Christofel Elim
Universitas Sam Ratulangi Manado

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

DETEKSI DINI ANAK GANGGUAN SPEKTRUM AUTISME DAN INTERAKSINYA DENGAN ORANG TUA DAN SAUDARA KANDUNG Kandouw, Gladys L.; Dundu, Anita; Elim, Christofel
e-CliniC Vol 6, No 1 (2018): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.6.1.2018.19504

Abstract

Abstract: Autism spectrum disorder is a development disorder that appears before the age of three years old. It has three types of characteristic, inter alia social interaction. Children with autism spectrum disorder need interaction with their families or close-related people because they interact with their own styles. They need people who can understand what they want and their parents have the dominant roles. This study was aimed to obtain the interaction between children with autism and their siblings as well as their parents. This was a descriptivequantitative study with a cross sectional design. The results showed that there were 64 children with autism spectrum disorder; most were 7-10 years old. Males (59.6%) were more common than females (40.4%). There was interaction between children with autism and their siblings and parents which manifested as raging violently and crying abruptly. Conclusion: Children with autism spectrum disorder were dominantly male and aged 7-10 years old. The interaction between children with autism and their siblings and parents manifested as raging violently and crying abruptly.Keywords: children, autism, interaction, parents, siblings Abstrak: Gangguan spektrum autis adalah gangguan perkembangan yang muncul sebelum usia tiga tahun dengan 3 tipe karakteristik; salah satu diantaranya yaitu interaksi sosial. Anak gangguan spektrum autisme membutuhkan interaksi dengan orang-orang terdekat karena anak-anak tersebut berinteraksi dengan gayanya sendiri. Orangtua memiliki peran dominan dan merupakan orang yang paling dapat mengerti dan dimengerti oleh anak gangguan spektrum autisme. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi anak autisme dengan saudara kandung dan orang tua. Jenis penelitian ialah deskriptif-kuantitatif dengan desain potong lintang. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dari total 64 anak autisme yang diteliti, terbanyak berusia 7-10 tahun yaitu 30 anak. Gangguan ini lebih banyak ditemukan pada laki-laki (59,6%) dibandingkan perempuan (40,4%). Terdapat interaksi antara anak autisme dengan saudara kandung dan orang tua berupa mengamuk dan menangis secara tibatiba. Simpulan: Anak gangguan spektrum autisme terbanyak berjenis kelamin laki-laki dan usia 7-10 tahun. Interaksi dengan keluarga berupa mengamuk dan menangis secara tiba-tiba.Kata kunci: anak, autisme,interaksi, orang tua, saudara kandung
PROFIL CONTENT SCALE MINNESOTA MULTIPHASIC PERSONALITY INVENTORY-2 (MMPI-2) ADAPTASI INDONESIA PADA MAHASISWA SEMESTER 1 TAHUN AKADEMIK 2013/2014 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI Galala, Ferdian R. D.; Kairupan, Barnabas H. R; Elim, Christofel; Ekawardani, Neni
e-CliniC Vol 3, No 1 (2015): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.3.1.2015.6513

Abstract

Abstract: Human being as an early adult often faces problems in his/her daily activities, especially as a new student entering the college environment. These problems arise because of the process of adjustment to the new environment. If the student is not able to overcome the problems it can cause negative effects in their daily life as the prosecution of science, so it can lead to emotional disorders such as anxiety and depression. This was a cross survey study that was designed to assess the mental status of the 1st year freshmen college students class 2013/2014 at Unsrat Medical Faculty by using clinical and subclinical scale MMPI-2 in Indonesian adaptation. A univarian analysis using Microsoft Excel software were used for the data analysis. The results showed that from 101 respondent there were 72.28% females. There were 64.36% came from North Sulawesi, but more students came from other areas outside North Sulawesi (53.47%), who had 2 siblings (33.67%). Their parents were working on a private sector (43.57%). Score’s distribution content scale MMPI-2 from the highest to lowest; SOD (35.64%), WRK (19.80%), ANX (17.82%), TRT (14.85%), ANG (11.88%), OBS (10.89%), LSE (9.90%), FRS (8.91%), DEP (8.91%), CYN (4.95%), BIZ (2.97%), ASP (2.97%), respectively. Dominant outcomes from the content component scale based on the content scale’s scores; SOD1 : 30 students, SOD2 : 19 students, respectively. Conclusion: The most dominant scale from the highest score is the social discomfort scale and work interference scale.Keywords: college student, profile, content scale, content component scale, MMPI-2.Abstrak: Manusia dalam kehidupannya sebagai orang dewasa awal, seringkali menghadapi masalah dalam aktifitasnya sehari-hari. Terlebih lagi seorang mahasiswa yang baru memasuki lingkungan perkuliahan. Permasalahan tersebut timbul oleh karena adanya proses penyesuaian diri dengan lingkungan barunya itu. Jika mahasiswa tidak mampu mengatasi permasalahan tersebut maka dapat menimbulkan efek negatif dalam kesehariannya sebagai penuntut ilmu, sehingga dapat berujung kepada gangguan emosional seperti cemas dan depresi.Penelitian ini merupakan penelitian survei potong lintang untuk mengetahui status mental mahasiswa semester 1 tahun akademik 2013/2014 FK UNSRAT dengan menggunakan skala content scale dan content component scale MMPI-2 adaptasi Indonesia. Analisa data berupa analisis univariat dengan menggunakan microsoft excel. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa distribusi mahasiswa dari 101 responden yang memiliki hasil valid berdasarkan sosiodemografi terbanyak pada perempuan (72,28%), berasal dari daerah Sulawesi Utara (64,36%) namun lebih banyak berasal dari suku yang berada di luar Sulawesi Utara (53,47%), memiliki jumlah saudara 2 orang (33,67%) dan anak ke 1 dalam keluarga (40,59%) dan pekerjaan orang tua di bidang swasta (43,56%). Distribusi skor tinggi skala klinis MMPI-2 berturut turut dari yang paling tinggi ke rendah yaitu SOD (35.64%), WRK (19.80%), ANX (17.82%), TRT (14.85%), ANG (11.88%), OBS (10.89%), LSE (9.90%), FRS (8.91%), DEP (8.91%), CYN (4.95%), BIZ (2.97%), ASP (2.97%). Hasil yang menonjol pada skala content component scale berdasarkan skor tinggi content scale berturut-turut adalah; SOD1 : 30 orang, SOD2 : 19 orang. Simpulan: Skala yang paling menonjol dari skor tinggi ialah skala social discomfort dan skala work interferenceKata kunci: mahasiswa, profil, content scale, content component scale, MMPI-2.
Hubungan antara lama menjalani hemodialisis dengan kualitas hidup pasien yang menjalani hemodialisis di Unit Hemodialisis RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Rahman, Moch. T. S. A.; Kaunang, Theresia M. D.; Elim, Christofel
e-CliniC Vol 4, No 1 (2016): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.4.1.2016.10829

Abstract

Abstract: Chronic kidney disease (CKD) results in a decrease in kidney function that is irreversible and requires treatment in the form of a kidney transplant or hemodialysis. The main goal of hemodialysis is to prevent and control uremia, fluid overload, and electrolyte imbalance. Problems that commonly associate hemodialysis patients are physical and psycological stress that affect the quality of life. This study aimed to obtain the relationship between the duration of hemodialyis and the quality of life. This was an observational analytical study with a cross sectional design. The study included all hemodialysis patients in Dahlia and Melati Hemodialysis Unit Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado. There were 34 patients that met the inclusion criteria. The results showed that the correlation between the duration of hemodialyis and the quality of life had a p value of 0.579. Conclusion: The duration of hemodialysis did not correlate significantly with the quality of life of hemodialysis patients.Keywords: The duration of hemodialysis, quality of life.Abstrak: Gagal ginjal kronik (PJK) mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel, yang memerlukan terapi berupa transplantasi ginjal atau hemodialisis. Tujuan utama hemodialisis yaitu mengendalikan uremia, kelebihan cairan dan ketidakseimbangan elektrolit. Permasalahan yang muncul pada pasien hemodialisis ialah masalah fisik, psikologi, perubahan sosial, dan gaya hidup; hal tersebut memengaruhi kualitas hidup pasien. Peneltian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara lama menjalani hemodialisis dengan kualitas hidup. Metode penelitian yang digunakan ialah observasional analitik dengan pendekatan potong lintang Penelitian ini melibatkan semua pasien hemodialisis di Unit Hemodialisis Dahlia dan Melati RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado yang memenuhi kriteria inklusi yaitu sebanyak 34 orang. Hasil penelitian menunjukkan korelasi antara lama menjalani hemodialisis dengan kualitas hidup dengan nilai P=0,579. Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara lama menjalani hemodialisis dengan kualitas hidup pada pasien hemodialisis.Kata kunci: lama menjalani hemodialisis, kualitas hidup.
Gambaran tingkat kecemasan dengan pengukuran TMAS dan prestasi belajar siswa perempuan dan laki-laki kelas 1 SMA Negeri 1 Kawangkoan Mamuaya, Miracle H.; Elim, Christofel; Kandou, Lisbeth F.J.
e-CliniC Vol 4, No 2 (2016): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.4.2.2016.12797

Abstract

Abstract: Anxiety arises as a result of the response to stress or conflicts. This is commonly occurs when a person experiences any changes in his/her life and is required to be able to adapt. Anxiety is the most common mental disorders. Around 20% of the world population suffers from anxiety and as many as 47.7% of teenagers often feel anxious. High school students are prone to anxiety. Psychosocial stressor is any situation that causes a change in one's life so that he/she is forced to adapt or cope with stressors that arise. Changes in the learning environment has also become one of the trigger factors of anxiety and depression in high school students. This study aimed to obtain the difference of the degrees of anxiety and depression between high school male students and female students. This was a descriptive analytical study with a cross sectional design. All respondents’ achievement and levels of anxiety obtained from TMAS questionnaires were noted. In this study there were 144 selected respondents consisted of 74 female students and 70 male students; all were grade 1 students. The results showed that most male students did not experience anxiety (43 students; 61.42%). On the contrary, most female students experienced anxiety (57 students; 77.02%). Among the male students, most of them who did not experience anxiety had an average value between 80-90 meanwhile among the female students most of them who experienced anxiety had a value achievement of 80-90. Conclusion: There was no relationship between the level of anxiety and value of achievement among high school students in Kawangkoan. Keywords: homeostasis, psychosocial stressors, distorted perception. Abstrak: Kecemasan timbul akibat adanya respon terhadap kondisi stres atau konflik. Hal ini biasa terjadi bila seseorang mengalami perubahan situasi dalam hidupnya dan dituntut untuk mampu beradaptasi. Kecemasan merupakan gangguan mental terbesar. Diperkirakan 20% dari populasi dunia menderita kecemasan dan sebanyak 47,7% remaja sering merasa cemas. Siswa SMU rentan terhadap kecemasan. Stresor psikososial adalah setiap keadaan yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang sehingga orang itu terpaksa beradaptasi atau menanggulangi stresor yang timbul. Perubahan lingkungan belajar juga menjadi salah satu faktor pencetus kecemasan dan depresi pada siswa SMU. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan derajat kecemasan dan depresi antara siswa SMU laki-laki dan perempuan kelas 1 SMA Negeri 1 Kawangkoan. Jenis penelitian ini deskriptif analitik dengan desain potong lintang. Dari keseluruhan responden gambaran yang diamati meliputi nilai capaian siswa dan tingkat kecemasan yang diperoleh dari kuesioner TMAS. Dari hasil penelitian diperoleh 144 responden yang terdiri dari 74 siswa perempuan dan 70 siswa laki-laki dari siswa kelas 1. Sebagian besar remaja laki-laki tidak mengalami kecemasan yakni sebanyak 43 siswa (61,42%) sedangkan pada siswa perempuan sebagian besar mengalami kecemasan yakni sebanyak 57 siswa (77,02%). Pada remaja laki-laki jumlah terbanyak siswa Mamuaya, Elim, Kandouw: Gambaran antara tingkat... yang tidak mengalami kecemasan memiliki nilai rata-rata antara 80-90. sedangkan pada remaja perempuan yang memiliki jumlah kecemasan tertinggi berada pada nilai capaian 8 . Simpulan: Tidak ditemukan hubungan antara tingkat kecemasan dan nilai capaian studi pada siswa SMU kelas 1 SMA Negeri 1 Kawangkoan. Kata kunci: homeostasis, stresorpsikososial, distorsipersepsi
PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HIV/AIDS PADA WARIA PEKERJA SEKS KOMERSIAL DAN WARIA NON-PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI KOTA MANADO Awad, Laila; Elim, Christofel; Dundu, Anita E.; Ekawardani, Neni
e-CliniC Vol 3, No 1 (2015): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v3i1.7477

Abstract

Abstract: HIV/AIDS is a health problem that is threatening the world, including Indonesia. Manado has a high prevalence of HIV/AIDS in North Sulawesi with numbers of cases of 101 patients with HIV and 212 patients with AIDS in 2011. According to the group transmission, transvestites belong to the second rank of high risk group spreaders of HIV/AIDS due to the transvestites sex life impact. This was an observational analytical study with a cross sectional design. Samples were obtained by using the purposive sampling technique. We used questionnaire to be filled by 60 transvestites and a qualitative study on 2 transvestites to obtain more accurate data. The collected data were analyzed by using SPSS 20.0. The Mann-Whitney statistical test showed that there was a significant difference of knowledge between Transvestites Commercial Sex Workers and Transvestites Non-Commercial Sex Workers (p <0.05). The significant value was due to the difference of attitudes between Transvestite Commercial Sex Workers and Transvestite Non-Commercial Sex Workers (p <0.05).Keywords: knowledge, attitude, HIV/AIDS, transvestite commercial sex worker, transvestite non-commercial sex workerAbstrak: HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan yang masih mengancam dunia termasuk Indonesia hingga saat ini. Manado merupakan kota dengan prevalensi HIV/AIDS tertinggi di Sulawesi Utara dengan jumlah kasus 101 pasien HIV dan 212 pasien AIDS pada tahun 2011. Menurut kelompok penularannya, waria menduduki urutan kedua sebagai kelompok resiko tinggi penyebar HIV/AIDS akibat dari dampak kehidupan seks kaum waria. Penelitian ini besifat analitik observasional dengan pendekatan Cross-Sectional dengan teknik pengambilan sampel yaitu Purposive Sampling. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuisioner kepada 60 waria dan dilanjutkan dengan penelitian kualitatif terhadap 2 orang waria untuk memperoleh data yang lebih akurat. Data yang diperoleh diolah dengan SPSS 20.0. Hasil pengolahan data menggunakan analisis statistik Mann-Whitney menunjukkan nilai signifikan adanya perberdaan tingkat pengetahuan antara Waria PSK dan Waria Non-PSK (p<0,05). Nilai yang signifikan diperoleh dengan adanya perbedaan sikap antara Waria PSK dan Waria Non-PSK (p<0,05).Kata kunci: pengetahuan, sikap, HIV/AIDS, waria PSK, waria non-PSK
PROFIL CONTENT SCALES MINNESOTA MULTIPHASIC PERSONALITY INVENTORY-2 (MMPI-2) ADAPTASI INDONESIA PADA MAHASISWA SEMESTER 5 TA 2012/2013 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO Astuti, Dwi W. P.; Kairupan, Barnabas H. R.; Elim, Christofel
Jurnal Biomedik : JBM Vol 5, No 1 (2013): JURNAL BIOMEDIK : JBM Suplemen
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.5.1.2013.2630

Abstract

Abstract: Stress factors derived from academic and non-academic aspects can cause mental disorders in medical students. Mental disorders can lead to the impairment of student cognitive development and learning, as well as impact on the performance or functionality as a doctor later. This study aimed to determine the mental status profile of the fifth semester students of the Faculty of Medicine University of Sam Ratulangi, Manado, by using the content scales of MMPI-2 mental health tests. This was a descriptive study using a cross-sectional design. A hundred students who were randomly selected had to fill in the MMPI-2 questionnaires. A univariate analysis was conducted to analyze the data by using the SPSS version 20. The results showed that of the total respondents the majority (56%) were 20 years old; females were 53%; from outside of North Sulawesi were those from tribes (66%), and regions (56%).  The siblings (2 brothers) represented 38% while the second born 37%. Most parents worked as civil servants: 46% fathers, 49% mothers. All content scales showed a high profile with the greatest percentages on scales SOD (32%) and WRK (30%). Based on the high score of content scales, the most prominent content component scales were SOD₁ (84.4%) and TRT₁ (62.5%). Conclusion: The profile of mental disorders among the fifth semester students of the Faculty of Medicine, University of Sam Ratulangi Manado, was generally low. Keywords: Content Scales, students, MMPI-2.   Abstrak: Faktor-faktor stres yang berasal dari aspek akademik maupun non-akademik dapat menimbulkan gangguan mental pada mahasiswa kedokteran, yang berakibat lanjut berupa gangguan perkembangan kognitif dan belajar yang berdampak pada prestasi sekaligus fungsionalitas mereka sebagai dokter nanti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil status mental mahasiswa semester 5 FK Universitas Sam Ratuilangi Manado berdasarkan content scales pada tes kesehatan mental MMPI-2. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan cross-sectional design. Kuesioner MMPI-2 dibagikan pada 100 sampel mahasiswa yang dipilih secara acak. Analisis univariat dilakukan menggunakan program SPSS 20. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden berusia 20 tahun (56%), jenis kelamin perempuan (53%), berasal dari suku dan daerah di luar Sulawesi Utara (66% dan 56%), 2 bersaudara dan anak ke-2 dalam keluarga (38% dan 37%), dengan pekerjaan orang tua terbanyak PNS (46% dan 49%). Semua content scales menunjukkan profil tinggi dengan presentase yang terbesar pada skala SOD (32%) dan WRK (30%). Berdasarkan skor tinggi content scales, content component scales yang paling menonjol ialah SOD₁ (84,4%) dan TRT₁ (62,5%). Simpulan: Profil gangguan mental pada mahasiswa semester 5 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado secara umum rendah. Kata kunci: content scales, mahasiswa, MMPI-2.
TINGKAT DEPRESI PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT DI RUANG RAWAT ESTELLA RSUP PROF. Dr. R. D. KANDOU MANADO Maulyda, Rizky; Elim, Christofel; Kandou, Lisbeth F. J.; Ekawardani, Neni
e-CliniC Vol 3, No 1 (2015): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v3i1.7393

Abstract

Abstract: Depression is a mental disorder characterized by sadness, loss of interest or pleasure, feelings of guilt, sleep disturbed or appetite, feelings of fatigue, and lack of concentration. Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL) becomes the most frequent cancer suffered by children. The diagnosis of cancer results in sense of fear and despair among the patients as well as their families, especially the mothers. Levels of depression among mothers of children with cancer were higher than mothers of children with other chronic diseases or healthy children. This study aimed to determine the level of depression that occured among mothers of children with ALL in Estella RSUP Prof. Dr R. D. Kandou Manado. This was a descriptive study with a cross sectional design. There were 30 respondents who met the inclusion criteria, filled the demographic data questionnaires and the Hamilton Depression Rating Scale (HDRS). The results showed that there were 56.7% mild depression, 26.7% moderate depression, and 10.0% severe depression meanwhile 6.7% have no depression. Conclusion: There was depression among mothers of children with ALL and the highest level of depression was mild depression.Keywords: depression, mother, children, ALL, HDRSAbstrak: Depresi adalah gangguan mental yang ditandai dengan kesedihan, kehilangan minat atau kesenangan, perasaan bersalah, gangguan tidur atau nafsu makan, perasaan kelelahan, dan kurang konsentrasi. Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) menjadi kanker terbanyak yang diderita oleh anak-anak. Diagnosis kanker membuat perasaan takut dan putus asa, baik oleh anak dan juga keluarga mereka terutama ibu. Tingkat depresi pada ibu dengan anak kanker lebih tinggi dibandingkan anak-anak dengan penyakit kronis lain dan anak-anak yang sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat depresi yang terjadi pada ibu yang memiliki anak LLA di Ruang Rawat Estella RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif dengan desain potong lintang. Responden berjumlah 30 orang ibu yang memenuhi kriteria inklusi kemudian melakukan pengisian kuesioner data demografik dan Hamilton Depression Rating Scale (HDRS). Hasil penelitian menunjukkan 56,7% mengalami depresi ringan, 26,7% depresi sedang, dan 10,0% depresi berat, sedangkan 6,7% tidak mengalami depresi. Simpulan: Terdapat depresi pada ibu yang memiliki anak LLA dengan tingkat depresi terbanyak ialah depresi ringan.Kata kunci: depresi, ibu, anak, LLA, HDRS
TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK (PGK) YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO Jangkup, Jhoni Y. K.; Elim, Christofel; Kandou, Lisbeth F. J.
e-CliniC Vol 3, No 1 (2015): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.3.1.2015.7823

Abstract

Abstract : Anxiety is often complained of by patients with Chronic Kidney Disease (CKD) undergoing hemodialysis process. This study aimed to determine the level of anxiety among patients with CKD who underwent hemodialysis in Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado. This was a descriptive study using survey method. Sanples were patients with CKD who underwent hemodialysis and fulfiled the inclusion and exclusion criteria. The results showed that there were 40 respondents. The majority of respondents that experienced anxiety were by the age of 40-60 years (37.5%), males and females were the same (50%), level of education was bachelor in 17 people (42.5%), civil employees 14 people (35%), hemodialysis duration <6 months and >6 months, each consisted of 20 people (50%). Conclusion: CKD patients who underwent hemodialysis <6 month had significant level of severe anxiety compared with patients who underwent hemodialysis > 6 months.Keywords: anxiety, CKD, hemodialysisAbstrak: Kecemasan merupakan salah satu hal yang sering dikeluhkan oleh pasien Penyakit Ginjal Kronik (PGK) yang menjalani proses hemodialisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan pasien PGK yang menjalani hemodialisis di Instalasi Tindakan Khusus Haemodialisis Ruangan Melati BLU. RSUP. Prof. Dr R. D. Kandou Manado. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode survei. Sampel penelitian ialah penderita PGK yang menjalani hemodialisis dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi di Instalasi Tindakan Khusus Haemodialisis Ruangan Melati BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Hasil penelitian memperlihatkan 40 responden. Responden terbanyak mengalami tingkat kecemasan berdasarkan umur 40-60 tahun yaitu 15 orang (37,5%), jenis kelamin sama antara laki-laki dan perempuan yaitu 20 orang (50%), tingkat pendidikan Sarjana 17 orang (42,5%), pekerjaan PNS 14 orang (35%), lamanya menjalani hemodialisis <6 bulan dan >6 bulan, masing-masing 20 orang (50%). Simpulan: Pasien PGK yang menjalani hemodialisis <6 bulan memiliki tingkat kecemasan yang signifikan berat dibandingkan dengan yang menjani hemodialisis >6 bulan.Kata kunci: kecemasan, PGK, hemodialisis