Christoffel Elim
Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PROFIL LANJUT USIA DENGAN DEPRESI YANG TINGGAL DI BALAI PENYANTUNAN LANJUT USIA SENJA CERAH MANADO Ballo, Ivone R; Kaunang, Theresia M D; Munayang, Herdy; Elim, Christoffel
Jurnal Biomedik : JBM Vol 4, No 1 (2012): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.4.1.2012.753

Abstract

Abstract: According to the World Health Organisation, depression is still a serious public health problem. Depression is a mood disorder due to a disturbance in human functions related to sad feelings that can occur in every individual, including the elderly. The purpose of this study was to find out the profile of the elderly living in BPLU Senja Cerah (Senior Citizens Home) Manado who suffered from depression. This was an observational study with a cross-sectional design. Samples were all elderly, living in the BPLU Senja Cerah that were willing and able to become respondents, and fulfiled the inclusive and exclusive criteria, including signing informed consents and not suffering from any chronic diseases, such as strokes or cardiac diseases. The study showed that depression was mostly found at the ages of 61-74 years (25%) and after 1-6 months of staying in BPLU Senja Cerah (21.3%); the occurence of depression was higher in females (29.8% of total respondents); and the most frequent type was mild depression (30.4%). Conclusion: in BPLU Senja Cerah Manado, the respondents who most suffered from depression were in the following categories: the ages of 61-74 years, females, mild types of depression, and having stayed 1-6 months at the center. Keywords: depression, elderly, prevalence of depression  Abstrak: World Health Organization (WHO) mengemukakan bahwa depresi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius. Depresi adalah gangguan mood dimana terganggunya fungsi manusia berkaitan dengan alam dan perasaan yang sedih. Gangguan depresi dapat terjadi pada semua individu, termasuk lanjut usia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi gangguan depresi pada lanjut usia yang tinggal di Balai Penyatunan Lanjut Usia (BPLU) Senja Cerah Manado. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasi dengan deain potong lintang. Sampel penelitian ialah semua lanjut usia yang tinggal di BPLU Senja Cerah Manado yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, antara lain bersedia dan bisa menjadi responden serta menandatangani informed consent, dan tidak menderita penyakit kronik seperti stroke atau gangguan jantung. Depresi paling banyak dialami pada kelompok umur 61-74 tahun (25,5%), telah berdiam di BPLU Senja Cerah selama 1-6 bulan (21,3%), berjenis kelamin perempuan (29,8%), dengan tingkat depresi ringan yang terbanyak (30,4%). Simpulan: pada lanjut usia yang tinggal di Balai Penyatunan Lanjut Usia (BPLU) Senja Cerah Manado depresi ditemukan terbanyak pada usia 61-74 tahun, jenis kelamin perempuan, jenis depresi ringan, dengan masa tinggal 1-6 bulan. Kata kunci : Depresi, lanjut usia, prevalensi depresi
PENGARUH SINDROMA DEPRESI TERHADAP DISFUNGSI EREKSI Hutagalung, Andre; Elim, Christoffel; Munayang, Herdy
JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 1, No 2 (2009): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.1.2.2009.818

Abstract

Abstract: Normal sexual function is a bio-psycho-social process which is significantly related to the quality of life (QOL). Any disturbance in one of the components can be a disaster in sexual life.  Erectile dysfunction is a disability to get an erection or to maintain the erection well enough for a sexual intercourse, which persists or recurs at least three months conse-cutively due to either psychogenic or organic disturbances, or both. Some psychogenic dis-turbances especially depression, anxiety, and relational distress, play some important roles in ED. Besides that, aging, low testoteron level, physical diseases, and some certain medicines have to be included. Key words: erection, erectile dysfunction, sexual stimulus, depression.     Abstract: Fungsi seksual yang normal merupakan suatu proses biopsikososial yang berkaitan langsung dengan kualitas hidup. Adanya gangguan pada salah satu komponen dapat menjadi malapetaka bagi kehidupan seksual. Disfungsi ereksi dapat dedefinisikan sebagai suatu keti-dakmampuan untuk ereksi atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk melakukan hu-bungan seksual yang memuaskan, yang menetap atau berulang paling tidak selama tiga bulan berturut-turut. Gangguan psikogenik khususnya sindroma depresi, ankietas, dan distres relasional berperan penting dalam hal terjadinya disfungsi ereksi. Disamping itu usia lanjut, rendahnya kadar testoteron, penyakit fisik, dan beberapa jenis obat perlu diperhitungkan. Kata kunci: fisiologi ereksi, disfungsi ereksi, stimulus seksual, depresi.
GAMBARAN KADAR LOW DENCITY LIPOPROTEIN (LDL) PADA SISWA-SISWI OVERWEIGHT DAN OBESITAS DI KOTA MANADO Elim, Christoffel; Pangemanan, Damajanty H.C.; Warouw, Sarah; Supit, Siantan; Lindo, Vellisia
JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 4, No 3 (2012): JURNAL BIOMEDIK : JBM Suplemen
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.4.3.2012.1206

Abstract

Abstract: Low-density lipoproteins (LDL) are lipoproteins that carry cholesterol to maintain the functions of cells. One factor that can raise the levels of LDL is obesity. In general, obese people have higher triglycerides stored under the skin (subcutaneous). Triglycerides are the main ingredient for the formation of VLDL in the liver. This study aimed to get an overview of the levels of LDL in overweight and obese students at the Pax Christie and Don Bosco junior high schools in Manado. This was a cross sectional analytic study. Samples involved 30 students meeting the inclusion criteria: age 10-15 years, Body Mass Index (BMI) ?23.0, and willing to be respondents with signed parental informed consents. Results: Samples of obese students were 26 (86.7%) and of overweight students four (13.3%). There were six students (20%) who had LDL higher than normal levels (?130 mg/dL). Conclusion: InManado, there were more obese students than overweight students. Some of the students showed LDL higher than normal levels. Keywords: students, overweight, obesity, LDL.     Abstrak: Lipoprotein densitas rendah merupakan lipoprotein yang mengangkut kolesterol ke sel-sel tubuh yang memerlukannya, dimana bila kadarnya berlebih tentu akan berpengaruh buruk terhadap kesehatan. Salah satu faktor yang dapat meningkatkan kadar LDL adalah obesitas. Orang gemuk umumnya memiliki kadar trigliserida yang tinggi dan disimpan dibawah kulit. Trigliserida ialah komponen utama yang membentuk lipoprotein densitas sangat rendah (VLDL) di organ hati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar LDL pada pelajar tingkat dasar Pax Christie dan Don Bosco Manado yang berat badannya berlebih (overweight) dan yang obesitas. Metode penelitian berupa analisis cross-sectional. Sampel sebanyak 30 pelajar dengan kriteria inklusi: umur 10-15 tahun, Indeks Massa Tubuh (IMT) ?23,0, dan bersedia mengikuti penilitan. Hasil penelitian memperlihatkan jumlah sampel yang obes sebanyak 26 pelajar (86,7%) dan yang overwight empat pelajar (13,3%). Terdapat enam pelajar (20%) dengan LDL melebihi nilai normal (?130 mg/dL). Simpulan: Di Kota Manado, jumlah pelajar yang obes melebihi yang overweight. Beberapa di antaranya memperlihatkan kadar LDL melebihi nilai normal. Kata kunci: pelajar, berat badan berlebih, obesitas, LDL.
Komorbiditas anak gangguan spektrum autisme Warouw, Seriven Y.; Elim, Christoffel; Munayang, Herdy; Ekawardani, Neni
e-CliniC Vol 4, No 2 (2016): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.4.2.2016.14497

Abstract

Abstract: Autism spectrum disorder is a developmental disruption. Its early condition is characterized by delay and deviance in the development of social, communication, and other skills. Someone who has been diagnosed with autism spectrum disorder is easily to encounter other health problems which occur simultaneously, the comorbidity. Comorbidities that usually occur in children with autism spectrum disorder are mental disorders and physical diseases. This study was aimed to identify the comorbidities of children with autism spectrum disorder at autism schools, exceptional schools and disabled children therapy sites in Manado and Tomohon. This was a quantitative study with a cross-sectional design. The results showed that there were 31 parents of children with autism spectrum disorder as respondents. There were 30 children (96.77%) that had comorbidities. Of the 30 children with comorbidities, 7 children had generalized anxiety disorder (22.6%), 9 children had specific phobias (29%), 6 children had bipolar disorders (25.8%), 7 children had ADHD (22.6%), 22 children had allergic diseases (71%), 23 children had gastrointestinal disorders (74.2%), and 4 children had epilepsy (12.9%). Conclusion: In this study, most children with autism spectrum disorder had comorbidities and gastrointestinal disorder was the most frequent comorbidity.Keywords: comorbidity, children, autism spectrum disorder. Abstrak: Gangguan spektrum autisme adalah suatu gangguan perkembangan yang mana kondisi awalnya ditandai dengan keterlambatan dan penyimpangan dalam perkembangan sosial, komunikasi dan keterampilan lainnya. Orang yang didiagnosis dengan gangguan spektrum autisme sangat rentan mengalami masalah kesehatan lain yang terjadi secara bersamaan atau dikenal dengan istilah komorbiditas. Komorbiditas yang sering muncul pada anak gangguan spektrum autisme berupa gangguan mental dan penyakit fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komorbiditas pada anak gangguan spektrum autisme di sekolah khusus autisme, sekolah luar biasa dan tempat terapi anak berkebutuhan khusus di Kota Manado dan Tomohon. Jenis penelitian ialah kuantitatif dengan desain potong lintang terhadap 31 responden yaitu orangtua yang mempunyai anak gangguan spektrum autisme. Dari 31 responden ini didapatkan 30 anak gangguan spektrum autisme (96,77%) mengalami komorbiditas. Dari 30 anak gangguan spektrum autisme yang mengalami komorbiditas didapatkan 7 anak mengalami gangguan cemas menyeluruh (22,6%), 9 anak mengalami fobia spesifik (29%), 6 anak mengalami gangguan obsesif kompulsif (19,4%), 5 anak mengalami gangguan depresif mayor (16,1%), 8 anak mengalami gangguan bipolar (25,8), 7 anak mengalami GPPH (22,6%), 22 anak mengalami alergi (71%), 23 anak mengalami gangguan gastrointestinal (74,2%), dan 4 anak mengalami epilepsi (12,9%). Simpulan: Hampir semua anak gangguan spektrum autisme mengalami komorbiditas dan gangguan gastrointestinal merupakan komorbiditas yang paling sering ditemukan. Kata kunci: komorbiditas, anak, gangguan spektrum autisme.