Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Ruang

Tingkat Pelestarian Kawasan Bersejarah Benteng Willem I Ambarawa Intan Muning Harjanti
Ruang Vol 2, No 4 (2016): Ruang
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.799 KB) | DOI: 10.14710/ruang.2.4.%p

Abstract

Kecamatan Ambarawa merupakan salah satu daerah di Kabupaten Semarang yang memiliki beberapa situs bersejarah, salah satunya adalah Kawasan Benteng Willem I. Kawasan bersejarah ini memiliki nilai keunikan tersendiri baik dari bentuk bangunan maupun sejarahnya. Dalam perkembangannya hingga saat ini, beberapa bangunan di Kawasan Benteng Willem I difungsikan sebagai Lapas dan asrama yang kepemilikan dan pengelolaannya ada pada TNI Angkatan Darat. Namun, kondisi faktual yang ada, semakin lama nilai sejarah yang ada di Kawasan ini semakin memudar. Hal ini dikarenakan belum adanya peraturan dan kebijakan khusus dari Pemerintah setempat untuk melestarikan kawasan bersejarah Benteng Willem I. Oleh karena itu perlu adanya kajian mengenai tingkat pelestarian kawasan bersejarah di Kawasan Benteng Willem I Ambarawa sebagai upaya pelestarian cagar budaya di Jawa Tengah khususnya di Ambarawa, Kabupaten Semarang. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu berdasarkan analisis dari data yang didapat dan berdasarkan teori pelestarian kawasan bersejarah. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi lapangan dan telaah dokumen. Hasil kajian dari penelitian ini menerangkan bahwa Kawasan Benteng Willem I Ambarawa ini layak untuk dilestarikan. Hal ini dapat dilihat dari estetika bangunan yang eksotik dengan arsitekural kolonial yang belum banyak perubahan serta peranan sejarah yang ada didalamnya.
Morphological Studies: City Image and Urban Design Elements 
at Ngesrep Timur Corridor Intan Muning Harjanti
Ruang Vol 4, No 1 (2018): Ruang
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1750.257 KB) | DOI: 10.14710/ruang.4.1.105-113

Abstract

Semarang as the capital of Central Java has an important role in the development of the city, especially in the Ngesrep Timur corridor which  connecting UNDIP education area with other areas around it. The rapid development of UNDIP, followed by the development of Ngesrep Timur corridor. Therefore it is necessary to study morphology of urban image elements and urban design elements, in order to create a comfortable and pleasant atmosphere amid the density of the Ngesrep Timur corridor.  This report used descriptive qualitatve approach, based on guiding theory of city image elements and urban design analysis.Analysis of city image elements resulted path form main roads and gangways settlement; edges form toll road, Setiabudi Road and settlement roads;  district as a function of trade and services and  settlement;  nodes form the junction of Jl. Setiabudi to Jl. East Ngesrep; landmarks form Diponegoro Statue. Urban design analysis resulted dominant land used is trade and service and settlement, and form mass of building have enough good and interesting. The existence of circulation and parking is not sufficient;open space in this corridor form field and parking area, but the existence of green open space is not sufficient. Pedestrian ways are available, but its functioning is not maximal yet. Supporting activities in this corridor is commercial activities and preservation in this corridor have not been seen. 
Peluang Pertanian Holtikultura dan Tembakau sebagai Penunjang Aktivitas Ekonomi Masyarakat Kopeng, Kabupaten Semarang Reny Yesiana; Intan Muning Harjanti
Ruang Vol 2, No 4 (2016): Ruang
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.489 KB) | DOI: 10.14710/ruang.2.4.349-357

Abstract

Kopeng terletak di Kawasan Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo dan Gunung Andong. Pada wilayah dataran tinggi, masyarakat cenderung untuk mengembangkan tanaman tembakau dan holtikultura. Berdasarkan data BPS tahun 2013, luas lahan yang digunakan untuk tanaman tembakau mencapai 86 Ha (20%) dengan hasil produksi sebesar 51 Ton/Ha (26%), sedangkan luas lahan holtikultura mencapai 281 Ha (66%) dengan hasil produksinya mencapai 155,7 Ton/Ha (72%). Walaupun terjadi pro dan kontra dalam pembudidayaan tembakau, namun tidak bisa dipungkiri bahwa tembakau juga memberikan kontribusi terhadap ekonomi masyarakat Kopeng. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peluang pengembangan budidaya tembakau dan hortikultura oleh masyarakat Kopeng. Alat analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah random sampling yang dilakukan secara acak karena masyarakat yang dijadikan responden memiliki karakteristik homogen yaitu sebagai petani. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 64 jiwa. Setelah dilakukan perhitungan penerimaan dan pengeluaran antara petani holtikultura dan tembakau diperoleh rata-rata pendapatan bersih yang diterima petani hortikultura lebih tinggi daripada tembakau. Kelebihan lain dari pertanian hortikultura adalah perputaran uangnya lebih cepat dan dapat dibudidayakan dengan sistem yang bervariasi (hidroponik maupun aeroponik) serta tidak memerlukan lahan khusus. Oleh karena itu, hasil dari kajian ini merekomendasikan bahwa komoditas holtikultura agar lebih banyak dikembangkan daripada tembakau.