ini adalah orang tua siswa yang berjumlah 20 orang. Tujuan kegiatan ini untuk mengajarkan orang tua tentang pengolahan bahan pangan menjadi makanan bergizi bagi siswa sekolah dasar. Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode pendidikan masyarakat berupa pelatihan pengolahan bahan pangan kepada orang tua siswa. Kegiatan diawali dengan pemberian informasi kepada orang tua tentang makanan bergizi dan perilaku makan anak. Setelah itu, dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan makanan bergizi, yaitu brule boom dan talam abon ikan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa orang tua memahami tentang pentingnya menyiapkan makanan bergizi bagi anak sebelum dan sesudah anak sekolah. Selain itu, orang tua siswa sangat antusias mengikuti kegiatan ini, bahkan mereka berharap kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan menu-menu makanan yang berbeda.