Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK BUDIDAYA PERIKANAN PADA LAHAN PESISIR KABUPATEN JEPARA Arif Mustofa; Decky Rochmanto
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 5, No 1 (2021): JFMR VOL 5 NO.1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2021.005.01.19

Abstract

Analisis daya dukung lahan terhadap budidaya perikanan sangat penting dilakukan agar usaha budidaya tidak menemukan hambatan. Analisis keseuaian lahan dilakukan dengan melakukan evaluasi karakteristik lahan disesuaikan dengan kriteria hasil penelitian yang telah dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan mengevaluasi kesesuaian lahan pesisir Kabupaten Jepara sebagai lahan budidaya perikanan. Metode penelitian berupa survei dan metode analisis data didasarkan pada kriteria kesesuaian lahan pesisir dimodifikasi dari beberapa sumber peneliti terdahulu. Kriteria tersebut berupa tekstur tanah, kelerengan pantai, tipe pantai, curah hujan, kondisi hidrologi, jalur hijau, pH tanah dan penutupan lahan. Pengukuran dan pengambilan sampel di titik pengamatan yang berumlah delapan yaitu Kecamatan Kedung, Tahunan, Jepara, Mlonggo, Bangsri, Kembang, Keling dan Donorojo. Analisa data menggunakan scoring dengan tiga tingkatan 100, 90 dan 80 serta hasil total penjumlah skor dengan kriteria daya dukung baik bernilai 91-100, daya dukung sedang bernilai 81-90 dan daya dukung rendah bernilai < 80. Hasil analisis menunjukkan bahwa wilayah pesisir Kabupaten Jepara yang memiliki karakteristik daya dukung lahan baik terhadap budidaya perikanan adalah wilayah pesisir Kecamatan Kedung, Mlonggo dan Keling. Kriteria daya dukung sedang adalah wilayah pesissir Kecamatan Tahunan, Jepara, Bangsri, Kembang dan Donorojo. Tidak ditemukan kriteria daya dukung lahan rendah di wilayah pesisir Kabupaten Jepara
SEBARAN KANDUNGAN OKSIGEN TERLARUT PERAIRAN PANTAI SEBAGAI DAYA DUKUNG USAHA TAMBAK DI KABUPATEN JEPARA Arif Mustofa
Jurnal Disprotek Vol 10, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.809 KB) | DOI: 10.34001/jdpt.v10i2.1076

Abstract

Kabupaten Jepara memiliki wilayah pesisir sangat berpotensi untuk pengembangan perikanan budidaya. Usaha budidaya perairan mengandalkan air laut sebagai media budidaya sehingga sangat memerlukan informasi parameter kualitas air laut. Salah satu parameter kualitas air laut yang penting adalah kadar oksigen terlarut (DO). Karena makhluk air sangat bergantung pada oksigen untuk hidup dan pertumbuhannya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang parameter oksigen terlarut di sepanjang pantai Kabupaten Jepara guna mendukung budidaya tambak. Penelitian menggunakan metoda survei dengan melakukan pengukuran paramater kadar oksigen terlarut dan suhu air laut di sepanjang Kabupaten Jepara. Titik pengamatan sebanyak 10 buah dengan jarak antar titik sepanjang 700 m dan jarak dari pantai sekitar 500 m. Pengulangan dilakukan sebanyak 3 kali di sekitar titik pengamatan. Analisa dilakukan secara kualitatif untuk mendapatkan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan DO berkisar antara 4,7 mg/l – 5,4 mg/l dan suhu berkisar antara 27,8 oC – 28,6oC. DO terendah berada di perairan pantai Desa Mororejo Kecamatan Mlonggo dan tertinggi di perairan pantai Kecamatan Keling. Berdasarkan analisa kandungan DO di sepanjang perairan pantai Kabupaten Jepara, perairan pantai Kecamatan Kedung, Tahunan, Kembang, Keling dan Donorojo memiliki kadar DO antara 5,1 mg/l – 5,4 mg/l. Nilai ini menunjukkan kelas sesuai untuk mendukung kegiatan budidaya tambak.
Revitalisasi Hutan Mangrove Pesisir Jepara Arif Mustofa
Journal of Dedicators Community Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.202 KB) | DOI: 10.34001/jdc.v2i1.660

Abstract

Kawasan hutan mangrove di Kabupaten Jepara tergolong masih kurang lebat, sehingga menjadikan kekhawatiran bagi penduduk yang tinggal di daerah pesisir. Manfaat mangrove sangat banyak terutama sebagai penahan abrasi laut. Kawasan hutan mangrove lambat laun terdegradasi oleh kepentingan pihak lain atas lahan tersebut. Sehingga upaya pelestarian hutan mangrove sangat penting untuk dilakukan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tema revitalisasi hutan mangrove pesisir Jepara bertujuan untuk mengembalikan fungsi utama hutan mangrove di sepanjang pesisir Kabupaten Jepara. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan pada tanggal 15, 22 dan 29 September 2017 bertempat di Desa Bulakbaru Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara. Tahap pelatihan berupa penyampaian materi dan diskusi tentang potensi dan teknik penanaman mangrove dilaksankan di Balai Desa Bulakbaru. Praktik pembibitan dan penanaman mangrove dilaksanakan di pantai Bulakbaru. Keterlibatan aktif oleh masyarakat Desa Bulakbaru serta organisasi mahasiswa Wapalhi Unisnu Jepara membuat kegiatan ini berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
LAJU PERTUMBUHAN KEPITING BAKAU (Scylla serrata) JANTAN DAN BETINA PADA SALINITAS YANG BERBEDA Arif Mustofa; Desti Setiyowati; Eko Suprihatin; Mahadi Utama Hendra; Mustaqim Mustaqim
Jurnal Disprotek Vol 13, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34001/jdpt.v13i2.3536

Abstract

Salah satu organisme perairan bernilai ekonomis tinggi adalah kepiting bakau (Scylla serrata) karena rasa dagingnya lezat dan bernilai gizi tinggi. Kepiting bakau sangat potensial untuk dikembangkan dalam usaha budidaya. Faktor internal dalam pertumbuhan kepiting bakau yang dibudidayakan adalah jenis kelamin, sedangkan faktor eksternal utama adalah salinitas. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data perbedaan laju pertumbuhan kepiting bakau jantan dan betina serta salinitas optimal untuk pertumbuhan kepiting jantan dan betina. Hewan uji berupa kepiting bakau (Scylla serrata) dengan bobot awal sekitar 45gr/ekor dipelihara selama 4 minggu dengan ransum ikan rucah 10% bobot biomass. Karena kepiting merupakan hewan nocturnal yang aktif pada malam hari, maka pakan diberikan dua kali perhari dengan perbandingan pagi 30% dan sore 70%. Pemeliharaan pada bak yang berisi air media dengan salinitas 5ppt, 10ppt, 15ppt dan 20ppt diisi 4 ekor per bak untuk masing-masing jantan dan betina. Pengukuran terhadap bobot dan lebar karapas dilakukan seminggu sekali dan pada akhir penelitian dianalisa pertumbuhan mutlak, lebar karapas mutlak dan laju pertumbuhan harian. Pengujian data menggunakan rancangan acak kelompok dengan 2 kelompok jenis kelamin, 4 perlakuan salinitas yang berbeda dan 3 ulangan masing-masing perlakuan. Hasil pengukuran bobot kepiting bakau diperoleh nilai H dan SGR tertinggi pada perlakuan 15ppt baik jantan maupun betina. Namun pertumbuhan mutlak maupun pertumbuhan harian kepiting jantan lebih besar daripada betina yaitu 10,52 gr dan 8,41 gr serta 0,50% dan 0,46%. Pertumbuhan lebar karapas mutlak terbaik pada perlakuan salinitas 15ppt baik jantan maupun betina, yaitu 10,50mm dan 8,45mm.
PELATIHAN TEKNIK BUDIDAYA IKAN DI MADRASAH ALIYAH HASYIM ASY’ARI BANGSRI JEPARA Arif Mustofa; Budi Aryono; Noor Hamid
Adi Widya : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 2 (2022): Adi Widya: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33061/awpm.v6i2.7784

Abstract

Community service based on the development of the target schools at MA Hasyim Asyari Bangsri Jepara is intended as an effort to improve learning management in partner schools. The purpose of this community service program is to build academic cooperation, develop human resource potential and improve the quality of school education through skill program innovation. The training was held in two stages, namely the theory-discussion stage and the field stage. The participants of this training were teachers, assistant teachers, and students. The class training materials are the rules of fish farming, getting to know the tools and functions of the equipment, knowing how to design aquaculture containers, the sequence of cultivation activities, caring for and feeding and monitoring fish health. While the field training includes the design of aquaculture pond containers to fish farming techniques. The result of the activity was the implementation of community service activities for the development of the target schools in the form of training on catfish cultivation techniques for students and teachers of MA Hasyim Asyari Bangsri. The training participants understand cultivation techniques, starting from preparing cultivation media, spreading seeds, managing feed and maintaining water quality so that the fish grow well.
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK BUDIDAYA PERIKANAN PADA LAHAN PESISIR KABUPATEN JEPARA Arif Mustofa; Decky Rochmanto
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 5 No. 1 (2021): JFMR
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2021.005.01.19

Abstract

Analisis daya dukung lahan terhadap budidaya perikanan sangat penting dilakukan agar usaha budidaya tidak menemukan hambatan. Analisis keseuaian lahan dilakukan dengan melakukan evaluasi karakteristik lahan disesuaikan dengan kriteria hasil penelitian yang telah dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan mengevaluasi kesesuaian lahan pesisir Kabupaten Jepara sebagai lahan budidaya perikanan. Metode penelitian berupa survei dan metode analisis data didasarkan pada kriteria kesesuaian lahan pesisir dimodifikasi dari beberapa sumber peneliti terdahulu. Kriteria tersebut berupa tekstur tanah, kelerengan pantai, tipe pantai, curah hujan, kondisi hidrologi, jalur hijau, pH tanah dan penutupan lahan. Pengukuran dan pengambilan sampel di titik pengamatan yang berumlah delapan yaitu Kecamatan Kedung, Tahunan, Jepara, Mlonggo, Bangsri, Kembang, Keling dan Donorojo. Analisa data menggunakan scoring dengan tiga tingkatan 100, 90 dan 80 serta hasil total penjumlah skor dengan kriteria daya dukung baik bernilai 91-100, daya dukung sedang bernilai 81-90 dan daya dukung rendah bernilai < 80. Hasil analisis menunjukkan bahwa wilayah pesisir Kabupaten Jepara yang memiliki karakteristik daya dukung lahan baik terhadap budidaya perikanan adalah wilayah pesisir Kecamatan Kedung, Mlonggo dan Keling. Kriteria daya dukung sedang adalah wilayah pesissir Kecamatan Tahunan, Jepara, Bangsri, Kembang dan Donorojo. Tidak ditemukan kriteria daya dukung lahan rendah di wilayah pesisir Kabupaten Jepara
MONITORING KUALITAS AIR TAMBAK BUDI DAYA KEPITING BAKAU (SCYLLA SERRATA) PADA KELOMPOK MITRA DI DESA PANGGUNG JEPARA Desti Setiyowati; Arif Mustofa; Andi Nor Riza; Muhammad Hasyim; Jamal Abdun Naseer
JURNAL AL-IJTIMAIYYAH Vol 8, No 2 (2022): Jurnal AL-IJTIMAIYYAH
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/al-ijtimaiyyah.v8i2.15853

Abstract

Abstract: Panggung Village is one of the coastal villages in Kedung District, Jepara Regency which has a lot of potential natural resources to be developed. One potential natural resource that is quite potential is the mangrove forest which is widely cultivated as a place for mud crab cultivation. Mud crab (Scylla serrata) is one of the fisheries resources in the mangrove area, has high economic value and tastes delicious meat so that it is consumed by many local and foreign people. The problem faced by the partner group is that the cultivation of mud crabs has not gone well due to limited funds, lack of technology and assistance for their production activities. This activity aims to provide science and technology applications in the form of digital pond water quality monitoring technology to monitor parameters of temperature, DO, salinity and pH so that mud crabs grow optimally and have high selling prices. The method used for partner groups to support program realization is participatory. The result of the activity is a fairly high level of participation from the partner group which has a positive impact on program implementation, seen in socialization activities, counseling, training and mentoring in monitoring the water quality of mud crab cultivation ponds. The implementation of the service program is able to produce outputs, namely increasing the knowledge and skills of partner groups in monitoring water quality.Keywords: Monitoring; Water Quality; Mud Crab.Abstrak: Desa Panggung merupakan salah satu desa pesisir di Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara yang memiliki banyak potensi sumber daya alam untuk dikembangkan. Salah satu potensi sumber daya alam yang cukup potensial adalah hutan mangrove yang banyak diusahakan sebagai tempat budi daya kepiting bakau. Kepiting bakau (Scylla serrata) merupakan salah satu sumber daya perikanan yang berada di kawasan mangrove, memiliki nilai ekonomis tinggi dan rasa dagingnya yang lezat sehingga banyak dikonsumsi oleh masyarakat lokal maupun mancanegara. Permasalahan yang dihadapi kelompok mitra yaitu budi daya kepiting bakau yang dilakukan belum berjalan dengan baik dikarenakan keterbatasan dana, kurangnya teknologi dan pendampingan untuk kegiatan produksinya masih sangat kurang. Kegiatan ini bertujuan memberikan aplikasi IPTEKS berupa teknologi monitoring kualitas air tambak secara digital untuk memantau parameter suhu dan DO sehingga kepiting bakau tumbuh optimal serta memiliki harga jual yang tinggi. Metode yang digunakan bagi kelompok mitra untuk mendukung realisasi program adalah partisipatif. Hasil dari kegiatan adalah tingkat partisipasi yang cukup tinggi dari kelompok mitra memberikan dampak positif bagi pelaksanaan program, terlihat pada kegiatan sosialisasi, penyuluhan, pelatihan dan pendampingan monitoring kualitas air tambak budi daya kepiting bakau. Pelaksanaan program pengabdian mampu menghasilkan luaran yaitu peningkatan pengetahuan dan ketrampilan kelompok mitra dalam melakukan monitoring kualitas air.Kata Kunci: Monitoring; Kualitas Air; Kepiting Bakau.
KUALITAS PERAIRAN PANTAI SERIBU RANTING JEPARA Desti Setiyowati; Arif Mustofa
Jurnal Disprotek Vol 15, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34001/jdpt.v15i1.5970

Abstract

WATER QUALITY OF JEPARA'S SERIBU RANTING BEACHSeribu Ranting Beach is located between two river estuaries. These two river estuaries are a source of sediment that enters coastal waters. These sediments can cause shallowing of coastal waters, which can disrupt the marine ecosystem, so Seribu Ranting Beach has a high potential for pollution. This research aims to determine the condition of water quality at Seribu Ranting Beach. This research was carried out in October 2023 in the waters of Seribu Ranting Beach. The research method used is descriptive exploratory. The data collection point is divided into 3 stations. Water quality data was collected, namely pH, temperature, salinity and dissolved oxygen using multimeter parameters, turbidity using a turbidity meter, depth and brightness using a Secchi disk, and current speed using a probe ball. The results of this research are physical parameters consisting of water temperature ranging from 31.3 - 35.8 °C, current speed ranging from 0.03 - 0.04 m/s, depth ranging from 0.6 - 0.7 m, brightness ranging from between 0.15 – 0.30 m and turbidity ranging from 35 – 55 NTU. Chemical parameters consist of pH ranging from 6.98 – 7.77, salinity ranging from 25 – 30 ‰ and DO ranging from 5.7 – 9.3 mg/L. The water quality of Seribu Ranting Beach meets marine water quality standards and is classified as adequate conditions for the survival of organisms or marine biota based on Government Regulation of the Republic of Indonesia Number 22 of 2021, namely the parameters of temperature, pH, salinity and dissolved oxygen. Meanwhile, depth, brightness and turbidity do not meet the quality standards for marine aquatic organisms.Pantai Seribu Ranting terletak di antara dua muara sungai. Kedua muara sungai ini menjadi sumber sedimen yang masuk ke perairan pantai. Sedimen-sedimen tersebut dapat menyebabkan pendangkalan perairan pantai, yang dapat mengganggu ekosistem laut, sehingga Pantai Seribu Ranting memiliki potensi pencemaran yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kualitas perairan di Pantai Seribu Ranting. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2023 di wilayah perairan Pantai Seribu Ranting. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif eksploratif. Titik pengambilan data dibagi menjadi 3 stasiun. Pengambilan data kualitas air yaitu pH, suhu, salinitas dan oksigen terlarut menggunakan multicheker parameter, kekeruhan menggunakan turbidity meter, kedalaman dan kecerahan menggunakan secchi disk, dan kecepatan arus menggunakan bola duga. Hasil dari penelitian ini yaitu parameter fisika terdiri suhu air berkisar antara 31,3 – 35,8 °C, kecepatan arus berkisar 0,03 – 0,04 m/s, kedalaman berkisar antara 0,6 – 0,7 m, kecerahan berkisar antara 0,15 – 0,30 m dan kekeruhan berkisar antara 35 – 55 NTU.  Parameter kimia terdiri dari pH berkisar antara 6,98 – 7,77, salinitas berkisar antara 25 – 30 ‰ dan DO berkisar 5,7 – 9,3 mg/L. Kualitas perairan Pantai Seribu Ranting yang memenuhi standar baku mutu perairan laut dan tergolong pada kondisi yang tercukupi untuk kelangsungan hidup organisme atau biota perairan laut berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 adalah pada parameter suhu, pH, salinitas, dan oksigen terlarut. Sedangkan kedalaman, kecerahan dan kekeruhan tidak memenuhi standar baku mutu biota perairan laut.
PENAMBAHAN FERMENTASI TEPUNG BIJI TURI PADA PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SURVIVAL RATE BENIH IKAN GURAME (Osphronemus gouramy Lac.) Andi Nor Riza; Nurcahyo Kursistiyanto; Desti Setiyowati; Arif Mustofa
Jurnal Disprotek Vol 15, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34001/jdpt.v15i2.7006

Abstract

Ikan gurame adalah komoditas budidaya ikan air tawar dengan pertumbuhan lambat namun bernilai ekonomis tinggi. Pakan merupakan faktor utama yang menentukan pertumbuhan dan daya tahan ikan terhadap penyakit. Inovasi dalam pakan diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan ikan gurame, salah satunya dengan penambahan tepung biji turi yang difermentasi. Biji turi adalah bahan baku lokal yang kaya protein (36,21%) dan Vitamin B2 (Riboflavin), yang baik untuk kesehatan saluran pencernaan dan antioksidan. Namun, biji turi mengandung serat kasar tinggi (12,54%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fermentasi tepung biji turi pada pakan buatan terhadap pertumbuhan dan sintasan ikan gurame serta dosis optimal yang ditambahkan. Benih ikan gurame dengan bobot rata-rata 4 g dan padat tebar 1 ekor/l air digunakan dalam rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu perlakuan A kontrol (0 g/1000 g pakan), B (10 g/1000 g pakan), C (20 g/1000 g pakan), dan D (30 g/1000 g pakan). Hasil penelitian menunjukan penambahan fermentasi tepung biji turi pada pakan buatan berpengaruh terhadap pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan relatif (RGR), rasio konversi pakan (FCR), efisiensi pemanfaatan pakan (EPP) benih ikan gurame. Dosis optimal fermentasi tepung biji turi adalah 30g/kg (Perlakuan D) dalam pakan buatan mampu menghasilkan pertumbuhan mutlak 46,05 g, laju pertumbuhan relatif (RGR) 4,45 %, rasio konversi pakan (FCR) 1,75, efisiensi pemanfaatan pakan (EPP) 63,22 % dan tingkat kelulushidupan (SR) 100%. EFFECTS OF FERMENTED TURI SEED MEAL SUPPLEMENTATION ON GROWTH AND SURVIVAL RATES OF GOURAMI FRY (Osphronemus gouramy Lac.)Gourami fish is a freshwater aquaculture commodity with slow growth but high economic value. Feed is the main factor determining the growth and disease resistance of the fish. Innovation in feed is necessary to improve the growth of gourami, one of which is by adding fermented turi seed flour. Turi seeds are a local raw material rich in protein (36.21%) and Vitamin B2 (Riboflavin), which are beneficial for digestive health and act as antioxidants. However, turi seeds contain high crude fiber (12.54%). This study aims to determine the effect of fermented turi seed flour in artificial feed on the growth and survival rate of gourami and to identify the optimal dosage to be added. Gourami fry with an average weight of 4 g and a stocking density of 1 fish/liter of water were used in a completely randomized design with 4 treatments and 3 replications: treatment A (control, 0 g/1000 g feed), B (10 g/1000 g feed), C (20 g/1000 g feed), and D (30 g/1000 g feed). The results showed that the addition of fermented turi seed flour to artificial feed affected the absolute growth, relative growth rate (RGR), feed conversion ratio (FCR), and feed utilization efficiency (EPP) of gourami fry. The optimal dosage of fermented turi seed flour was 30 g/kg (Treatment D) in artificial feed, which resulted in an absolute growth of 46.05 g, a relative growth rate (RGR) of 4.45%, a feed conversion ratio (FCR) of 1.75, feed utilization efficiency (EPP) of 63.22%, and a survival rate (SR) of 100%.
RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL DAN MONITOR PRODUKSI GARAM MENGGUNAKAN INTERNET OF THINGS Dias Prihatmoko; Arif Mustofa; Ahmad Faidlon; Zaenal Arifin
Jurnal Disprotek Vol 15, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34001/jdpt.v15i1.5895

Abstract

DESIGNING A SALT PRODUCTION CONTROL AND MONITOR SYSTEM USING INTERNET OF THINGSSalt is a part of the national strategic commodity whose position is no less important compared to other basic needs. Currently, the national salt demand balance is 4.5 million tonnes. Salt farmers, so far, still use conventional and traditional methods, the salting process using a measuring instrument in the form of a salt baume hydrometer with a range of 0 – 35 manually. This results in farmers having to measure at all times at the salt pond location. Therefore, it is necessary to have a tool that can control and monitor salt content values. By using this tool, the process of monitoring salt content values can run quickly, effectively and efficiently. This research uses a WiFi-based ESP8266 microcontroller, salt content sensors and temperature and humidity sensors. Salt content sensors are placed in old water and salt tables, while temperature and humidity sensors are placed in salt storage locations. The sensor reads data on salt levels, temperature and humidity which is then sent to the microcontroller so that the information can then be monitored at any time by salt farmers. The results of this research, the control and monitoring system for salt production using the internet of things has been successfully tested and obtained good results, it can monitor and control salt production, the main ones are salt content, temperature and humidity, the average error percentage is 2, 8% when measuring the salt content of old water, and 3 percent when measuring the salt content on a salt table. Meanwhile, in the control system, the fan is turned on according to the setting, namely above 30 degrees Celsius, the fan will turn on, then the conditions in the salt storage room can run at optimal temperature so as to minimize the decrease in salt levels during storage.Garam merupakan salah satu bagian dari komoditas strategis nasional yang posisinya tidak kalah penting jika dibanding dengan kebutuhan pokok lainnya, saat ini neraca kebutuhan garam nasional sebesar 4,5 juta Ton. Para petani garam, selama ini masih menggunakan cara konvensional dan tradisional, proses penggaraman menggunakan alat ukur berupa hydrometer baume garam dengan range 0 – 35 secara manual. Hal ini mengakibatkan para petani harus mengukur setiap saat ke lokasi tambak garam. Oleh karena itu perlu adanya alat yang dapat mengontrol dan memonitor nilai kadar garam, Dengan pengggunaan alat tersebut maka proses pemantauan nilai kadar garam dapat berjalan secara cepat, efektif, dan efisien. Penelitian ini menggunakan mikrokontroller ESP8266 berbasis wifi, sensor kadar garam serta sensor suhu dan kelembaban. Sensor kadar garam ditempatkan di air tua dan meja penggaraman, sedangkan sensor suhu dan kelembaban di tempatkan di lokasi penyimpanan garam. Sensor membaca data kadar garam, suhu dan kelembaban kemudian dikirim ke mikrokontroller untuk selanjutnya informasi dapat dipantau setiap saat oleh petani garam. Hasil penelitian ini, sistem control dan monitoring produksi garam dengan menggunakan internet of things ini telah berhasil di uji coba dan mendapatkan hasil yang baik, dapat memonitor dan control produksi garam utamanya adalah kadar garam, suhu dan kelembaban, rata-rata prosentase error sebesar 2,8 % saat mengukur kadar garam air tua, dan sebesar 3 persen saat mengukur kadar garam di meja penggaraman. Sedangkan sistem control nya, kipas menyala sesuai dengan pengaturan yaitu diatas 30 derajat celcius maka kipas akan menyala, selanjutnya kondisi ruang penyimpanan garam dapat berjalan pada suhu optimal sehingga dapat meminimalisir penurunan kadar garam selama penyimpanan.