Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Teknik Isolasi dan Penentuan Struktur Mangiferin: Senyawa Aktif dari Tanaman Mangga (Mangifera indica L.) Luluk Luqyana Zahrah Taqiudina Mahdiyah; Ahmad Muhtadi; Aliya Nur Hasanah
Majalah Farmasetika Vol 5, No 4 (2020): Vol. 5, No. 4, Tahun 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v5i4.27238

Abstract

Tanaman mangga (Mangifera indica L.) adalah tanaman berbuah musiman yang banyak terdapat di Indonesia. Secara umum, daun tanaman ini mengandung saponin, alkaloid, fenol, tannin, flavonoid, steroid, diterpene dan glikosida. Senyawa metabolit sekunder yang umum ditemukan dalam tanaman ini adalah mangiferin (2-C-β-D-glucopyranosyl-1,3,6,7-tetrahydroxyxanthone), yang termasuk dalam golongan polifenol. Mangiferin memiliki beberapa aktivitas seperti antikanker, antiinflamasi, antidiabetes, dan antihiperlipidemia. Artikel ini membahas teknik isolasi mangiferin dan elusidasi strukturnya yang dilakukan dengan kombinasi spektrofotometri infra merah, Kromatografi Cair-Spektroskopi Massa (Liquid Chromatography-Mass Spectrometry/LC-MS), dan spektroskopi Resonansi Magnetik Inti (Nuclear Magnetic Resonance/NMR) baik berupa 1H-NMR ataupun 13C-NMR. Metode yang digunakan adalah review pustaka dengan pustaka yang digunakan sebanyak 34 artikel yang berasal dari jurnal internasional. Hasil yang didapatkan yaitu isolasi mangiferin dari tanaman mangga dapat dilakukan dengan metode refluks, soxhletasi, partisi tiga fase atau dengan bantuan microwave. Dari hasil tersebut, ditemukan bahwa ekstraksi dengan bantuan microwave memberikan persentase mangiferin lebih tinggi dari metode lain. Tetapi, penggunaan skala besar masih jarang dilakukan karena kemampuan penetrasi microwave yang rendah sehingga ada kemungkinan pemanasan kurang merata.
PEMERIKSAAN KESEHATAN DAN PENYULUHAN PEMANFAATAN JAHE MERAH SEBAGAI TANAMAN BERKHASIAT ANTIRADANG BAGI KADER PKK DI DESA CIKIDANG KECAMATAN LEMBANG Jutti Levita; Sri Adi Sumiwi; Mutakin Mutakin; Tiana Milanda; Irma Meylani Puspitasari; Yuli Andriani; Ellin Febrina; Riezki Amalia; Ahmad Muhtadi
Dharmakarya Vol 9, No 2 (2020): Juni, 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v9i2.22883

Abstract

Hasil penelitian kami tentang pencarian tanaman berkhasiat anti radang telah membuktikan bahwa jahe merah dapat menurunkan laju pembentukan prostaglandin secara in vitro, bahkan senyawa kimia di dalam jahe merah terbukti dapat menghambat enzim siklo oksigenase, yaitu enzim yang berperan penting pada terjadinya radang, melalui pembentukan ikatan hidrogen dengan residu asam amino penting di dalam enzim tersebut. Oleh karena itu, jahe merah dipilih sebagai tanaman yang akan dipopulerkan oleh Tim Pengabdian pada Masyarakat (PPM) Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, kepada kader PKK di Desa Cikidang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Kegiatan PPM ini meliputi (1) konsultasi kesehatan dan pemeriksaan tekanan darah peserta; (2) pendidikan masyarakat tentang radang dan pemanfaatan jahe merah sebagai swamedikasi radang; (3) difusi ipteks berupa demo pembuatan jahe merah instan sebagai minuman nutrisi. Dari sejumlah tujuh puluhun dangan yang disebarkan, kegiatan PPM dihadiri oleh empat puluh delapan peserta, terdiri dari 46 peserta wanita (95,83%) dan 2 peserta pria (4,17%). Hasil pre-test dan post-test menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan peserta, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembekalan pemanfaatan jahe merah kepada kader PKK di Desa Cikidang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, dapat meningkatkan pengetahuan mereka.
Analisis Cost of Illness Terapi Insulin dan Kombinasi Insulin-Metformin pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Salah Satu Rumah Sakit di Bandung Mally G. Sholih; Ahmad Muhtadi; Siti Saidah
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.817 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2018.7.1.10

Abstract

Diabetes melitus (DM) tipe 2 merupakan suatu penyakit progresif yang berdampak pada biaya yang dikeluarkan pasien selama mengidap penyakit ini. Penelitian ini dilakukan dari bulan Mei hingga Juni di salah satu rumah sakit di Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh perhitungan biaya kesakitan penggunaan insulin monoterapi dan kombinasi insulin-metformin pada pasien DM tipe 2 dengan menggunakan analisis Cost of Illness (COI). Penelitian ini menggunakan metode potong lintang dengan pengambilan data secara retrospektif pada objek penelitian pasien rawat jalan dengan lama terapi selama 6 bulan pada tahun 2013. Komponen biaya yang diukur adalah biaya medik langsung (biaya kunjungan ke dokter, biaya obat, biaya komplikasi dan biaya pemeriksaan laboratorium) dan human capital (HC) seperti biaya tidak langsung non-medis (kehilangan pendapatan per hari). Hasil penelitian menunjukkan nilai COI selama 6 bulan terapi dengan insulin dan kombinasi insulin-metformin secara berurutan Rp661.063,59 dan Rp443.165,28. Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan terapi kombinasi insulin-metformin memiliki biaya kesakitan yang lebih rendah dibandingkan dengan terapi insulin tunggal dan secara statistik (student t-test) menunjukkan perbedaan yang signifikan p=0,004 (p<0,05).Kata kunci: COI, diabetes melitus tipe 2, insulin, kombinasi insulin-metforminCost of Illness Analysis of Insulin and Insulin-Metformin Combination Usage towards Diabetes Mellitus Type 2 Patients at Hospital in BandungDiabetes mellitus (DM) type 2 is a progressive disease that impact on the patients incurred costs during the illness. This study was conducted on May to June at one of hospital in Bandung. This study aimed to obtain cost of illness calculation of insulin monotherapy and insulin-metformin combination in patients with type 2 diabetes using Cost of Illness analysis (COI). This study used cross-sectional method with retrospective data collection on outpatients with 6 months therapy period in 2013. The cost of the measured components are direct medical costs (the cost of doctor visits, medicine costs, costs of complications and the cost of laboratories test) and human capital (HC) such as indirect non-medical costs (lost revenue per day). The results show the value of COI in the six months treatment of insulin and insulin-metformin combination sequentially 661,063.59 IDR and 443,165.28 IDR. This study shows that the use of combination therapy of insulin-metformin has lower cost of illness compared with insulin monotherapy and statistically (student t-test) showed significant differences p=0.004 (p<0.05).Keywords: COI, diabetes mellitus type 2, insulin, insulin-metformin combination
Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Pelanggan terhadap Niat Beli Obat di Depo Farmasi Anggrek RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung Pratiwi Pratiwi; Ahmad Muhtadi; Emma Surahman
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7919.762 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2015.6.1.47

Abstract

Kualitas pelayanan dengan dimensi bukti langsung, daya tanggap, kehandalan jaminan, dan empati dapat memengaruhi kepuasan pelanggan yang selanjutnya berujung pada niat membeli pelanggan. Berdasarkan laporan bulanan instalasi farmasi hanya sekitar 30% pasien yang membeli obat di depo farmasi Anggrek dari pasien yang berkunjung ke Poliklinik Spesialis Anggrek RSUP Dr. Hasan Sadikin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan terhadap niat beli pelanggan di depo farmasi Anggrek RSHS. Metode yang digunakan adalah metode survei analitik dengan rancangan penelitian potong lintang. Sampel yang digunakan sebanyak 200 pasien yang terdiri dari 104 pelanggan dengan lebih dari satu kali kunjungan dan 96 pelanggan yang satu kali kunjungan ke poliklinik tersebut. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan aplikasi Smart PLS V 2.0. Kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan dengan dengan nilai t-hitung 12,755 (lebih besar dari t tabel 1,983). Kepuasan pelanggan berpengaruh terhadap niat beli dengan nilai t-hitung 5,012 (lebih besar dari t tabel 1,983). Kualitas pelayanan berpengaruh terhadap niat beli dengan nilai t-hitung 1,455 (lebih kecil dari t tabel 1,983). Kualitas pelayanan memengaruhi pelanggan sehingga pelanggan tidak berniat membeli obat di depo farmasi yaitu ketidakteresediaan konseling, waktu tunggu yang lama, kebutuhan akan ruang konseling khusus, ruang tunggu yang luas, dan kelengkapan obat.Kata kunci: Kepuasan pelanggan, kualitas pelayanan, niat beli Influence Service Quality and Customer Satisfaction towards Drug Purchase Intention in Anggrek Outpatient Pharmacy Depo at Hasan Sadikin Hospital The quality of service is an evaluation which focused on customer’s awareness about a structural construction of a service or product that involves 5 main aspects which are tangibility, empathy, responsiveness, reliability and assurance. Based on monthly reports of pharmacy installation only about 30% of patients buy drugs in the Anggrek out patient depo out off patients visiting Anggrek out patient specialist clinic in Dr. Hasan Sadikin Hospital. The aim of this study is to determine the effect of service quality and customer satisfaction to purchase intention in the Anggrek out patient depo Hasan Sadikin hospital at Bandung. The method used in this study is analytical survey with cross sectional design. The samples used were 200 patients, consist of 104 customers who have visited more than one times and 96 first visit costumer to this clinic. Data was collected using a questionnaire and analyzed using Smart PLS V 2.0 software. The results of this study showed that the service quality with tangible dimensions, reliability, responsiveness, assurance, and empathy are affecting the customer satisfaction with a score of 12.755 t-count (greater than t-table 1.983 ) and a positive value of the original sample of 0.800. Customer satisfaction affecting the customer purchase intentions with t-count is greater than t-table values of 5.012 and 0.726 of the original positive sample. While the service quality does not directly influence customer purchase intention with the t-test is smaller than t-table is 1.455 and the negative of the original sample -0.287. Some of service quality influence customers that causes not purchasing drugs from the out patient depo there are effect of unavailability of counseling, long waiting time of service, the need for special counseling room, a spacious waiting room, and the completeness of drug availability.Key words: Customer satisfaction, purchase intention, quality of service
Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja dan Kompensasi terhadap Kinerja Tenaga Teknis Kefarmasian Non-PNS Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Rina Winarni; Ahmad Muhtadi; Emma Surahman
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 5, No 4 (2016)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2936.262 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2016.5.4.278

Abstract

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penilaian prestasi kerja dan kompensasi terhadap kinerja pegawai Tenaga Teknis Kefarmasian Non-PNS Instalasi Farmasi. Metode yang digunakan adalah metode survei analitik dengan rancangan potong lintang. Sampel yang digunakan 102 karyawan instalasi farmasi kompetensi Tenaga Teknis Kefarmasian dengan status kepegawaian Non-PNS. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan analisis jalur. Hipotesis pertama penilaian prestasi kerja memengaruhi kinerja (t hitung 4,038 > t tabel 1,984). Hipotesis kedua adalah kompensasi memengaruhi kinerja (t hitung 3,739 > t tabel 1,984). Hipotesis ketiga adalah penilaian prestasi kerja memengaruhi kompensasi (t-hitung 10,208 > t tabel 1,984). Penilaian prestasi kerja dan kompensasi berpengaruh sebesar 51,68% terhadap kinerja pegawai. Penilaian prestasi kerja dan kompensasi masing‑masing berpengaruh sebesar 27% dan 24,68% sedangkan 48,32% merupakan variabel lain yang tidak diteliti. Kinerja Tenaga Teknis Kefarmasian Non-PNS Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin dipengaruhi oleh penilaian prestasi kerja dan kompensasi dengan total pengaruh sebesar 51,68%.Kata kunci: Kinerja, kompensasi, penilaian prestasi kerja, tenaga teknis kefarmasianThe Impact of Performance Appraisal and Compensation to Performance of Pharmacy Technical Personnel Non-Civil Servants at Hasan Sadikin Hospital Abstract Performance is the result of the quality and quantity of work achieved by an employee. This study aimed to determine the effect of performance appraisal and compensation to performance of Pharmacy Technical Personnel Non Civil Servants. This study used analytic survey with cross-sectional study design. The sample are 102 pharmacy employees. Data was collected by using questionnaires and analyzed using path analysis. The first hypothesis is the performance appraisal affect the performance (t value 4,038 > t table 1.984). The second hypothesis is the compensation affects the performance (t value 3.739 > t table 1.984). The third hypothesis is the performance appraisal affects the compensation (t value 10.208 > t table 1.984). Performance appraisal and compensation affected employee performance by51.68%. Performance appraisal and compensation affected employee performance by 27% and 24.68% respectively, while 48.32% is other variable that is not investigated. Performance of Pharmacy Technical Personnel Non Civil Servants in RSUP DR. Hasan Sadikin is influenced among others by the performance appraisal and compensation with a total effect of 51.68%.Keywords: Compensation, performance, performance appraisal, pharmacy technical personnel
Evaluasi Manajemen Obat dan Hubungannya dengan Kualitas Pelayanan Farmasi Rawat Jalan di Salah Satu Rumah Sakit Kota Pontianak Enggy Erwansani; Ahmad Muhtadi Muhtadi; Emma Surahman
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (723.396 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2016.5.1.56

Abstract

Saat ini pemerintah berupaya mewujudkan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) bahwa setiap rakyat Indonesia berhak atas jaminan sosial untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran manajemen obat farmasi rawat jalan RS X dan menganalisis hubungan manajemen obat dengan kualitas pelayanan farmasi rawat jalan RS X. Manajemen obat ini termasuk perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu analitik observasional dengan rancangan cross sectional study dengan sampel penelitian pelanggan farmasi rawat jalan di RS X. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dari 100 orang pelanggan rawat jalan dengan menggunakan metode consecutive sampling. Hasil penelitian mengunakan Pearson Correlation menunjukkan hubungan manajemen obat dengan kualitas pelayanan farmasi rawat jalan yang bermakna dengan nilai untuk aspek perencanaan (r=0,626; p<0,001), pengorganisasian (r=0,409; p<0,001), pengarahan (r=0,359; p<0,001), dan pengawasan (r=0,426; p<0,001) dengan R2 multiple 66,80%. Gambaran manajemen obat di farmasi rawat jalan RS X menghasilkan nilai rata-rata 96,90% sehingga berada dalam kategori sangat baik dan membuktikan hubungan kuat antara empat fungsi manajemen obat terhadap kualitas pelayanan farmasi rawat jalan RS X.Kata kunci: Evaluasi manajemen obat, kualitas pelayanan, Pearson Correlation  Evaluation Management of Drugs and Relations with Quality of Outpatient Pharmacy Services in One of Hospital Pontianak City Nowadays government policy which embodies the National Social Security System (SJSN) where the presence of this system that every Indonesian people entitled to social security to be able to meet the basic needs of living. This study aims to describe the pharmaceutical drug outpatient management Hospital X Pontianak City and analyze the relationship management with the quality of pharmaceutical care medicine outpatient Hospital X Pontianak. This medication management including planning, organizing, directing, and monitoring. This study uses a quantitative approach which is an observational analytic research using cross sectional study with a sample of outpatient pharmacy customer research in Hospital X Pontianak. Collecting data using questionnaires from 100 customers outpatient with consecutive sampling method. The results using Pearson Correlation analysis showed the drug management relationship with the quality of outpatient pharmacy services which means the value of aspects planning (r=0.626; p<0,001), organizing (r=0.409; p<0,001), directing (r=0.359; p<0,001), and controlling (r=0.426; p<0,001) with R2 multiple 66.80%. The description of pharmaceutical drug management in outpatient Hospital X produce an average value 96.90% so as to be in very good category, there by proving the existence of a strong relationship between the four functions of management of the quality of pharmaceutical care medicine outpatient Hospital X.Key words: Evaluation medication management, Pearson Correlation, service quality
Rasionalitas Penggunaan Antibiotik di Salah Satu Rumah Sakit Umum di Bandung Tahun 2010 Mally G. Sholih; Ahmad Muhtadi; Siti Saidah
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (554.504 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2015.4.1.64

Abstract

Penggunaan antibiotik yang tidak tepat karena intensitas penggunaan antibiotik yang relatif tinggi dapat menimbulkan berbagai permasalahan dan ancaman global bagi kesehatan terutama resistensi bakteri terhadap antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan jumlah dan pola penggunaan antibiotik pada pasien di salah satu rumah sakit pemerintah di Kota Bandung. Metode penelitian dilakukan secara deskriptif dengan pengambilan data secara retrosfektif. Data penggunaan antibiotik pada tahun 2010 diperoleh dari rekapitulasi pengeluaran instalasi farmasi dari bulan Januari–Desember 2010. Pengambilan data dilakukan dari bulan Juni–Juli 2011 di salah satu rumah sakit umum pemerintah tipe B. Data yang diperoleh kemudian diolah dan diklasifikasikan. Pengolahan data penggunaan antibiotik dilakukan dengan metode ATC/DDD dan segmen DU 90%. Hasil penelitian penggunaan antibiotik pada tahun 2010 adalah 95719,01 DDD. Antibiotik yang masuk pada segmen DU 90% ada 5 golongan (penisilin, sefalosporin, kuinolon, makrolida dan sulfonamida). Pola penggunaan antibiotik pada caturwulan ke-1 yang memenuhi segmen DU 90% yaitu penisilin, sefalosforin, kuinolon, dan makrolida. Pada caturwulan ke-2 dan caturwulan ke-3 ada lima golongan antibiotik yang masuk dalam segmen DU 90% yaitu penisilin, sefalosforin, kuinolon, makrolida, dan sulfonamida. Penelitian menyimpulkan bahwa pada caturwulan ke-1 hingga caturwulan ke-3 terjadi peningkatan persentase penggunaan dan jumlah golongan antibiotik yang masuk ke dalam segmen DU 90%.Kata kunci: Antibiotik, ATC/DDD, segmen DU 90%Rationality Antibiotic Use at One of Public Hospital in Bandung 2010The inappropriate antibiotic use was caused by using of high relatively the antibiotic so that have caused global threat and health problems especially antibiotic resistance. The objective of this study is to determine quantity and pattern of patient antibiotic use at one of hospital in Bandung. The study method was utilized descriptively and was obtained retrospectively. The antibiotic use data on 2010 was obtained from pharmacy department recapitulation on January–December 2010. Data was taking on January–December 2011 at one of type B hospital in Bandung. The data was processed and classified. The antibiotic use data has processed using ATC/DDD method and DU 90 % segment. The result showed that antibiotic use on 2010 was 95719,01 DDD. There were 5 groups of antibiotic class in DU90% segment (penicillin, cephalosporin, quinolone, macrolide, and sulphonamide) . The antibiotics use pattern in the first quarter in DU 90% segment werepenicillin, cephalosporin, quinolone, and macrolide. There were 5 groups within second and third quarter in DU90% were penicillin, cephalosporin, quinolone, macrolideand sulphonamide. It can be concluded that the antibiotic use in first to third quarter have decreased percentage and number antibiotic groups in DU90% segment.Key words: Antibiotics, ATC/DDD, DU90% segment
Hubungan Pola Sensitivitas Bakteri pada Penggunaan Antibiotik Empirik terhadap Pencapaian Clinical Outcome Pasien Pneumonia Anak Vesara A. Gatera; Ahmad Muhtadi; Eli Halimah; Dwi Prasetyo
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 3, No 4 (2014)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7892.903 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2014.3.4.127

Abstract

Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi yang memerlukan upaya komprehensif dan efektif dalam penanganannya terutama dalam penggunaan antibiotik empiris. Penggunaan antibiotik empiris harus berdasarkan pola sensitivitas terhadap bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik berdasarkan pola sensitivitas dengan memperhatikan faktor clinical outcome pasien sebagai tujuan pengobatan. Penelitian ini dilaksanakan di RS Dr. Hasan Sadikin pada bulan Oktober–Desember 2013 dengan menerapkan desain potong lintang secara retrospektif. Data sekunder diperoleh dari rekam medis dalam kurun waktu Januari 2011–Desember 2012. Objek penelitian terdiri dari rekam medis 24 pasien berusia 1–5 tahun dengan hasil kultur positif dan menerima resep antibiotik. Hasil penelitian ini menunjukkan penggunaan sefotaksim-ampisilin sebesar 37,5%, sefotaksim 33,3%, ampisilin 20,8%, dan seftriakson 8,4%. Antibiotik yang paling memengaruhi pencapaian clinical outcome dengan taraf kepercayaan 95% adalah kombinasi sefotaksim-ampisilin (p=0,044) dengan tingkat sensitivitas 77,7%. Pola sensitivitas penggunaan antibiotik memengaruhi clinical outcome padapasien pneumonia anak.Kata kunci: Clinical outcome, pneumonia, sensitivitas antibiotikAssociation of Pattern of Bacteria Sensitivity During the Empirical Antibiotics Use to the Achievement of Clinical Outcome in Pediatric Patients with PneumoniaPneumonia is one of infectious diseases that require a comprehensive and effective effort in its treatment,including in the use of empirical antibiotics. The use of empirical antibiotics should be based on patterns of sensitivity toward bacteria. The aim of this study was to evaluate the use of antibiotics based on the sensitivity patterns by clinical outcomes as the goal of treatment. This study was conducted in Hasan Sadikin Hospital Bandung in October–December 2013 using a retrospective cross-sectional study design. Secondary data were obtained from medical records during January 2011–December 2012. This study consisted of 24 patients with positive culture test and received antibiotic prescription. The results showed the percentage of the use of cefotaxime-ampicillin (37.5%), cefotaxime (33.3%), ceftriaxone (20.8%), and ampicillin (8.4%). The most influential antibiotics for achieving clinical outcome using 95% confidence level is combination of cefotaxime-ampiciline (p=0.044) with 77.7% sensitivity level. This study suggested that the pattern of antibiotic sensitivity affected the clinical outcomes of pediatric patients with pneumonia.Key words: Clinical outcome, pneumonia, sensitivity of antibiotic
Potensi Interaksi Obat-Obat pada Resep Polifarmasi: Studi Retrospektif pada Salah Satu Apotek di Kota Bandung Sulastri Herdaningsih; Ahmad Muhtadi; Nurul Annisa
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 5, No 4 (2016)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3043.622 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2016.5.4.288

Abstract

  Resep polifarmasi sangat umum terjadi dalam peresepan pasien rawat jalan maupun rawat inap di setiap fasilitas kesehatan. Polifarmasi dapat meningkatkan risiko terjadinya interaksi obat-obat atau Drug-drug Interactions (DDI’s) yang sebagian besar akan menimbulkan dampak merugikan dalam terapi pasien. Tujuan dari studi ini yaitu untuk menilai potensi DDI’s pada resep rawat jalan di salah satu apotek di kota Bandung. Data diproses melalui www.drugs.com database atau Drug Interactions Checker. Studi ini memaparkan prevalensi dan mengklasifikasikan jenis interaksi potensial berdasarkan level interaksi yaitu mayor, moderat dan minor. Total resep rawat jalan periode Januari–Maret 2014 adalah sebanyak 352 lembar resep yang didalamnya terdapat sebanyak 1.111 R/. Dari total keseluruhan jumlah lembar resep, terdapat 197 (55,97%) lembar resep yang masuk dalam kriteria inklusi. Sebanyak 121 lembar resep terdapat DDI’s potensial sebesar 34,38%. Keseluruhan DDI’s potensial yang terjadi adalah sebanyak 194 interaksi. DDI’s potensial mayor sebanyak 25 (12,89%), moderat sebanyak 134 (69,07%) dan minor 35 (8,04%). DDI’s terbanyak terdapat dalam kategori mayor dan moderat yang membutuhkan perhatian lebih dan tindakan pencegahan terhadap DDI’s potensial yang mungkin terjadi oleh dokter dan apoteker untuk memaksimalkan efektivitas terapi pasien.Kata kunci: Interaksi obat-obat, pasien rawat jalan, resep polifarmasiPotential of Drug-Drug Interaction in Polypharmacy Prescription: Retrospective Study on a Drugstore in Bandung Abstract Polypharmacy prescription very commonly occurs on prescribing the outpatient and inpatient in every health facility. Polypharmacy may increase the risk of Drug-drug Interactions (DDI’s) which mostly causes harm impact in the patient’s therapy. The aim of this study was to measure the potential of DDI’s on the outpatient prescription in one of the drugstore in Bandung. The data was processed through www. drugs.com database or Drug Interactions Checker. This study described the prevalence and classification of potential interactions based on interaction level of major, moderate, and minor. The number of outpatient prescription on January–March 2014 was 352 sheets of prescriptions with 1.111 R/. From overall numbers of prescriptions, there were 197 (55.97%) sheets of prescriptions on inclusion criteria. In 121 prescriptions, there were 34.38% of DDI’s potential. All of DDI’s potential occurs was 194 interactions. The major DDI’s potential of 25 (12.89%), moderate of 134 (69.07%) and minor of 35 (8.04%). The most of DDI’s found in major and moderate level need more attention and prevention aid against DDI’s potential that may occur by doctors and pharmacists to maximize the effectiveness of patient’s therapy.Keywords: Drug-drug Interactions (DDI’s), outpatient, polypharmacy prescription
Aktivitas Antihipertensi Ekstrak Kering Terstandarisasi Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) Hasil Produksi Skala Pilot Yasmiwar Susilawati; Tira Soleha Rahmatullah; Ahmad Muhtadi; Ferry Ferdiansyah Sofyan; Ami Tjitraresmi
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 1 No. 10 (2018): Jurnal Sains dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.721 KB) | DOI: 10.25026/jsk.v1i10.90

Abstract

Salah satu tumbuhan yang digunakan dalam penanganan hipertensi adalah dengan kelopak bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L.). Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa ekstrak etanol kelopak bunga rosela menunjukkan aktivitas antihipertensi yang signifikan (P<0,1) dan prospektif untuk dikembangkan. Telah dilakukan produksi ekstrak kering rosela terstandarisasi skala pilot di industri ekstrak bersertifikat IEBA. Diperlukan pengujian aktivitas antihipertensi dari ekstrak tersebut sehingga dapat diketahui dosis yang tepat untuk diaplikasikan pada manusia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non invasive blood pressure terhadap hewan uji tikus putih jantan galur Wistar. Penelitian ini terdiri atas 5 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol negatif, dosis 150 mg/kgBB; dosis 250 mg/kgBB; dosis 350 mg/kgBB; dan dosis 500 mg/kgBB. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dosis 250 mg/kgBB ekstrak kering kelopak bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L.) memiliki aktivitas sebagai antihipertensi pada tikus putih jantan galur wistar dengan persentase inhibisi sistol dan diastol sebesar 27,74% dan 33,18 %. Hasil konversi dosis untuk manusia yang menghasilkan efek penurunan tekanan darah pada manusia adalah dosis 2,8 gram/70 kgBB atau 40 mg/kgBB.